Semua Bab Kembalinya Cinta Pertama Ayahku : Bab 21 - Bab 30
153 Bab
Perpisahan
"Tapi kenapa, Rio? Walaupun dengan berat hati, pada akhirnya semua teman mendukung keputusanku. Karena mereka tahu bahwa ini demi kebaikan dan masa depanku. Harusnya kamu juga sebagai sahabatku akan mendukung pilihan dan keputusanku ini," ujar Cindy. "Karena.. Aku suka dan sayang kamu, Cin," kata Mario. Cindy terkejut dan jantungnya seakan berhenti berdetak untuk beberapa detik lamanya. Cindy hampir tidak mempercayai pendengarannya sendiri, karena akhirnya Mario menyatakan cinta padanya. Sejujurnya telah lama Cindy menunggu saat-saat seperti ini. Namun mengapa Mario justru baru mengatakannya di saat mereka harus berpisah. Cindy meringis menahan nyeri di hatinya. Ia menatap Mario, sorot mata pria itu seakan mampu membuatnya membeku. "Maafkan aku, Rio," bisik Cindy dengan suara nyaris tak terdengar. Mario berdiri di tempatnya dengan kaku, lalu berkata, "Kalau kamu mencintai aku, seharusnya kamu menuruti permintaanku dan tidak akan pergi dari sini," Cindy menundukkan kepala dan men
Baca selengkapnya
Pernikahan Hadi dan Sandra
"Undangan pernikahan siapa, Ma?" tanya David sambil mengunyah potongan tempe goreng yang sudah masuk ke dalam mulutnya. "Tante Sandra. Dia akan menikah lusa," jawab Mama David. "Uhuk.." David tersedak karena terkejut mendengar jawaban dari mamanya. Mama David langsung menyodorkan gelas berisi air minum untuknya. "Hati-hati makannya! Koq bisa tersedak seperti anak kecil begitu?" kata mama. David mengambil undangan yang terletak di meja, ia baru melihat sekilas amplop undangan berwarna hijau muda itu. Ada inisial H dan S yang terukir dengan warna emas. David membukanya dan melihat dengan jelas nama ayah dari kekasihnya itu. "Jadi benar Tante Sandra akan menikah dengan pria itu?" tanya David masih tak percaya. "Iya, memangnya kenapa?" "Ma, calon suami Tante Sandra itu ayahnya Mario," ucap David. Mama David menatap anaknya yang gelisah dan terlihat kesal. "Mungkin Ayah dan Ibu Mario sudah bercerai sebelumnya, Nak. Sudahlah, kita harus mendukung tantemu. Kasihan dia sedang sakit
Baca selengkapnya
Putus!
Ibu buru-buru mengambil ponsel dari dalam tasnya. Notifikasi pesan masuk terdengar berulang kali. Ibu membuka pesan itu dan duduk di sofa. Ekspresi wajahnya berubah sendu di tengah gurat keriput yang kian kentara. "Dari siapa, Bu?" tanya Riana yang muncul dari dapur sambil menggigit sepotong semangka. Beberapa saat Ibu Riana diam, matanya tertuju pada layar benda pipih di tangannya itu. Ibu menghela nafas panjang, lalu menatap Riana. "Bukan hal yang penting," jawabnya singkat dan langsung menutup kembali layar ponsel dan menggenggamnya erat. Riana melihat ekspresi ibunya yang seakan ingin merahasiakan pesan itu darinya. "Lihat, Bu!" kata Riana sambil merebut ponsel itu dari tangan ibu.Ibu sempat ingin menahannya, tapi akhirnya pasrah membiarkan Riana melihat pesan itu. Riana segera membuka layar ponsel itu dengan kode yang telah ia ketahui. Setelah itu, Riana membuka aplikasi hijau dan mencari pesan teratas. Mata Riana terbelalak melihat sebuah nomor asing mengirimkan pesan dan
Baca selengkapnya
Rahasia Sandra mulai terbongkar
