All Chapters of Misteri Di Balik Pernikahan Safiyya: Chapter 101 - Chapter 110
122 Chapters
Rahasia Masa Lalu
"Bagaimana dengan Nalen dan Safiyya? Apa mereka berhasil menemukan Paijo?" Anna bertanya dengan nada setengah berbisik pada Brian yang baru saja kembali dari luar."Seperti perintahmu, aku membuat Paijo pergi jauh dari sini agar mereka tak menemukannya. Pria kampungan itu memang benar-benar pergi."Anna menatap Brian sejenak. Laki-laki yang dulu culun ini sekarang memang sudah banyak berubah. Jika bukan karena Anna memiliki kartu As laki-laki ini, Brian pasti akan menolak perintahnya. Belum lagi kenyataan bahwa Brian masih saja mencintainya bahkan meski wanita itu bilang bahwa ia masih mencintai orang lain."Apa kamu yakin?" Anna sedikit ragu karena pria ini kadang kurang teliti."Ya, tentu saja aku yakin. Aku sudah memastikannya tadi.""Baguslah, itu berarti kamu benar-benar tak ingin masuk penjara." Anna sedikit mengancam Brian lalu pergi begitu saja.Brian menatap Anna dengan ekspresi penuh kemarahan. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat. Seandainya ia tak mengikuti keinginan gila A
Read more
Rencana Menjebak Anna
Brian mengakhiri lamunan ketika Silvia tiba-tiba menepuk pundaknya."Mister, apa Anda mendengar perkataan saya?" Silvia terpaksa menyadarkan Brian dengan menepuk pundaknya karena laki-laki itu hanya melamun sedari tadi. Bahkan ketika Silvi bicara dan menyuruh laki-laki itu cepat berkemas."Ah, ada apa?" tanya Brian menatap Silvi bingung.Silvi memutar mata bosan. "Anda tampan, tapi sayang lola. Saya sudah bilang agar Anda mulai berkemas. Kita semua akan berangkat ke Jakarta sebentar lagi." Silvi menjelaskan, lalu pergi setelahnya.Terlalu asyik melamun membuat Brian tak sadar kalau Nalen dan Safiyya sudah pulang tak lama setelah ia masuk rumah."Brian, kamu dari mana saja tadi? Satpam bilang kamu keluar rumah hari ini? Katanya kamu sakit?"Kehadiran Nalen sama sekali di luar dugaan. Belum lagi pertanyaan laki-laki itu yang seolah menjebaknya. Brian menatap Nalen sejenak. Ia berpikir keras untuk mencari jawaban yang logis agar laki-laki di depanya percaya."Ah, aku tadi habis membeli o
Read more
Masalah Yang Silih Berganti Datang
"Kenapa, Mas? Kok mukanya ditekuk gitu?" Safiyya bertanya pada suaminya seperti itu karena melihat Nalen seperti orang bingung.Nalen mengangkat wajah dan menatap istrinya lama. "Papa yang ternyata membebaskan Anna dari penjara."Safiyya terdiam. Ia sedikit tak menyangka Aidan melakukan itu, kejujuran Nalen membuatnya berpikir bahwa sang ayah mertua memang masih membencinya."Aku harap kamu jangan berpikir macam-macam tentang Papa. Aku yakin dia melakukan itu benar-benar murni karena ingin membantu kita." Nalen memohon. Ia menatap istrinya dengan rasa bersalah yang sangat kentara. Nalen pun sejujurnya sempat berpikir buruk pada Aidan, bahwa laki-laki itu memang sengaja ingin memisahkan Safiyya dengannya.Safiyya tersenyum samar, ia mengusap bahu suaminya menenangkan. "Nggak pa-pa, Mas. Aku akan coba berpikir positif pada Papa. Lagi pula berkat itu, hikamhnya kita jadi memperoleh informasi penting tentang Anna."Nalen tersenyum, karena ternyata Safiyya sepemikiran dengannya. Laki-laki
Read more
Hanya Prasangka
