All Chapters of Bukan Perawan: Chapter 41 - Chapter 50
117 Chapters
Bertanggung Jawab
Davian masih berada di kantor meski jam kerja sudah lama berakhir. Seharian ini tidak ada pesan maupun panggilan telepon dari Cinta seperti hari-hari kemarin. Dia sempat berpikir kalau Cinta sudah lelah dan menyerahkan masalah ini kepada Biru. Namun sampai diakhir hari, tidak ada satu pun pihak Cinta yang menemuinya. Apalagi alasannya jika bukan karena Cinta belum memberitahu kalau Davian adalah ayah dari janin yang dikandungnya. Cinta sangat mencintai Davian dan pasti tidak ingin pria itu disakiti oleh ayah dan kakak yang menuntut pertanggung jawaban. Lalu bila seperti itu, bagaimana bisa dendam Davian terbalaskan? Sampai kapan pun tidak ada yang tahu jika dia adalah ayah dari janin yang ada dalam rahim Cinta. “Aaarrgghh … Brengsek!” Davian mengumpat sebab rencananya tidak berjalan lancar. Kesal sekali kepada Cinta yang terlalu dalam mencintainya. Dav
Read more
Rencana Pernikahan
Lewat tengah malam, pintu rumah papi dan mami diketuk kencang. Sekuriti yang berjaga tidak bisa menahan rombongan orang berpakaian preman seperti intel menyerbu kediaman pribadi sang Jendral Panglima TNI. Papi sudah tahu kalau ini akan terjadi. Ayah mana yang akan diam saja mengetahui sang putra babak belur dihajar seseorang apapun masalahnya. “Mami tidur aja, biar papi yang hadapi.” Papi terlihat tenang dan meyakinkan. “Enggak, Mami mau ikut ….” Mami turun dari atas ranjang memakai nightrobe. Di kamar lain di rumah itu, Jingga dan Biru yang baru sebentar saja terlelap langsung terjaga mendengar suara berisik dari luar. Biru bergerak ke jendela untuk melihat situasi dan dia mendapati ayahnya Davian baru saja turun dari mobil dan sudah banyak pria berperawakan kekar di halaman rumahnya. “Kamu tidur lagi aja, aku temenin papi bertemu ayahnya Davian.” “Apa? Yang datang itu Ayahn
Read more
Keputusan Orang Tua
“Biru enggak setuju, Pi … kita enggak perlu pertanggung jawaban Davian … kita bisa merawat anak Cinta, pokoknya Biru enggak mau Davian menjadi bagian dari keluarga kita … Cinta enggak boleh nikah sama Davian karena Biru masih punya urusan sama dia,” tegas Biru di dalam setiap katanya. Pagi ini di saat mereka sedang sarapan pagi, papi memberitahu hasil diskusinya tadi malam dengan ayah Roni. Papi juga sudah meminta pendapat mami dan mereka memutuskan untuk menikahkan Cinta dengan Davian. Alasan yang paling utama adalah agar aksi saling balas dendam antara Biru dan Davian berakhir sampai di sini. Dan mendengar ucapan Biru barusan yang berapi-api membuat mami dan papi semakin yakin dengan keputusan tersebut. Terkadang cara berpikir orang tua memang sering tidak sejalan dengan cara berpikir anak muda yang masih mengedepankan ego dan emosional. “Justru itu, Papi sama ayahnya Davian tidak ingin ada balas dendam balas
Read more
Keputusan
