All Chapters of Kasih Aku Kesempatan Sekali Lagi: Chapter 141 - Chapter 150
288 Chapters
Bab 142
Rossa terus mengikuti Timothy Huo sambil memikirkan banyak hal dalam pikirannya, tanpa sadar sudah menyampai pintu ruang bawah tanah, namun karena dia tidak memperhatikan jalan dia tiba-tiba tersandung, dan tubuhnya langsung jatuh ke arah Timothy Huo. Terlambat bagi Santo Song untuk menopangnya, Rossa jatuh ke pelukan Timothy Huo dan duduk di paha Timothy Huo. Perasaan lembut yang di rasakan Timothy Huo langsung menangkapnya, dia bahkan tak sadar telah memeluk pinggang mungil Rossa. Pinggangnya lembut dan tipis, layaknya ular air.Timothy Huo tak dapat mengelak. Rossa merasakan sepasang tangan besar di pinggangnya yang menopang dengan solid dan kuat dengan hangat, membuatnya bangun tanpa sadar. Secara tiba-tiba, dia langsung mengangkat kepalanya dan sontak bertemu dengan dagu Timothy Huo. Tidak diketahui kapan dan kenapa Timothy Huo menundukkan kepalanya, seperti ingin mengecek bagaimana keadaannya, tetapi hanya Timothy Huo yang tahu, pada saat itu, dia dengan sepenuh hati peduli pada
Read more
Bab 141
"Maaf maaf!" Pelayan itu agak bingung, dan segera berjongkok dan terus membersihkan. Rossa juga berjongkok dan tersenyum sambil berkata."Ini, izinkan saya membantu.""Tidak apa-apa, Bu. Anda merupakan seorang tamu, aku bisa melakukannya sendiri." Pelayan itu sedikit bingung.Timothy Huo dan ibunya merasa malu. Lalu Nyonya Huo berkata."Maaf, Nona Kelselyn, ini adalah pembantu rumah tangga kami. Itu sudah cukup tua, dan memang demikian ada di ruang kerja, namun tak melihat Anda datang. Anda dapat membiarkannya melanjutkan bersih-bersih sendiri.""Oke, tidak apa, saya juga salah, dan tidak dapat menghindar."Rossa tersenyum dan melepaskan tangan Nyonya Huo dari bahunya, lalu tetap berjongkok dan membantu pembantunya mengambil buku-buku, namun diam-diam mengambil sebuah foto kuning yang sudah sangat usang itu dan menyelipkannya di lengan bajunya, lalu berdiri dengan santai seolah-olah tak terjadi apa-apa. Melihat Rossa memiliki kepribadian itu sangat mudah didekati, Nyonya Huo pun memp
Read more
Bab 143
"Hati-hati!"Timothy Huo menjerit dengan hati yang tegang, tapi sayangnya dia cacat, sehingga tak dapat menolongnya. Dia tak pernah benar-benar menyadari akibat yang akan dia temui pada kakinya jika dia tidak membaik, membuatnya dia merasa sangat frustrasi saat ini. Gadis yang dia sukai berada tepat di depannya, dan dia dalam bahaya, namun mengetahui fakta bahwa tak ada yang bisa dia lakukan, bahkan kekuatan untuk berdiri dan menariknya pergi pun tidak.Timothy Huo memukul kakinya dengan keras, melihat Santo Song yang menendang Landy Zhao, dan dengan cekatan mencegahnya menghampiri Rossa. Rossa tidak gentar sama sekali. Pada saat itu, dia melihat dengan jelas niat membunuh di mata Landy Zhao, tapi dia tak dapat mundur. Di belakangnya adalah putra dan putri dari Neilsen, dan masih banyak pihak lainnya yang harus dia lindungi. Beberapa orang bilang.'Saat engkau sendirian, engkau bisa menjadi pengecut dan malu-malu, tetapi setelah engkau menjadi seorang istr
Read more
Bab 144
