All Chapters of Asisten Tersayang Detektif Tampan: Chapter 41 - Chapter 50
99 Chapters
41. Melepaskan Leina?
Leina tidak tahu kalau dirinya sedang dibawa menemui teman Hans yang ahli dalam dunia hipnotis. Alhasil, dia sama sekali tak sadar kalau sedang menjalani terapi untuk menghilangkan efek hipnotis dalam dirinya.Wanita itu kemudian dibiarkan tidur di atas sofa panjang. Arsen hanya melihat dengan tatapan sedih."Bagaimana?" Pria itu bertanya.Si ahli hipnotis, seorang wanita berusia tiga puluh tahunan, menatapnya sekilas, lalu kembali melihat tubuh Leina yang terbaring di sofa. "Tenang saja, sudah aku urus. Ini jenis hipnotis yang serius, Leina harusnya bertemu dengan orang ini sekali.""Apa kamu bisa dapat informasi pelaku yang melakukan hipnotis?""Tidak terlalu spesifik, ingatan Leina tentang pelaku itu masih buram.""Ya sudah, tidak apa.""Tapi, jangan khawatir, Arsen, efek hipnotisnya sudah kuhapus. Leina tidak akan terpengaruh lagi jika mendengar kata kunci dari suara pelaku.""Aku sudah curiga sejak awal. Dia tidak ingat apapun setelah menerima panggilan telepon asing. Jadi, pasti
Read more
42. Kemarahan Serena
Dengan menggunakan taksi, Leina pulang sendirian ke rumah. Sepanjang perjalanan, perasaannya tidak enak. Entah mengapa— dia seolah akan menjauh dari Arsen.Dia mengenang sejak awal bertemu dengan Arsen. Karena hal tersebut, bibirnya menyunggingkan senyuman manis. Meskipun pria itu sangat menyebalkan, tetap saja— dia begitu baik.Tiga tahun yang lalu, ketika dia baru lulus SMA, dia mendapat kabar kematian sang ayah akibat kecelakaan mobil. Dia tak punya sanak keluarga lain, tak punya kerabat dekat.Setelah acara pemakaman, dia tidak mau pulang ke rumah— memilih pergi ke taman kota, dan menghabiskan waktu dengan duduk di ayunan berjam-jam.Hari sudah semakin gelap, tapi Leina masih tetap di situ, sendirian— tertunduk dan menangis. Rok yang dia pakai sebagian basah oleh air matanya sendiri. Kematian sang ayah terlalu mengejutkan."Papa ..." gumamnya lirih.Tak berselang lama, ada kelompok pemuda berandalan berjumlah lima orang datang menghampiri ayunan itu."Hei, cantik," sapa salah satu
Read more
43. Masa Lalu yang Mengejutkan
Seperti halnya Arsen, kantor detektif Serena juga satu bangunan dengan rumah. Bedanya, bangunan itu memiliki dua tingkat saja. Di tingkat dasar adalah kantornya. Dia sudah hidup sendiri selama sepuluh tahun belakangan, jadi tak membutuhkan tempat yang luas.Leina dibawa masuk ke kantor. Dia diminta untuk duduk di sofa, sementara Serena sendiri baru masuk sambil membawa secangkir kopi.Wanita itu duduk di tepian meja kerja, menghadap ke Leina. Wajahnya masih terlihat tak suka."Kamu tahu tidak siapa yang kamu temui tadi dengan Arsen?" Dia membuka obrolan. Sesekali menyeruput kopi dari cangkir.Leina menjawab, "nona Ritta, kenalan Hans, calon klien kami.""Oh calon klien?""Iya.""Ritta itu temanku juga. Arsen berbohong padamu— dia bukan calon klien kalian. Dia itu ahli hipnotis."Kening Leina mengerut. Dia bingung, "hipnotis? Apa maksudmu?""Arsen tidak memberitahumu 'kan? Kamu itu sebenarnya terkena efek hipnotis beberapa hari belakangan.""Aku kena hipnotis?""Kamu tidak sadar waktu
