All Chapters of Pembalasan sang Menantu Tertindas: Chapter 471 - Chapter 480
582 Chapters
Bab 471
Seandainya tahu bahwa Yoga mengenal Naga Air, dia tidak akan berani menantangnya.Bilal perlahan mendekat dengan gemetar. Segera setelah itu, Naga Air tanpa ragu menamparnya lagi. Dia memarahi, "Cepat berlutut dan minta maaf pada Pak Yoga."Bilal merasa sangat terhina, tetapi dia tidak berani menolak. Dia langsung berlutut seraya berujar, "Pak Yoga, semua ini salahku. Aku nggak seharusnya mengusikmu, maafkan aku. Tolong jangan perhitungan denganku. Aku mohon, ampunilah aku."Yoga merespons dengan dingin, "Naga Air, bawa dia ke Penjara Lawas untuk bertobat. Setelah benar-benar bertobat, kamu baru boleh membebaskan dia."Naga Air berucap sambil mengangguk, "Oke, aku mengerti."Namun, Bilal malah kebingungan. Dia pernah mendengar tentang "Penjara Lawas". Tempat tersebut dihuni oleh iblis yang sangat kejam. Ketika dipenjara, bosnya saja hanya bisa menjadi yang terlemah di sana. Itu artinya, dia mungkin akan kehilangan nyawa bahkan sebelum dipenjara.Bilal sangat ketakutan. Dia segera memoh
Read more
Bab 472
Naga Air memandang Bilal dengan kesal. Dia membulatkan tekad sebelum berucap, "Bilal, aku nggak pantas lagi disebut pria kalau nggak bunuh kamu hari ini."Namun Bilal mengangkat pistol ke arahnya, lalu mengancam, "Kalau berani maju lagi, aku bakal tembak kepalamu." Pada saat yang sama, dia juga mengancam anggota Geng Azama.Bilal berujar, "Jangan ada yang gerak. Kalau kalian berani gerak, jangan salahkan aku yang nggak berbelaskasihan."Situasi menjadi tegang seketika.Karina ketakutan hingga wajahnya memucat. Dia berbicara dengan suara rendah, "Yoga, ayo kita pergi. Situasinya sudah jadi pertarungan hidup mati antara geng. Nggak ada yang bisa kita lakukan di sini."Namun, Yoga malah menjawab dengan tenang, "Jangan khawatir. Karina, nggak akan ada masalah selama ada aku. Pertarungan besar seperti ini jarang terjadi. Sayang kalau kita nggak nonton."Karina kehabisan kata-kata. Situasinya sudah menjadi seperti ini, tetapi Yoga bisa-bisanya masih ingin menonton. Pria ini sungguh tak kenal
Read more
Bab 473
"Cepat buang semua anggota Geng Azamat ke sungai!" perintah Agra.Ekspresi Naga Air tampak dipenuhi keputusasaan. Dia menatap Yoga untuk memohon, "Pak Yoga, tolong bantu aku. Asalkan kamu menolong mereka, aku akan menuruti semua perintahmu mulai sekarang."Agra melirik Yoga sambil berujar, "Oh, ternyata masih ada yang ketinggalan. Cepat tangkap dia! Dia juga harus dilempar ke sungai."Bilal yang bertubuh kekar dan bertato berkata, "Serahkan saja kepadaku."Agra mengangguk dan berpesan, "Akhiri semua ini secepat mungkin.""Oke!" Bilal menghampiri Yoga, lalu mengarahkan pistol ke kepalanya dan mengejek, "Hehe. Siapa suruh kamu sombong? Ayo, perlihatkan kemampuanmu kepadaku. Kenapa memangnya kalau kamu mengenal Naga Air? Di depan Balai Perwira, kamu cuma pecundang.""Mulutmu benar-benar busuk!" Seusai melontarkan itu, Yoga bertindak. Dia meraih tangan Bilal dan menekannya sedikit.Krek, krek, krek! Tulang lengan Bilal sontak hancur berkeping-keping. Pistol pun terjatuh ke lantai. "Argh!"
