Semua Bab Dinikahi Mantan Adik Ipar: Bab 21 - Bab 30
55 Bab
Sebenarnya Apa yang Terjadi?
Seno kebingungan tak ada Sabrina di rumah. Biasanya Sabrina selalu ada untuknya. Ia sudah berusaha menelpon dan mengirimkan chat untuk Sabrinq tetapi tak ada satu pun yang direspon oleh Sabrina. Padahal ia ingin Sabrina segera pulang.Tak bisa menunggu lebih lama lagi, akhirnya Seno memutuskan untuk pergi ke rumah orang tua Sabrina, ia berharap Sabrina berada di sana. "Permisi!" seru Seno ketika sudah sampai di rumah Sabrina. mengetuk-ngetuk pintu sambil beberapa kali memanggil supaya orang yang ada di dalam rumah mendengarnya.Tak lama pintu rumah terbuka. "Nak Seno, apa ada barang Sabrina yang tertinggal?" Lastri bertanya saat mendapati Seno saat ia membuka pintu. Ia berpikir Seno datang ke rumah untuk mengambil barang Sabrina yang tertinggal karena pagi-pagi sekali, Sabrina sudah pamit pergi buru-buru."Barang apa?" Seno yang tak tahu, memilih untuk balik bertanya Lastri. Ia datang tidak ingin mengambil apa pun. Ia datang untuk mencari keberadaan Sabrina."Ibu pikir kamu datang ke
Baca selengkapnya
Kamu Sembunyikan Dia Dimana?
Bram mengabaikan ponselnya yang terus berdering. Ia tak mau mau terganggu. Seharian ini, ia ingin habiskan waktunya bersama Sabrina sebagai pembuktian bawah ia benar-benar serius. Ia juga ingin dipandang sebagai pria yang bisa diandalkan oleh Sabrina. Mulai sekarang, Bram perlahan ingin mengatur Sabrina. Ia akan buat Sabrina menjadi wanita seperti yang ia inginkan karena ia menyukai wanita penurut dan lembut."Sabrina, boleh pinjam ponselnya?" Bram memulai aksinya. Pertama-tama, ia ingin membuang ponsel Sabrina supaya Seno atau siapa pun tidak bisa menghubungi Sabrina lagi."Boleh, Mas." Sabrina tidak menaruh curiga sedikit pun pada Bran. Ia langsung memberikan ponselnya tanpa berpikir panjang. "Apa yang kamu lakukan, Mas!" Sabrina berseru terkejut ketika tiba-tiba Bram membanting ponselnya."Aku tidak mau, Seno melacak keberadaan kamu. Nanti aku berikan yang baru," ucap Bran tanpa merasa berdosa. Bahkan Bram menginjak-injak ponsel Sabrina di hadapan Sabrina hingga ponsel itu sudah ta
Baca selengkapnya
Kalian Jahat
Perasaan Nela makin tak tenang setelah mendengarkan ucapan Seno barusan. Awalnya ia akan datang sore nanti tetapi percuma jika ia memaksakan untuk bekerja. Pikirannya sudah tak bisa fokus. Ia butuh kepastian dari Bram atas hubungan mereka.Ada rasa tak percaya dengan ucapan Seno tetapi sepertinya itu serius karena Seno mau datang ke kantornya dan terlihat sangat frustasi."Aku harus pergi sekarang." Nela memutuskan untuk pergi sekarang juga tanpa memberitahukan kepada Bram terlebih dahulu. Ia berencana langsung mendatangi kantor Bram, ia tak mau nanti Bram menghindar darinya jika ia menghubunginya terlebih dahulu.Saat Nela baru sampai, ia melihat Bram di basemen terlihat buru-buru hendak pergi. Ia segera turun dari mobil dan menghampiri Bram."Sayang!" panggil Nela sedikit keras supaya Bram mendengarnya dan usaha Nela berhasil. Bram mendengar panggilannya."Kamu datang kesini tanpa meneleponku terlebih dahulu?" Bram melihat ke arah Nela. Tidak biasanya dia datang tanpa menelepon terl
Baca selengkapnya
Aku Akan Setia Padamu
