All Chapters of Gadis Kriminal dan Tetangga Misterius: Chapter 51 - Chapter 60
78 Chapters
50. Pendapat Tak Penting
"Permintaan kedua gue kemarin kan batal, nah mau gue ganti," kata Chika ketika mereka baru saja tiba.Gadis itu menahan lengan Dirga yang hendak meninggalkannya. Dengan senyuman lembutnya, Chika menggunakan suara yang halus ketika melihat Dirga menatapnya cukup lekat. Sedikit mengedipkan mata guna menggoda kekasihnya itu."Gue mau nonton balapan," kata Chika.Senyuman Dirga langsung terangkat setelah mendengar permintaan tersebut. Tanpa ragu Dirga segera menganggukan kepalanya guna menuruti permintaan sang kekasih. Tentu saja itu bukan hal yang sulit untuk dikabulkan, bahkan pribadi itu juga langsung mengatakan jadwal balapan berikutnya."Sabtu sore, jam tiga," katanya.Chika terlihat begitu senang dan bahagia setelah merasa begitu yakin jika permintaan yang akan dikabulkan. Pun gadis itu sekarang melepaskan tangan kekasihnya, lantas memberikan lambaian singkat.Dia juga masuk ke dalam rumah, namun gadis itu justru mendapati sang ibu yang duduk di ruang tamu seorang diri. Namun, yang
Read more
51. Menghapus Sejenak
Astaga, Dirga sampai tak menyangka jika rasa sakit Chika membuatnya menangis lama di dalam pelukannya. Wajah yang seluruhnya basah akan air mata dan keringat itu masih belum dapat dihentikan, ditambah pelukan erat gadis itu pada kekasihnya. Tak ada satu katapun yang mampu Dirga lontarkan pada Chika yang kelewat sedih sampai enggan menunjukkan wajahnya. Hanya sentuhan penuh afeksi yang bisa Dirga salurkan dari tangannya.Sedangkan presensi lainnya hanya berdiri di balik perpotongan dinding seraya mendengar tangisan Chika yang tak pernah ia dengan sedalam itu. Dimas kembali menyadari jika dirinya memang bukan seseorang yang bisa membuat Chika bisa bersandar padanya—seperti yang dilakukan Dirga saat ini. Dirinya melipat kedua tangan di depan dada, sedikit membenturkan kepala pada dinding di belakangnya dengan rasa kesal yang tak bisa dia luapkan."Maaf, karena nggak ada yang bisa gue bantu," ucap Dimas dalam hatinya.Tubuh itu melorot dengan posisi duduk dan kedua kaki tertekuk, dia mele
Read more
52. Hari Pertama
"Gue ikut,"Dirga menahan kepergian Chika tanpa dirinya, namun gadis itu segera melepaskan tangan sang kekasih. Dia juga menggeleng singkat sebagai penolakannya. "Jangan. Jangan nambah masalah baru, ya. Gue nggak mau lo ketangkep semisal ini gagal," kata Chika."Gue penambah masalah?"Raut wajah yang tampak serius dan suasana yang tegang itu mengisi ruang tamu rumah Dimas. Dimana terjadi perdebatan kecil diantara Chika dan Dirga ketika gadis itu hendak melaksanakan rencananya. Namun, tak semudah itu ketika Dirga bersikeras untuk tetap ikut andil dalam rencana tersebut. Menjadikan Chika bingung kepalang, lantaran tak ingin membuat laki-laki itu berada di lingkar masalah, namun juga tak ingin membuat Dirga berpikir jika dia adalah penambah masalah.Gadis itu masih belum bersuara, menatap Dirga dengan penuh keraguan dan kekhawatiran dibalik pupilnya. Dan Dimas yang berada di jarak beberapa meter dari mereka memutar maniknya jengah. Laki-laki itu merasa jika ini membuang waktu dengan perc
Read more
53. Aba-aba
