All Chapters of Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik: Chapter 241 - Chapter 250
257 Chapters
Bab 241. Aku Pasti Akan Melindungi Keluarga Diva
Setelah mengirimkan pesan tersebut pada Marissa, Diva melanjutkan aktivitasnya dan tidak terlalu peduli pesan itu. Baginya hal itu sudah wajar kalau ada orang yang tidak suka dan menggertaknya. Pasti banyak yang mengincar Elvan, apalagi pria itu benar-benar sosok pria idaman setiap wanita.Saat kembali merebahkan dirinya ke tempat tidur Diva melihat kembali ponselnya, masih tidak ada pesan satu pun dari Elvan, termasuk pesan yang dikirimkan oleh Diva sebagai balasan pada Marissa.“Ah, aku tidak peduli, Aku tidak takut padamu! Aku lebih takut dengan rentetan pertanyaan yang diberikan ayah padaku besok!” Diva berkata dengan memandang handphonenya.Baru saja akan tertidur Elvan menghubunginya.“Diva maaf, handphoneku dalam mode senyap, termasuk getarnya.” Elvan berkata dengan rasa bersalah.“Tidak apa-apa, aku tahu kamu pasti tertidur, kan?” Diva berkata dengan nada yang senang.“Ya, tadi aku memang tertidur.” Elvan berkata jujur.“Sudah kuduga,” ucap DIva sambil terkekeh.“Div, aku mau t
Read more
Bab 242. Pembicaraan dengan Papa
“Sebenarnya, tadi papa menyuruhmu kemari ingin memastikan kalau kamu tidak memegang pekerjaan dulu malam ini dan juga bicara tentang hubunganmu dan Diva tentunya.” Darma mengeluarkan bentuk perhatiannya pada anaknya ini. “Tapi siapa sangka kalau tiba-tiba Bibi dan Pamanmu datang membahas tentang perayaan Lux Tech Group sampai malam mereka belum pulang juga.”Elvan tidak menjawab, dia memilih diam.“El, kalau kamu ada masalah cerita saja pada papamu ini. Kamu harus ingat kalau kamu masih punya keluarga, tempat dimana kamu bisa pulang dan merasa nyaman.” Darma menepuk perlahan pundak Elvan.“Aku tidak ada masalah apapun yang bisa kuceritakan, Pa.” Elvan berkata dengan suara dingin.Darma mengangguk pelan, dia tahu kalau anaknya yang satu ini sangat keras kepala dan memiliki tekat yang kuat. Dia juga memiliki gengsi selangit yang tidak bisa dikalahkan oleh siapapun!“Baiklah, tapi kamu harus selalu ingat pesan papa, jangan pernah lengah sedikit pun. Ingat El, kamu adalah calon pewaris ter
Read more
Bab 243. Biar Ayah Bicara Padanya
Pagi hari sebelum berangkat ke kantor, Diva mulai merasa gugup. Ayahnya jelas akan bicara padanya pagi ini. Diva mulai mengatur rasa cemasnya itu. Saat keluar kamar adalah hal yang sedikit menakutkan.Sebelum keluar dari kamarnya ini, Diva mencoba merapikan pakaian kerjanya, dress batik selutut dengan lengan panjang. Warna yang cukup cerah tetapi belum tahu apakah sisa hari ini akan turut cerah setelah pembicaraan dengan ayahnya pagi ini.Handling pintu diputar, aura dingin mulai merasuki tubuhnya. Apalagi saat keluar kamar dia langsung bisa melihat sang ayah sudah duduk di ruang keluarga dan menatapnya dengan sorot mata tajam saat dia berdiri tegak di depan kamar.‘Astaga, kenapa susananya jadi seperti ini?’ Diva berkata dalam hati.Di sana juga sudah duduk Ibunya yang sedang menemani keponakannya bermain. Namun, dia tidak melihat sosok Prisya. Jelas saja, Prisya pasti tidak ingin ikut campur di sesi pembantaian Diva ini! Sudah dipastikan adiknya itu mengurung dirinya di kamar dan men
Read more
Bab 244. Bisa Kamu Datang Sekarang?