Read more
44. Selamat Tinggal, Arsen
Sakit hati.Leina benar-benar sakit hati.Tetapi, jauh di lubuk hatinya, dia juga tidak mau terjadi sesuatu pada Arsen. Dia tak peduli siapa pria itu di masa lalu, kenyataannya— selama ini, hanya dia yang selalu ada untuknya, selalu melindunginya dan membuatnya bahagia.Leina tulus mencintai Arsen.Dia sudah memikirkan ini baik-baik, dan apa yang dikatakan oleh Serena harus dilakukan. Jika memang ini terbaik untuk dirinya dan Arsen— itu harus dilakukan.Di kamar, dia bersandar di belakang pintu, menangis tanpa suara. Lututnya lemas hingga tubuhnya perlahan jatuh di atas lantai.Dia meringkuk, memeluk diri sendiri. Hari ini— Arsen tidak di rumah, entah ada di mana pria itu. Ini semakin membuat diri Leina cemas sekaligus takut. Bagaimana kalau di luaran sana dia dalam bahaya?Musuhnya— pria bernama Nathan itu bukan sembarang orang."Arsen ... aku mencintaimu, tapi ini yang terbaik— jika ucapan Serena benar, maka aku hanya akan membuatmu dalam bahaya. Kamu harus fokus melindungi dirimu s
Read more
45. Hidup Arsen
Di rumah, Arsen tidak bisa berkata apa-apa usai membaca pesan perpisahan dari Leina. Dia memilih untuk tetap di kamar wanita itu, merebahkan diri di atas ranjangnya, serta memandangi langit-langit kamar. Dia tidak merasa kalau surat perpisahan itu ditulis dengan paksa. Tidak ada indikasi penculikan juga— artinya wanita itu memang pergi meninggalkannya dengan sukarela."Leina ..." gumamnya lirih.Aroma wangi bunga-bunga khas Leina masih tersebar di ranjang itu. Itulah yang membuat diri Arsen menjadi tenang dan ketiduran.***Leina menyewa sebuah motel di pinggiran kota untuk seminggu ke depan. Motel itu cukup sederhana sehingga harga sewanya tak mahal.Berada di dalam kamar motel sempit itu sendirian membuat diri Leina menjadi sedih. Sendirian itu menyakitkan. Perasaan yang pernah dirasakan ketika kehilangan sang ayah kini menggelayut dalam benaknya kembali.Dia tiduran di atas ranjang, menatap ke lampu di langit-langit. Tak sadar air matanya menetes berulang kali— membasahi sprei put
Read more
46. Calon Suami?
Leina sarapan dengan roti isi yang dia beli dari minimarket depan motel. Dia tidak tahu harus apa sekarang— tidak punya kenalan, tidak punya sanak saudara, sekarang harus apa?Hidupnya sebatang kara. Dahulu, semasa sekolah, dia tak punya teman dekat. Tidak ada seorang pun yang bisa dia andalkan di saat sulit begini.Melamar pekerjaan? Menjalani hidup baru? Tapi, dia sangat payah dalam hal mengerjakan apapun. Tidak mungkin dia mendapat pekerjaan dengan mudah.Selama tiga tahun bekerja untuk Arsen, dia lebih sering menyapu lantai, mengepel, memasak dan membuat kopi ketimbang mengatur jadwal pertemuan dengan klien. Tidak diragukan lagi— dia sangat berbakat dalam urusan bersih-bersih.Leina menghela napas panjang. "Aku memang ditakdirkan jadi pembantu."Sejak kecil, dia hanya tinggal dengan sang ayah, tak kenal sosok ibu. Karena hal tersebut, dia mengurus kegiatan rumah tangga sejak dini. Terlebih lagi, sang ayah tidak pernah mengajarkan tentang dunia medis.Iya, mendiang Dokter Gio terka