Bram menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Ia tidak setuju dengan keputusan Sabrina. Ia tidak rela Sabrina kembali pada Seno. Hanya ia yang berhak memilikinya bukan Seno."Aku tidak akan pernah setuju," ucap Bram mantap menolak keputusan Sabrina."Aku tidak perlu persetujuan dari kamu, Mas. Aku berhak mengatur kehidupanku sendiri." Sabrina membalas ucapan Bram tak kalah mantapnya karena ia merasa benar dan ia merasa berhak terhadap dirinya sendiri."Kamu harus ingat, Seno itu tidak baik buat kamu." Bram mencoba mengingatkan Sabrina tentang sikap Seno yang ringan tangan."Lebih baik Mas Seno daripada kamu, Mas. Kamu tega nyakitin perasaan wanita dan tidak setia." Sabrina berpikir, sekarang saja Bram tega meninggalkan Nela demi wanita lain. Padahal mereka berhubungan sudah cukup lama jadi tidak menutup kemungkinan Bram akan tega meninggalkan dirinya juga kelak, jika menemui wanita yang lebih baik lagi darinya. "Aku janji, aku bakal setia padamu. Kamu sudah lihat, bukan? Aku sudah memutusk
Baca selengkapnya
Jangan Takut
Seno dan Sabrina kini sudah rujuk kembali. Mereka juga mulai hidup baru di tempat yang baru.Seperti janjinya, Nela juga memberikan pekerjaan yang layak untuk Seno dengan gaji yang lumayan besar. Seno mendapatkan jabatan menjadi sekertaris pribadi Nela.Semua seakan kembali baik seperti dahulu. Sabrina rasanya sangat senang dan berterima kasih kepada Nela yang sudah membantunya. Ia semakin senang karena Bram juga sudah meminta maaf dan mengakui jika dia khilaf. Ia juga mendengar dari Nela kalau mereka berdua kembali lagi dan berencana untuk tunangan dalam waktu dekat ini."Sedang apa, Sayang? Aku pulang kamu sampai tidak tahu," ucap Seno sembari menghampiriSabrina yang tengah duduk di sofa, melihatpemandangan luar melalui jendela besar apartemen milik Nela yang dia pinjamkan."Mas." Sabrina tersenyum lalu meminta maaf, " aku sangat senang," ucapnya."Kenapa?" Seno duduk disamping Sabrina. "Tadi Mbak Nela bilang, dia akan bertunangan dengan Mas Bram dalam waktu dekat ini.""Oh, tadi
Baca selengkapnya
Mas Sakit
"Kita pulang saja." Seno sudah tidak berselera makan lagi. Ia berpikir lebih baik pulang."Bagaimana dengan acara makan malam kita?" Ahmad bertanya saat Seno sudah beranjak dari kursinya."Aku sudah tidak berselera makan lagi. Ayah, Ibu dan semuanya, kami pulang." Seno langsung menarik tangan Sabrina untuk segera pergi dari tempat itu. Hatinya tak tenang dan terus bergemuruh, benci dan juga jijik membaur menjadi satu tapi ia juga tak bisa melepaskan Sabrina begitu saja.Seno tahu, itu bukan salah Sabrina dan bukan kemauan dia. Ia juga ingin menerima dan mencoba ikhlas tapi ia manusia biasa. Ia tetap tak bisa menerima begitu saja. Ia marah dengan keadaan yang kejam terhadap dirinya."Mas, sakit." Sabrina meringis karena pergelangan tangannya terasa sangat sakit. Seno mencengkram pergelangan tangannya cukup kuat. Meski sudah protes tapi Seno seakan tak peduli. Dia terus menarik Sabrina hingga masuk ke mobil. "Aku sudah bilang, kita tidak usah datang. Aku sudah bisa mengira, jika hal
Baca selengkapnya
Apa yang Aku Pikirkan
Seno awalnya akan memberikan kabar pada Sabrina sambil pamit tetapi kenyataannya ia lupa karena jadwal pekerjaan hari ini sangat padat. Hingga malam menjelang, Seno masih berkutat dengan berkas-berkas pekerjaan yang harus revisi dan akan diajukan lagi besok pagi."Istirahat dulu sajq. Kamu bisa kerjakan besok pagi-pagi sekali. Kita mulai pertemuan sekitar jam sembilan." Nela yang kasihan pada Seno meminta dia untuk istirahat sejenak."Ini masih ada beberapa lagi, berkas ini akan digunakan besok pagi untuk proyek pembangunan hotel. Aku harus benar-benar mempersiapkan ini, supaya kita berhasil. Mereka meminta beberapa revisi di proposal yang kita ajukan." Seno tidak suka bekerja setengah-setengah jadi ia berusaha untuk menyelesaikannya segera, setelah itu ia baru bisa istirahat dengan tenang dan tidur nyenyak.Nela sangat terkesima dengan semangat Seno dalam bekerja. Meskipun ini bukan perusahaan milik Seno tetapi dia bekerja sangat baik seolah perusahaan ini miliknya. Seno benar-benar