Mendengar hal itu, Diva langsung terlihat menyatukan kedua alisnya dan berkata, “Apa ayah akan menghubunginya langsung?” tanya Diva dengan hati-hati.Ini sedikit diluar dugaannya dan tentu tidak masuk dalam prediksi Diva sebelumnya.“Ya, berikan sekarang dan ayah akan menghubunginya segera, di depanmu.” Lukman berkata dengan tegas.“Tapi Yah ….” Diva masih ragu untuk memberikan nomor Elvan pada ayahnya, akan tetapi walaupun demikian, Diva tetap mengambil ponsel ayahnya dan menekan kombinasi angka milik Elvan, hal ini membuat Ayahnya mengernyitkan kening.“Kamu bisa menghapal nomor orang luar sementara nomor keluargamu sendiri kamu bahkan tidak mengingatnya?” Lukman jelas tahu tentang kelemahan anaknya dalam mengingat kombinasi angka. Bahkan dulu, nomor Nico saja Diva masih harus melihat ponselnya sendiri.“Ayah, dia bukan orang luar, dia itu pacarku.” Diva berkata dengan jelas. “Lagipula kombinasi angkanya cukup mudah diingat,” tambah Diva lagi.“Baiklah. Kalau begitu ayah akan langsun
Read more
Bab 245. Elvan, Kamu Harus Datang Tepat Waktu
Diva tidak menyangka ayahnya akan melakukan hal itu, Diva tahu persis saat ini pasti Elvan sedang banyak pekerjaan, bukankah ayahnya tadi mendengar sendiri kalau pria itu sedang banyak urusan. Lantas kenapa ayahnya malah membuat Elvan memilih antara pekerjaan dan harus ke rumah mereka?“Ayah,” ucap Diva dengan suara berbisik tetapi dilihat dengan jelas kalau Diva tidak setuju dengan ide ayahnya ini.Lukman melihat ke arah Diva dengan tatapan datar, sedangkan Elvan belum merespon apapun, dia masih diam di ujung telepon ini.“Bagaimana? Apa kamu tidak punya waktu sekarang?” Lukman kembali memecahkan keheningan itu.“Ayah!” Kembali Diva berseru pada ayahnya tanpa suara, dia melihat ke arah ibunya dan meminta wanita itu untuk mengatakan sesuatu pada ayahnya itu, tetapi sepertinya itu adalah hal yang sia-sia.“Uhm ….” Terdengar Elvan sedang mempertimbangkan langkah apa yang harus dia ambil sekarang ini. “Begini, Om, sebenarnya saya masih ada pekerjaan yang mendesak pukul sembilan ini–”“Oh,
Read more
Bab 246. Cepat Berpikir Agar Tidak Terlambat
Setelah mendapatkan telepon dari ayah Diva, Elvan sejenak memijat pelipisnya. Dia memang banyak pekerjaan saat ini, tetapi sesaat sebelum Elvan menghubungi Lukman kembali, Diva sepertinya sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja tatkala menghubunginya, hal ini yang membuatnya menjadi tidak tenang. Apalagi wanita itu sekarang masih ada di rumah. “Apa dia sedang dimarahi oleh ayahnya ya?” Elvan bertanya pada dirinya sendiri, karena selama ini Diva selalu menampakkan wajah yang sedikit takut kalau sampai Elvan akan ke rumahnya, lalu pesan yang dikirimkan oleh Diva padanya semalam membuat Elvan menarik kesimpulan kalau Diva memang dalam masalah di rumahnya sekarang. Bayangan akan ayahnya yang memarahi Diva itu terpikir begitu saja di benak Elvan. Tidak ingin membuang waktu, Elvan melihat jam di pergelangan tangannya sekali lagi untuk memastikan waktunya. Pria itu keluar cepat dari ruangannya. “Dan, Saya ada urusan mendesak, tolong atur ulang jadwal-jadwal saya.” Elvan berkata pada Dani
Read more
Bab 247. Detik-Detik Terakhir
Melihat perjuangan bosnya ini, Andi benar-benar berdecak kagum. Elvan benar-benar selalu melakukan semuanya dengan maksimal, termasuk dalam urusan mengejar cintanya! Pria itu lalu menghubungi Prisya dan mengatakan kalau Elvan baru saja pergi ke rumah mereka dengan mengendarai kendaraan orang lain yang mungkin sudah dibelinya! “Apa?!” Prisya terkejut mendengar informasi yang dia dapat dari Andi. “Tolong jaga bos kita, sepertinya Ayah kalian sedang membuatnya benar-benar ketakutan sekarang.” Andi berkata pada Prisya dengan nada serius. “Gila! Benar-benar tidak disangka! Apa mungkin sekarang ini dia sedang mendapatkan karma?” Prisya malah membuat gosip tentang Elvan. “Entahlah, tapi yang jelas, dia mengatakan kalau lewat dari jam 9, maka kakakmu akan terus dimarahi oleh ayah kalian. Itu yang kudengar saat dia bicara sendiri tadi.” Andi kembali memberikan informasi itu pada Prisya. “Gila! Benar-benar hebat kakakku ini!” Prisya berkata dengan menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia ti
