Semua Bab Kembalinya Cinta Pertama Ayahku : Bab 11 - Bab 20
153 Bab
Sebuah Jawaban
"Ria, David menunggu jawabanmu," kata Mario. "Eh, kamu harusnya pergi dulu, Rio. Biarkan kami bicara berdua," ujar David sambil melirik ke arah Mario. "Enak saja, itu sih maumu berdua saja dengan adikku," ujar Mario. David meringis mendengar perkataan sahabatnya itu. Sementara Riana hanya diam menatap dua pria di hadapannya. "Mas David, terimakasih untuk semua kebaikan Mas selama ini. Tapi jujur, apa yang Mas katakan tadi membuat aku sangat kaget," ucap Riana dengan wajah polosnya. "Aku tahu, Ria. Maaf kalau ini terlalu mendadak dan mengejutkan kamu," kata David. "Mas, aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu sekarang," ujar Riana. "Iya, aku siap menunggu dan memberi kamu waktu. Aku siap dengan apapun jawabanmu, setidaknya perasaanku sekarang cukup lega, karena aku sudah mengatakan semua padamu. Daripada aku hanya diam, memendam perasaanku, dan selalu merasa penasaran," jawab David sambil melirik Mario. "Apa sih? Kamu menyindir aku?" ujar Mario sambil melotot lucu. "Siapa yang me
Baca selengkapnya
Kencan Ganda
Pagi itu, bel istirahat pertama sudah berbunyi. Mario memasukkan buku dan alat tulisnya ke dalam laci meja. Tak seperti biasanya, ia melihat David hanya termangu dan duduk di tempatnya. Mario berdiri dan menghampiri David yang duduk dua bangku di depannya. David memang lebih banyak diam dan terlihat sering memikirkan sesuatu. "Hei, tumben ga ke kantin?" tanya Mario. "Lagi malas saja, sudah sarapan juga tadi," jawab singkat David. "Lagi mikir apa sih? Aku perhatikan dari tadi kamu melamun terus," ujar Mario. "Ga ada masalah koq," jawabnya. "Pasti kamu masih memikirkan tentang jawaban Riana, iya kan?""Ah, kamu memang sahabat dan calon kakak iparku yang paling baik dan pengertian," ucap David sambil tersenyum. "Begitu saja galau. Kemarin katamu apapun jawaban dia kamu akan bisa terima, ga akan berubah sikap. Ini belum dijawab saja sudah seperti orang sakit gigi, galau, dan patah hati," ejek Mario. David menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal, ia menjawab Mario, "Bantu aku d
Baca selengkapnya
Ternyata David itu...
David mengakhiri panggilan telepon itu. Ia menatap Riana dan Mario yang spontan terdiam mendengar nama Sandra. "Vid, tantemu itu bernama Sandra?" tanya Mario. "Iya, aku tidak mengingat wajahnya, mungkin aku bertemu dengannya saat aku kecil. Tapi.. Nama Sandra itu banyak, kan? Aku yakin ini cuma kebetulan," jawab David. "Oh, iya. Mungkin cuma kebetulan, tidak mungkin tantemu itu wanita selingkuhan papaku," ujar Mario. "Sudahlah, jangan bahas itu! Kita kan mau senang-senang di sini. Lupakan sebentar masalah keluargamu, Rio," kata Cindy. Hari mulai gelap, dua pasang remaja itu harus segera kembali ke rumah. Saat berkumpul bersama orang yang dicintai dan sahabat tentunya membuat waktu terasa cepat berlalu. "Vid, kamu antar Cindy saja, ya. Aku pulang langsung sama Riana," kata Mario. "Yah, koq begitu?" ujar David dengan raut wajahnya kecewa. "Iya lah, rumah kalian kan searah. Aku dan Riana juga satu rumah. Jadi lebih efektif dan efisien buat kita semua. Kamu juga harus mengantar ma
Baca selengkapnya
Bermuka Dua
Hari Minggu pagi itu, Riana menarik kembali selimutnya. Karena hari ini sekolah libur, ia ingin bangun lebih siang hari ini. Baru saja hampir terlelap kembali dalam mimpi, sebuah ketukan di pintu kamarnya terdengar. "Ria.. Kamu sudah bangun?" suara ibu terdengar dari balik pintu. Riana terpaksa membuka kembali matanya yang masih terasa berat. Malam tadi ia memang tidur agak larut. Namun kini ia tidak selalu mengalami kesulitan tidur karena memikirkan ayahnya. Saat belum mengantuk di malam hari, Riana biasanya mencari referensi desain buket di internet dan menyimpannya. Ia harus mengikuti perkembangan dan selalu berkreasi menghasilkan karya yang terbaik. Riana senang saat melihat pelanggannya merasa puas dengan hasil karyanya. Sebagai penjual, Riana bisa menerima contoh dari calon pembeli, atau memberi saran desain dari katalog yang ia sediakan. "Iya, Bu," jawab Riana. Ibu membuka pintu dan menggelengkan kepala melihat anak gadisnya masih ada di atas tempat tidurnya. "Ya ampun,
Baca selengkapnya
Jangan sentuh anakku!
