All Chapters of Asisten Tersayang Detektif Tampan: Chapter 21 - Chapter 30
99 Chapters
21. Berciuman?
Arsen sungguh mengajak Leina pergi ke hotel terdekat. Lokasinya hanya berjarak dua ratusan meter dari kedai es krim.Leina menjadi gugup. Dia dibuat tidak tenang sekaligus senang. Padahal banyak hotel di sekitar, tapi Arsen memilih hotel berbintang lima. Apa ini artinya malam mereka akan menjadi sangat istimewa?Pemikiran Leina menjadi tidak karuhan. Dia tidak mau kalau mereka bertindak lebih jauh. Dia cuma ingin menghabiskan malam berdua saja— entah itu dengan berdansa atau nonton film romantis di kamar hotel.Begitu sampai di dalam kamar hotel mereka, wanita itu semakin tegang.Arsen melepaskan jasnya, lalu disampirkan ke pinggiran ranjang. Setelah itu, dia melepas dasi kupu-kupunya sehingga lehernya lebih longgar.Dia menoleh pada Leina yang mendadak diam seperti patung. "Ada apa? Takut berduaan denganku di kamar hotel?""Takut?""Sekarang tidak ada alasan untuk menolak, Nona Leina— kamu sendiri yang meminta ini 'kan?"Leina meneguk ludah. Apa Arsen serius ingin tidur dengannya di r
Read more
22. Ditinggal di Kamar Hotel?
Leina tidak menemukan Arsen di manapun. Dia lelah sendiri, dan akhirnya memilih kembali ke kamar hotel— kemudian tidur.Sementara itu, Arsen bisa bernapas lega akibat lepas dari pengawasan Leina. Dia sudah memastikan kalau kawasan hotel itu aman, jadi dia bisa meninggalkannya sementara di situ.Saat ini, dia membawa Miranda masuk ke dalam mobilnya. Jam tangannya sudah menunjukkan pukul satu dini hari.Suasana lokasi parkir gedung tempat perayaan ulang tahun pengusaha sudah semakin sepi. Wajar karena pesta telah usai— hanya ada petugas jaga dan kebersihan saja yang membereskan sisa pesta.Meski demikian, masih banyak mobil yang terparkir di sekitar mobil Arsen."Ngomong-ngomong, siapa orang berbahaya yang tidak bisa kamu kalahkan? Aku penasaran. Orang sepertimu punya musuh yang tak terkalahkan? Rasanya mustahil.“ Miranda masih penasaran.Arsen bingung harus menjawab apa. “Bukan apa-apa, yang penting kita sudah aman. Aku takut kamu jadi sasaran amukan nanti.”"Amukan?“"Iya."Miranda be
Read more
23. Diculik?
Leina menjelajahi area parkiran basement, mencari tempat yang dimaksud oleh pegawai hotel tadi. Dia diliputi perasaan kesal sekaligus kecewa.Kenapa Arsen meninggalkannya semalaman? Apa pria itu tidak betah bersamanya untuk semalam saja dalam satu ruangan?Apa pria itu cuma ingin bersama wanita seksi yang mau ditiduri?Yang benar saja!Leina tidak terima. Dia takkan menyerahkan tubuhnya pada pria yang bahkan tidak menyatakan cinta. Kemarahan dalam dirinya perlahan mendidih.Kenapa pria itu betah kalau bersama Serena, tapi tidak dengannya? Apa karena Serena selalu pintar dalam hal merayu? Berkata-kata seksi nan kotor?Apa itu yang diinginkan Arsen? Apa pria itu benar-benar suka dengan wanita agresif seperti itu?Tetapi, Leina sadar— dia sangat awam dengan hal semacam itu. Lagipula, dia memiliki gengsi dan harga diri yang tinggi. Sebelum Arsen mengatakan cinta, dia bertekad takkan membiarkannya disentuh."Aku yakin Arsen memang menyukai wanita seperti itu! Tapi, aku tidak seperti Serena
