All Chapters of Asisten Tersayang Detektif Tampan: Chapter 61 - Chapter 70
99 Chapters
61. Rencana Serena?
Arsen melihat sekitar parkiran, mencari keberadaan serena. Akan tetapi, sejauh mata memandang, tidak ada siapapun di sana, kecuali beberapa penjaga yang berpatroli. Area parkiran khusus VIP pun tidak ada tanda-tanda keberadaan Serena. Dia berhenti sejenak di bangunan samping klub malam itu, dan hendak menelpon Serena. Sebelum melakukan itu, dia dikejutkan dengan suara langkah kaki yang mendekat dari belakangnya. Karena sosok itu tidak mengeluarkana aura membunuh, makanya Arsen tidak mendeteksi keberadaannya. "Halo, Ouro," sapa orang tersebut. Suara asing yang tak dikenali oleh Arsen. Dia berbalik badan— dan tahu-tahu sebuah tinju di arahkan ke wajahnya. Secara reflek Arsen menepis tinju tersebut. Lalu, membalasnya dengan melepaskan pukulan pula. Namun, orang itu berhasil menghindar pula. Arsen memperhatikan sosok pria tersebut. Kelihatannya memang asing, tapi entah mengapa— dia seperti pernah melihatnya di suatu tempat. Apa cuma kebetulan? Tetapi, yang pasti— orang itu pasti be
Read more
62. Menghadapi Playboy
Orang yang ditemui Franco adalah Nathan. Mereka bertemu di ruangan lain di banguna kecil samping klub malam.Mereka duduk saling berhadapan. Franco menahan tawa sambil menikmati segelas minuman beralkohol.Nathan tampak kesal. "Brengsek, sudah kuduga— wanita sialan itu akan berkhianat. Bisa-bisanya dia membiarkan adiknya membawa kabur Leina-ku.""Harusnya tadi aku meminta Henry untuk menjaganya—" kata Franco menoleh pada bodguard yang berdiri tepat di sebelahnya. Dia memberikan tatapan selidik ke pria itu. "Tapi, kelihatannya mustahil, bahkan bodguard-ku tadi juga merasakan takut, iya 'kan?"Pengawal pribadinya itu agak kaget, ternyata tuannya mengetahui kalau tadi dia sempat bersitegang dengan Arsen. "Maaf, Tuan.""Tak apa, aku tadinya tidak mengerti, tapi setelah mengetahui siapa pria itu— sekarang aku paham. Ouro itu ternyata pembunuh dari masa lalu ... aku baru tahu namanya Ouro, dulu orang-orangku hanya menyebutnya pria bayangan."Nathan masih memperlihatkan raut wajah tidak suka
Read more
63. Mengakhiri Hubungan
Serena masih berpandangan serius dengan Leina. Dia tidak terima harus kalah dengan seorang wanita yang baru mengenal Arsen tiga tahun tersebut.Dia mendekati Leina dengan langkah anggunnya. Kemudian, dia menyentuh dagu wanita itu diangkatnya sedikit agar wajah mereka saling bertemu.Tinggi badan mereka memang agak berbeda. Leina lebih pendek daripada meskipun menggunakan hak tinggi.Serena berkata lirih, "jangan remehkan aku, Gadis cilik. Jangan berbicara seolah-olah aku mengejar cinta Arsen— kamu salah, dia yang mengejar cintaku. Itu hal yang wajar, pesonaku jauh lebih hebat daripada gadis biasa sepertimu.""Jangan menyentuhku!“ Leina menepis tangan Serena, kemudian mundur beberapa langkah. Padahal sama-sama wanita, tapi dia merasakan dadanya berdebar.Iya, Leina sendiri tak menampik kalau keberadaan Serena begitu menegangkan. Wanita itu punya daya pikat yang mematikan.Serena tersenyum mengejek. "Kamu harusnya tahu apa yang dilakukan Arsen tadi— dia menolongku tapi masih sempat-semp
Read more
64. Yang Terpenting