Langkah Cinta berhenti tepat di depan pintu ruang ICU. Setelah melakukan operasi besar, Davian dimasukan ke ICU. Hingga saat ini, pria itu belum sadarkan diri. Alasan satu-satunya ayah Davian tidak menuntut papi dan Biru adalah karena mereka akan menjadi sebuah keluarga. Cinta sudah diberitahu papi mengenai keputusannya. Dia akan menikah dengan Davian. Padahal Cinta sudah memberitahu papi kalau dia tidak mencintai Davian namun papi tetap pada keputusannya dan setelah aib yang dia timbulkan bagi keluarga Dewangga—Cinta tidak memiliki keberanian untuk membantah papi. “Boleh saya masuk?” Cinta bertanya kepada perawat yang baru saja keluar dari ruangan ICU. Perawat itu mengijinkan, malah membantu Cinta memakai pakaian pelindung, masker dan penutup kepala. Cinta melangkah pelan menuju sebuah ranjang di mana Davian terbaring tidak berdaya. Jujur, Cinta tidak membenci Dav
Read more
Persiapan Pernikahan
“Saya mau catering-nya dari restoran besan saya … dari tadi Jeng Widya udah milih sendiri Wedding Planner sama tempatnya … sekarang saya mau saya yang milih sisanya.” Mami mengatakannya dengan cara paling lembut dan sopan agar tidak memicu perdebatan apalagi pertengkaran. “Tapi ‘kan tadi Jeng Dian terlambat datang, makanya saya memutuskan sendiri.” Bunda Widya menyalahkan. “Maka dari itu, sekarang saya pilih sisanya.” Mami mengatakannya dengan tegas tidak menerima bantahan. Anggota Wedding Planner yang berada di antara mereka sudah pias wajahnya karena setengah panik, khawatir dua istri Jendral ini baku hantam. “Ya sudaaaah, bagaimana Jeng Dian saja.” Dan bila bunda Widya mengalah seperti ini, sudah bisa dipastikan ke depannya dia akan menuntut keinginannya harus dipenuhi. Mami sudah tahu dengan karakter serakah beliau tapi tetap ingin membuat bunda mengalah sekarang. Akhirnya catering untuk pernikah
Read more
Tiramisu Mousse
“Cinta … aku minta maaf ya,” ucap Jingga tulus, dia belum sempat meminta maaf kepada Cinta tempo hari karena keadaan begitu ricuh dan tegang. Cinta menarik napas dalam kemudian mengembuskannya perlahan. “Enggak apa-apa, bukan salah Kak Jingga … Cinta juga bingung salah siapa, Cinta enggak tahu harus nyalahin siapa.” Cinta menatap kosong ke depan usai berkata demikian. “Waktu aku tahu siapa ayah dari janin dalam perut kamu, aku mau kasih tahu siapa Davian dan kemungkinan besar rencananya tapi aku takut kamu semakin kecewa … aku juga belum sempet bicara sama Biru, bukan mau belain Davian tapi aku tahu Biru akan menghajar Davian habis-habisan … aku enggak mau ketika anak ini lahir, Biru ada di Penjara,” tutur Jingga lalu mengusap perutnya. Cinta tidak merespon, tatapannya masih kosong ke depan. “Aku juga benci sama kelakuan Davian yang balas dendam dengan cara seperti ini … dia enggak kaya Davian yang aku kenal …
Read more
Siraman
Walaupun Cinta sudah hamil duluan tapi mami dan papi tetap melakukan upacara adat siraman dan pengajian di rumah.Cinta adalah anak bungsu mereka dan ini adalah terakhir kali mereka akan melakukan resepsi pernikahan jadi semuanya harus spektakuler.“Udah selesai dandannya?” Jingga yang baru saja masuk ke dalam kamar Cinta pun bertanya.Matanya memindai Cinta dari ujung kepala hingga ujung kaki menilai penampilan sang adik ipar.Jingga membenarkan letak kerudung di kepala Cinta yang hanya disampirkan begitu saja dengan kedua ujung menyilang dibiarkan menjuntai di punggung.“Perut kamu udah keliatan … pake long dress yang sedikit lebaran aja ya?” Jingga memberi ide tapi Cinta malah menarik napas dalam mengempeskan perut.“Eeeh ….” Jingga memekik.“Kamu itu, kasian bayinya …,” tegur Cinta kemudian pergi ke lemari mencari long dress yang cocok digunakan Cinta untuk menutupi perutnya.“Pakai ini aja.” Jingga mengangkat sebuah longdress dengan model babydoll yang tidak akan memperlihatkan p
