Semua Bab Crash Melody: Bab 91 - Bab 100
164 Bab
Crash Melody 91
Setibanya di loby, Endra meminta petugas hotel untk uk mengecek kamar yang kosong. Setelah mendapatkan kunci, Endra lalu membawa Karra ke kamar itu.“Makasih, Pak,” kata Endra pada si satpam setelah tubuh Karra dibaringkan di ranjang.“Sama-sama, Pak,” kata satpam itu. Setelah, memberikan tas Karra, dia lalu berjalan keluar kamar.Endra lalu mengunci pintu. Setelah meletakkan tas Karra di nakas, dia lalu kembali ke ranjang. Dia duduk di tepi ranjang dan memperhatikan Karra yang terbaring telentang. Dia sempat menelan ludah saat melihat dada Karra bagian atas yang menyembul karena bajunya yang seperti kemben itu agak melorot. Namun, Endra mencoba menguasai pikirannya agar tetap waras. Dia lalu melepaskan jasnya dan memakaikan jas itu ke tubuh Karra.“Kar ... Karra,” kata Endra sambil menepuk-nepuk pipi Karra pelan setelah dia menutupi tubuh Karra bagian atas dengan jasnya.Karra tak berreaksi. Gadis itu tetap memejamkan matanya.Lantaran mengantuk berat, Endra akhirnya memutuskan untuk
Baca selengkapnya
Crash Melody 92
Setelah hampir setengah jam berlalu, Dania masih menangis. Bahkan dia tetap tak bisa menghetikan tangisnya saat Sisil sudah bangun dan berjalan menghampirinya.“Dan, lo kenapa?” tanya Sisil.Dania tak menjawab. Gadis itu masih sesengggukan.Sisil lantas berjalan ke meja rias. Dia mengambil tissue yang ada di atas sana. Dia lalu menyodorkan tissue itu ke hadapan Dania.Dania mengambil banyak sekali tissue lalu mengusap air mata berikut lendir yang keluar dari hidungnya.“Thanks,” kata Dania.“Lo kenapa?” tanya Sisil. Dia membungkuk, memperhatikan raut wajah Dania. Dari matanya yang bengkak dan hidungnya yang memerah, dia tahu kalau Dania sudah menangis sangat lama.Dania masih tak menyahut. Dia mengambil napas dalam-dalam lalu mengembuskannya perlahan. Melihat itu, Sisil mengusap-usap pundak Dania. Gadis itu butuh tenang sulu sebelum bisa dia ajak bicara.“Udah tenang?’” kata Sisil saat melihat tangis Dania mulai reda.Dania mengangguk. Dia lalu mengeluarkan cairan dari hidungnya lagi
Baca selengkapnya
Crash Melody 93
“Kan faktanya enggak. Kenapa aku harus khawatir atau takut? Dania aja yang negatif thinking terus,” balas Karra.Endra menghembuskan napas kasar. “Oke. lo memang nggak seharusnya panik atau takut karena kenyataannya kita memang nggak ngelakuin apa-apa dan nggak ada apa-apa. Tapi gue minta tolong banget jelasin ke Dania kalo kita memang nggak ngapa-ngapain,” katanya.Karra tersenyum masam. “Pak Endra ... Pak Endra, kadang aku heran deh kenapa cowok sebaik dan sesopan Pak Endra masih aja dicurigain yang enggak-enggak,” katanya, “You don’t deserve.”“Thanks,” sahut Endra, “boleh tolong kamu jelasin ke Dania sekarang?”“Mana hape Pak Endra,” kata Karra.Endra mengambil ponselnya lalu menyerahkannya pada Karra.Karra melakukan panggilan telepon pada Dania sebanyak enam kali dan tak kunjung mendapatkan respon. Dia lalu menggeleng-gelengkan kepala, tanda menyerah.“Kalo aku jadi Pak Endra bakalan setres sih kalo punya pacar ambekan kayak dia,” sahut Karra.“Kar, coba lagi. Sekali aja. Kalo i
Baca selengkapnya
Crash Melody 94
