Semua Bab Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris: Bab 31 - Bab 40
263 Bab
Menyiapkan Mental
Ada notifikasi email dari ponselnya. Ayesha membukanya dan jadi menghela napas panjang.Undangan  resmi rapat akhir tahun ajaran bersama pihak yayasan.Jujur, dia baru sekali ini mengikuti rapat bersama pihak yayasan. Tidak tahu seperti apa model rapatnya. Apa saja yang dibicarakan dan hal lainnya.Yang diresahkannya adalah, Belinda memintanya mengakui tentang pembulian anak-anak dikelasnya. Atau, dia akan mempermalukan Ayesha di rapat bersama itu.“Kau terlihat tegang? Apa ada yang mengusikmu?” tanya Hilbram sepagi itu melihat Ayesha sudah rapi. Tapi raut mukanya seolah memikirkan hal berat.Ayesha menggeleng dan mengulas senyum di wajahnya. Pria ini juga sedang sangat sibuk. Dia tidak akan menganggunya.Semalam, dini hari baru pulang. Dan sepagi ini pun sudah bersiap di meja kerjanya karena harus berkordinasi dengan Rahman yang menghandle urusannya di Qatar. Ayesha tidak sampai hati membuatnya lebih repot lagi.&ldq
Baca selengkapnya
Tuduhan Kejam
“Bu Ayesha izin tidak ikut rombongan bus guru saat pulang acara champ. Pasti kejadian itu setelah acara champ, lihat saja tempatnya di sekitar area champ kita!”Bisik-bisik mulai mendengung dan banyak gumaman yang lain menambah berisik ruangan.Hingga suara Dirga membuka michropon, membuat yang lain terdiam menunggu apa yang akan disampaikannya.“Maaf, bukannya saya tidak menghormati pimpinan rapat. Tapi saya ingin memberikan klarifikasi gambar itu.” Arif  yang menjadi pimpinan rapat tidak menolak. Dibiarkannya sang putra menjelaskan apa yang ingin dijelaskannya.“Sebenarnya ini adalah kamera dokumentasi pelaksanaan champ beberapa hari yang lalu. Ketika rombongan pulang, saya masih ada sedikit urusan bersama Tiko dan uwais yang ikut mobil saya. Tidak tahunya dua anak itu malah membidik kameranya pada dua insan yang sedang bucin itu. Bahkan di tempat umum pun mereka masih terlihat bucin dan bermesraan. Sunggu
Baca selengkapnya
Kedatangan Pemilik Yayasan
Tatapannya tertuju pada wanita yang terisak dengan begitu menyedihkan di tengah forum. Dibanting mentalnya habis-habisan oleh hujatan setiap orang yang merasa tidak pernah melakukan kesalahan dalam hidupnya. Wanita, yang bahkan dia rela memberikan apapun padanya, namun diperlakukan buruk oleh mereka. Hatinya pedih ikut merasakan wanita yang dicintainya terlihat sekacau itu. “Tuan, mari silahkan duduk!”Arif berinisiatif keluar dari tempatnya duduk untuk menyambut Hilbram. Namun tidak digubrisnya. Zain yang mengikuti Hilbram di belakang menahan Arif dan memintanya kembali ke tempat.“Ada apa? Katakan padaku?” tanya Hilbram menyentuh kedua bahu Ayesha dan mengarahkan menghadap padanya. Pria jangkung itu sedikit membungkuk untuk memastikan keadaan Ayesha. Seperti seorang anak yang terluka dan akan bertambah hebat tangisannya bila orangtuanya yang datang menenangkan, kedatangan Hilbram membuatnya justru terisak
Baca selengkapnya
Anting