"Maaf, Bapak dan Ibu sekalian, kami bisa menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan," kata Hadi. Orang-orang di sekitar mereka mulai membubarkan diri satu demi satu. "Maaf, Mas. Tapi aku sudah tahu kalau mereka adalah mantan istri dan anakmu," bisik Sandra pada Hari. Hadi terdiam sejenak, ia sempat berbohong pada Sandra saat pertama kali mereka berjumpa dengan Hana, Riana, dan Mario. "Dari mana kamu tahu?" tanya Hadi. "Saat kita pertama kali bertemu di rumah sakit, aku melihat sorot matamu berbeda saat melihat mereka. Jadi aku menyelidikinya, maafkan aku, Mas," jawab Sandra. "Mengapa kamu tidak mengatakan kalau kamu sudah mengetahui bahwa aku sudah pernah menikah?" "Bagiku itu bukan masalah, Mas. Aku sadar bahwa aku sudah pergi cukup lama. Wajar jika kamu mencari penggantiku. Yang terpenting sekarang, kita bisa bersama kembali, Mas," ujar Sandra sambil menggenggam tangan Hadi. Riana mengalihkan pandangan matanya dengan malas, ia mengajak ibu pergi dari tempat itu. Baginya m
Baca selengkapnya
Kebaya Pengantin untuk Pelakor
Hadi telah membulatkan hati untuk meresmikan hubungannya dengan Sandra. Peristiwa di pusat perbelanjaan juga membuatnya yakin untuk memutuskan hubungan dengan Hana dan anak-anaknya.Dengan cara yang halus, Sandra selalu berhasil menghasut Hadi dan membuatnya membenci Hana, Riana, dan Mario. "Mas, kenapa melamun? Apa yang sedang menyita pikiranmu?" tanya Sandra sambil mendorong kursi rodanya mendekati Hadi yang sedang termenung. "Ah, tidak ada apa-apa, San," jawab Hadi cepat. "Mas, aku ingin tahu perasaanmu saat ini padaku," kata Sandra. Hadi menggenggam tangan Sandra dan menatapnya serius, ia bertanya, "Apa maksudmu, Sayang? Mengapa kamu menanyakan itu padaku?""Aku belum bisa mengingat, sejauh apa hubungan kita dahulu. Dari cerita orang-orang di sekitar kita, juga foto yang masih tersimpan, aku yakin kita sangat dekat. Aku bisa memastikan perasaanku masih sama seperti dahulu padamu, Mas. Aku masih mencintai kamu, dan hanya kamu masa depan dan alasan aku hidup. Tapi kamu belum per
Baca selengkapnya
Ambil saja barang bekas itu!
