All Chapters of Kasih Aku Kesempatan Sekali Lagi: Chapter 211 - Chapter 220
284 Chapters
Bab 211
Matahari seolah malu melihat pemandangan di hadapannya, dia perlahan bersembunyi di balik awan, dan dua orang yang saling berpelukan itu tidak sadar sampai ada suara polos terdengar."Daddy, Mami, kalian sedang bermain saling mencium ya? Lulu juga ingin ikut!"Tidak tahu kapan kembalinya Lulu, yang jelas kemunculannya yang tiba-tiba membuat takut Rossa dan Neilsen. Ditambah lagi, tangan Neilsen masih berada di balik baju Rossa, mendengar suara putrinya Neilsen buru-buru menarik tangannya.Rossa seperti disengat oleh sesuatu, dia buru-buru melompat dari paha Neilsen."Lulu, kenapa kau kembali?"Rossa merasakan wajahnya merah membara, dia bergegas untuk bangkit berdiri. Entah berapa banyak yang sudah dilihat putri-nya, yang jelas ini sangat memalukan.Neilsen juga merasa malu, tertangkap basah oleh putri-nya seperti ini, perasaannya jadi tidak enak, saking takutnya dia sampai hampir berubah menjadi kasim. Lulu mengedipkan matanya y
Read more
Bab 212
Neilsen menahan tangis. Saat berbalik, dia langsung menemukan Ryu yang berdiri sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya, dengan dingin menatapnya."Anak kecil, apa yang kamu lakukan di sini?" Neilsen merasa harga dirinya yang dia bangun beberapa tahun ini telah sirna.Ryu berdehem sekilas kemudian berkata. "Nanti jika kamu ingin berciuman dengan Mamiku, bisakah kamu melakukannya di kamar? Apakah kamu tidak tahu kita ini masih belum dewasa? Apakah menurutmu meracuni pikiran anak kecil itu baik?" Ditanya begini oleh Ryu, Neilsen hanya bisa terdiam."Anak kecil, apakah kamu sedang mencari masalah?" Neilsen merasa marah karena malu, dengan cepat dia menaikkan dagunya, menatap Ryu dengan tatapan mengerikan.Ryu langsung berlari ketakutan. Sembari berlari dia berkata. "Kamu selalu menggunakan kekuatan untuk menekan kami, tapi kami tidak akan menyerah! Nanti jika kamu masih berani berciuman dengan Mami kami di hadapan kami, aku akan memotretnya da
Read more
Bab 213
Neilsen menatap Rossa yang begitu menawan, dia tidak bisa menahan diri menginginkan lebih. Dengan cepat kedua orang itu pun saling bertautan. Udara di dalam ruangan mendadak intens, dipenuhi dengan atmosfir yang berbeda.Tiba-tiba Rossa mendorong Neilsen, wajahnya sedikit memerah. Neilsen sempat tertegun. Dia sempat tidak sadar apa yang sedang terjadi. Saat dia ingin melangkah lagi, Rossa langsung menahannya."Aku belum selesai."Suaranya sangat kecil, sangat kecil sampai hampir tidak terdengar, tapi Neilsen tetap meresponnya, dengan terlihat sedikit frustasi."Berapa hari lagi?""Kamu hitung sendiri!"Rossa mendorong Neilsen kemudian pergi ke toilet, sesungguhnya dia merasa malu. Bagaimana bisa dirinya hampir terlena?Neilsen merasa frustasi, melihat diri sendiri yang tegang, dia pun menghela napas panjang. Kemudian bangkit berdiri menuangkan segelas air gula merah untuk Rossa.Saat Rossa ke luar dari kamar man