"Saya membawa beberapa rekomendasi gedung untuk pengganti. Walau gedungnya tak sebagus gedung impian Anda kemarin, Bu Safiyya. Saya akan mengusahakan yang terbaik." Pak Sanjay berkata sambil menyodorkan beberapa rekomendasi gedung yang ia pilih.Safiyya menatap Nalen sejenak, lalu beralih pada foto-foto yang pak Sanjay sodorkan. Pasangan suami istri pemilik WO itu dengan sabar menunggu Nalen dan Safiyya melihat-lihat. Keduanya tampak sangat serius.Sejujurnya Safiyya agak sedikit berat memilih, sebab dari awal dia sudah terlanjur jatuh cinta pada gedung yang terbakar itu. Menurutnya hanya di gedung itu pernikahan impian Safiyya akan terlihat sempurna. Tapi mau bagaimana lagi, ia sudah tak memiliki pilihan."Sejujurnya dari semua tempat yang Bapak sodorkan, saya belum ada yang cocok. Meski begitu saya sadar, bahwa waktu kami sudah nggak banyak. Jadi saya pikir saya akan menyerahkan sisanya pada Bapak. Terserah akan menggunakan gedung mana saja asal tanggal pernikahan sesuai."Keputusan
Read more
Cinta Buta
"Kerja bagus, nggak sia-sia saya membayar mahal kamu untuk tugas berat itu. Tapi aku harap untuk sementara, kamu pergi jauh dari kota ini. Setidaknya sampai kasus kebakaran itu mereda." Anna berbicara pada seorang laki-laki yang dia tugasi untuk mengacaukan pernikahan Safiyya."Baik, Bu," jawab laki-laki itu lalu pergi dari hadapan Anna.Setelah kepergian laki-laki tinggi besar tersebut, Brian pun mendekat. Ia menatap Anna frustasi. "Apa aku tak salah dengar? Kamu benar-benar melakukan itu semua, Ann? Membakar gedung itu?" Brian tak percaya. Ia sungguh tak bisa berkata-kata lagi karena tingkah Anna."Ya, hanya sedikit memberi Nalen pelajaran. Bukannya kamu juga sangat membencinya?" Anna lagi-lagi sengaja memprovokasi Brian agar laki-laki di depannya percaya, bahwa dia melakukan semua itu untuknya. Padahal Anna berbuat demikian untuk dirinya sendiri yang ingin memiliki Nalen. Anna selalu menertawakan kepolosan Brian yang mudah sekali dimanfaatkan. Bahkan hanya dengan sedikit rayuan dan
Read more
Salah Paham
Safiyya menatap bentangan langit yang menghitam dengan perasaan tak menentu. Ia kembali mengingat pembicaraannya dengan Maira tadi siang. Mungkin benar, jalan satu-satunya untuk melancarkan semua acara pernikahan adalah dengan mengadakannya di Bali. Tak berapa lama suara dering ponsel di atas nakas berbunyi, tertera nama Mark di layar.Safiyya menautkan alis, untuk apa laki-laki itu menghubunginya malam-malam begini. Meski ragu, Safiyya akhirnya mengangkat panggilan itu.Sapaan salam terdengar di seberang sana. Tapi Safiyya masih ragu untuk membuka suara. Hingga kemudian Mark terdengar memanggil namanya. "Safiyya, apa kamu di sana?" Suara Mark terdengar parau."Ya ... ada apa, Mark?" Safiyya menjawab ragu."Maaf karena aku lancang menghubungumu, di sana pasti sudah malam, kan? Aku berusaha menghubungi Nalen, tapi nomornya tak aktif sejak tadi. Aku hanya ingin memberi tahumu bahwa Brian memang dulu pernah tinggal di Australia. Berdasarkan info yang Josh dapat, dia memang menghilang tak
Read more
Kejutan Romantis
"Aku bisa jalan sendiri, nggak perlu dekat-dekat." Safiyya berkata dengan nada ketus pada Nalen. Lalu menepis tangan laki-laki itu yang hendak menggandeng tangannya masuk ke kantor."Sayang, dengar dulu penjelasanku. Yang terjadi kemarin hanya salah paham." Nalen tak ingin menyerah begitu saja meski sejak pagi Safiyya seperti enggan bicara dengannya."Apa yang mau kamu jelasin, tunggu nanti sampai kita di ru-""Pak Nalen." Suara lembut Kania terdengar menginterupsi perdebatan pasangan suami istri itu.Rasa marah di hati Safiyya kian menjadi saat Kania mendekat ke arah mereka dengan langkah anggun. Nalen tak ayal dibuat semakin fruatrasi dengan kehadiran sang sekretaris yang tak tepat waktu. Apa lagi kini tatapan Safiyya seolah ingin menelannya hidup-hidup."Ada apa, Kania?""Ada hal penting yang harus kita bicarakan."Jawaban Kania semakin membuat Safiyya kesal. Ia mendengus lalu menatap Nalen dengan sorot tajam. "Urus saja sekretaris kesayanganmu ini," ujar Safiyya lalu pergi begitu
