All Chapters of Baby Triplets Milik Om Tampan: Chapter 211 - Chapter 220
367 Chapters
(TIANA STORY) MERAWATNYA DENGAN KASIH SAYANG
Tiana mengembuskan napasnya panjang, gadis itu duduk menekuk kedua lututnya. Di balik dress putih panjang yang tipis, Tiana nampak pucat pagi ini. Seperti yang dia bilang semalam pada Aldrich kalau dia lelah dan tidak enak badan. Begitu pula sebagai pasangan yang baik, Aldrich merawat Tiana dengan sabar dan menemanimu selalu sembari mengerjakan pekerjaannya. "Tidurlah..." Aldrich mengusap pipi Tiana yang mulus. "Aldrich jangan ke mana-mana ya," pinta gadis itu, ia menyandarkan kepalanya di pundak Aldrich. "Tidak Tiana. Istirahatlah sekarang," bujuk laki-laki itu, di menarik pelan lengan melorot dress putih yang Tiana pakai. Rambut cokelat kehitaman yang tergerai indah menutupi setengah wajahnya, Aldrich merapikannya dengan baik dan memeluk Tiana dengan satu lengannya. Sementara tangan kanannya masih sibuk dengan laptop di pangkuannya. "Kau demam, Tiana," bisik Aldrich mengusap kening Tiana dengan lembut. "Cuma hangat sedikit, tidak demam," jawab Tiana memejamkan kedua matanya
Read more
(TIANA STORY) TIANA, KESAYANGAN TINO
Tiana pulang ke rumahnya, bersamaan dengan datangnya Tino dari Italia bersama dengan Vir. Kening Tino mengerut melihat kembarannya turun dari dalam mobil dengan plaster penurun panas di keningnya. "Loh, Mami sama Papi bukannya nganterin Tiano? Terus ini anak dari mana?" tanya Tino merangkul pundak Tiana. "Tiana Papi titipkan di tempat Aldrich, Oma sama Opa juga pulang denganmu ke Italia. Kalau sendirian adikmu mana berani," jelas Sebastian. Tino mencebikkan bibirnya dan menarik pipi Tiana. "Modus pasti ke Papi, biar bisa nginep di tempat di Lalat Buah. Jangan ganjen jadi cewek, Sayangku..." Tino mengecup pipi Tiana sebelum berakhir menjadi gigitan. "Hihhhh... Tino!" teriak Tiana mendorong pipi Tino dan meninju pelan pipi kembarannya tersebut. "Jangan gangguin Tiana bisa tidak! Lagi sakit ini, lihat dikasih plaster gini masih panas ini Tiana!" "Tino..." Shela menatap putranya dengan tatapan penuh peringatan. Anak laki-laki itu hanya memasang wajah datar. Mereka masuk ke dalam r
Read more
(TIANA STORY) LAKI-LAKI DEWASA IDAMAN
Aldrich mengetuk pintu kamar Tiana setelah Shela dan Sebastian mengizinkanya bertemu Tiana, laki-laki itu mengerutkan keningnya saat melihat calon istrinya di dalam kamar berbaring dengan Tino yang berpura-pura tidur memeluk Tiana. Saat itu juga Aldrich masuk ke dalam kamar, dia menutup pintu dan mendekati Tino, menendang kaki kembaran Tiana itu dengan pelan. "Jangan dekat-dekat istriku, Piranha!" sinis Aldrich mendorong Tino. "Heh sialan! Tiana ini kembaranku! Harusnya kau jangan dekat-dekat dengan kembaranku, tidak aku restui mampus kau!" sinis Tino bangun, dia langsung membawa Tiana dalam dekapannya.Tiana memegangi kepalanya dan memakai kaca matanya lagi. Didatangi Aldrich, bukannya tambah sembuh, sakit kepalanya kian menjadi-jadi, apalagi kalau ada Tino dan ribut seperti ini. "Tino... Jangan ganggu Tiana dong, aduh pusing ini kepala Tiana!" omel Tiana mendorong pipi Tino. "Diam Tiana, biar aku memelukmu, daripada Lalat Buah yang memelukmu. Dia suka mencari kesempatan dalam k
Read more
(TIANA STORY) TIANA AKAN BAIK-BAIK SAJA
Aldrich menemani Tiana hingga malam, membiarkan gadis itu tertidur memeluknya di sofa. Padahal banyak pekerjaan yang menumpuk, namun Aldrich mengabaikan semuanya. Dia tidak mau menjadi sosok yang tidak Tiana sukai, sosok gila kerja hingga lupa dengan orang-orang yang disayangi. Aldrich terang-terangan tidak ingin menjadi seperti Sebastian. "Aldrich," panggil lirih Shela mendekatinya. "Iya Tante..." Pemuda itu memelankan suaranya. Shela menatapnya kasihan. "Tolong bawa Tiana ke kamarnya ya, memang setelah meminum obat, pasti Tiana akan langsung tertidur," ujar wanita itu. Anggukan Aldrich berikan, ia langsung mengangkat tubuh Tiana dan membawanya naik ke lantai dua ditemani oleh Shela. Aldrich merebahkan tubuh Tiana di atas ranjang. Menyelimutinya dengan hangat dan Shela tersenyum. "Sekarang kau boleh pulang, Tante tahu kau pasti sibuk sekali kan?" "Tidak papa Tante, Tiana juga butuh teman," jawabnya. "Iya. Sudah malam sekarang, pulang dan istirahatlah." "Baik Tan," balas pem
Read more
(TIANA STORY) MASIH MAUKAH KAU DENGANKU YANG TAK SEMPURNA?