Dengan terpaksa Hana mendekat dan menatap lekat wajah Sandra. "Baiklah, aku akan membuat kebaya untukmu," jawab Hana. Sandra dan Donna tersenyum penuh kemenangan. "Bagus! Kerjakan dengan baik, Han! Aku permisi sebentar, San," ucap Donna. "Kamu ingin kebaya seperti apa?" tanya Hana. "Kebaya yang membuat aku menjadi wanita paling cantik di hari istimewa itu. Kamu harus memastikan bahwa suamiku akan terpesona dan tidak akan berpaling dariku," jawab Sandra dengan percaya diri. "Aku akan mengirimkan beberapa desain padamu. Nanti kamu pilih saja, yang mana yang kamu suka. Tapi apa maksud dan tujuanmu? Mengapa kamu melakukan ini?" "Apa maksudmu?" tanya Sandra pura-pura tidak mengerti. Hana menghela nafas panjang, lalu menjawab, " Kamu bisa menjahit kebaya atau gaun pengantin di tempat lain. Tapi mengapa harus aku yang menjahit kebayamu?" tanya Hana. Sandra tersenyum mengejek, dan mengubah posisi duduknya."Aku memang ingin kamu yang membuatnya. Aku sudah menyelidiki kamu dan anak-an
Baca selengkapnya
Pria Egois
Siang itu sepulang sekolah, Riana ingin langsung menuju ke ruko tempat ibu bekerja. Riana tahu, pasti sangat sulit dan berat untuk menjahit gaun pengantin pesanan Tante Sandra itu. "Mas, antar aku ke ruko saja, ya," kata Riana pada Mario yang sedang mengemudi sepeda motornya. "Aku pulang dulu, ya. Nanti sore setelah ibu selesai bekerja, aku akan menjemput kalian," ujar Mario. "Iya, Mas. Aku mau menemani ibu. Aku tidak ingin ibu merasa sedih saat menjahit pakaian wanita itu. Aku tahu kalau ibu tegar dan kuat, tapi aku tetap merasa cemas," kata Riana. Mario terdiam sejenak, seperti sedang berpikir sebelum ia menjawab, "Sebenernya aku juga tidak tenang, aku takut wanita itu mengganggu ibu lagi. Jadi memang lebih baik kamu di sana menemani ibu. Jika wanita itu datang lagi, langsung hubungi aku," kata Mario. Riana turun di depan butik, lalu masuk ke dalam. Ibu terkejut, tetapi senyum ceria tersungging di wajahnya. Tepat seperti dugaan Riana, di hadapan ibu terbentang kain kebaya yang
Baca selengkapnya
Menerima Cinta David
Hati Riana dan Mario kini lebih kuat dan tegar dari sebelumnya. Setelah malam itu mereka berjumpa dengan sang ayah, mereka memilih melanjutkan hidup. Ibu terus mengarahkan putra dan putrinya untuk tidak terus tenggelam dalam suka dan kebencian. Ibu Mario yang seharusnya paling tersakiti saja sudah bangkit dan bisa melanjutkan hidupnya. Dalam dua hari, Hana menyelesaikan kebaya itu dan menyerahkan pada karyawannya.Seperti biasa, hasil jahitan Hana selalu membuat orang kagum dan terpukau. Hana meminta karyawannya menghubungi Sandra, untuk segera mengambil kebaya itu. Ibu enggan menghubungi atau berjumpa dengan wanita yang telah merebut posisinya itu. "Bu Hana, Bu Sandra ingin bertemu," kata seorang karyawan siang itu. Hana yang sedang menjahit menghentikan sejenak aktivitasnya dan mengangkat wajahnya. "Ada perlu apa? Dia datang untuk mengambil kebaya itu, kan?" tanya Hana pada karyawan bertubuh mungil itu. Karyawan itu menggelengkan kepala dan mengangkat bahunya, lalu menjawab, "I
Baca selengkapnya
Rencana Kepergian Cindy
"Apa?! Kamu serius?" seru David sambil berdiri, membuat pengunjung di sekitar mereka menoleh. "Sst.. Malu dilihat orang, Mas," ucap Riana sambil meletakkan jari telunjuk di bibir merah alaminya. David kembali duduk di kursinya, tapi binar bahagia di matanya enggan pergi. "Ria, kamu serius, kan? Gak bercanda, kan?" ujar David lagi. Riana tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Yeay.. Akhirnya kamu menerimaku! Terimakasih, Ria," kata David dengan suara lebih keras.Jika tidak ingat kalau mereka ada di tempat umum dan ramai, sepertinya David bisa bersorak dan melompat-lompat. "Mas, tapi aku mempunyai satu permintaan," ujar Riana. David mendekatkan kursinya ke sisi Riana, dan bertanya, "Apa itu, Ria? Aku pasti akan berusaha mengabulkan permintaannu itu,""Mas, cukup lama aku mempertimbangkan keputusanku ini. Kamu tahu, kan? Kalau aku sempat ragu, karena ayah mengecewakan aku, Mas Rio, dan ibu? Aku takut akan mengalami hal yang sama. Tapi aku sudah lama mengenal Mas David. Aku berhar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status