All Chapters of Suamiku Pewaris Kaya Raya: Chapter 131 - Chapter 140
264 Chapters
Bab 132 - Gelagat Mencurigakan Dari Kevin
"Ini ... suami kamu, Van?" tanya Kevin sambil menunjuk Aditama, sesekali menatap Vania. Mendengar hal itu, Vania mengangguk.Kening Kevin berkerut. "Katanya ... kamu terpaksa menikah denganya ... karena dijodohkan oleh Papamu?" tanya Kevin lagi, hendak memastikan kebenaran cerita dari teman-temanya. Vania mengangguk lagi dengan tetap mempertahankan ekspresi wajah datar. "Dan ... aku dengar dari teman-temanku jika suamimu ini adalah menantu yang tidak berguna, Van? Suami yang cuma menjadi beban bagimu ... dan keluargamu saja? Dan katanya dia juga ... bekerja sebagai kuli bangunan?" Kevin langsung memberondong Vania dengan pertanyaan. Lagi-lagi, Vania mengangguk, terpaksa membenarkan semua pertanyaan Kevin lebih dulu. Mendengar jawaban Vania, Kevin menghela napas berat. Selama sesaat, ia mengedar pandangan ke sekeliling seraya mengusap wajah. Dia kemudian berkata. "Astaga ... kenapa nasibmu menyedihkan sekali, Van ... aku benar-benar tidak menyangka ... wanita secantik da
Read more
Bab 133 - Berbeda Dengan Tiga Tahun Yang Lalu!
"Singkirkan kakimu dari kursi itu, Rob." ucap Aditama dengan nada dingin dan ekspresi wajah datar, tanpa menatap sang lawan bicara. Mendengar hal itu, Robi mengerjap, mencerna perkataan Aditama dalam sepersekian detik. Begitu pula dengan semua orang. Kenapa ... Aditama berani membalas ucapan Robi? Di saat ini, benak semua orang langsung teringat dengan kejadian tiga tahun yang lalu. Dimana, Aditama tidak berani bicara—membalas semua hinaan yang dia terima. Dia hanya terdiam dan pasrah. Tapi sekarang berbeda ... pria itu sudah berani bicara! Namun tiba-tiba Robi tersadar dan buru-buru menguasai diri. Paling-paling Aditama sudah berani bicara saja, tapi pasti tidak akan berani berbuat macam-macam. Aditama berani melawan mereka? Itu sama saja dengan dia mau cari mati! Robi pun tergelak dan berujar. "Kau itu gembel, Aditama ... gembel sepertimu itu tidak akan bisa memerintahku!" Lalu, Robi tertawa diikuti oleh yang lainya. Tentu saja mereka jadi semakin bersemangat ingin
Read more
Bab 134 - Baru Permulaan!
Vania lalu bangkit dari kursi seraya melipat tangan di depan dada dan menatap Gabriella untuk beberapa saat. Dia kemudian berkata. "Menurutku ... apa yang dilakukan Aditama kepadamu itu ... tidak berlebihan, Gab." Jawab Vania dengan nada dingin dan ekspresi wajah datar. "Dia ... hanya menyiramu saja." Kemudian, ia memicingkan pandangan. "Dia tidak menamparmu ... tidak pula memukul atau ... menendangmu ... seperti apa yang Aditama lakukan kepada Robi, Alex dan Rendi tadi!" Lanjut Vania, sesekali melirik ke arah tiga pria yang baru saja ia sebutkan. Mendengar hal itu, Gabriella terpelongo diikuti yang lainya. Setelah tersadar, Gabriella langsung gelagapan dengan alis tertaut. "What?! Apa yang ka ... kamu katakan, Van?! Dan ... ka ... kamu membela suamimu, Van?!" ucap Gabriella terbata seraya menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya. "Aku tidak perlu melakukan sesuatu kepada Aditama karena dia tidak melakukan tindakan diluar batas ... tindakannya itu hanya semata-mata untuk mem
Read more
Bab 135 - Masalah Kalung Lagi