Read more
Bab 474
Jumlah pendatang ini jauh lebih banyak dari Geng Azamat ataupun Balai Perwira. Selain itu, para tentara ini terlatih dan senjata mereka canggih. Jika dibandingkan, Geng Azamat dan Balai Perwira tidak ada apa-apanya di hadapan mereka.Kerumunan segera menyadari para pendatang ini. Suasana seketika menjadi makin gempar."Itu Pasukan Imperial!""Yang memimpin adalah jenderal bintang lima, Emran!""Astaga, apa ini bala bantuan yang dipanggil pemuda itu? Koneksinya mengerikan sekali!""Sejujurnya, dia nggak perlu memanggil Pasukan Imperial kemari. Ini seperti membunuh nyamuk dengan bom!"Ketika melihat Pasukan Imperial makin dekat, Agra dan anggota Balai Perwira pun ketakutan. Yang penakut bahkan pipis di celana. Mereka tidak menduga akan tewas dibunuh oleh Pasukan Imperial. Bagaimanapun, mereka tidak pantas.Agra menatap Bilal lekat-lekat sambil membentak, "Berengsek! Siapa sebenarnya orang yang kamu usik ini? Balai Perwira binasa gara-gara kamu!"Bilal ketakutan hingga sekujur tubuhnya ge
Read more
Bab 475
Karena situasi yang kritis, teriakan Gatot menjadi makin lantang. Hanya dengan cara ini, dia bisa menarik perhatian bos Perusahaan Farmasi Hansa. Dia menegur, "Aku memang mencari bos kalian! Dia kakak iparku! Nyawa kakakku dalam bahaya! Cepat kabari dia untuk membantu kami!"Apa? Bos mereka adalah keluarga orang-orang ini? Meskipun tidak percaya, mereka tetap harus berhati-hati. Hanya saja, resepsionis tidak berani mengambil risiko sehingga berkata dengan sopan, "Maaf, tapi bos kami lagi nggak ada di perusahaan.""Lagi-lagi pergi? Dia ke mana?" tanya Gatot segera."Gimana kalau aku membantu kalian meneleponnya?" usul resepsionis itu. Dia ingin memastikan, apakah orang-orang ini memang keluarga bosnya atau bukan.Gatot menyetujuinya. "Oke, cepat telepon dia. Masalah ini nggak boleh ditunda lagi."Resepsionis itu segera menghubungi Yoga. "Pak, ada dua orang yang mengaku sebagai keluargamu. Mereka datang ke perusahaan untuk mencarimu. Katanya, ada masalah besar dan butuh bantuan.""Keluar
Read more
Bab 476
Harus diakui bahwa trik ini sangat berguna. Jantung Gatot berdebar-debar. Kalau bisa meniduri wanita secantik ini, dia rela melakukan apa pun, sekalipun harus menyerahkan separuh nyawanya.Gatot segera mengiakan. "Serahkan saja kepadaku. Aku sangat dekat dengan bosmu. Dia pasti akan menuruti permintaanku.""Syukurlah! Kalau begitu, apa aku boleh meminta nomor teleponmu?" tanya Ashila.Gatot menyahut dengan senang hati, "Tentu saja. Berapa nomormu?"Gatot menyimpan kontak Ashila. Sementara itu, Ashila bisa melihat nama Yoga di daftar panggilan Gatot. Setelah menyebutkan namanya, dia bertanya dengan hati-hati, "Pak, apa aku boleh meminta nomor Pak Kusuma?"Gatot seketika merasa canggung. Dia membalas, "Eh ... aku nggak punya nomor teleponnya."Ashila menunjuk nama Yoga sambil bertanya lagi, "Ini nomor telepon Pak Kusuma, 'kan?""Oh, kamu sudah salah paham. Marganya saja yang sama. Orang ini dari keluarga besar yang sudah bangkrut. Dia menumpang di rumahku selama 5 tahun. Dia nggak pantas
Read more
Bab 477
"Serius? Yoga, bukan kamu yang memanggil Pasukan Imperial untuk datang?" tanya Karina seraya menatap Yoga dengan heran.Ketika Emran datang, pria itu sama sekali tidak berbicara dengan Yoga. Ini sempat membuat Karina agak curiga. Dia tentu tidak tahu bahwa Emran melakukan semua ini untuk menghindari kecurigaan.Yoga menyahut, "Sudahlah, kalian juga nggak bakal percaya. Biar waktu yang membuktikan semua. Karina, aku antar kamu ke rumah sakit dulu."Karina tidak familier dengan tempat ini, jadi seharusnya tidak tahu rumah sakit ada di mana. Yoga memutuskan untuk mengantarnya sendiri.Karina pun tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Dia mengiakan. "Baiklah.""Karina, kamu benar-benar nggak melihat Pak Kusuma?" tanya Ambar lagi."Untuk apa aku menipu kalian?" balas Karina sambil menggeleng.Ambar menatap Yoga dengan galak dan membatin, 'Huh! Ini pasti karena Yoga bersama Karina, jadi Pak Kusuma bersembunyi. Kalau nggak, suasana akan menjadi canggung nanti. Yoga ini memang penghalang terbesa
