Semua Bab Kehamilan yang Kusembunyikan: Bab 71 - Bab 80
587 Bab
Bab 71
Wulan terdiam sejenak, lalu bertanya, "Operasinya dimajukan?""Ya."Setelah itu Wulan terdiam.Melihat sang nenek dari samping, Alya berpikir sejenak sebelum berkata, "Nenek, walaupun operasi terdengar menyeramkan, sebenarnya prosesnya nggak semenakutkan itu. Saat itu, Nenek hanya perlu tidur sebentar. Ketika bangun nanti, Nenek akan mendapati diri Nenek sudah sembuh."Saat mengatakan ini, nada bicara Alya terdengar ceria dan sedikit jail.Rizki pun tak bisa menahan diri untuk meliriknya.Alya sudah lama tidak kelihatan sesemangat ini.Mungkin emosi Alya telah memengaruhi sang nenek, Wulan pun tersenyum dan berkata, "Kamu selalu tahu cara membuatku senang.""Apanya. Nenek, semua yang kukatakan itu benar. Kalau Nenek nggak percaya, besok Nenek bisa tanyakan pada Dokter.""Ya, ya, aku tahu kamu mengkhawatirkanku. Aku nggak takut."Ketika mereka meninggalkan sanatorium, waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam.Tadinya Alya ingin menemani lebih lama lagi, tetapi Wulan harus istirahat. Jadi,
Baca selengkapnya
Bab 72
Sang sopir hanya terdiam.Tuannya belum masuk ke dalam mobil.Sang sopir dengan hati-hati melirik ke arah Rizki yang berdiri di luar, raut wajah pria itu sangat suram. Dengan suara kecil sopir itu bertanya, "Nyonya, Tuan ....""Dia ada urusan, jadi dia nggak naik mobil ini. Ayo kita pergi."Sang sopir tidak berani berbicara, tetapi dia juga tidak berani menjalankan mobilnya. Meskipun Rizki adalah majikannya, tetapi dia juga mengerti, yang duduk di belakang adalah istrinya Rizki. Tuan mereka biasanya sangat mudah terpengaruh, terutama oleh istrinya. Sebagian besar keputusan dibuat oleh Alya.Sopir itu tidak berani menyinggung Rizki ataupun Alya.Sesaat kemudian, pintu mobil tiba-tiba terbuka tanpa peringatan. Lalu, Rizki menunduk untuk masuk ke mobil.Alya memandangnya.Rizki menyilangkan kakinya, tatapan dinginnya terpaku pada sopir di kursi depan. "Jalankan mobilnya."Suaranya terdengar tak acuh dan dingin. Sang sopir tidak berani untuk berdiam lebih lama dan cepat-cepat menjalankan m
Baca selengkapnya
Bab 73
Perkataan Rizki benar. Data yang Alya peroleh memang menunjukkan adanya perubahan, yang secara tidak langsung menandakan bahwa perasaanya tidak salah.Alya mengeluarkan suara setuju dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia hanya merapikan data tersebut lalu menyimpannya.Setelah merapikan data tersebut, dia teringat sesuatu dan berkata pada Rizki, "Sebenarnya, aku rasa Nenek takut dioperasi. Sore tadi seharusnya kamu nggak memberi tahu Nenek kalau jadwal operasinya akan dimajukan."Mendengar ini, Rizki tertegun sejenak."Benarkah?""Ya."Dia memandang Alya dan melihat ekspresi yang sangat tulus di wajah cantik itu. Tiba-tiba dia menyadari, apa yang dikatakan gadis ini di sanatorium tadi bukanlah kebohongan.Alya memang berkata bahwa kepeduliannya terhadap Nenek bukan karena dirinya.Kalimat itu tidak dia ucapkan hanya karena marah.Gadis ini sungguh menganggap Nenek sebagai neneknya sendiri.Memikirkan hal ini, Rizki sedikit tersenyum. "Baik, aku mengerti. Nanti aku akan menghiburnya."K
Baca selengkapnya
Bab 74