Read more
47. Menjadi Miliknya?
Calon suami?Lelucon macam apa ini?Leina terdiam selama satu menit lamanya hanya untuk mencerna ucapan dari Nathan. Kenapa orang yang dituduh sebagai musuh Arsen ini mendadak datang dan bicara omong kosong? Apa ini tipu muslihatnya juga?"Pergi dari sini, aku tidak mau bicara omong kosong denganmu," pinta Leina bernada serius. "Aku mohon, aku tidak mau membunuh Arsen, aku mohon— dia sudah menyelamatkanku.""Berapa kali aku bilang, aku tidak peduli padanya, aku cuma peduli denganmu. Tapi ..." Nathan tertegun sejenak, menatap Leina yang benar-benar serius. Ini membuktikan betapa cintanya kepada Arsen.Leina menahan napas. Jarak wajah di antara mereka begitu dekat sampai dia menjadi tegang.Raut wajah Nathan berubah serius, dan auranya menjadi gelap lagi. Dia melanjutkan, "aku tidak mengira kamu akan tergila-gila dengan pria itu.""Aku tidak—""Diam," potong Nathan cepat. "Aku serius saat berkata aku ini calon suamimu, Leina. Kamu sudah dijual kepada ayahku sejak kamu masih bayi untuk me
Read more
48. Saling Mencintai (a)
Arsen menghabiskan malam yang dingin di taman kota. Dia tertidur di bangku, sama sekali tidak takut jika banyak kriminal jalanan.Dia bangun saat instingnya merasa ada orang yang mengintai. Matanya terbuka— langsung melirik ke arah salah satu pohon dekat semak belukar tak jauh dari situ.Tetapi, tidak terlihat ada siapapun.Suasana pagi di taman kota ini sangat sunyi. Kabut tebal masih menggantung di antara pepohonan—membuat jarak pandang agak terganggu. Udara sangat dingin. Meski begitu, Arsen yang cuma menggunakan kemeja hitam dan celana panjang tidak merasa kedinginan sama sekali. Tubuh terlatihnya terbiasa dengan suhu dingin maupun panas.Sudah satu menit lamanya dia memandangi pohon yang sama. Dia yakin ada yang mengintai— tapi tidak ada ancaman. Itu artinya orang yang mengawasi tak punya niat membunuh."Amatir?" gumamnya lirih.Dia turun dari bangku tersebut. Dengan langkah yang hati-hati, dia berjalan ke arah berkabut. Dia sengaja melakukan itu agar mengelabui orang misterius
Read more
49. Saling Mencintai (b)
Arsen tidak pernah emosi sebelumnya. Dokter Gio selalu menasehati untuk menyingkirkan segala macam pemikiran negatif. Sebagai orang yang mengalami masa lalu kelam, hal-hal negatif hanya akan membuat dirinya hancur dari dalam.Karena itulah, selama bertahun-tahun, dia jarang sekali serius, apalagi stress. Dia harus tetap berpikiran positif dan tenang. Semua demi menyingkirkan rasa trauma di masa lalu. Tetapi, sekarang— dia benar-benar dilanda kegilaan. Tidak adanya Leina membuat kepalanya seakan ingin pecah.Dengan kondisi tak stabil begitu, dia masuk ke dalam kawasan rumah Nathan lewat pagar depan. Dia berhasil menghajar petugas di pos jaga, lalu berjalan di halaman depan.Satu per satu penjaga yang sedang berpatroli berdatangan. Ada sekitar dua puluh orang menghadangnya."JANGAN BERGERAK!" teriak salah satu dari mereka sambil mengancam dengan senjata api. "BERANINYA MASUK KE SINI!"Tindakan pria itu diikuti oleh yang lain. Beberapa orang mengeluarkan senjata api mereka.Arsen sama
Read more
50. Saling Mencintai (c)
Dada Leina terasa sakit, sesak, hidung dan tenggorokan juga.Seseorang memberikan napas buatan untuknya. Dia perlahan membuka mata— dan kemudian perlahan menyadari siapa yang melakukan itu.Arsen.Rambut, wajah, sekujur tubuh dan bajunya telah basah oleh air kolam. Dia menahan punggung Leina, berusaha untuk menyadarkan wanita itu."Leina? Leina— kamu baik-baik saja? Leina?" Arsen takut dan cemas. Jemari tangannya menyentuh lembut pipi Leina. "Leina ..."Pandangan mata Leina sudah jelas. Dia kini tahu kalau kilauan yang dilihat di bawah air saat itu memang japit rambut. Japit yang dijadikan liontin kalung oleh Arsen. Arsen tersenyum lega. "Akhirnya kamu bangun juga, Putri Tidur."Pipi Leina memerah. Barusan dia masih bisa sedikit merasakan sensasi keras nan dingin dari bibir dari Arsen. Baginya, ini adalah ciuman pertama mereka. Dia ikut tersenyum. "Arsen, kamu ... beraninya ... menciumku?""Mau bagaimana lagi, aku harus memberimu napas buatan 'kan? Atau kamu mau mati, Dasar gadis b
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status