Mendadak, seisi ruangan dipenuhi tawa keras. Jelas diantara mereka tidak ada yang percaya. Bagimana mungkin seorang menantu tidak berguna yang bekerja sebagai kuli bangunan ... bisa membeli kalung seharga 31 miliar? "Astaga ... jangan gilaa deh kamu, Van!!!" "Suamimu itu cuma seorang kuli bangunan!" "Suamimu itu adalah menantu yang tidak berguna!" "Gajinya kecil sekali. Dan bahkan, untuk kebutuhan hidup kalian sehari-hari saja masih kurang!" "Lucu sekali!" "Bercandamu sungguh kelewatan, Van!" Mendengar komentar-komentar penuh tidak percaya itu, Vania dan Aditama tetap bersikap tenang. Memang itu tujuan mereka berdua, akan membiarkan orang-orang itu tertawa sepuasnya lebih dulu karena nanti, pasti mereka akan tercengang dan bungkam pada akhirnya. Vania lalu menatap satu persatu teman-teman lamanya yang masih tertawa keras dengan saksama selagi melipat tangan di depan dada. Perlahan, sudut bibirnya terangkat dan membentuk senyuman penuh arti. Dia kemudian berkata. "Su
Read more
Bab 137 - Menjadi Sedikit Ragu
"Kaa ... kau serius, Stev?""Melihat Vania dan Aditama datang ke sini dengan mengendarai BMW?!" "Mungkin kau salah lihat, Stev!" "Tidak mungkin mereka berdua ke sini dengan mengendarai BMW!" Mendengar hal itu, Steven menggeleng cepat. "Tidak! Aku tidak salah lihat!" sambar Steven menyela perkataan teman-temanya. "Aku melihat dengan kepala mataku sendiri jika mereka berdua keluar dari mobil BMW dan aku juga sempat mengobrol dengan mereka tadi!" Lanjut Steven tegas penuh penekanan pada kalimatnya, sesekali menatap Aditama dan Vania. Seketika semua mata melebar. Selagi semua orang tertegun, Steven angkat suara lagi. "Tapi aku yakin jika mobil itu bukan milik mereka ... mungkin mobil hasil meminjam atau mungkin ... rental!" ucap Steven dengan sinis. "Sungguh mustahil mereka memiliki mobil BMW!" Sontak, semua orang langsung tersadar kala mendengar hal itu, kepala-kepala pun tertoleh ke arah Steven lagi.Mencerna dalam sepersekian detik, lalu kompak setuju. Sementara Kevin mende
Read more
Bab 136 - Kevin Mengungkapkan Perasaanya Kepada Vania
Gabriella menurunkan ponsel dari telinga dengan memasang ekspresi wajah tak berdaya, lalu memberikan ponsel kepada Aditama setengah tidak fokus. Ia telah selesai bicara dengan manager toko resmi Tiffany & Co dan mendapatkan jawaban yang begitu mencengangkan.Manager toko membenarkan jika Aditama membeli kalung di sana. Mendadak, kepalanya terasa berat bukan main karena dipenuhi oleh berbagai macam dugaan dan pertanyaan. Alhasil, ia pun membeku di tempat. Melihat Gabriella bersikap demikian, orang-orang pun menduga jika kebenaran telah terungkap. Segala pertanyaan pun langsung terlontar keluar dari mulut-mulut semua orang, mendesak Gabriella untuk segera memberitahu apa yang tadi dia dan manager toko bicarakan di telepon.Hal tersebut membuat wanita itu tersadar pada akhirnya, lalu menatap semua orang bergantian dengan memasang ekspresi wajah linglung. Terdiam sejenak sebelum kemudian mengangguk pelan. Melihat hal itu, semua orang terkejut bukan main. Mendadak, seisi ruanga
Read more
Bab 137 - Memberitahu Teman-Teman Lama
Semua mata kompak tertuju pada Vania, wajah-wajah tampak begitu penasaran, menunggu jawaban dari wanita itu. Selama sesaat, Vania terdiam, tengah mencari kata-kata yang pas untuk ia sampaikan kepada Kevin. Setelah merasa siap, Vania pun mendongak, menatap pria itu untuk beberapa saat. Dia kemudian berkata. "Maafkan aku, Vin. Aku tidak bisa menerima bunga pemberian darimu dan itu artinya ... aku tidak bisa menerimamu!" Sontak, mata Kevin melebar. Begitu pula dengan semua orang. Apa?! Vania ... menolak Kevin?!Alhasil, semua orang seketika tercengang. Sedangkan Kevin tiba-tiba membeku di tempat—tengah mencerna jawaban Vania. Setelah tersadar, ia buru-buru menggeleng. Tidak-tidak! Tidak mungkin! Vania tidak mungkin menolak dirinya! Kevin langsung menyangkal jawaban Vania. Ia lalu mensugesti dirinya sendiri jika mungkin saja salah dengar. "Tidak mungkin kamu menolaku, Van. Ka ... kamu ... paa ... passti bercanda, 'kan, Van?" ucap Kevin terbata, hendak mem
