Semua Bab Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku: Bab 21 - Bab 30
68 Bab
Bab 21. Tendangan Maut
Daripada fokus pada pekerjaan yang telah menumpuk di mejanya, Zerkin justru fokus pada ponsel. Jimm, orang kepercayaannya itu telah melakukan apapun yang Zerkin perintah. Kini Zerkin dapat melihat Diana melalui Cctv yang telah tersambung melalui ponselnya itu. Wanita itu datang dengan tas kerjanya beserta paper bag. Kemudian tanpa perlu waktu lama mulai fokus pada pekerjaan miliknya. Tidak seperti Zerkin yang justru terus mengamati Diana. Setelah setengah jam berlalu, Zerkin melihat Diana yang menoleh ke sana kemari. Kemudian tiba-tiba wanita itu menatap intens pada Cctv yang Jimm pasang. Yang otomatis Zerkin seperti ditatap oleh Diana. Zerkin terkekeh melihat Diana yang tampaknya curiga dengan Cctv itu. "Dia cukup pintar," bisik Zerkin Diana menatap beberapa saat. Sebelum kemudian mengambil paper bag yang di atas meja. Mulai pergi hingga menghilang dari pandangan Zerkin karena Cctv miliknya hanya mampu mengawasi Diana di dalam devisinya saja. "Mau kemana dia?" tanya Zerkin pada d
Baca selengkapnya
Bab 22. Panggil Aku Zerkin
Waktu istirahat telah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Namun beberapa orang masih sibuk dengan komputernya. Termasuk Diana yang saat ini belum bergerak sama sekali dari meja kerjanya. Dia ingin menyelesaikan pekerjaan yang tinggal sedikit lagi sebelum ke kafetaria. Di satu sisi, Kalyani yang sudah menyelesaikan pekerjaan miliknya juga belum berjalan ke kafetaria. Wanita muda itu memilih menunggu Diana sembari memakan coklat yang ia bawa. Kalyani duduk di samping kiri Diana sembari memainkan kursi putar dan mengunyah coklat. Matanya bergerak melihat ke sekeliling danmengamati 6 orang yang masih tersisa di meja mereka. Namun segera, netra coklat itu melotot ketika melihat pria yang paling di hormati di perusahaan ini mulai berjalan mendekat ke ... KE ARAH MEREKA?! Kalyani menggosok matanya berkali-kali. Mengira itu adalah ilusi. Namun kemudian, suara bariton rendah terdengar membuat Kalyani sadar bahwa ini kenyataan. "Diana, bisa kita makan bersama?" Kalyani tersentak, begipula de
Baca selengkapnya
Bab 23. Aku Hanya Menginginkannya
"Semua proyek di Eropa Barat berjalan lancar. Hambatannya hanya ada pada kebijakan baru yang diluncurkan pemerintah tentang pajak. Namun itu tidak akan berpengaruh buruk pada investasi kita. Mr. Winston Nicasion sendiri kemudian menyuruh saya untuk menemani anda melakukan ekspansi di Asia Tenggara." Zerkin sedang melakukan teleconference dengan pengacara perusahaannya yang sekarang sedang berada di Belanda. Namun daripada mendengar ocehan dari Oliver, dirinya justru melamun saja. Membuat Oliver jenggah. "Zerkin! Fokus!" protes Oliver. Zerkin yang mendengar itu akhirnya fokus pada Oliver. Mereka adalah teman semenjak sekolah menengah. Maka dari itu, Oliver sudah menjadi orang yang dipercayakan Winston Nicasion untuk menjaga anaknya yang terkadang tidak bisa di atur. Sebenarnya bukan terkadang, namun selalu."Aku ingin meniduri seseorang." Balasan dari Zerkin membuat Oliver menjedotkan kepalanya sendiri di meja. Jika saja Oliver berada di samping Zerkin, dirinya pasti sudah memukul k
Baca selengkapnya
Bab 24. Tragedi Kafetaria
"Diana, aku minta rekap data keuangan dari bulan lalu sampai tahun kemarin yaa. Aku tunggu maximal hari jum'at." "Baik, Bu." Setelah mendengar permintaan dari senior yang kisaran umur 30 tahunan itu, Diana kembali fokus pada komputer di depannya. Hari ketiga dirinya bekerja berjalan lancar. Ya, walau tidak terlalu lancar. Namun setidaknya dengan bekerja Diana lebih jarang sedih lagi. Ketika di rumah dulu dirinya hanya berdiam diri karena bingung akan melakukan apa. Sarah pun tidak bisa ia minta untuk menemaninya karena wanita itu bekerja. Dan Edwin, sejak kejadian pencekikan itu suaminya tidak pernah berbicara lagi dengan Diana. Ketika Diana menawarkan sesuatu lelaki itu hanya mengangguk atau menggeleng. Rumah sepi. Namun positifnya tidak ada pertengkaran di antara mereka. "Kak, ayo makan." Kalyani datang menghampirinya. "Tunggu sebentar lagi ya, aku simpan dulu dokumenku," jawab Diana kemudian mulai menyimpan dokumen yang tadi dirinya kerjakan. Dirinya menyimpan sesuai dengan tan
Baca selengkapnya
Bab 25. Aku Sudah Punya Suami!
