Lahat ng Kabanata ng Asisten Tersayang Detektif Tampan: Kabanata 11 - Kabanata 20
99 Kabanata
11. Perasaannya Kepadaku
Keesokan harinya ...Leina terbangun pagi-pagi buta karena mendengar suara tangisan bayi. Dia baru ingat kalau sekarang di rumah mereka ada anak yang harus diurus.Anak perempuan itu tidur di kamar Arsen. Tangisannya yang makin menggila membuat Leina khawatir.Wanita itu pun turun ranjang, dan keluar kamar. Dia berjalan menghampiri kamar tidur Arsen yang hanya terpisah dua ruangan kosong dari kamarnya.Dia mengetuk pintu. "Arsen? Vera menangis itu— periksa popoknya!“Tidak ada jawaban, kecuali tangisan bayi saja."Aku masuk!" Leina membuka pintu kamar itu, lalu melihat di ranjang cuma ada bayi, sementara Arsen tidak ada di manapun. "Arsen!"Dia mendekati bayi itu, lalu memeriksa popoknya— dan ternyata memang sudah penuh.”Kemana dia itu!“ Leina jengkel. Dia menggendong bayi tersebut, lalu pergi ke kamar mandi untuk mengganti popok. "Teganya meninggalkan bayi sendiri di kamar!"Namun, tangisan bayi perempuan itu tidak berhenti juga meskipun popoknya sudah kering lagi. "UWAAH~ UWAAH~~”
Magbasa pa
12. Klien Misterius
Nicholas.Itulah nama pria yang merupakan CEO perusahaan makanan beku, calon klien. Dia tengah duduk di sofa tepat di berseberangan meja dengan Arsen.Mereka duduk berhadapan, jadi bisa saling memperhatikan. Ketika bertemu calon klien, Arsen selalu memperhatikan gerak-geriknya.Dan, yang paling penting untuk diperhatikan adalah pandangan mata. Orang yang sedang berbohong, pasti ketahuan lewat situ."Tolong." Nicholas menyudahi penjelasannya sambil menyerahkan sebuah foto wanita muda di atas meja. "Ini foto wanita itu, Miranda. Saya hanya punya fotonya dua tahunan yang lalu."Miranda?Leina teringat nama dari bayi yang dititipkan di rumah mereka. Bukankah tertulis di surat kalau namanya Miranda?Wanita itu sedari tadi berdiri di sebelah sofa tempat Arsen duduk sambil memeluk nampan. Kopi dan teh sudah disajikan di atas meja untuk Arsen dan tamu mereka.Arsen menatap foto itu. "Anda ini kami mencari wanita ini diam-diam agar tak menimbulkan skandal?""Iya, sebisa mungkin jangan sampai s
Magbasa pa
13. Hubungan Dekat dengan Serena
Arsen menjemput Serena di rumahnya. Dia sudah memastikan kalau Leina tidak mungkin bisa memata-matainya sekarang. Iya, wanita itu sibuk dengan baby Vera di rumah. Jadi, dia bisa tenang.Serena masuk ke dalam mobilnya. Penampilannya begitu anggun dengan balutan gaun malam berwarna hitam. Elegan mempesona sekaligus seksi. Aura wanita dewasa terpancar kuat dari dirinya.Baik Serena ataupun Arsen tidak berbicara selama di perjalanan. Mereka fokus ke depan, hingga pada akhirnya sampai di lokasi tujuan.Sebuah gedung yang menjadi acara amal berlangsung. Arsen memarkirkan mobilnya di parkiran depan gedung, lalu keluar lebih dahulu."Johann, pemilik kantor berita Dai-News, penyelanggara acara amal ini 'kan?" Arsen memandangi gedung tinggi itu. Banyak sekali orang penting berpakaian formal masuk ke dalamnya.Serena baru keluar dari mobil. Dia tersenyum mendengar ucapan Arsen. "Cepat sekali kamu dapat informasi.""Aku harus tahu kemana aku diajak ... mengingat kamu selalu memanfaatkanku," balas
Magbasa pa
14. Membantu Serena
