Semua Bab Bukan Perawan: Bab 51 - Bab 60
117 Bab
Menyesal
Tidak ada cuti menikah yang bisa Cinta ajukan sesuka hati di kampus, jadi keesokan harinya Cinta masih harus kuliah. Dia bangun pagi sekali dan mendapati Davian masih terlelap meringkuk di lantai.Tidak ada sedikit pun rasa iba, yang ada kesal karena menurut Cinta kalau Davian sedang berakting agar dia mengasihaninya.Cinta turun dari sisi ranjang yang lain agar tidak mengganggu Davian lalu masuk ke dalam kamar mandi.Suara berisik di kamar mandi membuat Davian terjaga.Dia menegakan punggungnya, mengusap wajah kasar sebelum akhirnya bangkit seraya membawa bantal untuk dia simpan kembali ke atas ranjang.Davian menghubungi asisten rumah tangga di rumah bunda agar menyiapkan pakaian dan meminta supir mengantar ke rumah mertuanya.Davian dan Cinta memang belum membicarakan perihal di mana mereka akan tinggal setelah menikah.Tapi yang pasti Cinta tidak mau pergi dari rumah kedua orang tuanya.Cinta merasa tidak ada yang akan melindunginya nanti karena dia tidak percaya kepada suaminya
Baca selengkapnya
Maaf
Karena bosan menunggu di dalam mobil, Davian keluar untuk melihat-lihat.Dia duduk-duduk di kantin yang mirip sebuah foodcourt karena terdapat tenan makanan dan minuman terkenal di sana.Davian memesan satu gelas kopi untuk menemaninya menunggu Cinta.Tidak lama kemudian tiba-tiba suasana menjadi ramai karena pergantian jam mata kuliah.Davian celingukan mencari keberadaan Cinta namun tidak dia temukan sampai ponselnya berdering menunjukkan nama Cinta.“Ha—““Kamu di mana sih? Cepetan ke mobil, aku lemes … udah mau pingsan!” hardik suara dari ujung panggilan sana menyela sapaan Davian disusul bunyi klik tanda Cinta memutuskan panggilan sepihak.Tanpa menghabiskan kopinya lebih dulu, Davian bangkit dan berlari menuju mobil.Dia melihat Cinta yang wajahnya begitu pucat bersandar di sisi mobil.Davian membuka kunci mobil dari jauh membuat Cinta terhenyak sesaat kemudian membuka pintu kabin belakang.Davian duduk di belakang kemudi untuk menyalakan AC.“Kamu mau makan apa?” Davian bertany
Baca selengkapnya
Membujuk
Hampir seminggu Davian tinggal di rumah mertua indah dan selama itu juga setiap malam dia tidur di lantai sampai tubuhnya pegal-pegal.Cinta sama sekali tidak merasa iba dan mengijinkan Davian tidur bersamanya di ranjang.Padahal setiap hari Davian mengantar jemput Cinta ke kampus.Pria itu juga yang merawat Cinta saat Cinta kepayahan mengalami mual muntah di pagi hari.Seperti pagi ini, Davian yang sedang mengaduk susu ibu hamil di dapur mendapat tatapan kagum dari beberapa asisten rumah tangga yang masih gadis di rumah mami papi.Mereka berharap memiliki suami tampan, mapan dan sangat perhatian juga menyayangi istri seperti Davian.Terlepas dari selentingan gosip dan dugaan tentang pernikahan mendadak putri bungsu majikannya itu yang tengah mengandung, yang mereka lihat adalah kesungguhan Davian dalam mengurus Cinta.“Maaf saya berantakin dapurnya ya, Cum ….”“Enggak apa-apa, Mas.” Malah Tini yang menjawab, asisten rumah tangga yang lain dengan pipi merona.Encum menyikut lengangan
Baca selengkapnya
Keputusan Cinta