Read more
Bab 214
Raut wajah Neilsen berubah, tapi pada akhirnya dia tidak mengatakan apa pun, tapi dengan niat menghukum dia menggigit kecil bibir merah Rossa."Hei! Neilsen, apakah kamu berzodiak anjing?!""Aku berzodiak serigala!"Neilsen melepaskannya dengan sedikit rasa frustasi, kemudian dia berbalik dan berjalan menjauh. Tampangnya terlihat seperti anjing serigala yang sedang marah. Rossa tiba-tiba tertawa. Memang seekor serigala! Bibirnya pun digigit.Rossa menjilat darah di bibir merahnya, kemudian dia memeluk Neilsen dari belakang, berbisik."Di hatiku hanya ada dirimu." Kalimat ini membuat suasana hati Neilsen berubah lebih baik."Katakan sekali lagi." Nada bicaranya terdengar ada sedikit rasa bangga dan menang.Rossa tiba-tiba merasa Neilsen sangat mirip anak kecil, kemudian dia langsung melepaskan pelukannya."Tidak mau."Dia berbalik meninggalkannya, tapi Neilsen dalam satu gerakan langsung menarik lenganny
Read more
Bab 215
Orang ini terus menundukkan kepala sambil mengenakan sebuah topi lebar, terlihat sangat mencurigakan. Mendadak hati Rossa menjadi tegang, semakin orang itu mendekat, dia semakin gugup.Saat orang itu akan melewati bahunya, tiba-tiba Rossa menangkap lengan orang itu."Sebenarnya siapa kamu?"Tenaganya sangat kuat, sampai-sampai dia tidak sempat memperdulikan hasil gambar yang telah dia gambar sepenuh hati yang telah terjatuh di lantai.Karena takut orang itu melarikan diri, dia menggunakan kedua tangannya untuk menangkap lengan orang itu."Apa kamu sakit!"Orang itu mengangkat kepalanya dengan tiba-tiba, membuat Rossa terkejut. Sejurus kemudian Rossa pun melepaskan orang itu. Orang itu adalah wanita dengan wajah yang penuh dengan luka bakar. Saat ditahan oleh Rossa tanpa alasan, wajahnya semakin tidak enak dilihat."Apakah aku mengenalmu! Untuk apa kamu menahanku!" Orang itu bertanya dengan kasar, seperti seorang wanita y
Read more
Bab 216
"Argh!" Winata lengah. Karena masih digigit oleh Lulu, dengan refleks dia memukul Lulu."Lulu!" Rossa pun tersontak, dia segera memeluk Lulu. Namun tamparan Winata pun melayang.Plak! Tamparan Winata mendarat di wajah Rossa, menghasilkan suara yang renyah dan keras. Dalam waktu bersamaan mereka berdua tertegun.Winata tidak menyangka dirinya bisa kehilangan kendali. Bahkan tamparannya mendarat di wajah orang lain, dan Rossa dipukul secara langsung.Pengawal Neilsen dan penjaga keamanan rumah sakit yang melihat kejadian ini, langsung dengan tegang berdiri saling berhadapan."Aku ... aku tidak sengaja." Tangan Winata terasa mati rasa, kelihatannya tamparan tadi cukup keras.Tapi Rossa menatapnya, dan berkata. "Apakah aku boleh melihat telepon genggammu sekali lagi?"Ucapan ini membuat Winata cukup frustasi, semua amarahnya berubah menjadi tak berdaya."Sebenarnya dari sisi mana kamu melihatku sebagai penyandera? Tidak mungkin karena wajahku yang rusak ini membuatmu mencurigaiku bukan?""
