All Chapters of Batas Tipis Benci: Chapter 21 - Chapter 30
57 Chapters
Kecelakaan Fatal
“Gimana tadi les pianonya, Vi? Apa ada lagu baru hari ini?” tanya Sita pada Vivi adik asuhnya yang baru saja keluar dari salah satu deretan ruko. Vivi menjadi salah satu murid yang belajar memainkan alat musik di ruko yang berwarna biru muda itu. Sudah menjadi rutinitas Sita jika dia pulang lebih awal dari kantor maka dia yang mengantar dan menjemput Vivi salah satu adik asuhnya.“Tadi Vivi belajar lagu baru, Kak. Seru deeh! Kata ibu guru, Vivi bisa cepat belajar, gimana gak cepet Vivi ‘kan sering dengar lagu itu di box musik yang kak Tata belikan.” Vivi tersenyum lebar, Tata adalah nama panggilan kesayangan untuk Sita di panti asuhan. Semua anak-anak panti memanggilnya kakak Tata bahkan Panji sering ikut-ikutan memanggil Sita dengan nama panggilan itu.“Yaa udah, sekarang kita pulang yuuk , udah larut malam. Maaf yaa kakak tadi ada urusan sedikit jadi telat deeh jemput Vivi.” Sita memasangkan helm berwarna pink pada Vivi.“Gak apa-apa kok, Kak, bang Fian malah lebih parah lagi kadang
Read more
Suara Dari Seberang
Beberapa saat sebelumnya….Tubuh Sheira gemetar, pandangannya masih kabur, dia tidak bisa melihat jelas wajah perempuan dan anak kecil yang ditabraknya di atas motor mereka. Genangan darah menutupi separuh wajah perempuan dewasa itu yang helmnya terlempar jauh saat dia terhempas. Sheira mendekati anak kecil yang tergeletak di depan toko boneka terdengar rintihannya yang lemah.“Tante … Tolongin kakak aku … To-tolong….” Perlahan mata Vivi menutup, dia hanya sekilas melihat wajah Sheira yang memucat. Gadis itu segera kembali ke mobilnya untuk menelpon Vero.“Halo, Sheira, ada apa?” tanya Vero yang baru saja akan naik ke tempat tidurnya.“Kaaak … tolong aku Kak … Aku gak sengaja menabrak orang Kak … perempuan dewasa itu tampaknya luka parah dan ada anak kecilnya juga, Kaaaak … Aku takuuut.” Sheira menangis sambil memperhatikan keadaan sekeliling yang tampak sunyi, toko di daerah ini sudah banyak tutup dan belum ada kendaraan yang lewat.“Apa?! Astaga Sheiraaa…!!!” teriak Vero yang tak
Read more
Kematian Sita
Sheira merendam tubuhnya dalam bathup yang berisi air hangat, beberapa lilin aroma terapi dinyalakannya. Gadis itu memperbanyak busa di dalam bath up dan menggosok-gosok tubuhnya yang telah digerayangi Aldo. Dia tidak pernah membayangkan jika Aldo akan sejahat itu pada dirinya. Selama dia menjalin hubungan dengan laki-laki itu ketika kuliah dulu, Sheira menjaga diri dan kehormatannya sebaik mungkin. Bibirnya memang pernah dikecup Aldo tapi dia tidak membiarkan Aldo berbuat jauh pada dirinya.Air mata Sheira jatuh tak tertahankan lagi ketika dia melihat kedua telapak tangannya yang penuh busa-busa. Beberapa jam yang lalu tangan itu telah terkena darah perempuan yang ditabraknya. Sheira kembali tergugu mengingat dua peristiwa yang mengguncang jiwanya. Dia memang tidak terlalu suka pada Sita yang akan dinikahi Panji, tetapi bukan berarti Sheira akan sanggup membuat Sita terluka seperti ini.Andai dirinya bisa berendam diri semalaman untuk melunturkan rasa bersalahnya mungkin akan dila
Read more
Misteri Kecelakaan Sita
“Wooow … whoo whooo … memangnya kamu mau apa? Mata dibalas mata, nyawa dibayar nyawa? Ini negara hukum Pak Bos!” Bony tahu jika Panji ini jarang marah tetapi sekali marah sampai di lubang semut kalau Panji mau kejar pasti dikejarnya.Panji terdiam, matanya terpejam. Suara itu masih terngiang-ngiang di kepalanya juga jeritan Vivi dan Sita.“Aku akan membuat dia membayar perbuatannya, mendekam di dinginnya penjara untuk waktu yang sangat lama sampai dia akan mengira kematian akan menjemputnya di dalam sana.” Lelaki muda itu benar-benar meradang oleh dendam.Bony kembali melirik Panji yang tidak pernah main-main jika sudah mengancam orang lain. Panji hampir tidak pernah bermasalah dengan rekan, klien atau partner bisnisnya tapi bukan berarti dia tidak pernah bermasalah dengan siapa pun. Bosnya itu pernah duel dengan beberapa preman karena telah mengganggu pembangunan proyeknya. Jika dia mengancam untuk mematahkan lengannya makan itu akan terjadi sekaligus dengan rontoknya gigi atau luk