Ini adalah kali pertama Davian akan bertemu calon anaknya melalui alat USG.Davian sangat tidak sabar ingin melihat sudah sebesar apa calon anaknya di dalam perut Cinta.Keduanya mengantri di sebuah ruang tunggu yang nyaman.“Mual enggak?” tanya Davian perhatian karena tadi di dalam mobil, Cinta mengatakan mual sebab mencium aroma parfum mobil.Cinta menjawab dengan menggelengkan kepalanya.“Aku boleh ya genggam tangan kamu kaya para calon ayah yang lain.” Davian berbisik dengan mencondongkan kepalanya ke samping.“Enggak usah aneh-aneh deh,” gumam Cinta bersama delikan sebal.Davian menjauhkan kepalanya dari kepala Cinta, dia tidak akan memaksa.Namun ketika Cinta sudah berada di dalam ruangan dokter dan dibaringkan di sebuah ranjang di dekat mesin USG, Davian tidak bisa mengendalikan dirinya saat dokter menunjukkan layar USG di mana terdapat kondisi calon anaknya di dalam perut Cinta.Tangan Davian menggenggam erat tangan Cinta, terlalu takjub melihat calon anaknya yang padahal masi
Baca selengkapnya
Komunikasi Dua Arah
Pada kenyataannya, Cinta tidak bisa langsung mengambil cuti atau keluar begitu saja dari kampusnya.Dia harus menyelesaikan semester ini yang hanya tinggal satu bulan lagi.Cinta pikir tidak apalah dia menyelesaikan dulu satu semester ini saja, untuk menutupi perutnya yang semakin besar Cinta bisa menggunakan pakaian oversize.Sedangkan Davian harus pindah lebih dulu karena surat tugas sudah turun sekaligus menyiapkan rumah mereka di Medan.Setiap weekend Davian tidak pernah absen pulang ke Jakarta untuk bertemu Cinta padahal Cinta sering melarang pria itu pulang karena sebentar lagi dia akan menyusulnya ke Medan.Karena sesungguhnya Cinta lebih suka Davian tidak pulang.Ketika Cinta sedang mengerjakan tugas di meja belajar di kamarnya.Ponsel yang berada di atas ranjang berbunyi.Cinta melirik sekilas kemudian malas-malasan bangkit dari kursi meja belajar untuk menjawab panggilan yang masuk ke ponselnya.Nama suaminya muncul di layar.Cinta mengembuskan napas jengah namun tak ayal je
Baca selengkapnya
Bayi Besar
“Sayang.” Suara berat suaminya terdengar bersama langkah kaki mendekat.Jingga masih belum menghiraukan panggilan tersebut karena sibuk membuat sarapan pagi.Lalu sebuah kecupan mendarat di pipinya disusul pelukan erat di pinggang.“Sayaaaang, aku lagi masak.” Jingga mengerang.Alih-alih pergi dan melepaskan Jingga, Biru malah mengecupi leher Jingga di depan asisten rumah tangga mereka yang langsung salah tingkah dan pergi meninggalkan dapur.“Aku boleh enggak pergi sama Cinta berdua sebelum dia pergi ke Medan … katanya si Davian enggak bisa pulang Sabtu sekarang.” Ternyata Biru bersikap seperti itu karena ada maunya, meninggalkan Jingga di hari sabtu yang cerah ini.“Loh … bukannya kamu ada praktek?” Jingga menoleh sedikit dengan spatula di tangan kanan dan sarung tangan oven di tangan kiri.“Pulang praktek maksudnya, sayang ….”“Oooooo ….” Bila ‘Oh’ -nya Jingga sudah sepanjang itu berarti dia keberatan.“Ya udah,” imbuh Jingga yang artinya sebaliknya yaitu dia tidak memberi ijin.“
Baca selengkapnya
Ikhlas
*Bandara Soekarno Hatta“Abang Biru ke mana sih? Kok belum datang ….” Mami bergumam sambil terus celingukan mencari satu lagi anaknya.Cinta pikir sedari tadi mami celingukan seperti itu karena mencari toilet atau penjual minuman.“Abang enggak akan dateng, Mi … Abang udah bilang sama Cinta enggak akan anter Cinta ke Bandara.” Senyum Cinta terkembang tapi sorot matanya sendu.“Ya udah, berarti enggak ada lagi yang kita tunggu … kita masuk,” kata papi memberi instruksi.Beberapa hari lalu Biru datang ke rumah mami papi sepulang praktik sebelum menjemput Jingga di kantor.Abang kesayangan Cinta itu meminta maaf karena tidak bisa ikut mengantar ke Bandara.Cinta mengerti dan tidak mempermasalahkan karena tahu kalau abangnya belum berhenti didera perasaan bersalah dan masih membenci Davian.Sewaktu terbongkarnya niat jahat Davian, Berulang kali Biru meminta maaf kepada Cinta.Abangnya itu mengatakan kalau merasa bersalah karena dirinyalah telah membuat Cinta jadi seperti ini.Tapi sunggu