Read more
Bab 217
"Mami, Mami!"Ryu tidak takut melukai harga diri Lulu. Sekarang dia telah melarikan diri dengan panik, dan dia hanya bisa melebarkan mata meminta pertolongan dari Rossa.Rossa mulai merasa frustasi, kemudian dia langsung menggendong Lulu."Lulu, tidak boleh!""Kenapa?" Lulu memanyunkan bibirnya, dia terlihat sangat tidak senang."Malam ini aku juga ingin tidur bersama Kakak Ryu ya?""Tidak boleh!" Rossa pun langsung menolak."Lulu, Kakak adalah kakak. Kamu tidak boleh tidur bersama dengan Kakak, dan juga kakak tidak boleh berciuman denganmu. Kapan saja, kamu tidak boleh berciuman dengan anak laki-laki mana pun mengerti?"Rossa mau tidak mau mencuri kesempatan ini untuk menjelaskan tentang masalah antara laki-laki dan perempuan ini.Tatapan Lulu terlihat kebingungan. "Tapi mengapa Mami dan Daddy boleh?""Karena aku dan Daddymu saling mencintai, kita juga telah dewasa, maka itu kita boleh melakuk
Read more
Bab 218
Dengan cepat Rossa pergi ke hadapan Lulu dan Ryu. Lulu tertidur sangat lelap, tidak merasakan sesuatu, tapi Ryu lebih mudah terbangun. Saat Rossa datang ke hadapannya, dia langsung membuka matanya.""Mami, ada apa?""Sssttt ...."Rossa melarang Ryu untuk berbicara. Dia memakainya baju kepada Ryu dengan baik, kemudian dia membawa Lulu ke ruangan yang ada di dalam.Ryu merasakan kepanikan Rossa, dan juga suara gemerisik di luar juga membuat Ryu menjadi gelisah."Apakah itu orang jahat?""Mungkin saja!"Rossa berbisik. Kemudian dengan cepat dia menggendong Lulu beserta selimutnya, kemudian masuk ke dalam kamar.Mata Ryu bergerak cepat melihat sekitar, kemudian tiba-tiba dia berlari ke dalam toilet dan mengisi air dingin dengan baskom mandi."Apa yang kamu lakukan?"Saat Rossa baru saja ke luar dia langsung melihat Ryu sedang membawa baskom berisi air dengan susah payah, kemudian dengan buru-buru m
Read more
Bab 219
"Bukan, Rossa, kembalinya aku malam ini, tidak masalah jika kamu membuatku kedinginan dengan air dingin, tapi ada apa dengan kamu yang sekarang membiarkan aku tidur sendiri?" Neilsen sangat frustasi.Rossa menghentikan langkahnya sejenak. Ryu buru-buru memeluk leher Rossa. Dengan menyedihkan dia berkata."Mami, aku sangat dingin. Di dalam Lulu juga pasti merasa kedinginan.""Benar juga."Rossa teringat akan Lulu, dia pun berbalik dan berkata kepada Neilsen."Kamu kembali ke kamar dan tidurlah, aku akan menyelimuti Lulu, di dalam terlalu dingin.""Bukan ...." Neilsen sudah terlalu frustasi.Ryu bersembunyi di balik leher Rossa kemudian diam-diam menjulurkan lidahnya mengejak Neilsen.Sialan!Siapa suruh Daddynya begitu kejam kepadanya barusan.Melihat tampang Ryu yang menyebalkan, Neilsen tidak tahan ingin menarik anak ini dan memberinya pelajaran. Setelah Rossa pun menggendong Ryu masuk ke dala
Read more
Bab 220
"Tidak tahu. Aku tidak melihatnya dengan jelas. Orang itu hanya lewat, setelah itu kamu pun datang." Rossa menghela napas dengan lemas.Jika tidak ada masalah seperti ini, bagaimana mungkin dia akan memukul Neilsen seperti orang jahat.Neilsen tidak berkata apa pun lagi, kemudian dia berbisik. "Cepat tidur. Ada aku, tidak akan ada masalah.""Hum."Hari ini Rossa terlalu banyak beraktivitas, terutama saat dia mengejar Winata, membuatnya sangat kelelahan. Sekarang saat dia telah berbaring, menghirup aroma tubuh Neilsen, mendengar detak jantungnya, perlahan Rossa pun terlelap.Dengkuran kecil pun mulai terdengar, Rossa telah tertidur, tapi Neilsen masih terjaga. Masalah seperti ini terjadi secara beruntun, sebenarnya siapa pelakunya? Dan juga ada maksud apa pelaku terus meneror Rossa seperti ini?Pemikiran Neilsen sama seperti pemikiran Rossa. Orang ini pasti masih berada di sini, tapi jika dia bisa diam-diam bersembunyi, dan juga m
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
29
DMCA.com Protection Status