All Chapters of Terperangkap Pesona Pria yang Kukira Lumpuh : Chapter 181 - Chapter 190
209 Chapters
181. PERMINTAAN JESSIE
Anna sedang bicara dengan Erlan ketika melihat ibu mertuanya turun dari lantai dua dengan membawa sebuah tas tangan. Dia tersenyu pada Erlan lalu berkata, "Erlan, tunggu sebentar, ya. Aku mau menghampiri ibuku dulu."Erlan mengangguk kemudian dia kembali fokus pada pekerjaan mereka. Anna langsung menghampri Vania, dengan penasaran bertanya, "Ma, Mama mau kemana?""Mama mau keluar sebentar bertemu teman. Kamu di rumah saja. Tidak usah menunggu Mama makan siang." Vania beralih pada Erlan, dia sudah mengenal pria itu yang merupakan sahabat Eric, "Erlan."Erlan yang sedang sibuk, mengangkat kepala, "Iya, Tante?""Nanti makan siang saja bersama dengan Anna. Tante pergi dulu.""Baik, Tante."Vania tersenyum kemudian mengusap wajah Anna, setelah itu dia segera pergi dari sana. Ketika kakinya baru saja menginjakkan halaman rumah, seketika itu juga Vania merasa tidak nyaman. Tetapi dia berpikir bahwa hanya sekali saja, tidak ada maksud apapun juga. Dia tidak akan mungkin mengkhianati menantun
Read more
182. TEKAD MELINDUNGI ANNA
Anna sedikit terkejut dengan pertanyaan ibu mertuanya, dia menegakkan punggung, "Aku tidak pernah membenci Jessie. Lagipula kami baru bertemu sekali. Tidak mungkin aku langsung membencinya." Sejujurnya Anna sedikit tersinggung dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Vania. Mereka tidak pernah membahas wanita lain, tetapi ibu mertuanya itu langsung membahas Jessie. Mengatakan bahwa dia membenci gadis itu. Vania terdiam mendengar penjelasan menantunya, saat ini dia bisa menduga bahwa sebenarnya Anna tidak nyaman dengan pertanyaannya. Segera dia tersenyum, lalu mengusap tangannya dengan hangat."Iya, mama mengerti. Mama tahu bahwa kamu tidak akan mungkin seperti itu. Terima kasih karena sudah menjawab pertanyaan mama," ucap Vania, dia lalu kembali mengambil alat makan, "Sekarang makanlah. Setelah itu kamu istirahat. Kamu tidak boleh terlalu lelah." Anna menarik napas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. Dia tahu bahwa ada suatu hal yang disembunyikan oleh Vania. Tetapi apa hal
Read more
183. SAHABAT 
Keesokan paginya, Anna bangun dengan kondisi tubuh yang pegal-pegal. Dia menolehkan kepala, dan melihat sang suami yang masih tertidur pulas. Saat itu juga Anna merasa sangat kesal. Padahal pria itu yang lebih banyak bergerak tetapi selalu saja dia yang kelelahan. Anna mengintip dari balik selimut, saat ini dia polos tanpa sehelai kain yang menutupi tubuhnya. Hanya ada selimut yang menjadi penutup tubuh, dia segera menolehkan kepala, melihat ke arah lantai kamar, di sana pakaiannya sudah berserakan. Anna berusaha untuk menggapai bajunya tetapi tidak sampai. Hingga akhirnya dia berusaha untuk bangun dengan posisi tangan yang masih memegang selimut untuk menutupi tubuhnya. Belum sempat Anna bangun, secara tiba-tiba tubuhnya ditarik oleh Eric. Pria itu langsung memeluk Anna dengan kondisi kedua mata yang terkejam. "Kamu mau kemana?" Eric bertanya dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur. Anna menghela napas, wajahnya memerah saat merasakan sesuatu yang menegang di bawah
Read more
184. Papa Masuk Rumah Sakit