Namun, bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda, Hana adalah orang yang Rizki sukai. Wajar saja jika pria itu tidak menyembunyikan apa pun dari Hana.Jadi sekarang Alya pun mengerti. Akan tetapi dari sudut pandangnya sendiri, dia masih tidak bisa menyetujuinya.Meskipun dia tidak setuju, selama periode waktu ini dia masih harus berpura-pura tenang.Setelah Alya selesai membersihkan dirinya, dia melihat Rizki yang berbaring di atas sofa.Kemungkinan pria itu lelah, melepas mantelnya, lalu berbaring di sana sambil memejamkan mata.Mendengar suara gerakan, pria itu membuka matanya dan menatap Alya.Alya sudah menatapnya sejak tadi. Ditatap oleh Rizki seperti ini, tatapan mereka berdua pun bertemu dengan dingin. Dengan canggung Alya pun mengalihkan pandangannya.Namun, Rizki tidak peduli, lalu dengan santai bertanya, "Sudah selesai mandinya?"Alya merespons dengan suara kecil, "Hm.""Kalau begitu aku juga mau mandi."Setelah itu, Rizki berdiri dan pergi ke kamar mandi.Setelah 30 menit
Baca selengkapnya
Bab 75
"Ya, gencatan senjata."Alya dengan lembut menganggukkan kepalanya. "Bisakah kita kembali seperti dulu?"Kembali seperti dulu?Hati Rizki melompat kegirangan mendengar perkataan itu. Dia sendiri tidak menyadarinya, dia sedikit tergagap ketika berkata, "Kamu, maksudmu ...."Alya meliriknya, lalu menunduk dan berkata dengan serius, "Dalam perjalan pulang, aku sudah memikirkannya dengan sungguh-sungguh. Sekarang emosi Nenek tampak stabil, perubahan-perubahan kecil itu sepertinya nggak akan menjadi masalah. Tapi karena operasinya tinggal setengah bulan lagi, saat ini kita nggak perlu lagi berdebat. Nantinya, jangan sampai Nenek melihat tanda-tanda yang dapat memengaruhi kondisinya."Sampai di sini, Rizki tampaknya memahami sesuatu."Jadi maksudmu ....""Apa kamu belum mengerti maksudku? Sekarang adalah saat yang kritis, jadi kita harus bekerja sama dengan baik. Setelah setengah bulan, kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau. Nggak ada siapa pun, juga apa pun, yang bisa menghalangimu."Al
Baca selengkapnya
Bab 76
Setelah bangun tidur, Alya melakukan rutinitasnya membersihkan diri. Saat melihat Rizki memakai baju, Alya pun menghampirinya untuk membantunya mengikat dasi.Bagian bawah mata Rizki tampak hitam. Kemarin malam orang di sampingnya tidur dengan nyenyak, tetapi dia sendiri dapat dikatakan tidak tidur. Setelah susah payah menunggu langit menjadi lebih terang, dia akhirnya agak mengantuk.Setelah tertidur sebentar, dia mendengar suara seseorang terbangun di sampingnya.Tidak bisa tidur, Rizki pun memutuskan untuk bangun juga.Karena kurang tidur, ditambah dengan reaksi Alya yang membuatnya tak bisa berkata-kata, dia tidak bisa melampiaskan kekesalan yang dirasakannya. Jadi Rizki memakai bajunya dengan agak kasar, dia bahkan menjadi lebih tidak sabar saat mengikat dasinya. Jelas, dia sedang tidak memiliki kesabaran.Namun, siapa sangka, saat ini wanita itu datang menghampirinya dan membantunya mengikat dasi."Biar aku saja," ucap Alya dengan lembut.Mendengar ini, Rizki menurunkan pandangan
Baca selengkapnya
Bab 77
Hari itu, Rizki dapat dikatakan menghabiskan sarapan dengan wajah yang sangat suram.Karena Rizki memunggungi mereka, para pelayan tidak dapat melihat ekspresinya. Jadi mereka hanya bisa mengamati interaksi mesra kedua orang itu dari belakang, mengira bahwa tuan dan nyonya mereka sudah berbaikan.Setelah sarapan, Alya tidak pergi ke kantor karena sudah mengambil cuti. Jadi, setiap hari dia pergi ke sanatorium untuk menemani sang nenek.Selama beberapa hari berturut-turut, suasana hati Wulan membaik.Akhir-akhir ini, suasana hati Alya pun juga menjadi cukup tenang.Semua tampak berjalan sesuai dengan harapannya, 3-4 hari dari waktu setengah bulan dengan cepat berlalu.Terkadang saat sedang sendiri, Alya akan mengelus perut kecilnya dengan lembut.Pola pikirnya sudah benar-benar berubah.Saat dia pertama kali mengetahui kehamilannya, dia tidak tahu harus apa dengan anak ini. Namun, seiring berjalannya waktu, Alya makin dapat merasakan bahwa anak di dalam perutnya ini adalah bagian dari d