Read more
24. Siapa Sebenarnya Arsenio?
Leina diculik.Inilah yang menjadi ketakutan Arsen sejak membiarkan Leina tinggal dengannya. Bagaimana kalau mungkin musuhnya di masa lalu tahu Leina itu orang terpenting baginya?Pikirannya menjadi tidak tenang semenjak pulang dari hotel. Dia tak pernah segelisah itu. Rasanya seperti setengah jiwa terenggut— dia takkan bisa tenang sebelum mendapatkannya lagi.Dia masuk ke dalam ruang khusus senjata yang ada di samping kamar tidurnya. Jarang sekali tempat itu masuki, hanya ketika situasi mendesak saja. Iya, itu karena tempat itu dipenuhi oleh rak-rak yang berisi berbagai jenis senjata api, granat, alat-alat pertahanan diri lain. Sebagai detektif swasta yang tak jarang diminta menangani kasus berat yang melibatkan geng kriminal, memiliki semua senjata itu adalah hal yang wajar. Meskipun begitu— tentu saja semua harus tetap tersembunyi dari pihak kepolisian karena termasuk illegal.Arsen sudah menggunakan rompi anti peluru. Dia hanya membawa satu senjata api revolver, lalu beberapa p
Read more
25. Menyelamatkan Asisten Tersayang
"CEPAT LEMPAR SENJATAMU!" Teriak sang pimpinan penculik keras. Lalu, dia menodongkan pistolnya ke dahi Leina, dan mengancam, "... atau wanita ini akan mati sekarang juga."Leina sama sekali tidak takut dengan pistol di kepalanya. Malahan, dia tetap fokus pada para penculik ini yang sudah siap menembak Arsen.Dia berteriak, "jangan Arsen! Sudahlah, kamu pergi saja! Aku mohon! Orang-orang ini berbahaya!" Tanpa mengatakan apapun, Arsen melempar senjata api di tangannya. Dia melakukan itu tanpa ragu sedikitpun. Selain itu, tidak ada rasa takut tergambar di wajahnya."Bagus sekali, Tuan Detektif ... atau harus kupanggil ... Ouro." Pimpinan penculik itu merendahkan suaranya saat menyebut nama Ouro.Mendengar itu, mimik wajah Arsen menjadi serius— tapi tatapan matanya diselimuti kepedihan.Leina tidak mengerti. Kenapa dia memasang wajah begitu? Apa maksudnya Ouro?"Arsen ..." Hatinya mendadak terasa sesak, perasaan sedih itu seakan terhubung dengannya.Pimpinan penculik itu menjadi tegang.
Read more
26. Kekecewaan Leina
Arsen tetap menggendong Leina begitu keluar mobil, dan masuk ke dalam rumah. Dia sangat perhatian sampai membuat wanita itu tak bisa berkata-kata."Arsen, aku bisa jalan sendiri, kok." Leina sudah sangat malu, terlihat dari merah-merah di pipi."Sudah diam." Arsen menendang pintu kamar Leina sampai terbuka, lalu segera membaringkan wanita itu di atas ranjang. "Kamu berbaring dulu— aku ambilkan minum.""Aku beneran tidak apa-apa, bukannya kita masih ada urusan? Kasus dengan klien kita bagaimana? Miranda kemana?""Aku bilang berbaring ya berbaring— bagiku, kamu itu yang terpenting."Mendengar itu, hati Leina terasa berbunga-bunga. Apa ini artinya Arsen sungguh menganggapnya sangat penting? Dia adalah orang tercintanya?Arsen pergi keluar sebentar untuk mengambil segelas air. Tetapi, tentu bukan itu saja rencananya. Selalu ada alasan kenapa dia berbuat baik dan perhatian kepada Leina— itu demi menenangkannya.Dia sengaja mencampurkan obat tidur ke dalam segelas air yang dibawa. Baru kemu