Baca selengkapnya
Ini Tidak Boleh Terjadi
Nela tersipu mendengar pujian dari Seno. Hal ini adalah hal yang wajar bagi Nela. Setiap wanita pasti akan sama seperti dirinya saat di puji lawan jenis. Senang, malu dan salah tingkah."Kamu bisa saja. Baiklah, aku pilih dress ini." Nela memilih apa yang menurut Seno bagus untuknya. Sedangkan Seno hanya mengangguk sebagai jawaban setuju."Kamu tidak ingin memilih sesuatu? Kita di sini masih lama.""Kita tidak pulang malam ini?" tanya Seno cepat. Ia pikir, hari ini mereka langsung pulang."Besok pagi kita kan masih ada meeting. Jika kita pulang, aku capek bolak-balik. Apalagi meeting besok di mulai pagi-pagi.""Ah ya, aku lupa kalau besok masih ada meeting." Seno hampir melupakan hal penting itu padahal sebelum pergi, ia masih sibuk berkutat dengan berkas."Iya, jadi kamu tidak keberatan bukan? Jika kita menginap disini?""Iya, tidak apa-apa.""Baiklah, sekarang pilih beberapa baju untukmu dan kebutuhanmu beberapa hari.""Beberapa hari?" "Iya, kita di sini beberapa hari. Rencananya a
Baca selengkapnya
Merasa Sangat Berdosa
"Apapun itu alasannya, nanti Mas akan tahu sendiri jika saatnya sudah tiba. Aku mohon, bantu aku." Sabrina memohon pada Bram supaya mau membantunya."Aku akan membantu kamu mengurusnya hari ini juga." Sejujurnya tanpa Sabrina memohon, ia akan senang hati membantunya. Ia sangat setuju jika Sabrina berpisah dengan Seno karena peluang untuk mendekatinya semakin besar."Terima kasih, Mas." Sabrina bisa sedikit lega karena satu masalahnya akan beres dan saat ini ia tengah memikirkan apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Tidak mungkin ia akan bertahan di kota ini lagi. Ia ingin pergi jauh dan memulai hidupnya yang baru. Untuk hutang budi pada Bram, akan ia pikirkan nanti saat perasaannya sudah membaik dan hidupnya tertata. Ia pasti akan membalas kebaikan Bram meski ia tahu Bram pasti memiliki rencana untuk mendekatinya tetapi ia tak ingin hidup bersama pria itu karena hidupnya pasti akan makin kacau meskipun dia bilang akan menjaganya. Siapa yang akan bisa menebak, apa yang akan terjadi n
Baca selengkapnya
Meski Kalian Tidur Bersama
Setelah menemui Bram di kantornya dan meminta tolong padanya. Sabrina langsung pergi menuju stasiun kereta, ia ingin pergi jauh ke rumah neneknya yang ada di desa.Sabrina pergi diam-diam. Bahkan ia tidak memberitahukan apa pun kepada kedua orangtuanya. Ia butuh waktu sendiri sementara waitu dan ia akan menceritakan semuanya pada kedua orangtuanya saat sudah sampai di rumah neneknya. ia akan ceritakan semuanya yang telah terjadi padanya termasuk nasib buruk yang telah ia dapatkan selama berada di rumah Seno.Memang berat meninggalkan tanah kelahirannya tetapi Sabrina harus lakukan itu. Ia ingin meraih kehidupan yang baru karena itu, ia harus meninggalkan tempat ini dan harus merelakan setiap puing-puing harapan yang hancur dan menguburnya dalam-dalam menjadi sebuah kenangan."Selamat tinggal," gumam Sabrina sembari melihat tiap sudut jalan yang ia lewati. Mungkin suatu saat nanti ia akan merindukannya. 🥀🥀🥀Seno kalang kabut mencari keberadaan Sabrina. Pasalnya, saat ia sampai di a
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status