Dalam hitungan detik, Dania tertegun. Dia takjub melihat Zevan tertawa. Betapa tidak, selama hampir lima bulan dia bekerja dengan Evolution, baru sekali itu dia melihat Zevan tertawa selepas dan seringan itu. Selama ini, dia hanya melihat tampang angkuh dan songongnya Zevan saja.***Saat Endra berkata laki-laki itu akan datang menemuinya, Dania pikir dia berbohong. Dania pikir, Endra hanya ingin menenangkannya saja. Tapi ternyata laki-laki itu benar-benar menemuinya. Endra menunggunya tak jauh dari venue setelah konser Evolution selesai.Mereka berdua sempat canggung saat Endra baru turun dari mobil. Dania merasa aneh, orang yang habis dia marahi dan nyaris dia benci berdiri di depan matanya hanya dalam jarak kurang dari satu meter.Kecanggungan itu berakhir ketika Endra memulai obrolan. “Kamu udah makan?” tanyanya.“Udah tadi sore sebelum konser,” jawab Dania.“Kamu nggak laper lagi? Pesen makan yuk? Kita drive thru aja tapi. Entar kita makan di hotel,” kata Endra.Dania hanya menga
Baca selengkapnya
Crash Melody 95
Dania terbangun pagi-pagi sekali. Di sampingnya Endra masih terlelap. Dia tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya yang terasa polos. Dia lalu mengambil pakaiannya yang berserakan dan berlari-lari kecil menuju kamar mandi.Setelah menutup pintu kamar mandi, Dania lalu mengguyur tubuhnya di bawah shower. Selama itu, kepingan-kepingan hal yang terjadi antara dirinya dan Endra semalam terekam lagi. Dalam hitungan detik, air matanya lalu jatuh membasahi pipi.Tangis Dania itu bukan tangis penyesalan. Dia mencintai Endra dan laki-laki itu berhak memilikinya. Hanya saja dia merasa kosong. Merasa berbeda. Dan juga merasa ada yang hilang. Dia merasa dia yang sekarang bukan dia yang kemarin lagi. Dia tak percaya kalau akhirnya komitmen yang selama ini dia pertahankan terlanggar juga.Dania mematikan shower karena kedinginan. Dia lalu berjalan menuju wastafel. Dia tertegun ketika melihat beberapa bercak merah kebiruan di leher dan dadanya. Matanya dipenuhi cairan lagi ketika dia menatap tubuhnya da
Baca selengkapnya
Crash Melody 96
Dania refleks menoleh ke pintu yang rupanya telah terbuka. Dia lalu membelalakkan mata. “Lo dari tadi di situ?” tanyanya.“Baru sih,” sahut Sisil, “lo kenapa deh kayak panik banget gitu?”“Nggak kenapa-kenapa,” sahut Dania.***Endra menghilang dari kantor selama dua hari. Selama dia bekerja bersama Endra, baru kali ini laki-laki itu pergi sampai tidak masuk kerja dan tidak memberi tahunya. Sebenarnya memang tidak masalah Endra mau pergi ke mana dan berapa lama juga. Dia bosnya. Dia berhak melakukan apa saja tanpa izin siapa pun. Yang membuat hati Karra dongkol adalah fakta bahwa Endra pergi untuk menemui kekasihnya. Sesuatu yang baru dia ketahui beberapa menit yang lalu dari postingan instagram Endra.Karra merasa sesak saat melihat foto yang diunggah Endra. Foto itu adalah foto Dania yang diambil dari belakang. Dari background-nya, gadis itu seperti sedang terbaring menyamping di atas ranjang. Dan dari pundaknya yang terlihat polos, Karra tak terlalu bodoh untuk menyimpulkan kalau D
Baca selengkapnya
Crash Melody 97
Kata orang-orang, dunia kerja itu akan lebih mengerikan dan lebih menyebalkan daripada dunia sekolah atau perkuliahan. Karena di dunia kerja kita bisa jadi bertemu dengan rekan kerja yang toxic atau mungkin atasan yang seenaknya. Tentu saja Karra termakan dengan omongan mereka. Tapi rupanya dia tidak pernah mengalami itu. Selain beberapa omongan pegawai kantor yang lain yang iri dengan kedekatannya dengan Zevan.Karra masih ingat betul pertemuannya dengan Endra sekitar empat tahun yang lalu di hari pertama dia masuk kerja. Dari hari pertama, laki-laki itu selalu bersikap ramah padanya. Dia tak pernah membuat Karra merasa bodoh dan tidak becus karena dia memang baru pertama kali bekerja.Endra memimbing Karra dengan tulus dan sepenuh hati. Dia jarang sekali memarahi Karra. Bahkan seingat Karra, laki-laki itu tidak pernah berbicara dengannya menggunakan nada tinggi.Saat Karra bertanya mengapa Endra begitu sabar menghadapinya yang sama sekali belum berpengalaman, laki-laki itu menjawab