“Eh, sebentar. Bagaimana ekspresimu tadi?”Hilbram senang melihat Ayesha yang sekarang tidak lagi menangis. Bahkan sempat menahan senyum sambil menunjukan wajah mencebiknya.“Apa?” Ayesha tidak mengerti.“Coba ulangi wajah mencebikmu tadi!” Lagi perintah Hilbram.Ayesha melirik Hilbram. Ada apa dengannya? Apa dia tidak suka Ayesha mencebik karena mendengarnya memuji diri sendiri?“Kenapa, Tuan?” tanya Ayesha polos.“Heran saja, ada wanita cantik yang mencebik pun  masih cantik. Aku jadi curiga, kau pasti bidadari dari surga yang menyamar menjadi  manusia.”Dih, pria ini bisa juga menggombal!Pipi Ayesha langsung merona dan menunduk malu. Gemas dengan sikap Ayesha, Hilbram merengkuhnya dan memeluknya erat sambil terkekeh.“Tuan, jadi benar Anda adalah cucu mendiang Nyonya Safinah?” Ayesha mengembalikan arah pembicaraan yang hampir teralihkan
Baca selengkapnya
Menginginkan Bulan Madu
“Setelah ini kita bulan madu, ya?”Bisik Hilbram sambil mengusap punggung polos Ayesha dengan foam lembut di bath tub air hangat.Ayesha menuruti keinginan pria ini untuk mandi bareng. Tapi lihatlah, pria ini hanya bermain-main saja sejak tadi.“Bukankah Tuan bilang sedang sibuk?” Ayesha menoleh kebelakang, wajah pria tampan  itu tepat di depan matanya. Ujung hidung mereka saling bersentuhan. Ayesha mengerjap beberapa kali karena masih segan saja mendapat tatapan Hilbram. Padahal posisi mereka sudah sangat intim. “Its okey, aku bisa mengatasinya.” Sembari tersenyum kecil mengetahui Ayesha yang terlihat malu.Hilbram punya asisten yang bisa diandalkan dan beberapa anak buah yang lain. Dia juga manusia biasa yang ingin punya waktu  bersama orang yang dicintainya.  Hampir 15 tahun mengurus dan membesarkan perusahaan keluarganya, nyaris membuatnya tidak bisa sekedar menikmati hidup.Kakekn
Baca selengkapnya
Putri Keluarga Al Faruq
Wanita itu melangkah terburu ke sebuah ruangan meski beberapa pegawai mencoba bertanya apa yang bisa mereka bantu.Dia sudah tidak memiliki kesabaran dan mendorong begitu saja daun pintu itu setelah memutar knopnya.“Nyonya Hamidah?”Pria yang sedang mengerjakan beberapa pekerjaan di meja kerjanya tampak terkejut melihat wanita itu tiba-tiba membuka pintu. Saat ini sedang berkacak pinggang di hadapannya.“Ya! Aku sudah mengundangmu beberapa kali ke rumah tapi kau mengabaikanku. Karena itu aku langsung datang kemari!” Hamidah tampak sebal mengatakannya.“Maaf, Nyonya! Saya sedang sangat sibuk akhir-akhir ini.”Pria yang merupakan pengacara itu menatap tajam sekretarisnya yang berdiri di belakang Hamidah dengan serba salah. Karena sudah membuat wanita ini lolos masuk ruangannya tanpa seizin darinya.Akan sangat merepotkan kalau wanita itu sampai membuat masalah di kantornya.“Maaf, Pak Bh
Baca selengkapnya
Mengikuti Suami
Karena ada urusan penting di Kanada, Hilbram meminta pengertian pada Ayesha untuk mengubah acara liburan mereka yang awalnya akan ke Eropa. Ayesha sama sekali tidak menolak. Dia sudah tahu pria ini sibuk. Lagipula mereka masih punya liburan-liburan lainnya setelah ini.“Rahman keterlaluan! Aku sudah bilang padanya jangan ganggu aku dulu, masih saja memintaku datang!” Hilbram ngedumel setelah menerima panggilan dari Rahman.Baru saja dia lebih dekat dengan Ayesha dan ingin punya waktu liburan bersama. Sudah diganggu saja!“Tidak apa, Mas. Kita bisa ke Eropa lain kali saja. Aku juga ingin tahu negara yang terletak di Amerika Utara itu.” Ayesha melihat raut kecewa dan sebal Hilbram karena harus membatalkan rencana mereka.“Kau...? Kau mau ikut aku ke Kanada?” Hilbram menatap Ayesha utuk memastikan tidak salah dengar. Ayesha berkenan ikut ke Kanada?“Apa aku akan menganggu?”“Oh, sama sekali tidak, Sha! Aku tentu tidak akan keberatan. Aku senang sekali kau mau ikut denganku!” Hilbram