Tiana kambuh dan dibawa ke rumah sakit.Kabar itu membuat Aldrich tengah malam pergi terburu-buru dan pemuda tampan itu kini berlari cepat masuk ke dalam lorong rumah sakit. Di ujung lorong, Aldrich melihat ada Tino yang duduk sendirian. "Tino!" Suara Aldrich membuat Tino menoleh, namun dia tidak memberikan reaksi apapun. Wajahnya yang nampak lemas dan lelah, Tino sedih bukan main. "Bagaimana Tiana? Apa yang terjadi dengan Tiana?!" pekik Aldrich menatap Tino. "Tiana... Tiana demam tinggi, dia mimisan lagi. Padahal bulan kemarin tidak seperti ini, dia sampai terjatuh dari atas ranjang." Penjelasan Tino membuat Aldrich mengusap wajahnya dengan frustrasi, dia menundukkan kepalanya dengan wajah kecewa dan bingung.Di sampingnya, Tino memperhatikan wajah Aldrich dengan serius. Dia tidak yakin kalau Aldrich akan menerima Tiana dengan keadaan yang seperti ini. "Apa kau masih yakin ingin menyeriusi kembaranku?" tanya Tino lirih. Aldrich menoleh. "Menurutmu? Apa kau pikir aku hanya mem
Read more
(TIANA STORY) JANGAN BERSEDIH, SAYANG
"Aku ingin menikahi Tiana Ma, Pa!" Aldrich menatap kedua orang tuanya yang baru saja datang dari Italia. Mereka berdua kembali pulang setelah Aldrich marah-marah meminta mereka kembali. "Hehhh... Tiana masih berusia berapa? Masih belasan tahun, Al! Kalian masih terlalu muda, nanti kalau ada apa-apa orang tua juga yang repot!" omel Emma seraya melepaskan perhiasannya dan memasukkan ke dalam kotak. "Ini permintaan Tiana yang sangat berarti untukku, Ma! Aku tidak akan menyakitinya, aku berjanji untuk hal it-""Memangnya kau sudah berhasil menyetir perusahaan Papa di sini? Akal-akalan mau menikah!" sahut Roghan menatap sebal pada putranya. "Baru juga Mama dan Papa sampai, kau sudah minta nikah!" Aldrich terdiam, dia menundukkan kepalanya dan bingung bagaimana menceritakan semuanya pada kedua orang tuanya. "Tiana sedang sakit Ma, Pa..." "Tiana sakit?!" pekik Emma dan Roghan bersamaan. Aldrich menunjukkan ekspresi sedihnya. "Sakitnya kambuh." "Al..." Roghan menyentuh pundak sang put
Read more
(TIANA STORY) SESEORANG YANG SANGAT MENCINTAIMU
Keesokan harinya, Tiana pun sudah diizinkan pulang oleh dokter. Gadis itu juga sangat merindukan rumahnya dan ingin beristirahat di rumah. Saat mobil Sebastian berhenti, Sebastian menggendong putrinya dan tidak membiarkan Tiana berjalan karena gadis itu masih mengeluh pusing terus menerus. "Mami, Papi...!" Suara Tiano membuat Shela dan Sebastian menatap ke depan. Mereka kaget tahu-tahu Tiano pulang. "Tiano!" seru Tiana, gadis itu langsung mengulurkan kedua tangannya pada sang kembaran. Tiano tanpa pikir panjang, dia langsung mengulurkan tangannya pada Tiana dan menggendong kembarannya itu seperti anak kecil. Memang hanya dengan Tiano, Tiana bisa mendapatkan apapun, kalau bersama Tino, jangankan Tiana, Tiano pun pasti akan ribut habis-habisan. "Masih sakit kepalanya?" tanya Tiano mengusap kening Tiana. "Iya." Tiana memeluk leher Tiano dan melingkarkan kedua kakinya di tubuh kembarannya. "Tiano kenapa pulang tidak pernah bilang-bilang, sih?" "Kan rahasia, adikku Sayang..." Me
Read more
(TIANA STORY) MENCINTAI JUGA MERELAKAN