Bisa di bilang bahwa pernyataan Landy Zhao benar-benar mengulik segala opini itu dan membuat ekspresi Rossa sangat jelek di pandang mata."Apakah kau pikir aku peduli? Aku bahkan tak harus memastikan, apakah kau benar-benar berpikir bahwa kau bisa mengancamku dengan berbicara denganku? Landy Zhao, seperti yang aku bilang, aku sudah kembali dengan penuh kejahatan, hanya untuk balas dendam belaka. Kau ingin menggunakan cara ini untuk mengancam aku? Aku minta maaf sebelumnya, aku tak bermaksud untuk berurusan dengan kau dengan cara yang jelas. Selama aku dapat membuatmu merasa buruk dan membiarkan kau mengalami rasa sakit yang aku alami, aku rela melakukan apa saja, bahkan untuk menjual jiwa ragaku!"Setelah berbicara, Rossa berdiri dan berencana untuk berbalik. Landy Zhao yang panik, ragu-ragu, tidak tenang berkata."Kau tidak bisa memperlakukan Tria seperti itu! Kau benar-benar tidak bisa!""Kau harus tahu kalau aku bisa!" Rossa menatap Landy Zhao
Read more
Bab 145
Santo Song yang gemetaran karena dingin dengan cepat mengenakan mantelnya, dan tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata. "Apakah ini musim dingin?""Ini adalah musim dingin buatan dengan prinsip dan hukum biologis." Rossa berkata dengan santai, dan dia sudah berjalan masuk terlebih dahulu.Santo Song tidak begitu mengerti arti perkataan Rossa, tetapi dia tak banyak bertanya, dan langsung ikut masuk ke dalamnya. Ada banyak jenis kebun plum di sini, bahkan plum hijau juga ada. Sangat jelas bahwa Neilsen benar-benar merawatnya. Aroma bunga plum sngat menyegarkan. Rossa yang berjalan-jalan di kebun plum hatinya agak meleleh. Sampai jalan akhir terdapat sebuah rumah lukisan. Rossa berjalan maju, dan dengan lembut membuka pintu rumah lukisan itu, dan semburan aroma datang.Ada juga tanaman pot bunga plum, yang lebih halus daripada bunga plum yang terletak di luar. Rossa tampak familiar dengan lukisan yang tergantung di rumah lukisan. Tiba-tiba matan
Read more
Bab 146
Rossa tahu bahwa jika dia keluar sekarang, tak akan ada harapan ke depan antara dia dan Neilsen. Sebelumnya, dia tak berharap Neilsen untuk menyukainya, dia hanya ingin kembali, tapi sekarang, setelah melihat taman pribadi, dan saat dia mengetahui cinta Neilsen padanya sangat dalam, dia tidak ingin melepaskan tangannya untuk kedua kali.Terlepas dari rasa melepuh di punggung tangannya, Rossa meraih tangan Neilsen dan berkata."Bisakah kamu percaya padaku sekali ini? Hanya kali ini! Perasaanku padamu tak pernah berubah dari awal sampai sekarang. Neilsen, aku tidak menyangkal bahwa dulu aku membencimu, dan berharap kamu mati, tetapi pada saat itu, aku benar-benar keberatan, aku benar-benar tak sanggup. Dalam ragamu juga ada aku, jangan mudah terpengaruh oleh kata-kata orang lain ya? Bisakah kita menjalani hidup kita dengan baik?"Neilsen menatap Rossa dengan air mata di matanya. Matanya begitu jernih dan transparan, begitu tulus dan terpancar dari persahabat
Read more
Bab 147
Setelah Rossa pergi, Neilsen mengatur pemindahannya. Dia melakukannya secara diam-diam agar tidak ada yang tahu ke mana dia pergi. Ketika Rossa mengetahui bahwa Neilsen dipindahkan ke rumah sakit lain, dia membuatkan Neilsen sup merpati, tetapi ketika Santo Song mengirimnya, Santo Song mengatakan bahwa Neilsen tidak lagi berada di ruangan itu, dan tidak akakn menjelaskan kemana Neilsen pergi.Di saat itu lah, dia tahu kali ini dia benar-benar melukai Neilsen Santo Song berbisik pada Rossa. "Nyonya Rossa, izinkan saya bertanya, apa tujuan Anda kembali kali ini, selama Anda dapat memanfaatkan Tuan Neilsen, Anda dapat berbicara, apa pun dalam Keluarganya, dan apa pun sumber dari sini, saya siap membantu Anda.""Saya ingin melihatnya!" Rossa tidak ingin mengatakan apa-apa sekarang, dia hanya ingin melihat Neilsen.Santo Song berkata dengan malu, "Nyonya, jangan mempermalukan saya. Anda tahu, tidak ada yang bisa mengganggu keputusan yang dibuat oleh T