Ketukan pintu membuat fokus Andrew teralih. Tidak lama setelah itu, pintu terbuka dan terlihatlah Kalyani dengan muka kusutnya. Segera wanita muda itu mendudukkan tubuhnya di kursi depan Andrew. "Berapa lama aku akan lembur?" tanyanya kepada Andrew sembari menompang kepalanya. Andrew menggelengkan kepalanya sembari menahan senyum. Awalnya dia benar-benar kaget ketika mendapatkan pesan dari Mr. Nicasion. Dirinya kira karirnya berakhir saat itu juga. Ternyata eh ternyata, Mr. Nicasion memintanya (Baca : memaksa) Andrew untuk membuat Kalyani lembur. Andrew tentu saja bingung, masalahnya semua pekerjaan miliknya tidak ada yang perlu dibantu hingga harus membuat lembur. Namun tentu saja dirinya tidak bisa menolak permintaan atasannya. Jadi Andrew membuat alasan lain. Hingga akhirnya wanita ini sekarang berada di ruangannya padahal waktu pulang tinggal beberapa menit lagi. "Tidak usah lembur. Setelah Mr. Nicasion pergi bersama istri orang. Kita bisa pulang," ucap Andrew tidak sopan. Tent
Baca selengkapnya
Bab 26. Dia Tidak Peduli
Canggung. Namun sepertinya hanya Diana yang merasakan hal seperti itu. Karena Zerkin justru menikmati perjalanan mereka berdua. Bagaimana Diana tidak menjadi canggung. Tiba-tiba saja ada yang mengatakan bahwa dia menyukainya, tidak memperdulikan status dirinya yang sudah menikah. Terlebih mengecup punggung tangannya. Tidak boleh, Diana tidak boleh terlena. Setelah 30 menit yang terasa selamanya untuk Diana, akhirnya mereka berdua sampai di Apartemen Diana. Diana segera melepas seat belt miliknya dan mengambil tas yang dia bawa. "Terima kasih," ucap Diana untuk menghargai Zerkin. "Segera masuk, sebentar lagi hujan." Diana mengangguk. Segera membuka pintu dan menutupnya dengan sangat perlahan. Ingat, jika rusak Diana tidak akan bisa menggantinya. Setelah Diana keluar, mobil milik Zerkin tidak segera pergi. membuat Diana mengerutkan kening bingung. Melihat itu Zerkin membuka mulutnya. "Masuk saja. Aku hanya mengawasimu sampai lobi," ujarnya. Ya, sepertinya Zerkin tidak terlalu b
Baca selengkapnya
Bab 27. Keributan di Pagi Hari
Marley yang baru saja keluar dari lobi apartemennya melebarkan mata sat melihat mobil hitam yang sangat familiar di matanya. Dengan segera, wanita itu berjalan mendekat. Dan saat jendela mobil terbuka, Marley tidak dapat menahan senyum miliknya."Mas Edwin?" tanya Marley tidak percaya. Segera dia masuk ke dalam mobil dan duduk di samping kekasihnya. Sejak Diana masuk ke kantor mereka, Edwin tidak pernah menjemputnya lagi. Alasannya tentu saja takut Diana tahu. Padahal Markley ingin sekali memberitahu wanita itu agar Diana mengerti tempatnya dan pisah dari Edwin. "Kaget gitu. Nggak suka aku jemput?" Marley mendengus mendengar pertanyaan dengan nada main-main dari Edwin. "Kenapa tiba-tiba jemput aku? Nggak takut istri tersayangmu tahu?" sinis Marley sembari memasang seat belt miliknya. "Dia ternyata tahu aku berhubungan lagi sama kamu," jelas Edwin. Mulai menyalakan mobilnya dan menuju perusahaan yang jaraknya tidak jauh. "Tandanya sekarang aku nggak perlu nahan diri lagi dong?" uj
Baca selengkapnya
Bab 28. Terusik