Read more
Bab 138 - Menebar Fitnah
Kevin mendengus dingin, menatap Vania dengan mata berkilat tajam, serta dengan napas yang memburu tak beraturan. "Kamu ... benar-benar telah mempermalukanku, Vania!!!" Kevin berteriak tak kalap, suaranya menggelegar. Ekspresi wajahnya buruk, otot-ototnya menegang—menyembul keluar—memancarkan aura kemarahan hebat. Kening Vania berkerut. "Aku ... telah mempermalukanmu ... Vin?" Vania balik bertanya, menunjuk dirinya dengan jari telunjuknya, hendak memastikan ia tidak salah dengar seraya tersenyum kecut.Kemudian, ia menggeleng selagi melipat tangan di depan dada. "Aku merasa tidak mempermalukanmu sama sekali, Vin. Itu adalah kesalahanmu sendiri yang tidak dipikir matang-matang dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada rumah tanggaku terlebih dahulu." "Justru rencanamu itu membuatmu malu sendiri pada akhirnya, Vain!" Lanjut Vania. Suaranya tidak kalah meninggi dan wajahnya juga mengeras. Kentara jelas jika wanita itu juga sedang sama marahnya. Para pendukung Kevi
Read more
Bab 139 - Sudah Tidak Tahan Lagi
Vania tetap berusaha untuk tidak gentar membalas perkataan Kevin. Meskipun dadanya sesak, hatinya terasa sakit bukan main dikarenakan mendengar tuduhan Kevin barusan. Ia sudah mengantisipasi jika kejadianya akan jadi seperti ini jika ia menolak Kevin. Mendengar hal itu, wajah Kevin seketika mengeras. Giginya bergemeretak. Ucapan Vania terdengar begitu menjengkelkan di telinganya."Kalau iya kenapa?!" bentak Kevin sambil melotot ke arah Vania. Ia lalu maju satu langkah. Berdiri tepat di hadapan Vania seraya berkacak pinggang. Tengah mengintimidasi wanita itu. Sikap lembut yang beberapa saat lalu dia tunjukan, serta perkataan penuh cinta dan terdengar romantis, kini mendadak terhempas begitu saja—tergantikan dengan sikapnya yang berubah kasar. Kevin lanjut berkata. "Kamu tau, Van? Semua wanita ... pada datang kepadaku dan mengemis cinta padaku!" Kemudian, matanya memicing. "Sedangkan dirimu? Kamu ... adalah wanita terbodoh yang pernah kukenal karena kamu berani
Read more
Bab 140 - Menghajar Kevin
Aditama mendelik ke arah Kevin—seolah bola matanya mau keluar dari tempatnya. "Jaga bicaramu, bajingan!" bentak Aditama dengan gigi gemeretak seraya mencengkram kerah baju Kevin dengan begitu kuat. "Sedari tadi ... aku cuma diam saja karena masih memantau. Tapi, setelah kau memfitnah dan mengatai istriku? Jangan harap ... aku akan tetap diam!" Lanjut Aditama, dengan emosi penuh menggebu. Kini, posisi Kevin tergeletak mengenaskan di lantai dengan hidung berdarah dan wajah dipenuhi beberapa luka. Aditama baru saja menghajar pria itu habis-habis dan dengan brutal. Kevin menggeram marah mendapati hal itu. Sialan. Rasa sakit yang tengah ia rasakan membuatnya tidak bisa apa-apa. Apalagi saat ini dirinya dalam kendali Aditama sepenuhnya.Namun ia berjanji akan menghabisi Aditama setelah ini. Sementara itu, para pendukung Kevin langsung memperingati Aditama. "Aditama! Jangan keterlaluan kau kepada Kevin!""Berani sekali kau memukul Kevin sampai hidungnya berdarah!" "Ka ...
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
27
DMCA.com Protection Status