Dari belakang kursinya, Dimas merasakan adanya hentakan kecil yang dia yakini adalah perbuatan bocah laki-laki yang hendak memasuki usia dewasa. Dimas hanya menghela nafasnya berat dengan manik terpejam singkat. Rahangnya cukup kuat untuk menghancurkan tulang-tulang Dirga yang mungkin masih membutuhkan pertumbuhannya.Maniknya melihat pada spion tengah yang langsung menampilkan presensi Dirga menatap luar jendela. Namun, Dimas masih terus merasakan adanya hentakan dari kaki laki-laki itu."Kaki lo bisa berhenti nggak?""Kalau Chika udah balik, baru gue bisa berhenti,"Ya, dari kalimat itu sudah tercetak jelas rasa khawatir yang Dirga salurkan pada salah satu kakinya. Mengingat kekasihnya pergi seorang diri untuk melakukan hal yang bisa membahayakannya. Terlebih, dia hanya bisa menunggu sampai gadis itu kembali."Makanya, kita pantau dari sini," timpal Dimas yang mengambil laptopnya.Laki-laki itu mengakses kamera pengawas yang terdapat pada toko di sana, membuat Dirga kontan menghenti
Read more
54. Untuk Dikagumi
"Bisa nggak sih, Chika aja yang ngobatin?!"Itu adalah bentuk penolakan terhadap Dirga yang tengah menyentuh wajahnya. Dengan kapas yang basah akan alkohol itu ditepuk-tepuk pada setiap goresan luka. Bahkan, desisan pertanda rasa perih sampai ragu dia udarakan di hadapan Dirga."Ngebiarin pacar gue nyentuh laki-laki lain di depan mata gue?" tanya Dirga.Wajah Dimas menjauhi kapas itu, semakin tergelitik dengan kulit mereka yang saling bersinggungan. Hanya sepersekian detik Dimas melemparkan tatapan tajamnya sebelum mengambil beberapa lembar kapas yang dituangkan alkohol guna membersihkan lukanya sendiri. Hanya dengan menggunakan kamera depan, Dimas membersihkannya secara mandiri. Sedangkan Dirga hanya menaikkan kedua bahunya singkat disertai dengan senyuman datar.Rasa penasaran Chika masih bergulir pada kejadian yang mereka dapati hari ini. Dia terdiam dengan kedua kaki yang saling bertumpu dengan ibu jari yang digigit. Mungkin memang bisa terjadi kesalahan teknis pada Dimas dan Dirg
Read more
55. Balapan (2)
Bebas dari sekolahnya membuat Dirga menjadi seseorang yang bermalas-malasan di atas ranjangnya dengan ponsel yang terpasang headset seraya menatap langit-langit kamar. Dia tak memiliki banyak kegiatan, namun seakan tenaganya terkuras habis hanya untuk menghembuskan setiap nafasnya. Salah satu tangannya meraih ponsel yang berada di sebelah kepala. Maniknya terbelalak saat melihat tanggal. Dengan segera Dirga membawa dirinya bangkit.Tangan meraih jaket dan kunci motor, laki-laki itu keluar dari kamarnya dengan langkah yang cepat. Melewati sang ibu dan ayah yang tengah berada di ruang tamu. "Bunda, ayah, ijin pergi dulu," kata Dirga menghalau."Kemana?""Sirkuit. Tenang aja, bukan mau balapan," kata Dirga.Semenjak memutuskan untuk mengalah pada sang ayah dan menuruti kemauannya, Dirga benar-benar meninggalkan balapannya. Namun, tetap saja balapan adalah dunianya, bahkan hingga detik ini. Dia lelah jika harus memicu kemarahan, mendapat tamparan, yang selalu membuatnya berakhir kalah. Set
Read more
56. Menentang
"Cantik, mau kemana?"Chika menoleh mendapati ibunda Dirga yang sejak tadi berada di luar rumah untuk menyiram beberapa tanaman yang dirawat sejak kedatangannya ke sini. Kedua maniknya yang seindah permata itu tampak berbinar mendapati senyuman cerah dari tetangga sekaligus ibu dari kekasihnya. Tak ada alasan untuknya tak membalas senyuman indah tersebut."Ke sekolah, dong, tante," katanya seraya menunjukkan seragam yang dia kenakan.Senyuman wanita itu semakin lebar dan lebih indah dari sebelumnya. Entahlah, terlepas sosok itu adalah ibu kekasihnya, memang pantas Chika melayangkan banyak pujian pada salah satu wanita yang juga dia anggap sebagai ibu keduanya. Terlebih, perhatian yang selalu dia terima juga tidak jauh berbeda dengan ibu kandungnya sendiri."Minta anter Dirga, sana,"Itu kalimat yang diloloskan oleh ibunda Dirga tanpa beban sedikit pun. Dari yang Chika tangkap makna dibaliknya, memang sengaja ibunda Dirga memasang raut wajah menggodanya. Gadis itu kelabakan terkejut de