Baca selengkapnya
Bab 78
Alya sedang tidak ingin dan hanya tersenyum kecil. "Aku nggak perlu, terima kasih."Penolakannya membuat pria itu kaget. Hana pun segera berkata, "Anton, tolong buatkan dia segelas susu hangat."Pria bernama Anton itu cepat-cepat mengangguk. "Oke, akan aku buatkan dulu. Kalian mengobrol saja."Sebelum pergi, Anton sekali lagi melirik Alya.Hana menyadari tindakan kecil itu. Setelah Anton pergi, dia tersenyum pada Alya dan berkata, "Kamu datang, ayo duduklah."Alya melirik Hana lalu duduk di depannya.Hana melihat pakaian Alya, mengamatinya sambil berkata, "Anton Setiawan adalah teman yang aku kenal saat di luar negeri. Dia orang yang suka berterus terang. Setelah kembali, dia membuka kafe ini. Meskipun dia nggak memiliki ambisi yang terlalu tinggi, dia menjalani hari-harinya dengan sangat nyaman. Dia seseorang yang menganggap serius suatu hubungan, dia juga akan memperlakukan pacarnya dengan sangat lembut."Sampai di sini, Hana terdiam sejenak dan berkata dengan hati-hati, "Setelah kam
Baca selengkapnya
Bab 79
Alya tidak perlu berada di posisi Hana untuk tahu bahwa hal ini tidak bisa diterima.Namun, dia adalah Alya Kartika, bukan Hana Adelia.Dia hanya bisa memikirkan masalah ini dari sudut pandangnya sendiri."Sayangnya aku bukan orang yang sebaik itu, aku juga nggak rela berkorban. Anak ini berada di dalam tubuhku. Mau dilahirkan atau diaborsi, semuanya terserah padaku. Kecuali aku, nggak ada yang bisa memutuskan hidup dan mati anakku.""Kamu ....""Kalau kamu ingin aku membalas budi, boleh. Untuk hal-hal lain yang bisa aku bantu, kamu bisa menyuruhku dan aku akan melakukannya. Tapi untuk hal yang satu ini, aku nggak bisa."Bayinya adalah keluarganya. Dia sendiri bahkan enggan mengaborsinya, bagaimana bisa orang lain memutuskan hidup dan mati bayinya?"Kalau aku menyuruhmu, kamu akan melakukannya?""Ya, selama itu nggak berlebihan."Utang budi harus dibalas, tetapi bila permintaannya sudah kelewatan, maka mempertimbangkannya pun Alya tidak mau.Hana pun termenung.Sebenarnya sebelum datan
Baca selengkapnya
Bab 80
Pemandangan beberapa tahun yang lalu lagi-lagi terlintas di matanya, itu adalah pemandangan Alya yang melompat ke sungai.Jelas-jelas ... itu sangat berbahaya.Namun, saat melompat, wajah Alya sama sekali tidak menunjukkan keraguan. Tidak seperti dirinya. Saat itu Hana hanya bisa panik, pikirannya kacau dan tak tahu harus berbuat apa.Setiap malam di dalam mimpinya, saraf-sarafnya dilahap oleh kegelapan. Pemandangan itu dengan jelas membandingkan dirinya dengan Alya.Di depan orang-orang, Hana menerima pujian karena telah mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan Rizki.Namun, di belakang itu semua, Hana hanyalah seorang badut yang dibandingkan dengan Alya. Karena Alya telah menyelamatkan Rizki tanpa pamrih, maka Hana terlihat makin tercela karena telah merampas semua penghargaan itu darinya.Orang-orang mengira Hana adalah orang yang polos dan baik hati, tetapi sebenarnya ....Jangan dipikirkan, jangan dipikirkan.Kejadian itu sudah berlalu. Sekarang semua orang tahu bahwa dialah pen
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
59
DMCA.com Protection Status