Read more
Demi Jingga
Setelah menyelimuti tubuh Cinta dan memastikan sang adik sudah benar-benar terlelap, Biru kembali ke kamarnya.Di sana dia mendapati sang istri yang tengah berbaring sambil menonton televisi. Biru senang, dia bisa bermain-main sebentar dengan Jingga sebelum tidur.“Sayang …,” panggilnya dengan nada tidak biasa sembari mendudukan tubuh, kakinya menjuntai ke lantai membuat perasaan Biru tidak enak.“Kenapa sayang?” Biru menyahut, dia berdiri di depan Jingga.“Aku kok nyium bau Ramen ya? Terus aku tiba-tiba ingin Ramen.” Benarkan, kalau nada suara Jingga sudah beda dan memanggilnya dengan sebutan sayang itu berarti Jingga akan merepotkan Biru.Tapi melihat puppy eyes Jingga membuat segala pertahanan Biru luluh lantah.“Kalau enggak salah ada Ramen instan di dapur, aku minta Encum buatin dulu ya?” Jingga mengangguk dengan mata berbinar, tidak sanggup Biru harus menolak keinginan istrinya itu.Akhirnya dia pergi keluar kamar untuk meminta asisten rumah tangga membuat Ramen instan untuk
Read more
Tidak Sebahagia Dulu
Cinta memang pernah mengatakan ingin menikah muda dan rasanya sekarang Cinta juga ingin sekali menarik kata- katanya.Bukan pernikahan seperti ini yang diinginkan Cinta melainkan pernikahan sempurna dengan pria yang dia cintai dan mencintainya dengan tulus.Tapi demi memperbaiki kekacauan yang sudah dia timbulkan—Cinta harus menjalani ini semua meski dengan sangat terpaksa sehingga tidak ada roman kebahagiaan di wajahnya.Senyum pun sulit sekali terkembang.Raut wajah cantik Cinta yang telah dibalut makeup tampak masam apalagi ketika mobil yang membawanya sudah tiba di gedung mewah tempat pernikahannya berlangsung. Penjagaan sangat ketat, banyak sekali pria berseragam berkeliaran di sana.“Sayang, jangan lupa senyum ya.” Mami yang satu mobil dengan Cinta mengingatkan.“Iya Mi.” Cinta menyahut demikian hanya agar mami papinya berhenti khawatir dia akan merusak pesta.Cinta di bantu anggota Wedding Planner dituntun menuju ke sebuah ruangan sambil menunggu rombongan Davian tiba.Tidak l
Read more
Perjuangan Dimulai
Meski sudah syah menjadi suami istri, Cinta meminta ruangan terpisah dengan Davian untuk mengganti pakaian menjadi pakaian resepsi.Dia sedang menahan gejolak di dalam dadanya setelah bertemu Davian tadi dalam suatu akad nikah.Cinta mendengar permohonan maaf yang diucapkan pria itu dengan pendar yang tampak tulus di mata tapi Cinta tidak yakin kalau Davian sungguh-sungguh dengan ucapannya.Davian pernah membohonginya dan Cinta tidak memiliki alasan untuk mempercayai pria itu lagi.Ketika Cinta sedang memakai pakaian resepsi dibantu asisten MUA—Biru dan Jingga masuk ke dalam kamarnya.Jingga membawa satu piring makan siang untuk Cinta.“Kamu mual-mual enggak pagi ini?” Jingga bertanya setelah asisten dan MUA selesai merapihkan riasan Cinta dan keluar dari ruangan itu.“Enggak Kak.” Cinta menjawab, sebenarnya dia juga heran kenapa tidak mengalami morning sick seperti hari-hari sebelumnya yang membuat tubuhnya lemas tidak berdaya seharian.“Mungkin karena dedek bayi lagi deket sama ayah
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status