David tertegun menatap layar gawainya. Wajah sang gadis pujaan ditatapnya lekat dalam keheningan malam itu. Ditemani segelas kopi, David hanya bisa terpaku di teras di malam minggu nan kelabu. Hembusan nafas berat dan rasa kecewa masih menggelayuti hatinya. Sejak Riana melihat foto itu, sikapnya benar-benar berubah. David sudah mencoba berbagai cara untuk meminta maaf, membujuk, dan melunakkan hati Riana, tetapi semuanya belum membuahkan hasil. Riana menjauh begitu saja, bahkan tidak mau menatap wajah David. Bukan hanya Riana saja, sikap Mario juga tidak seperti biasanya. "Semua gara-gara Tante Sandra!" keluh David. "Tumben anak Mama di rumah saja malam ini?" tanya Mama David yang tiba-tiba sudah duduk di sampingnya. "Mau kemana lagi, Ma?" ujar David lemas. "Rasanya kemarin kamu sangat bersemangat, seperti orang yang sedang jatuh cinta. Bagaimana hubunganmu dengan pacarmu?" tanya Mama David. David mendengus kesal, lalu berkata, "Kami sudah putus, Ma," "Putus? Cepat sekali? Ada
Baca selengkapnya
Ancaman Sandra
Sandra tercengang, wajahnya terlihat panik dan pucat. Ia tidak menyangka keponakannya akan masuk begitu saja ke dalam rumah. 'Ini pasti karena bibi lupa mengunci pintunya," rutuknya. Namun Sandra mengangkat wajahnya, ia tidak boleh kalah dengan bocah ingusan itu. Ia melipat kedua tangannya di depan dada dan tersenyum angkuh. "Kamu! Apa kamu tidak pernah diajar oleh orang tuamu mengenai sopan santun saat bertamu? Seharusnya kamu mengetuk pintu dan tetap menunggu di luar sampai ada yang membukakan kamu pintu," ujar Sandra geram. "Jangan mengalihkan pembicaraan, Tante! Rahasia dan kecurangan Tante sudah terbongkar! Tante tidak perlu duduk di kursi roda itu dan berpura-pura sakit lagi. Karena aku akan menceritakan semuanya pada Om Hadi dan semua orang," jawab David sambil menendang kursi roda itu karena kesal. "Jangan macam-macam kamu!" teriak Sandra. David mengambil ponsel dari sakunya dan bersiap untuk merekam kejadian itu. David yakin itu akan menjadi bukti yang tepat untuk membu
Baca selengkapnya
Demi menjaga yang tercinta
Saat David masih termenung, tiba-tiba ponselnya berdering. David berjalan ke sudut ruangan, lalu ia merogoh sakunya dan melihat nomor asing di layar benda pipih itu. "Halo," sapa David. "Halo, Keponakanku. Kamu sudah melihat sebagian kecil peringatan dari Tante," kata Sandra. David mengerutkan keningnya, ia mulai mengenali suara wanita di seberang sana. "Ta-tante. Apa Tante ada hubungannya dengan kecelakaan Mario dan Riana?" tanya David. "Ini semua kesalahanmu, Anak manis. Kamu yang menantang Tante dan mencoba bermain api," ucap Sandra. David tercekat, ia mengepalkan tangannya dengan kuat. Ia tidak menyangka jika Sandra lebih berbahaya dari apa yang terlihat olehnya. "Tante, jangan main-main! Aku bisa melaporkan Tante ke polisi. Aku tidak takut pada Tante," gertak David. "Sayang, apa setelah ini kamu masih mau mengajak Tante bermain? Kamu bisa melihat sendiri, bahwa Tante mempunyai kekuatan yang lebih besar dari yang kamu duga. Dan rasanya ini barulah peringatan kecil. Kalau k
Baca selengkapnya
Sandra ingin menguasai harta Hadi
Pagi itu Hadi sedang bersiap berangkat ke kantornya. Ketika Hadi sedang sarapan, dengan sengaja Sandra menampilkan wajahnya muram dan sendu. Hadi menatap istrinya dan merasakan ada yang tidak beres. "Sayang, ada apa? Kenapa wajahmu muram seperti itu? Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Hadi. "Sebenarnya ada yang mengganggu pikiran dan mengganjal di hatiku. Aku berusaha memendamnya, agar tidak mengganggumu, Mas," jawab Sandra. "Katakan saja, apa yang membuatmu sedih seperti ini? Apa kamu bosan tinggal di rumah saja? Kamu ingin kita pergi ke suatu tempat atau berlibur?" tanya Hadi. "Nanti malam saja kita bicarakan, Mas. Aku takut akan menganggu konsentrasimu saat bekerja. Jangan terlalu cemas! Aku baik-baik saja, Mas," ucap Sandra. Hadi melihat jam tangannya, ia memang sudah hampir terlambat. "Ya sudah, aku berangkat kerja dulu, ya. Aku akan segera pulang, Sayang," kata Hadi sambil mengecup kening Sandra. Hadi mempunyai beberapa usaha yang sudah lama ia rintis. Hadi memiliki us
