All Chapters of Baby Triplets Milik Om Tampan: Chapter 231 - Chapter 240
360 Chapters
(TIANA STORY) MENGURUNGMU BERSAMAKU
Aldrich menceritakan semuanya pada Tiana, tentang hubungan mereka yang tenggang, juga tentang Sarah, wanita yang Aldrich belikan hadiah boneka kapan hari. Karena laki-laki itu tidak mau membuat Tiana bertambah sedih, akhirnya Aldrich berinisiatif pergi pagi ini untuk membelikan Tiana boneka juga, bahkan saat Tiana masih tidur. Hingga Tiana bangun, Aldrich belum juga kembali. Tiana merasa ada yang tidak beres dengan semua ini. "Ke mana Aldrich? Kenapa Tiana ditinggal sendirian di sini?" gumam gadis itu dengan wajah bingung. Tiana keluar dari dalam kamar, Di sana ia melihat makanan yang sudah tertata rapi di meja makan. Gadis itu masih kepikiran orang tua dan kembarnya. Tiana mencoba menghubungi Mami, Papi, dua kembarannya pun tak bisa. "Aldrich, ada apa sih?" Tiana bingung sendiri. "Dia ke mana?" Langsung Tiana mendekati meja makan, gadis itu mendapati secarik kertas di atas meja. 'Sarapan yang kenyang, minum obat, dan istirahat lagi. Aku akan kembali pukul sembilan nanti.' Tia
Read more
(TIANA STORY) PULANGKAN TIANA, ALDRICH!
Tiano berjalan masuk ke dalam sebuah klub malam, dia tahu sedikit tentang pemuda bernama Samuel Lionel, adik dari atasannya di akademi militer. Sampai akhirnya Tiano masuk ke dalam tempat itu dan menepuk sosok orang yang ia cari, laki-laki yang kini tengah minum-minum dengan beberapa temannya."Samuel!" Tiano menarik pundak laki-laki itu hingga membuatnya menoleh cepat. Dia ternganga sejenak dan mengarahkan telunjuknya pada Tiano."Kau..." "Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, ikut denganku!" Tiano, langsung menarik bagian belakang krah kemeja yang Samuel pakai. Dan bodohnya Samuel tidak melawan sama sekali, dia ikut bersama dengan Tiano keluar dari dalam tempat itu. Mereka berdua kini berada di luar klub dan berdiri di tempat yang sepi. Samuel mengenali Tiano, dia bisa membedakan mana Tino dan Tiano, apalagi Tiano adalah rekan Kakak Samuel. "Ada apa?" tanya Samuel sedikit gugup karena Tiano sosok yang sangat tegas. "Kau tahu di mana Aldrich?!" tanya Tiano. "Aldrich? Bukanny
Read more
(TIANA STORY) TERLEPAS DAN PERGI DARIMU
Sebastian berlari masuk ke dalam sebuah lorong apartemen bersama Vir setelah ia mendapat telfon dari Tiano di mana apartemen milik Aldrich tempat Tiana berada. Mereka berdua masuk ke dalam lift dengan perasaan tak karuan. "Semoga putriku tidak papa... Ya Tuhan, Tiana!" Sebastian panik tak terkira. "Tenang Bas, Tiana pasti baik-baik saja." Vir menenangkan Sebastian berkali-kali. Sampai tiba akhirnya mereka tiba di lantai tempat apartemen Aldrich berada. Tepat di nomor dua. "Di sini!" Vir menepuk pundak Sebastian. Mereka menarik gagang pintu di depannya dan tidak bisa dibuka juga. Sebastian menekan bell yang ada di depannya, ia tahu Tiana-nya sedang dikunci di dalam sana, gadis itu pasti sekarang sangat ketakutan. Sementara Tiana di dalam tempat itu, dia terbangun dari tidurnya beberapa menit yang lalu, Tiana kini tengah duduk di ruang makan menangis kebingungan. "Siapa yang datang," gumam gadis itu dengan rasa takut luar biasa. Tiana melangkah ke depan, gadis itu menyentuh pi
Read more
(TIANA STORY) KITA PASTI BERTEMU KEMBALI