Anna terdiam beberapa saat sebelum akhirnya berkata, "Nona Jessie, kamu memang teman kecil Eric, tapi itu adalah masa lalu. Sekarang Eric sudah menikah dan memiliki istri, kamu sudah tidak lagi penting untuknya."Senyuman di wajah Jessie langsung menghilang sempurna. Tatapannya berubah gelap, kata-kata Anna tentu saja membuatnya tidak senang. Namun, Jessie mencoba untuk menahan perasaannya, dia tersenyum lalu berkata, "Kamu memang istrinya. Tapi sahabat selalu memiliki tempat lain di hatinya." "Kata siapa?" Ketiga wanita itu langsung menolehkan kepala, dilihatnya Eric yang sedang melihat mereka. Pria itu langsung berjalan mendekati Anna, pandangannya seakan memberitahu bahwa hanya Anna di dalam hidupnya. Eric tersenyum menatap Anna lalu beralih ke Jessie, dia berkata dengan dingin, "Siapa yang menyuruhmu ke sini?" Jessie yang merasa gugup, dia mencoba untuk tersenyum kemudian berkata, "Kak Eric, aku—""Siapa yang menyuruhmu ke sini dan menganggukkan istriku?" Eric bicara lagi, me
Read more
185. HARI PERTAMA DI PARIS
"Malam ini mereka akan berangkat ke Paris untuk berlibur." Vania tersenyum, dia mengusap tangan Edmund, menenangkan pria itu sebab tahu bahwa suaminya masih ingin bersama dengan anak dan menantunya. Edmund terdiam beberapa saat lalu berkata, "Baiklah. Lebih baik kalian pergi sekarang. Jangan sampai kalian terlambat dan terkena macet." "Benarkah tidak apa-apa?" Anna bertanya, kondisi Ayah mertuanya yang seperti ini sudah pasti akan mengganggu pikiran Eric. Dia tidak mau ketika nanti berlibur, pikiran sama suami hanya ada di Indonesia. "Tidak apa-apa. Ada mama yang menjaga Papa kalian di sini," Vania menenangkan. Saat mendengar itu, seketika hati Edmund menghangat. Sekarang dia tidak perlu lagi takut sendirian karena ada Vania yang menjaganya. "Benar apa yang dikatakan oleh Mama kalian. Jangan khawatirkan papa, lebih baik sekarang kalian segera berangkat khawatir nanti akan terkena kemacetan ibukota," kali ini Edmund ikut menimpali. Sudah cukup dia menjadi penghalang kebahagiaan an
Read more
186. AKSESORIS COUPLE
Anna menyipitkan kedua mata, dia langsung saja memalingkan wajah ke arah menara Eiffel. Eric memang selalu saja seperti ini, jadi pria itu pasti akan menyerah. Namun, ternyata dugaan Anna salah, secara tiba-tiba Eric semakin mencondongkan tubuhnya kemudian memegang wajah Anna dengan kedua tangan. Tanpa bisa dicegat, pria itu langsung saja mencium Anna tepat di bibirnya. Anna sama sekali tidak bisa mengelak, dia tidak bisa menghindar dari ciuman sang suami yang sangat memabukkan. Hingga saat Anna lagi-lagi mulai kehabisan nafas barulah Eric melepaskan. Pria itu terkekeh lalu mengusap bibir sang istri yang telah basah karena ulahnya. Anna berdecak kesal, dia memicingkan mata kemudian berkata, "Kamu menyebalkan!" "Bukankah aku sudah memperingatimu sebelumnya? Jika kamu tidak mau menciumku, maka aku yang akan menciummu." Eric dengan sangat santai memasukkan potongan roti ke dalam mulutnya. Dia seakan tidak peduli dengan sang istri yang marah karena ulahnyaSemua juga sudah terlanjur,
Read more
187. LELAH SAMPAI TUBUH TIDAK MEMILIKI TULANG
"Tentu saja suka!" Eric menjawab dengan cepat. Apapun yang diberikan oleh istrinya, sudah pasti akan dia sukai. Anna memicingkan kedua matanya, dia melihat sinis ke arah Eric tetapi sebenarnya dalam hati merasa sangat senang.Setelah selesai berbelanja, Eric segera membawa Anna pergi dari sana. Karena baru hari pertama dan jet lag juga masih terasa, membuat Eric hanya membawa sang istri berjalan-jalan tidak jauh dari hotel. Mereka pergi ke menara Eiffel dan bersantai di taman yang ada di sana sampai waktu makan siang tiba. Eric segera mengajak sang istri beristirahat dan pergi ke sebuah restoran yang ada di dekat sana. "Kamu mau pesan apa?" tanya Eric pada Anna setelah dia menyebutkan pesanannya pada pelayan. Anna tidak terlalu mengerti bahasa Perancis, jadi berkata, "Pesankan saja untukku yang sekiranya aku suka." "Oke," Eric segera memesankan makanan yang sudah pasti disukai sang istri. Pelayan pun pergi untuk menyiapkan pesanan mereka. Eric kembali beralih dan melihat Anna ya