"Al, kau yakin ingin tetap menikahi Tiana? Dia memiliki penyakit keras. Bagaimana masa depanmu nanti?" Roghan menatap putranya yang kini duduk bergeming, mereka hanya duduk berdua di teras samping rumah menikmati malam yang gelap. Sedangkan Aldrich mulai jengah dan kesal menghadapi Papanya. "Lalu, apa yang Papa mau? Membatalkan perjodohanku dengan Tiana?" tanya Aldrich menoleh dengan tatapan dingin. "Al..." "Papa yang memintaku untuk terus mengingat Tiana!" pekik Aldrich marah. "Papa tidak tahu apa yang aku rasakan!" "Papa tahu nak, Papa paham! Dengarkan Papa dulu!" Roghan berdiri di hadapan Aldrich. Dari dalam rumah, Emma muncul. Wanita itu mendekati putranya dan menyentuh pundak Aldrich dengan lembut. "Dengarkan Papamu dulu, Aldrich." "Kalau kalian hanya memintaku untuk meninggalkan Tiana, lebih baik jangan bicara denganku lagi!" pekik Aldrich menyentak pelan tangan sang Mama. "Al, ini demi masa depanmu. Kami tidak melarangmu menikahi Tiana, tapi pikirkan tentang kondisiny
Read more
(TIANA STORY) KEMALANGAN INI, ADALAH NASIBKU
Aldrich duduk di kursi kerjanya di dalam ruangan Presdir, ruangan pribadinya. Laki-laki muda itu sibuk menatapi kotak cincin yang baru saja pagi tadi dia beli. Senyumannya mengembang mengingat senyuman Tiana yang terasa seperti terlintas tak henti-henti di depan matanya. "Dia pasti menyukai cincin ini, aku tidak sabar memberikan ini padamu, Tiana..." Aldrich kembali memejamkan matanya dan duduk bersandar dengan santai. Pintu ruangan kerja Aldrich terketuk, laki-laki itu langsung mengangkat kepalanya dan melihat Sam, anak buahnya masuk ke dalam ruangan tersebut. "Pak Aldrich ada acara kah?" tanya Sam menatap Aldrich. "Iya. Aku akan menemui kekasihku hari ini." Aldrich beranjak dari duduknya dan menyahut mantel tebalnya di atas punggung kursi kerja. Wajah Sam menjadi sedikit ragu, seolah-olah dia melarang Aldrich pergi. "Tapi Pak Aldrich, Tuan Hubert meminta pada saya untuk memberitahu Pak Aldrich untuk tidak ke mana-mana, satu jam lagi ada tamu dari Madrid," ujar Sam menyampaik
Read more
(TIANA STORY) AMARAH YANG MEMUNCAK
PYAAARR..."Ada apa, Sayang?!" Sebastian berteriak saat mendengar suara pecahan beling dari arah dapur. Laki-laki itu berlari ke belakang dan melihat Shela memecahkan gelas berisi susu cokelat. "Padahal aku menaruhnya sedikit ke tengah," ujar Shela mengambil beberapa beling. "Sudah, sudah... Biar Bibi saja yang membersihkannya, nanti tanganmu luka, Shela." Sebastian menarik pundak sang istri. Shela berdiri dan mencuci tangannya. Wanita itu merasakan sesuatu yang tidak beres, seperti ada yang ganjal di benaknya, ada sesuatu yang kurang pas, dan tidak mengenakkan hati."Ada apa ya? Kenapa pikiranku jadi kacau begini? Tino sedang ke pertemuan, Tiano pergi dengan Laksamana Abin, dan Tiana... Tiana bersama Aldrich, kan?" gumam Shela, entah dia bertanya pada siapa. Shela langsung kembali lagi ke depan, dia menatap Sebastian yang kini duduk baru saja menutup laptopnya. "Sayang, coba hubungi Aldrich. Apa Tiana dengan Aldrich? Aku kepikiran Tiana," ujar Shela pada suaminya. "Loh, bukann
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
37
DMCA.com Protection Status