“Kau gila?! Kami semua sudah saling mengenal. Bagaimana bisa kau menyamakan kami dengan ponsel itu?!” Tuan Sanjaya membentakku sembari menunjuk ponsel yang masih ku angkat tinggi di hadapannya.“Itu yang saya maksud. Kita semua tahu jika orang-orang yang saya sebutkan tadi, juga nomor telepon yang ada di ponsel ini adalah wujud si pemilik saham. Jika Anda ingin bukti, Anda juga harus menunjukkan buktinya, kan? Apa saya salah? Mana tahu di antara kita ada yang sudah menjual saham secara diam-diam? Apalagi saham Azure sekarang sedang berada di puncak.”“Baik... baik... tsk… kau pintar juga, ya? Ayo tunjukkan bukti milikmu dan kami akan membawakan milik kami nanti.”“Tidak. Saya akan membawa milik saya sekarang, dan Anda semua juga harus melakukan hal yang sama. Kalau tidak, Anda sebaiknya keluar sementara saya berbicara pada CEO,” sahutku, sama ngototnya dengannya.“Nah, ini milikku,” ucap Nyonya Zhang sembari melambaikan selembar kertas dari tempatnya duduk.“Dan mana bukti milikmu?!” t
Baca selengkapnya