Sesampainya di rumah, Leina masih kepikiran tentang ucapan Serena. Tetapi, meskipun demikian, dia tidak bisa menyalahkan Arsen kalau dulu pernah tidur dengan wanita lain— itu haknya.Padahal dia sudah menerima hal itu. Hanya saja— tidur dengan Serena adalah sesuatu yang mengejutkan. Ini artinya hubungan mereka memang seintim itu dahulu. Apakah dia yang menjadi orang ketiga? Apakah ucapan Serena memang benar? Apakah Arsen hanya ingin tidur dengannya— sementara cintanya akan selalu bersama Serena?Tidak mungkin.Arsen berkata cinta padanya dengan tulus. Ucapannya tidak mengandung kebohongan sedikitpun. Leina sungguh merasakan cintanya yang tulus. Pria itu tidak berbohong saat mengutarakan cinta.Tetapi, kenapa hatinya tetap gelisah dan tidak tenang? Ada perasaan yang tidak nyaman sejak berbicara dengan Serena.Dia mengakui kalau Serena jauh lebih baik darinya dari segi fisik. Selain itu, wanita itu juga jauh lebih dewasa, jauh lebih terampil dan bisa beladiri.Untuk ke sekian kalinya,
Read more
65. Berduaan
Hujan melanda sejak pagi. Usai sarapan, Leina membuatkan kopi untuk Arsen yang seperti biasa menonton televisi di ruang tengah. Beberapa kali, dia menghela napas sambil menengok ke luar jendela. Hujan makin deras, udara makin dingin, suasana hati jadi tidak nyaman. Arsen terlihat duduk di sofa panjang sambil menikmati camilan. Dia menatap Leina sambil bertanya, "ada apa, Sayang? Kamu kelihatan sendu dari tadi." Dia menepuk pahanya, lalu berkata lagi, "kemarilah, duduk di pangkuanku." "Kamu ini bisa santai ya padahal kita tak punya pekerjaan." "Mau bagaimana lagi, berhubung kita memutuskan hubungan dengan Serena, artinya tidak ada kasus." "Lalu bagaimana? Kita tidak punya uang. Sebentar lagi tahun baru—yang benar saja kita kelaparan di saat seperti ini?“ Arsen tersenyum. "Santai saja, aku mendapat kasus dari Hans. Nanti malam akan kukerjakan." "Sungguh?” "Iya, uang mukanya juga sudah aku terima, nanti aku transfer ke rekening Bank kamu. Jadi, kita tetap bisa merayakan tahun b
Read more
66. Orang Misterius
Serena tidak terima dengan kejadian semalam. Dia menyendiri di dalam amarnya seharian, tidak ingin kemanapun, tidak ingin bertemu dengan siapapun. Hidupnya seolah terombang-ambing.Dia duduk di atas atas ranjangnya sembari memegang potret Tino bersama Arsen. Hatinya sangat hancur— momen kebersamaannnya dengan pria itu dan Arsen memenuhi kepalanya.Tidak bisa.Dia masih tidak rela dengan apa yang terjadi. Jika bukan Tino, dia menginginkan Arsen. Namun— apa yang dia dapat sekarang.Air mata membanjiri pipinya. Di suasana kamar yang redup akibat kelambu jendela yang belum dibuka itu, dia terus menangis."Aku tidak terima ini, Arsen, teganya kamu meninggalkanku ... padahal dulu kamu selalu menggodaku, apa itu cuma candaan saja?" Serena berbicara dengan dirinya sendiri sambil terus menatap foto.Jemarinya menyentuh wajah Tino, ke wajah Arsen. Jika ditanya siapa yang paling dia cintai, tentu saja itu Arsen— tapi, dahulu, dia hampir ingin menerima cinta Tino karena Tino-lah yang berani membe
Read more
67. Waktu Berdua
Setelah setengah jam berlalu, Leina membuka mata. Rasa kantuk yang dia alami sudah berangsur memudar. Bertepatan dengan dia bangun dari sofa, ada suara langah kaki mendekat. Saat dia menoleh— terlihatlah sang kekasih yang membawa sekantong makanan pesanan."Kamu baru bangun?" tanya Arsen sambil menaruh kantong makanan itu di atas meja. Dia duduk di atas karpet, berhadapan dengan mea tersbeut, lalu mengeluarkan semua kardus makanan dari dalam kantong.Leina ikut duduk di atas karpet, bersebrangan meja dengan sang kekasih itu. Dia tersenyum melihat semua makanan yang dipesan.Ternyata, Arsen memenuhi permintaannya untuk membeli pizza. Jadi, banyak sekali makanan di meja. ada sebotol soda, sebotol bir, kemudian burger, pizza dan beberapa makanan penutup seperti kue dan keripik kentang."Kamu beli banyak banget," katanya."Anggap saja perayaan." Arsen mengambil botol bir terlebih dahulu, lalu dituangkan ke gelas yang sudah diisi dengan es, dan diminum.Leina mengambil burger, dan langsun