"Kalyani, mengapa mereka semua terus melihatku sembari berbisik-bisik?" Diana dan Kalyani baru saja selesai makan di kafetaria. Dan Diana bersyukur Zerkin tidak kembali hadir mengusiknya. Namun walau Zerkin tidak ada, Diana sepertinya tidak bisa hidup tenang ketika semua orang secara terang-terangan menatapnya. Dan bahkan ada yang menunjuknya walau dengan gerakan kepala. "Tadi pagi ada keributan kak Diana. Kak Marley ribut sama orang devisi pengembangan. Terus itu perempuan teriak ke semua orang kalau Marley itu pelakor. Dan bilang kalau Mr. Edwin sudah beristri," ujar Kalyani menjelaskan. Dirinya sangat bersyukur sempat melihat keributan itu. Sedikit membuat hidupnya yang sangat biasa saja berwarna. Hei, jangan salahkan Kalyani. Dia hanya wanita penyuka drama.Diana yang mendengar itu menatap Kalyani dengan tidak percaya, "Lalu, apa yang terjadi selanjutnya?" "Kalau aku tebak ya, hampir aja mereka jambak-jambakan. Soalnya kak Marley udah kelihatan kaya banteng merah yang siap meny
Baca selengkapnya
Bab 29. Nafsu bukan Cinta
Zerkin hendak memarahi seseorang yang dengan seenaknya masuk ke dalam ruangannya. Namun saat melihat wajah yang sangat dirinya kenal, amarahnya surut. "Sambutan itu sangat cocok untukmu, Oliver." Oliver mendengus. Kemudian mengambil kertas yang baru saja Zerkin buang. Membuka benda kusut itu. "Siapa ini? Lumayan wajahnya," ujar Oliver saat melihat foto Edwin. Setelahnya Oliver meremas kembali foto itu. Kemudian dirinya lemparkan ke arah Zerkin yang ditangkap oleh tangannya sebelum mengenai muka. "Dilihat dari manapun. Wajahku 100 kali lebih baik," balas Zerkin. Kembali membuang foto Edwin ke arah Oliver. Yang lelaki itu tangkap kemudian lemparkan kembali ke arah Zerkin. Begitu seterusnya hingga lima kali. Akhirnya Oliver menyerah dan memilih mengantongi sampah itu. "Sialan kau Zerkin. Tidak pernah mau mengalah," sebal Oliver kemudian segera melangkah ke kursi depan Zerkin. Mendudukkan tubuh lelahnya yang hampir 14 jam terjebak di pesawat. "Kalah bukan gayaku. Apapun yang aku mau
Baca selengkapnya
Bab 30. Mari Bercinta. Di Sini, Apartemenmu
Diana baru saja mengirimkan pesan kepada Edwin bahwa di akan lembur. Walau Edwin jelas saja tidak peduli dengan itu, Diana tetap memberi kabar. Sudah seperti kebiasaan untuknya agar selalu memberikan kabar kepada Edwin sejak mereka berkuliah. Diana kembali fokus mengerjakan pekerjaannya. Data keuangan perusahaan yang seniornya minta beberapa hari lalu. Karena terlalu fokus pada komputernya, Diana sampai tidak sadar bahwa seseorang masuk ke divisi miliknya. Dan kemudian saat mendengar kursi yang sepeti di tarik seseorang, Diana menoleh dengan kaget. Takut bahwa itu adalah hantu. Namun saat matanya menangkap siapa itu, Diana memutuskan bahwa lebih baik hantu saja. "Halo, Diana." Suara berat menyapanya. Zerkin, orang yang paling tidak Diana harapnya. "Mr. Zerkin, mengapa anda ke sini?" tanya Diana setelah Zerkin duduk bersebelahan dengannya. Yang membuat Diana bernafas lega saat lelaki itu tidak terlalu dekat. Suasasa sepi. Diana cukup takut hanya berdua saja dengan Zerkin. "Aku in
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status