"Kau pikir dengan apa yang kau lakukan kau pantas bersanding Tiana! Dasar bodoh!" Teriakan itu bergitu keras menampar Aldrich yang baru saja bangun dari tidurnya. Dia terkejut begitu bangun ada di rumahnya, bukan di apartemen. Dan amukan sang Papa yang membuat Aldrich sadar, Tiana sudah tidak lagi ada bersamanya saat ini. "Kau membuat keluarga kita malu, Al! Di mana otakmu itu, hah?!" teriak Roghan lagi dan lagi. "Jangan diam saja, katakan sesuatu. Jelaskan pada Mama dan Papa, Aldrich!" Emma mendorong-dorong dan memukuli punggung Aldrich berulang kali. "Kalian memutuskan perjodohanku dengan Tiana tanpa memberitahuku. Tiana menjauhiku karena itu, hanya karena dia sakit, Mama dan Papa beranggapan kalau Tiana akan mati! Di sini kalian yang jahat, bukan aku. Aku hanya ingin mengambil apa yang harusnya menjadi milikku." Aldrich menjelaskan dengan sangat putus asa. Bahkan Emma sampai mengusap wajahnya berkali-kali, dia tidak habis pikir saja dengan apa yang Aldrich lakukan. "Tapi tid
Read more
(TIANA STORY) BODYGUARD UNTUK TIANA
"Kenapa kau mengikutiku terus? Aku hanya ingin jalan-jalan di taman saja kok! Aarrgghh... Merepotkan sekali!" Tiana memasang ekspresi kesal pada Legolas, sang pengawal pilihan Kakeknya. Laki-laki tampan itu hanya diam, seperti patung arca, hanya saja dia bergerak dan mengikuti Tiana seperti hantu. "Legolas! Ihhhh pergi sana, jangan ikuti Tiana dong!" Tiana menoleh ke belakang memasang wajah galak pada Legolas yang hanya menatapnya datar. "Tapi Tuan Graham yang akan memarahi saya kalau Nona tidak saya awasi," jawab laki-laki itu. Tiana menaikkan dagunya dengan wajah angkuh, tapi di mata Legolas, laki-laki dua puluh lima tahun itu, Tiana masih terlihat seperti anak kecil yang memang patut dijaga. Apalagi dia memiliki penyakit yang cukup keras. "Hemm, aku itu sudah dewasa tahu! Sudah delapan belas tahun dua hari lagi! Jadi aku bisa menjaga diriku sendi- akhhh...!" Gadis itu memekik keras, hampir saja Tiana terjungkal andai Legolas tidak menarik lengannya, lantai rumah kaca yang li
Read more
(TIANA STORY) DIA MENGUBAH PEMIKIRANKU
"Laki-laki bernama Aldrich itu mencintai Nona Tiana secara ugal-ugalan. Hemm... Hebat!"Kedua mata Tiana memicingkan begitu Legolas malah menyanjung sikap Aldrich seperti yang sejujurnya Tiana ceritakan dari awal mengenal Aldrich hingga detik ini. Tiana mendengkus pelan. "Hebatnya dari mana, dia mengunciku di apartemennya tiga hari! Aku tidak boleh pulang bertemu Mami dan Papi, bagimu apa itu hebat?!" "Bukan, maksud saya bagus karena tidak semua laki-laki akan memiliki perasaan dan cinta seperti Aldrich." Legolas menyandarkan punggungnya. "Hah?" Kedua mata Tiana melebar perlahan. Legolas tersenyum dan jemarinya mengetuk meja kayu di hadapannya. Pandangannya jauh menerawang dan kemudian dia kembali menatap Tiana. "Nona Tiana, tidak semua laki-laki memiliki kesetiaan yang tinggi. Apalagi Nona dan Aldrich sudah mengenal sejak kecil, tapi dia masih tetap menjadikan Nona sebagai cinta pertamanya dan konsisten dalam mencintai. Saya rasa, saya juga akan menjadi seperti Aldrich bila pert
Read more
(TIANA STORY) KEBAIKAN DAN KEPOLOSAN TIANA
"Kek, aku ikut tinggal di sini juga ya? Please... Aku tidak akan merepotkan kalian! Boleh ya, Kek..." Tino nampak tengah merayu-rayu Graham, jujur saja kalau dia merasa kesepian di rumahnya. Tiano, kembarannya yang satu itu pendiam, belum lagi dia aktif di kemiliteran. Papinya juga sibuk di kantor, Maminya sibuk di toko roti. Dan Tino di rumah sering kali menghabiskan waktunya seperti pengangguran tidak jelas meskipun ia bekerja. "Kek... Boleh ya? Cucu sendiri masak tidak boleh, sih? Sayang tidak sih sama Tino? Masak sayangnya sama Tiana si manja itu saja?" Tino menatap sang Kakek dengan bibir manyun. Graham memijit pelipisnya pelan. "Kau ini, astaga Tino..." "Iya dong! Kan Tiana Cucunya Kakek dan Nenek!" sahut Tiana, gadis itu berjalan seraya menarik lengan Legolas. Tino merotasikan kedua matanya jengah, sungguh Tiana kini menyebalkan sekali. Tino semakin niat dan antusias berdebat dengan kembarannya tersebut. Kini Tiana duduk di salah satu kursi di ruang makan, dia menatap be