Read more
Bab 478
Sebelum datang kemari, Nadya sudah menghubungi temannya. Temannya itu memberitahunya bahwa bos Perusahaan Farmasi Hansa mengundang para petinggi rumah sakit untuk makan malam bersama. Kebetulan, temannya juga diundang dan berniat membawa Nadya bersamanya.Kabar ini membuat Nadya sangat gembira. Jika bisa makan malam bersama bos Perusahaan Farmasi Hansa, dia bisa mendapatkan hak kerja sama.Nadya tiba di Rumah Sakit Lebra. Begitu tiba, dia langsung melihat sesosok yang familier, yaitu Yoga. Nadya pun penasaran, kenapa Yoga bisa ada di rumah sakit ini?Nadya hendak maju untuk menyapa, tetapi malah mendapati Yoga sedang bersama Karina. Dalam sekejap, dia merasa sedih. Pantas saja, Yoga tidak menjawab panggilannya. Ternyata pria ini sedang bermesra-mesraan dengan Karina.Ternyata, Yoga masih berhubungan dengan Karina selama ini? Lantas, apa posisi Nadya di hati Yoga? Jawabannya sudah pasti di bawah Karina. Jika tidak, mana mungkin Yoga tidak menjawab panggilan darinya.Nadya hendak mengham
Read more
Bab 479
Yoga menghubungi nomor Nadya. Sesudah menghubungi tiga kali, Nadya baru mengangkatnya. Yoga berkata, "Nadya, kamu seharusnya sudah sampai, 'kan? Biar kujemput di bandara, ya?""Nggak perlu repot-repot," sahut Nadya dengan suara dingin.Yoga mengernyit, tidak mengerti pada perubahan mendadak wanita ini. Dia bertanya, "Ada masalah, ya? Kenapa kamu terdengar kesal?""Nggak ada, kelak jangan ikut campur urusanku lagi," balas Nadya. Kemudian, dia segera mengakhiri panggilan.Yoga mencoba untuk meneleponnya lagi, tetapi Nadya tidak menghiraukannya. Firasat buruk sontak menyelimuti hati Yoga. Dia menelepon Raja Kegelapan, menyuruhnya menyelidiki Nadya.Lima menit kemudian, Raja Kegelapan melapor, "Pak, Nona Nadya bersama teman kuliahnya hari ini. Rizal dan seluruh petinggi rumah sakit mendapat undangan makan malam dari bos Perusahaan Farmasi Hansa. Nona Nadya akan menghadiri pesta makan itu.""Hah?" Yoga mengernyit. "Sejak kapan aku mengundang teman kuliah Nadya makan malam? Siapa pula Rizal
Read more
Bab 480
Yoga langsung menjawab dengan lantang, "Aku pacarnya!"Apa? Wanita idamannya sudah punya pacar? Rizal seketika merasa kecewa. Apakah rencana yang disusunnya dengan susah payah akan sia-sia hari ini?Tanpa diduga, Nadya malah membantah, "Rizal, jangan dengarkan omong kosongnya. Kami hanya teman. Itu pun dulu, sekarang bukan lagi. Ayo, kita kembali.""Oke, oke." Rizal merasa senang kembali. Sementara itu, Yoga hanya bisa menghela napas dengan pasrah. Dia bisa melihat bahwa Nadya sedang merajuk, makanya memilih untuk minum-minum lagi.Yoga tentu tidak akan membiarkan Nadya sendirian sehingga mengikuti mereka. Ruang privat Sky ini tampak penuh. Totalnya ada 20-an orang. Bukan hanya para petinggi rumah sakit, tetapi juga bos perusahaan farmasi atau perwakilan.Tujuan mereka semua sama dengan Nadya, yaitu berkenalan dengan bos Perusahaan Farmasi Hansa dan mendapatkan hak kerja sama.Direktur rumah sakit adalah seorang pria tua yang beruban dan berjanggut. Dia berkata, "Semuanya, Pak Kusuma m
Read more
PREV
1
...
4647484950
...
59
DMCA.com Protection Status