Read more
57. Kehilangan Jejak
Ketika tiba di rumah dalam keadaan yang masih sama seperti terakhir ditinggalkan itu pasti akan membuat sang pemilik menghela nafas panjang, apalagi setelah seharian lelah bekerja. Itulah yang dirasakan seorang ibu tunggal tatkala melihat rumahnya masih gelap gulita, seakan tak ada kehidupan di dalamnya. Sedikit memegang pelipisnya, tangannya hendak membuka pintu, namun masih terkunci."Chika, buka pintunya,"Beberapa saat menunggu, wanita itu tak mendapat jawaban apapun. Sang ibu memperkuat gedorannya, tapi tetap tak ada jawaban dari putrinya. Lelah untuk bersuara, sang ibu merogoh ponselnya guna menghubungi Chika yang mungkin saja ketiduran dengan telinga yang tersumpal oleh alunan musik dengan volume cukup tinggi.Harapannya jelas, sang ibu ingin putrinya cepat sadar akan kedatangannya. Namun, ponsel putrinya tetap tidak menyala. Disanalah bermunculan pikiran negatif yang sulit dihindari. Sang ibu berjalan menuju jendela kamar Chika, mengetuk beberapa kali dengan suara yang lebih n
Read more
58. Membalas Apa yang diterima
"Kalau begitu, silahkan bermain dengan para laki-laki yang menginginkan tubuhmu,"Tubuh gadis itu bergetar hebat tatkala mendapati banyak laki-laki yang masuk. Dia menelan ludah kesulitan sebelum akhirnya bersuara lantang. "Baik. Akan aku hubungi pengacara itu," kata Chika.Chika kembali mendapatkan ponsel yang tadi sempat diambil, namun bukannya menghubungi pengacaranya, gadis itu menghubungi Dimas. Beruntung, dia selalu menghafal nomor temannya itu, hal-hal seperti ini bisa terjadi kapan saja. Dan hanya Dimas yang pasti bisa menemukannya lebih cepat dari apapun.Sejujurnya, menghubungi temannya itu juga sedikit membuatnya khawatir. Tak menjamin jika Dimas akan selalu membawa ponselnya. Namun, memang keberuntungan sedang berpihak padanya, dimana Dimas segera menjawab panggilan tak dikenal ini."Malem, om. Bisa bawain bukti kejahatan pengusaha kedelai itu ke Hotel Purnama? Aku tunggu secepatnya," ucap Chika.Bahkan, dia sengaja tak memberi kesempatan untuk Dimas berbicara sebelum menu
Read more
59. Penambahan Alasan
Ini menjadi tugas Dirga dan Dimas tatkala menatap Chika yang berbeda dari biasanya. Iya, memang tahu jika gadis itu pasti belum bisa melepaskan ketakutan dan keterkejutannya sejak kejadian yang menimpanya. Dimas sedih, namun Dirga jauh lebih sedih karena tak tahu harus melakukan apa untuk menghilangkan kesedihan yang menjadi trauma kekasihnya.Seluruh jari yang ada di atas pangkuan tampak memerah setelah Chika merematnya begitu kuat. Walau tanpa suara, air matanya mengalir deras membayangkan kejadian yang terbayang tadi. Begitu kuat dan lekat menempel pada ingatan."Udah jam sebelas malem, nyokap lo nungguin tuh," kata Dimas."Gue nggak mau pulang. Harus ngomong apa ke nyokap?"Memang, Dirga dan Dimas juga tak tahu jika harus disuguhkan pertanyaan tersebut. Bahkan, bisa jadi keduanya yang akan disalahkan—hanya dua laki-laki itu yang tahu kejadian sebenarnya. Terlebih, Dirga yang pasti menjadi incaran pertama ibunda Chika demi menuntut penjelasan. Bisa jadi santapan ikan piranha jika D
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status