Read more
Bab 148
Rasa sakit di hati dan mulutnya langsung menyebar dengan jelas, tetapi dia tak dapat mengekspresikan rasa itu kepada orang-orang. Bahkan jika hatinya berdarah pun, Rossa masih akan tetap berlaku tenang. Dia merasa benar-benar berbeda dari Rossa yang dahulu. Dengan sedikit senyum pahit, Rossa menatap Kepala rumah sakit Zhang lagi.Setelah mendengarkan kata-kata Santo Song, Pikiran Kepala rumah sakit Zhang tidak kusut lagi. Dia melihat orang-orang ini dan berkata."Pada awalnya kami pikir Ryu hanya menderita flu ringan, dan ia pun di obati sesuai dengan gejala sakit di perutnya, tetapi itu tidak berpengaruh sama sekali. Jadi kami mengekstraksi darah Ryu untuk di analisa dan menemukan bahwa tubuh Ryu mengandung sesuatu yang berpotensi membuatnya lemah dan lebih rentan terkena gejala demam tinggi yang mirip dengan penyakit flu.""Apa itu?" Rossa memegang tangannya erat-erat.Dia hanya sedikit curiga, tetapi tak berharap itu benar. Perasaan itu benar-b
Read more
Bab 149
Rossa pun merasa malu karena terpapar senyuman kecil dalam ekspresi Timothy Huo. Bagaimana bisa ada anak seperti itu di dunia ini! "Timothy Huo, jangan di pikirkan. Wandy terlalu dimanjakan olehku.""Tidak apa-apa, aku sangat menyukainya. Jika aku punya waktu senggang, bolehkan aku datang dan bermain dengannya, Nona Kelselyn?" Timothy Huo bertanya sambil tersenyum. Bagaimana seharusnya Rossa tak memikirkan hal ini? Apakah ini berarti bila dia keberatan maka Timothy Huo akan menjauh dari Wandy? Bagaimanapun juga, Timothy Huo telah banyak membantu dirinya. Rossa secara alami tidak bisa menolak, mengangguk dengan malu."Baik, serahkan saja padaku, yang penting, sekarang tugasmu adalah pulang dan selidiki siapa yang telah meracuni Ryu di rumah Kelurga Neilsen.""Jika kau butuh bantuan dari kantor polisi, jangan ragu untuk berbicara denganku."Mendemgar kata-katanya, Rossa hanya bisa tersenyum kecil. Awalnya dia benar-benar tidak in
Read more
Bab 150
"Apa yang kau teriakkan? Diam!" Penjaga itu mengetuk kasar plak pintu di seberang pintu. Suara tongkat membuat Messie Chu meringis tanpa sadar, lalu dengan cepat masuk ke lengan Tiara Zhong."Bu, selamatkan aku, selamatkan aku! Keluarkan aku!"Melihat kelakuan Messie Chu seperti ini, Tiara Zhong sangat tertekan. Dia berbisik, "Dengarkan aku, ada sebotol obat di sini yang bisa membuatmu gila sesaat. Nanti seorang dokter akan memeriksa kamu sekitar jam delapan besok. Ingat, minum obat itu setengah jam sebelum itu. Efek obat ini hanya bisa bertahan selama dua jam, kamu harus menjaganya. Messie Chu, selama kamu bisa keluar dari sini, Ibu akan selalu punya cara untuk membuatmu melihat cahaya lagi. Hanya dengan keluar dari sini, kamu akan memiliki segalanya, kamu tahu?" Ketika Messie Chu melihat Tiara Zhong memberikan botol kecil itu padanya, dia sedikit gugup. "Bu, obat apa ini? Apakah ada yang salah dengan aku?""Tenang, kamu terlahir untuk
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
29
DMCA.com Protection Status