Baca selengkapnya
Memaafkan
Benar kata Davian, mereka menempati rumah dinas yang jaraknya sangat dekat dengan kantor pria itu tapi di dalamnya disulap seperti rumah mewah yang tentunya dengan budget sendiri tidak ditanggung pemerintah.Ini semua Davian lakukan agar Cinta kerasan tinggal di sana.Dari luar, rumah itu seperti rumah dinas yang lain tapi dalamnya sangat eksclusive bahkan Davian mengganti cat dan lantai agar terasa lebih nyaman.Papi cukup puas saat melihat ke dalam rumah, bibir beliau sedikit tersenyum sambil manggut-manggut sembari memindai keseluruhan ruangan di rumah itu.Mami dan papi kemudian dituntun oleh driver yang membawa koper ke kamar tamu untuk membersihkan diri sebelum makan malam.“Kamu istirahat aja ya, aku minta Encum masak makan malam dulu.” Encum dan pakaian juga barang-barang Cinta sudah sampai seminggu yang lalu.Sengaja Encum pergi duluan ke Medan untuk merapihkan rumah dan barang-barang Cinta agar ketika datang—semua barang-barang Cinta sudah tertata rapih di kamar.Cinta meng
Baca selengkapnya
Naked
Davian masuk ke dalam kamar setelah tadi mami keluar dari kamar dan memberitahunya kalau Cinta sudah tidur.Dia akan tidur di ranjang yang sama dengan Cinta tidak peduli istrinya suka atau tidak.Cinta tidur meringkuk menghadap sisi ranjang bagiannya jadi Davian bisa menatap wajah cantik sang istri yang tengah tertidur pulas.Diusapnya pipi Cinta lembut seringan bulu dengan sorot mata sendu.“Maafin aku Cinta, aku menyesal.” Davian melirih.“Aku enggak tahu kalau kamu akan semenderita ini karena patah hati,” sambung Davian lagi.Perlahan Davian menyelipkan tangan ke bawah leher Cinta dan istrinya itu bergerak tanpa sadar masuk ke dalam pelukannya.Menempelkan sisi wajahnya ke dada Davian dengan satu tangan melingkari pinggang pria itu.Tangan Davian yang bebas mengusap-ngusap punggung Cinta.Dia kecup dalam kening Cinta sebelum akhirnya mengeratkan pelukan dan mulai terlelap menyusul Cinta ke alam mimpi.*** Beberapa hari ini Jingga sering memergoki suaminya diam-diam melamun sendiri
Baca selengkapnya
Cemburu
Mami dan papi sudah kembali ke Jakarta.Tinggalah Cinta bersama Encum, Davian tidak perlu dihitung karena Cinta tidak mempercayai pria itu.Kemarin malam sebelum pulang, mami dan papi cukup lama bicara dengan Davian entah membicarakan apa.Pasti papi melayangkan banyak ancaman kepada Davian agar tidak menyakiti Cinta.Tapi bukan hanya Davian, mami dan papi juga adil memberikan banyak nasihat untuk Cinta.Salah satunya adalah agar Cinta mau membuka hati untuk Davian.Kenapa mami dan papi percaya sekali kepada Davian?Pria itu sudah pernah menyakitinya begitu hebat sampai rasanya Cinta ingin mati saja agar terlepas dari sakit ini.“Cinta,” panggil Davian dari pintu depan.Kebiasaan baru Davian setelah mami papi pulang adalah berteriak memanggilnya dari pintu depan ketika pulang kerja.Mungkin Davian berharap Cinta menyambut dengan senyum seperti seorang istri pada umumnya.“Ih ogah,” gumam Cinta membayangkan dia harus melakukan itu.Dia menaikkan volume televisi dan pura-pura fokus meno
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status