Read more
(TIANA STORY) AKU AKAN MENEMUKANMU, TIANA
"Apa kau tidak menemukan informasi apapun tentang Tiana dan keluarga Morgan? Tidak ada bocoran sama sekali di mana dia?" Aldrich menatap dua orang laki-laki berpakaian hitam di hadapannya yang kini tengah melaporkan apa saja yang dia cari. Dua laki-laki itu menggelengkan kepala dengan serius. "Maaf Tuan Aldrich, kami benar-benar tidak mendapatkan informasi apapun. Bahkan saat kami meminta seseorang menyelidiki di Prancis, nampaknya keluarga Morgan di sana juga masih sama, beraktivitas seperti biasanya. Kalau Nona Tiana ada di sana, sudah jelas Nyonya Monica akan menjaganya, tapi kali ini Nyonya Monica masih keluar masuk kantor." Penjelasan anak buahnya itu membuat Aldrich menyergah napas panjang. Kepalanya sungguh pusing memikirkan di mana Tiana-nya berada. Aldrich mungkin merelakan Tiana pergi ke mana saja gadis itu berada, tapi hal yang tidak bisa ia terima adalah di mana kini gadisnya itu berada. "Ke mana mereka menyembunyikan Tiana dariku?" Aldrich menjentuskan kepalanya di
Read more
(TIANA STORY) GAGAL UNTUK MELUPAKANMU
Beberapa Bulan Kemudian..."Mami sama Papi menginap di sini beberapa hari saja dulu ya, temani Tiana..." Gadis itu mencekal lengan Shela dan memeluknya, untuk pertama kali setelah Tiana tinggal lima bulan di Prancis, dia dikunjungi oleh Mami dan Papinya. Shela memeluk gadis itu dengan erat, ia sangat merindukan Tiana. Kabar Tiana jatuh sakit membuat Sebastian dan dua anaknya langsung pergi ke Prancis menjenguk Tiana. "Iya Sayang, Mami sama Papi akan di sini. Tiana jangan sakit-sakit lagi dong, Mami kan kepikiran nak," ujar Shela mengusap kedua pipi putih Tiana. "Iya Mi, maaf. Tiana juga tidak tahu kenapa kemarin Tiana pulang kuliah langsung pingsan." Gadis itu cemberut. "Jangan terlalu lelah, ikut kelas tambahan lagi?" Sebastian menatap tajam sang putri. Dengan rasa takut Tiana mengangguk. "Ta-tapi cuma sebentar kok, Pi..." "Kan Papi sudah bilang! Kalau sakit it-""Sudah Pi, jangan marah. Dia sakit, kalau Papi marah dia makin pusing!" sahut Tino melirik sang Papi. "Tahu si Pap
Read more
(TIANA STORY) APA DIA TIANA-KU?!
Hari Rabu pagi Tiana sudah pulang dari rumah sakit. Gadis itu kini merasa senang karena Maminya akan menetap di Prancis selama beberapa hari sampai kondisi Tiana benar-benar pulih. Gadis itu juga tidak boleh melakukan apapun untuk sementara waktu. "Kalau sudah di rumah, jangan melakukan apapun. Diam saja di dalam kamar, ngerti!" tegas Tino yang kini menggendong Tiana. "Iya, iya... Kak Tino tidak capek ya, dari tadi marahin Tiana terus," protes gadis itu cemberut. "Ya lagian, yang sakit kepalanya, jalan saja tidak mau! Ini kaki genap dua, panjang pula, tapi tidak berguna, potong aja sekalian!" seru Tino. Tiana menoleh ke belakang. "Pi, nakal nih..." "Sudah, sana naik ke atas dengan Kakakmu," ujar Sebastian. Tino memasang wajah jahil dan menjulurkan lidahnya pada Tiana. Dia tahu Tiana berharap Tino akan dimarahi oleh Sebastian meskipun nyatanya tidak. Mereka berdua berjalan masuk ke dalam kamar, Tiana meletakkan dagunya di pundak Tino. "Kak Tino..." "Emm, apa lagi?" seru Tino
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
36
DMCA.com Protection Status