Baca selengkapnya
Kota Unik
Ponsel Hilbram berdering, dan dia mengambil saja tanpa melihat siapa yang memanggilnya.Terdengar suara wanita di sana.“Hallo, Bram?” sapa itu terdengar lembut dan manis.“Siapa ini?” tanya Hilbram dingin. Di sampingnya Ayesha masih terlelap dalam tidurnya.“Haha, masa suara sepupu sendiri tidak tahu kamu?”Hilbram memijit kepalanya karena tidak suka tebak-tebakan.Dia punya dua sepupu perempuan dari dua tantenya, dan sepupu sambung dari pernikahan salah satu tantenya. Sepupu yang mana yang sedang menelponnya?Jujur, dia jarang mengenal mereka dengan baik karena kesibukan. Bertemu pun ketika momen hari besar dan berkumpul di rumah keluarga. Itu hanya sebentar. Kemudian mereka akan kembali ke dunia masing-masing.“Agnes! Waktu kecil kita sering main bareng. Tapi aku sedang menyelesaikan studiku di Australia sekarang,” Agnes menjelaskan dirinya.Hilbram mungkin lupa tentangnya karena hanya beberapa kali saja diajak ke rumah keluarga Al Faruq oleh ibu tirinya itu. Apalagi pria ini sema
Baca selengkapnya
Rencana Kerja Di Kantor
Wanita itu kesal dan sebal karena terus saja didesak untuk mau dijodohkan dengan seseorang. Dia punya seorang kekasih dan sedang cinta-cintanya. Namun sang papa mengancam akan memutus keuangannya jika tidak mau melaksanakan keinginan mereka.“Dia itu pria yang dingin dan sama sekali tidak romantis. Beda banget denganmu,” tukas Agnes pada sang pacar. Namun sepertinya wajahnya terlihat santai dan datar.“Aku ini sedang kesusahan, kau malah terlihat tidak perduli? Apa kau mau hubungan kita kandas?”Pria itu hanya nyengir lalu meneguk minuman dari botolnya sampai habis.“Kaya tidak orangnya?”Justru pertanyaan itu yang didengar Agnes. Apa maksudnya?“Ren, kok malah tanya itu?”“Ya ‘kan nanya, kalau orang tuamu sampai pengen jodohin kamu, pasti pria itu kaya raya. Tahu diri lah aku, aku ini cuman mahasiswa gembel yang numpang hidup sama kamu.”“Ren, jangan bicarakan hal itu. Kamu tahu ‘kan, aku tergila-gila sama kamu! Mereka menjodohkanku dengan pria itu untuk mengambil hak waris istri pap
Baca selengkapnya
Diracun
Karena sudah jarang turun hujan, Zain dan beberapa asisten rumah tangga sibuk menyiapkan pesta di halaman saja. Tuan dan Nyonya-nya baru mengabarkan masih dalam perjalanan. Dia berharap semua selesai tepat waktu, dan tamu undangan akan nyaman menikmati apa yang disiapkannya.“Bagaimana dengan kue dan minuman yang lain, Mo?” Zain bertanya pada rekannya itu.“Aku sudah mengkonfirmasinya ke pihak catering, besok pagi-pagi mereka sudah menyiapkannya.” Momo melaporkan.“Bagus, jangan sampai Tuan dan Nyonya komplain dengan kerja kita.” Zain memastikan.Sementara itu seorang satpam menghampiri Zain dan melaporkan bahwa ada seorang wanita yang berkeras ingin menemui Nyonya mereka.Zain berjalan untuk melihat siapa yang datang. Dia terkejut karena tahu siapa wanita itu.“Silahkan duduk, Bu!” Zain mempersilahkan tamu itu. padahal sudah dibilang tadi kalau tuan dan nyonya mereka sedang tidak ada di rumah.Zain ingat, dia kepala sekolah yang selalu menyusahkan Ayesha. Sudah bisa menebak apa tuju
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
27
DMCA.com Protection Status