Arsen selalu bersikap tidak peduli. Tetapi, dia sebenarnya selalu mengawasi kondisi sekitar. Sejak Serena pergi bersama pria bernama Johann, dia berkeliling untuk melihat keadaan.Dia pergi keluar gedung, dan tak sengaja menguping pembicaraan dari seorang pria penjaga dengan seorang wanita muda di area parkiran. Serena menyamar menjadi wanita itu, seorang wanita panggilan."Ini mustahil, wanita bernama Tamara harusnya sudah ada bersama Pak Johann sekarang," kata si pria penjaga.Wanita berpakaian seksi itu keheranan. Dia menjawab, "Tapi, aku diminta datang setengah jam setelah acara amal selesai.""Siapa yang menyuruh?""Pak Johann.""Tunggu sebentar di sini, ada yang tidak beres." Penjaga itu menyadari kalau wanita panggilan yang pertama adalah palsu. Dia segera pergi menuju ke belakang gedung.Arsen diam-diam berlari mengikutinya. Dia mengawasi sekitar, dan tepat ketika sudah sampai di belakang pintu belakang— dia menyentuh pundak orang itu."Apa?" Penjaga itu terperanjat, lalu berb
Magbasa pa
15. Perasaan Cinta
Arsen dan Serena terpaksa menginap di satu kamar hotel. Bukan tanpa alasan, memang tidak ada kamar yang tersedia kecuali itu.Arsen tidak berencana tidur. Dia memilih berdiri di dekat jendela, memandangi jalanan ramai dari lantai lima belas itu, sambil menikmati segelas wine.Mendadak, dia kepikiran Leina dan Baby Vera, apakah mereka baik-baik saja? Tetapi, jika alarm rumah yang tersambung di ponselnya tidak berbunyi, maka berarti tidak ada masalah."Memikirkan Leina?" Serena menghampirinya.Arsen enggan menjawab itu. Dia mengotak-atik ponselnya, dan mengirim beberapa berkas rekaman serta potret bukti yang dia dapat dari Tamara tadi.Dia berkata, "aku sudah kirim beberapa bukti aliran dari acara amal pria itu ke e-mail kamu."Serena membuka pesan elektronik tersebut. Dia terkejut melihat potret bukti-bukti transfer dana ke rumah bordir. "Oh, kamu dapat ini? Darimana?""Dari wanita panggilan yang seharusnya bersama pria itu tadi.""Wah, kamu benar-benar hebat, Arsen.""Aku bosan diam t
Magbasa pa
16. Asisten atau Pembantu?
Leina lelah dengan kegiatan barunya, mengurus bayi perempuan bernama Vera itu. Dia berharap Miranda segera ditemukan sehingga tak harus melalui ini.Tetapi, meskipun demikian, dia selalu tersenyum ketika Baby Vera sudah anteng. Dia terpesona dengan kelucuan wajah anak itu.Dia mendudukkan anak itu di atas sofa panjang ruang tengah. Lalu, mulai menyuapinya bubur.Baby Vera terlihat anteng memainkan boneka kelinci kecil. Dia juga tidak rewel disuapi oleh Leina.Arsen terlihat turun dari lantai atas sambil menguap. Dia baru saja bangun. Rambut poni di keningnya berantakan sekali, tetapi itu malah membuat dirinya tampak seksi."Leina, buatkan kopi ..." pintanya dengan nada malas."Buat saja sendiri, tidak lihat aku sedang mengurus bayimu?"Arsen menghempaskan dirinya di sofa lain, tepat berhadapan dengan Leina dan Baby Vera. Kelopak matanya tampak setengah terbuka, kelihatan sekali kalau malas bangun.Dia berpendapat, "bayi itu sudah akrab denganmu, ya?"Leina tersenyum bangga. Dia berkat
Magbasa pa
17. Cinderella di Pesta (a)
Tidak ada yang bisa dilakukan Leina. Dia sadar kalau tidak mungkin membuat Arsen berubah pikiran.Seharian, Arsen menyibukkan diri di kantor maupun di kamarnya. Dia hanya keluar ketika makan saja, itupun tidak mengatakan apapun kepada Leina.Hingga malam itu pun tiba. Arsen sudah bersiap menggunakan pakaian semi formal, setelan jas hitam dengan dasi kupu-kupu. Dia menyisir poni rambutnya ke samping sehingga membuat aura ketampanannya semakin kentara. Leina dibuat tertegun melihat pria itu. Tetapi, dia sadar— apapun wujud Arsen, entah saat baru bangun tidur, saat bermalas-malasan, ataupun saat rapi begini itu tetaplah tampan. "Hati-hati," ucap Leina di ambang pintu keluar, membiarkan pria itu pergi naik mobil yang terparkir di samping trotoar depan.Baru setelah itu, dia masuk lagi ke dalam, naik ke lantai dua di mana terdapat ruang tengah. Di situ, sudah ada Hans yang tampak duduk di sofa panjang. Dia bermain dengan Baby Vera yang ada di pangkuannya."Hans, kamu mau makan apa? Aku