Baca selengkapnya
Crash Melody 98
Endra melipat laptopnya. Dia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul dua belas lebih lima. Dia lalu berdiri. Seperti biasa, dia hendak mengajak Karra makan siang bersama di restorang dekat kantor.Dengan cepat, Endra lalu berjalan keluar ruangan. Setelah langkahnya terhenti di ruanngan Karra, dia mengetuk pintu beberapa kali. Setelah mendengar Karra mengucap kata, “ masuk, “pelan, dia lalu membuka pintu ruangan.“Kar, makan siang bareng yuk,” kata Endra.“Pak Endra makan sendiri aja,” sahut Karra.Endra mengerutkan kening saat menyadari wajah Karra yang sayu dan ada kantung mata. Dia tampak kurang sehat. Kenapa dia baru menyadarinya sekarang? Padahal dari pagi juga Karra berinteraksi dengannya. Endra merasa sudah keterlaluan.“Lo sakit, Kar?” tanya Endra.Karra yang dari tadi ingin menangis karena memikirkan perasaannya pada Endra, akhirnya mengeluarkan air mata juga.“Astaga, lo kenapa nangis?” kata Endra, “dia berjalan lebih dekat kepada Karra.”“Sa ... saya, diare, Pak. Semale
Baca selengkapnya
Crash Melody 99
Sejak ada personel Evolution yang ulang tahun dan ada fans yang memberi kado, hampir setiap konser pasti ada saja Evolutioner yang memberi gift kepada mereka. Walaupun mereka tak sedang berulang tahun. Ada yang memberi jam tangan, sepatu, bucket bunga dan lain-lain.Malam ini, di lagu penutupan, Zevan mendapatkan dua gift. Yang satu sebuah kotak, entah apa isinya. Sementara yang kedua sebuah bucket bunga. Zevan memeluk kotak itu dengan tangan kirinya. Sementara bucket bunganya dia lemparkan ke Sisil yang standby di samping Okan karena dia tak bisa memegang di tangan kanannya yang masih memegang mic.Sampai konser berakhir, semuanya berjalan lancar dan baik-baik saja. Zevan senang melihat wajah-wajah cerah Evolutioners. Seperti biasa, saat acara makan bersama juga mereka membahas keseruan konser.Namun segalanya berubah hanya dalam waktu satu malam. Saat Zevan baru membuka mata, dia dikagetkan dengan suara ketukan keras di pintu kamarnya. Setelah mendengar suara Sisil yang menyebut nam
Baca selengkapnya
Crash Melody 100
Zevan mengangguk. “Oke deh. Kita lihat dulu aja perkembangannya,” katanya.***Endra berjalan cepat menuju ruangan Karra. Dalam hitunagn detik, setelah pintu terbuka, sekertasrisnya itu muncul dari balik pintu.“Masuk, Pak,” kata Karra.“Lo udah enakan?” tanya Endra setelah dia duduk di kursi di seberang meja Karra.Karra mengangguk. “Iya,” katanya.“By the way, meetingnya entar diundur setelah jam dua ya,” kata Endra, “berkas-berkasnya lo simpen dulu aja. Kalo lo kasih sekarang, takutnya entar malah hilang.” Endra lalu berdiri lagi.“Pak Endra ke sini cuma mau ngasih tau itu doang?” tanyanya.Endra mengangguk.“Repot banget sih? Kenapa nggak telfon aja?” tanya Karra.“Gue habis dari toilet tadi. Jadi sekalian,” sahut Endra.Entah mengapa Karra yakin Endra belum sempat melihat berita tentang Zevan. Gadis itu lanta menahan Endra.“Bentar deh, Pak Endra udah tau kabar tentang Zevan belum?” tanya Karra.Endra mengerutkan kening. Dia lalu duduk lagi. “Zevan? Dia lagi konser kan? Kenapa Em
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status