Read more
Bab 248. Saya Mengundang Anda untuk Pembuktian
Mendengar ucapan Elvan barusan Lukman hanya mengangguk pelan, tapi tidak ada senyuman di sana. Wajah Lukman terkesan dingin dan terlihat menakutkan, setidaknya itu yang dirasakan Prisya saat melihat ayahnya yang sedang memperhatikan Elvan dari atas sampai bawah.Untuk pertama kalinya Prisya menyaksikan bosnya ini terlihat berbeda dari sebelumnya, terbalik 180 derajat! Biasanya dia selalu menampilkan aura tegas dan dominan yang mematikan, namun sekarang … justru ayahnya lah yang seolah menyerap energi itu.Ayahnya yang selama ini selalu memperlihatkan keramahan dan kehangatan pada orang lain sekarang nampak begitu kurang bersahabat dengan tamu mereka ini.‘Apa ayah benar-benar tidak bisa menerima pria ini?’ batin Prisya.“Ayah … apa tidak menyuruh tamu kita ini masuk dulu?” Prisya berusaha mencairkan suasana yang sepertinya nampak sangat dingin.“Kamu belum terlambat.” Lukman tidak menghiraukan ucapan Prisya barusan.Ada kelegaan tergambar di wajah Elvan, tapi dia berusaha untuk tetap t
Read more
Bab 249. Yakin Tidak Dipermalukan?
Elvan yakin kalau saat ini pria yang sedang duduk di hadapannya ini sudah bisa sedikit diluluhkan. Namun, setelah dia berkata dengan penuh percaya diri itu, ekspresi Lukman tidak terlihat senang ataupun tidak suka, mimik wajah itu sulit dimengerti oleh Elvan.‘Apa aku salah menilai?’ batin Elvan.“Mengundang kami ke acara perusahaan untuk memperkenalkan siapa calon istrimu, ya? Kalau begitu saya boleh tahu siapa calon istrimu yang akan kamu perkenalkan itu?” Pertanyaan ini justru membuat Elvan bingung, bukankah jawabannya sudah jelas kalau itu Diva, putrinya sendiri.“Itu, tentu saja Diva, Om.” Elvan berkata dengan suara yang terdengar mantap.“Oh, saya bahkan berpikir kalau yang kamu katakan itu bukan Diva, melainkan orang lain, karena kamu tidak menyebutkan nama yang jelas.”“Tidak ada orang lain selain Diva, Om,” tegas Elvan pada Lukman.Pria paruh baya itu mengangguk perlahan.“Ini diminum dulu tehnya.” Indah membawa minuman dari dalam dan meletakkannya di atas meja dengan perlaha
Read more
Bab 250. Beri Saya Kesempatan Untuk Membuktikannya
Pertanyaan yang seperti sebuah pernyataan baru saja dikeluarkan oleh Indah ini membuat Elvan terdiam, dia menarik napas dalam dan memejamkan matanya sejenak. Hal ini sama seperti yang dikhawatirkan oleh dirinya dan papanya! Elvan juga tahu dan menyadari ada tujuan dibalik niat baik ini. Namun, semua itu ditutup oleh sebagian rasa bahagia yang menyelimuti hatinya karena Diva sudah diterima oleh keluarga intinya! Yah hanya keluarga intinya saja, tidak dengan yang lain, yang mungkin mengharapkan kejatuhan dirinya. ‘Ternyata mereka benar-benar sangat hati-hati,’ batin Elvan. Elvan sempat mengabaikan hal lain ini dengan mengatakan secara tegas pada kedua orang tua Diva untuk mengajaknya ke acara penting itu, berharap mereka merasa dihargai dan bisa menerima dirinya masuk ke keluarga Diva dengan mulus. Elvan juga mengatakan kalau mereka diundang ke acara itu agar dia bisa memikat hati orang tua Diva, tapi sayangnya, pikiran orang tua Diva ini ternyata sudah melenceng dari ekspektasinya.
Read more
PREV
1
...
212223242526
DMCA.com Protection Status