Read more
Rencana Baru
"Jadi kalian sudah menemukan orang yang bertanggungjawab membakar gedung itu?" Nalen berbicara dengan orang suruhannya. Laki-laki yang ia tugasi untuk menyelidiki kasus kebakaran gedung demi mengungkap kecurigaannya pada Anna."Ya, tapi saat kami mendatangi rumahnya, tempat itu sudah kosong, Pak."Nalen berdecak kesal mendengar jawaban itu. "Tapi kamu sudah mengetahui ciri-ciri orangnya?""Sudah, Pak. Saya akan berusaha lebih keras lagi." Orang di seberang terdengar yakin."Usahakan kemu menemukannya sebelum hari pernikahan saya dilaksanakan.""Mas, lagi bicara sama siapa? Serius banget." Safiyya tiba-tiba melingkarkan tangan di pinggang Nalen. Wanita itu memeluk punggung suaminya yang masih bertelanjang dada.Nalen pun akhirnya terpaksa menutup panggilan sepihak meski belum mendengar jawaban orang suruhannya. Ia berbalik lalu tersenyum pada Safiyya yang baru saja terbangun karena mendengar suaranya. Istrinya masih mengenakan baju dinas khusus untuk di ranjang."Kamu udah bangun?" Nal
Read more
Mengesampingkan Ego
Hari ini kantor Nalen tampak sangat sibuk. Ada beberapa masalah yang tiba-tiba terjadi di perusahaan.Desain proyek yang tengah disiapkan untuk mengikuti tender besar tiba-tiba dicuri oleh perusahaan lain. Tak ayal kejadian tak terduga itu benar-benar membuat Nalen kalang kabut karena rapat untuk tender itu hanya tersisa satu hari. Nalen benar-benar harus memutar otak untuk mengatasi semua ini. Tapi masalahnya, Kania bukanya membantu, tapi malah sejak tadi membuat kacau semuanya."Kania, mana file yang saya minta kamu untuk menyiapkan?" Nalen bertanya pada sekretaris-nya yang tengah sibuk di depan laptop."Ada, Pak, sebentar," jawab Kania eneteng, karena dia merasa sudah menyelesaikan dokumen itu sejak beberapa jam lalu.Tapi agaknya sebuah masalah tak terduga terjadi, dokumen yang ia letakan di bawah file lain ternyata sudah tak ada. Kontan wajah Kania berubah panik. Jantungnya berdetak sangat keras, menyadari bahwa hidupnya di kantor ini benar-bebar akan berakhir.Nalen menautkan al
Read more
Berusaha Baik-baik Saja
Anna duduk menyilangkan kaki di kursi ruang kerja. Tangannya mengetuk-ngetuk meja hingga menimbulkan suara. Sedang mata wanita itu tak lepas mengamati ponsel yang tergeletak di depannya. Anna tengah menunggu panggilan dari Nalen atau utusan perusahaan yang menginginkan dia kembali ke sana. Anna seolah begitu yakin bahwa Nalen akan menghubungi.Setelah lama menunggu ponselnya benar-benar berdering. Anna tersenyum lebar saat melihat panggilan itu berasal dari nomor perusahaan. Wanita tersebut mengatur suaranya lebih dulu agar terdengar angkuh lalu mengangkat panggilan tersebut."Halo, ada yang bisa saya bantu?""Halo, Miss Anna, ini saya Ali. Pak Aidan meminta Anda untuk kembali bekerja di perusahaan. Apakah Anda bersedia?"Anna diam sejenak, dia menimang-nimang sesuatu. "Kenapa tidak Pak Nalen saja yang menghubungi saya. Saya mau kembali ke perusahaan asal Pak Nalen langsung yang menjemput saya ke sini," tegas Anna. Lalu menutup panggilan begitu saja. Dengan angkuh ia meletakan ponsel
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status