Read more
27. Sebagai Adik?
Leina masih memikirkan banyak hal. Tentang perasaan Arsen, kemudian tentang para penculik itu, dan sebutan Ouro waktu itu— apa maksudnya?Dia masih marah kepada Arsen, jadi malas bicara dengannya. Meskipun begitu, dia tetap peduli pada pria itu.Keesokan harinya, dia menyiapkan sarapan di meja seperti biasa serta kopi kesukaan Arsen.Arsen turun dari anak tangga, menuju ke ruang makan akibat tergoda dengan aroma masakan pagi ini. Kepalanya masih sakit akibat alkohol kemarin.Selain itu, dia juga kepikiran Leina. Namun, alih-alih membahas masalah kemarin, dia bertingkah seolah tidak terjadi apapun.Dia melihat Leina membersihkan meja dapur. "Oh, kamu masak banyak hari ini? Apa suasana hatimu sudah membaik?“Mendengar suara Arsen, Leina melepaskan celemeknya. Kemudian, dia segera pergi tanpa menoleh sedikitpun."Hei? Mau ke mana? Kamu tidak sarapan?” Arsen bertanya.Leina berhenti sejenak. "Aku mau pergi belanja. Aku sudah makan tadi. Kamu makan saja sendiri. Kamu lebih suka sendirian '
Read more
28. Sikap Leina
Hans merasa puas setelah memukul wajah Arsen sekali. Dia tersenyum melihat pria itu yang kelihatan masih sedih."Dia mencintaimu selama tiga tahun— dan sikapmu masih seperti ini? Kamu tidak memberinya jawaban, Arsen," omelnya.Tida ada jawaban dari Arsen.Hans mengangguk paham. "Jujur saja dulu aku paham kenapa kamu selalu bersikap dingin ke Leina, kamu tidak mau dia masuk ke dalam dunia kita ini."Tidak ada jawaban."Tapi, ini sudah bertahun-tahun. Dulu Leina masih baru lulus SMA, sekarang dia sudah dewasa, Bodoh. Jika kamu memang tidak mencintainya, lepaskan dia— berikan jawabanmu padanya, tolak dia, jangan beri harapan."Tidak ada jawaban. Mimik wajah Arsen berubah tak suka mendengar ucapan Hans. Dia mengalihkan pandangan ke luar jendela lagi. Area bekas tinju di sekitar hidung tampak memerah.Hans menghela napas panjang lagi. Dia kadang muak dengan sikap Arsen yang terlalu tertutup. Dia mengomel, "kamu tidak mau melepaskan Leina karena mencintainya, tapi kamu juga tidak mau membe
Read more
29. Situasi Canggung
Usai menghabiskan sarapan, Leina buru-buru berdiri dan berkata pada Arsen. "Aku akan bereskan ini, kamu cepat temui saja tamu kamu. Aku akan buatkan minum sebentar lagi."Dia tidak menunggu jawaban dan langsung sibuk sendiri membawa piring dan gelas kotor ke wasafel meja dapur. Sangat kelihatan kalau dia enggan menatap Arsen.Arsen sadar diri kalau diusir. Daripada membuat situasi makin tegang, dia memilih pergi ke ruang tengah. Berada di sekitar Leina membuatnya sesak napas sekarang.Di ruang tengah, Serena dan Miranda duduk di sofa panjang. Di pelukan Miranda telah tertidur Baby Vera. Mereka sedang menonton acara televisi pagi— berita lokal yang menayangkan deretan pembunuhan berantai."Sebaiknya sampai dokumen paspormu selesai diurus, kamu sementara tinggal di rumahku saja, Miranda. Pembunuh berantai itu belum tertangkap," kata Serena yang seksama mendengarkan presenter berita.Miranda tampak serius. "Agak ngeri juga, sih. Tapi, aku tidak mau merepotkanmu."Arsen mendekati mereka.
Read more
30. Menghadapi Playboy Lagi
Leina membukakan pintu.Liam segera masuk dengan mata yang penuh pancaran kebahagiaan. Sudah lama sejak dia terakhir bertemu wanita itu. Yang lebih membahagiakannya lagi, dia celingukan— dan tidak menemukan Arsen. Tidak ada detektif itu, maka ada kesempatan menggoda Leina.Leina berkata, "Arsen sedang bicara dengan kakakmu di lantai dua. Kalau mau ketemu temui saja sekarang.""Tidak, tidak, justru bagus kalau tidak ada dia." Mimik wajah Leina berubah waspada. Setiap kali berada dekat dengan pria playboy ini, dia merasa harus ekstra hati-hati."Jadi, mau apa? Kamu sampai tidak bekerja dan ke sini bukan untuk basa-basi 'kan?" Dia bertanya."Aku cuti kerja, Leina. Aku sedang cedera otot bahu, tidak bisa banyak bergerak juga.""Hmm, kamu kelihatannya baik-baik saja.""Apa, sih? Kamu tidak percaya padaku? Untuk apa juga aku bohong sama kamu?""Jadi, kenapa ke sini?""Kamu tidak mau memberiku minuman dulu atau bagaimana? Masa tamu dibiarkan saja begini?" "Kamu itu bukan tamu, untuk apa ju
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status