Magbasa pa
18. Cinderella di Pesta (b)
Cinderella telah datang ke pesta.Leina akhirnya sadar menjadi pusat perhatian. Tetapi, dia menjadi gelisah, tidak percaya diri— mengira kalau mungkin riasannya tak bagus atau semacamnya."Kenapa mereka melihatku? Apa riasanku aneh? Tapi, aku yakin sudah meniru apa yang dicontohkan youtube," gumamnya lirih.Tetapi, dia mencoba untuk tidak peduli. Tujuannya ke sini adalah mencari Arsen. Dia ingin memastikan pria itu fokus pada pekerjaan atau malah bersenang-senang sendiri.Setelah beberapa menit kemudian, di antara banyaknya orang, dia menemukan sosok Arsen yang berbincang dengan wanita asing di samping meja hidangan. Keduanya terlihat begitu akrab— dan ini membuat Leina terdiam seketika."Aku tahu, pasti Arsen mencari informasi dari para wanita— dia selalu begini." Leina mencoba tidak cemburu. Selama ini, dia tahu kalau Arsen mendekati wanita asing, mengajaknya mengobrol— semua demi mendapatan informasi lebih cepat.Akan tetapi, tentu saja sebagai wanita yang mencintainya, Leina teta
Magbasa pa
19. Malam Bersama Arsen (a)
Leina duduk diam di kursi taman depan gedung. Sendirian dalam kondisi suasana yang agak remang.Iya, hanya ada dua lampu taman yang menyala— akibatnya, pencahayaan tak terlalu terang.Arsen dengan mudah menemukan wanita itu. Dia mendekatinya lalu menyerahkan japitan yang jatuh tadi. "Ini japit kamu jatuh."Tanpa menole, Leina dengan kasar menepis tangan pria itu, membuat japitannya jatuh ke atas rerumputan.Arsen memungutnya, lalu dimasukkan ke dalam kantong celana. Dia lantas duduk di samping Leina."Aku tidak akan meminta maaf karena kamu salah, Leina," katanya.Leina meliriknya. "Kamu kira aku mau minta maaf?""Kamu itu selalu saja keras kepala. Siapa yang memberikanmu ijin keluar rumah? AKu sudah menyuruhmu di rumah— dan apa-apaan kamu ini, memakai gaun seperti ini?" "Memangnya kenapa? Ini gaun untuk ke pesta— apa aku salah memakainya?""Terlalu seksi. Kamu harusnya tidak menggunakan pakaian yang ketat seperti itu. Kamu hanya akan menarik perhatian pria hidung belang— seperti bar
Magbasa pa
20. Malam Bersama Arsen (b)
Leina begitu bahagia diajak jalan-jalan oleh Arsen. Dia mungkin berkata tidak seperti wanita lain yang langsung takluk saat mendapat perlakuan lembut, tapi kenyataannya dia mudah takluk.Cintanya terhadap Arsen sangat besar, melebihi apapun di dunia ini. Seluruh keluarganya sudah tiada, hanya pria itu kini yang tersisa. Perasaan cintanya semakin bertambah kala mendengar pengakuannya tadi.Iya, Arsen mengaku sendiri kalau peduli padanya dan tak ingin ia dalam bahaya. Itu artinya ia adalah orang yang istimewa, bukan?Leina tak bisa menyembunyikan senyum bahagianya. Akhirnya, dia bisa membuat Arsen melihatnya sebagai wanita dewasa.Dia tak sedikit pun melonggarkan pelukannya di lengan pria itu malam ini. Tak ada perasaan malu meski berjalan-jalan di trotoar— dimana banyak orang asing yang juga melintas.Mereka menjadi pusat perhatian, dan itu wajar saja. Bukan hanya karena paras keduanya yang sangat menawan. Leina yang bagaikan model kelas atas, Arsen pun seperti putra raja. Semua orang
Magbasa pa
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status