Baca selengkapnya
Topeng Sandra terbongkar
Tanpa terasa, waktu berlalu dengan sangat cepat. Mario sudah bisa berjalan kembali dengan normal tanpa bantuan tongkat.Beberapa bulan berikutnya, Mario dan David sudah lulus dari bangku SMA. Kini Mario bersiap untuk memulai aktivitas sebagai mahasiswa di perguruan tinggi. Mario dan David akan kuliah di sebuah kampus yang berlokasi di luar kota. Mario akan kuliah di Jakarta, sedangkan David memilih menempuh pendidikan di Surabaya, karena ada saudara yang tinggal di sana. Dengan berat hati Riana melepas kepergian kakaknya. Perpisahan ini merupakan saat yang berat bagi Riana, yang sejak kecil selalu dekat dengan kakaknya. Malam itu, Riana menemani Mario membereskan barang-barangnya, karena ia akan pergi besok pagi. Wajah Riana muram sejak beberapa hari sebelumnya. Setelah memasukkan pakaian dan barang-barang ke dalam koper, Mario menatap adiknya yang masih tertunduk dan membisu. "Hei, kenapa sedih?" tanya Mario. Setetes air mata bening yang mati-matian ditahan oleh Riana mulai mem
Baca selengkapnya
Pengakuan Sandra
"Ja-jadi selama ini kamu membohongi aku dan semua orang?" tanya Hadi terduduk di tempat tidurnya. Sandra duduk dengan santai di depan Hadi sambil tersenyum sinis. Sandra berucap keras, "Gak semuanya kebohongan, Mas. Aku memang mengalami kecelakaan itu dua puluh tahun yang lalu. Aku juga mengalami hilang ingatan dan gak bisa berjalan selama beberapa tahun. Kamu tahu bagaimana keadaanku? Bagaimana aku harus menghadapi itu semua? Bertahun-tahun aku menderita dan sendirian, Mas. Sendirian!" "Itu karena aku dan semua orang menyangka kalau kamu sudah meninggal, San," jawab Hadi. "Yang paling membuatku membenci kamu adalah karena dengan mudahny kamu menerima wanita lain sebagai penggantiku dan menikah dengannya, Mas! Mengapa semudah itu kamu jatuh cinta? Padahal kita sudah akan menikah?" tanya Sandra. Hadi mengatur nafasnya karena tiba-tiba ia merasa sesak. Ia berusaha menjawab Sandra, "Kamu salah, San. Sangat sulit bagiku untuk melewati semua proses itu. Aku juga sangat menderita dan t
Baca selengkapnya
Hadi jatuh sakit
Riana dan Hana berpacu dengan waktu, sesakit apapun hati mereka di masa lalu, Hadi tetap menjadi bagian istimewa dalam hidup mereka. "Itu rumahnya, Bu," tunjuk Riana. "Kamu sudah tahu?" tanya Hana sambil melirik anaknya."Mm.. Aku dan Mas Rio pernah kemari, Bu. Setelah Ayah pergi dari rumah. Saat itu kami penasaran, dan masih berharap ayah akan memilih kembali pada kita," jawab Riana. Hana menghela nafas panjang, kedua anaknya memang keras kepala, namun berhati baik. Mereka berdua segera turun dari mobil. Hana berulang kali menelepon Hadi, tetapi tidak ada jawaban darinya. "Koq sepi?" tanya Hana pada Riana. Riana mengangkat bahunya dan menggelengkan kepala. "Jangan-jangan tadi memang jebakan dari Tante Sandra, Bu?" kata Riana. "Tapi tadi Ibu benar-benar mendengar suara ayahmu meminta tolong," jawab Hana. "Ya sudah, kita coba ketuk dulu," Riana mengetuk pintu beberapa kali, sampai akhirnya seorang wanita paruh baya membukakan pintu. Sudah beberapa kali Riana dan Hana bertemu d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status