Read more
188. AKU TIDAK AKAN MELEPASKANMU
Karena mendapatkan istirahat yang cukup, tubuh Anna jadi lebih segar dari sebelumnya. Dia pun langsung bersiap untuk memulai aktivitas berjalan-jalan di kota Paris bersama dengan suaminya. Hari ini Eric akan mengajak sang istri pergi ke sebuah sungai yang sangat iconic di negara Prancis. Banyak sekali turis mancanegara yang datang ke tempat ini hanya untuk saling mengikat janji sehidup semati. Anna merasa sangat takjub dengan keindahan sungai Seine yang sangat cantik. Di tepi sungai sudah disediakan sebuah jalanan yang terbuat dari kayu yang dipahat rapi. Dengan menggandeng tangan sang suami, Anna berjalan menyusuri jalanan itu. Cuaca yang mulai dingin tetapi hatinya malah terasa hangat. Bahkan kini kedua tangan mereka saling menghangatkan satu sama lain seperti mentransfer energi dari dalam diri. Anna menolehkan kepala, melihat Eric yang sedang fokus menatap jalanan. Dia pun semakin mengharapkan pelukannya di lengan suaminya. Anna seakan tidak mau lepas dari Eric. Dia seperti kha
Read more
189. MALAM YANG MANIS
Anna terkesiap, dia menatap Eric yang menatapnya bagai seekor singa kelaparan. Perlahan dia melangkah mundur, Anna tahu bahwa dia akan kalah jika berhadapan dengan suaminya. "Anna," Eric menggeram, dia seakan sudah siap untuk menerkam Anna kapanpun dia mau. Sementara Anna, tubuhnya tiba-tiba membentur dinding. Membuat gerakan yang terkunci, hingga dia tidak bisa lari. Tepat pada saat itu, dengan kecepatan tinggi, Eric menghampiri sang istri. Tanpa bisa bergerak, Anna terkunci dalam pelukan sang suami. "Kamu tidak akan bisa lari dariku!" Eric berseru. Tanpa mendengar tanggapan Anna, pria itu langsung menggendong tubuh istrinya. Membawanya semakin masuk ke dalam kapal pesiar, hingga akhirnya dia telah sampai di depan sebuah kamar. Dengan satu gerakan, Eric membuka pintu kamar itu dan seketika pemandangan di depan mereka membuat Anna merasa sangat takjub. Semenjak Anna dan Eric memutuskan untuk hidup bersama dengan perasaan cinta, begitu banyak hal-hal baru yang terjadi dalam hidup
Read more
190. KAPAL MILIKNYA
Entah sudah berapa lama Anna terpejam setelah kenikmatan maha dahsyat yang diberikan oleh suaminya. Anna terkapar, tak berdaya, lututnya lemas sampai dia tidak mampu menopang tubuhnya. Anna sudah berusaha berkali-kali untuk bangun tetapi tetap saja tidak bisa. Eric seakan membuatnya habis sehabis-abisnya sampai tidak mampu untuk sekedar bangun dan pergi ke toilet.Tadinya Anna berniat hanya beristirahat sejenak sambil mengumpulkan tenaga. Tetapi tidak disangka dia malah jadi tertidur pulas. Anna seperti habis diberikan obat tidur yang membuatnya terus saja terlelap sampai pagi menjelang. Ketika Anna sudah bangun, malam sudah berlalu dan berganti menjadi keesokan paginya.Anna menolehkan kepala ke arah samping dan tidak menjumpai siapapun di sana. Perlahan dia mencoba untuk membangun dan memanggil nama suaminya. "Eric," Anna memanggil sang suami, tetapi dia tidak mendapatkan jawaban. Anna berusaha untuk menurunkan satu persatu kakinya tetapi ternyata membutuhkan usaha yang keras. Lag
Read more
PREV
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status