Read more
68. Klien Baru Ternyata ...
Beberapa hari kemudian ...Suasana hati Leina makin membaik, tidak lagi kepikiran tentang Serena ataupun yang lain. Sejak Arsen memutuskan hubungan dengan wanita itu, dia sekarang jauh lebih tenang. Ini membuktikan betapa besar cinta sang kekasih.Hingga pada akhirnya, ada permintaan kasus dari seseorang. Berhubung Arsen sibuk membantu Hans, jadi Leina yang menangani calon klien itu. Dia melakukan pertemuan dengannya di kantor Arsen.Sang calon klien, seorang pria berusia tiga puluhan tahun. Dia cukup tampan, postur tubuhnya kekar— terbalut oleh jas hitam dipadu dengan celana jeans yang berwarna sama.Dia dipersilakan duduk di sofa panjang depan meja. Kemudian, Leina menyajikan teh untuknya."Jadi, mana Tuan Detetif?" tanya pria tersebut melihat ke sekitar.Leina menjawab, "sedang sibuk di kamar atas. Jangan khawatir, aku akan mendengarkan— nanti kusampaikan."Dia sengaja berbohong. Itu juga permintaan Arsen. Kalau sedang menemui klien sendirian, dia diminta untuk berdusta kalau Arsen
Read more
69. Ciuman Mesra
"Stalker itu kasus yang paling mudah aku atasi, tidak masalah." Arsen memahami semua penjelasan dari Leina sambil menikmati secangkir kopi dan membaca koran di ruang tengah. " ... Pria itu masih ada di kantor?""Iya.""Iya sudah, biarkan dulu dia di situ, Hans sedang mencari informasi. Katakan, aku akan pergi dengannya sejam lagi."Leina tidak beranjak dari tempatnya berdiri. Dia masih teringat dengan ucapan dari wanita yang hampir bunuh diri di tengah jalan.Sebelum dia berhasil menanyakan apapun, bos dari toko depan terlebih dahulu membawanya pergi.Arsen menoleh. "Ada apa, Sayang?""Apa kamu kenal dengan karyawan baru di toko seberang?""Karyawan baru?""Iya, toko baju depan, wanita berambut panjang, langsing dan cukup tinggi. Jangan bilang tidak tahu— kamu selalu tahu kalau ada orang baru di sekitar sini."Arsen menyembunyikan perasaan kagetnya dengan pura-pura berpikir. Dia jelas tahu siapa wanita yang dimaksud. Itu tidak lain adalah orang yang ditemui sebelumnya, tetapi— kenapa
Read more
70. Klien Baru yang Misterius
Makan malam hari ini cukup istimewa karena klien ikut makan. Sudah lama sejak, Arsen memperbolehkan kliennya untuk makan di rumah. Iya, biasanya memang khusus untuk klien yang sedang diintai bahaya seperti Reno sekarang.Leina menyiapkan semuanya di atas meja. Dia senang melihat ketiga pria— Arsen, Reno dan Hans duduk manis."Aku membuat daging panggang, semoga Tuan Reno suka— dan Hans, kamu suka juga ini 'kan? Ikan panggang ..." katanya dengan senyum gembira."Terima kasih, Nona Asisten, dan Tuan Detektif," kata Reno dengan sopan. Dia seperti tidak enak. "Sebenarnya— aku tidak enak kalau ikut makan di sini."Arsen tersenyum palsu saat menjawab, "tidak masalah, kamu adalah klien kami. Biasanya kami akan menaha klien kami di sini jika situasinya darurat sepertimu."Hans melirik pria itu, merasa ada yang tidak beres. Dia sering melihat Arsen tersenyum palsu ke klien, tapi jarang sampai meliriknya dengan pandangan misterius. Apa pria ini mencurigakan?Leina masih sibuk menyajikan piring
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status