Read more
Mencari Kebenaran
Bony berusaha menenangkan Panji yang tersulut emosi, dengan sedikit memaksa dia harus setengah menyeret Panji untuk meninggalkan ruangan itu dan memasukkan Panji ke dalam mobilnya. Panji masih kesal dan tidak percaya dengan apa yang terjadi sementara Bony berdiri di luar sambil menyalakan sebatang rokok dan mulai menghisapnya dengan tenang.Dirinya memberi waktu kepada Panji untuk tenang meski di dalam mobil Panji memukul-mukul setir mobil dengan sangat kesal. Mata Bony berkeliling melihat aktifitas di kantor polisi itu dan rokoknya yang terselip di jarinya pun terlepas dan jatuh. Dia berjalan mendekat ke arah di mana kendaraan yang berkasus di parkir. Salah satunya mobil yang setengahnya ditutupi terpal.‘Mobil ini dipakai Sheira malam itu, aku yakin sekali. Tapi kenapa sampai pak Ujang yang mengendarai mobil ini, apa yang sebenarnya terjadi? Apa Sheira yang menabrak Sita lalu pak Ujang yang menggantikannya? Apa semudah itu?’ Bony bergerak mundur, belum saatnya Panji tahu tentang
Read more
Venus Kesayangan
Bony mengerutkan dahinya, dia sama sekali tidak bisa mendapatkan informasi yang berarti di sekitar tempat kecelakaan itu terjadi. Beberapa rekaman CCTV sudah lenyap, dan keterangan dari pemilik toko juga sama, toko sudah tutup dan tidak melihat langsung kejadian yang terjadi. Beberapa toko yang Bony singgahi mengatakan jika memang pelakunya adalah laki-laki. Bony pun bingung karena dia tidak bisa juga meragukan pengakuan Panji. Panji bukan tipe yang suka mengada-ada.Bony hendak menyalakan rokoknya di tepi jalan ketika seorang pengendara motor dengan helm full face melewatinya dan nyaris menyenggolnya. Rokok Bony terlepas, dia mengumpat dengan sikap pengendara yang nyaris menyerempetnya.“Heeeyyy … Berhenti!!!” seru Bony kesal, dia pun segera naik ke motornya dan mengejar pengendara itu. Mereka berkejaran dan pengendara itu seakan-akan sedang memancing Bony agar terus mengejarnya. Bony mengakui jika pengendara itu sangat lihai dan mahir memacu motornya di tengah trafik lalu lintas y
Read more
Mencari Pelaku
Mata Sheira dan Vero membulat mendengar kata mafia, mereka bergidik ngeri tak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi jika mereka menghadapi kejamnya cara mafia bekerja. Dengan tertatih Terryn mendekati Panji, memeluk putranya dan menangisi nasib malang pemuda yang baktinya telah melebihi bakti seorang anak kandung. Bony baru saja membalas pesan Venus yang menanyakan kondisi Panji ketika Panji keluar dari kamar mandi untuk membersihkan diri. Kemeja putihnya terkena noda darah yang berasal dari luka di kepalanya.“Calon mempelai pria sudah selesai juga mandinya, lama amat kayak putri keraton!” seru Bony yang sedang terbaring di tempat tidur Panji.“Gimana, apa tikus itu sudah ada jejaknya, aku ingin meringkus dia terlebih dahulu, lebih bagus se
Read more
Mengejar Cinta Bang Bony
“Mau Bang Bony ajak makan siang gak? Bos Panji bentar lagi ada meeting jadi sedikit sibuk, yuuk!” ajak Bony sambil menarik tangan Venus. Gadis itu gelagapan dan menurut saja, jarang-jarang ada kesempatan Bony mau berbaik hati mengajaknya makan siang.“Kaaak … kalau meetingnya sudah selesai Venus ke sini lagi yaa!” seru Venus sebelum menghilang dari ruangan Panji. Pemuda itu menarik napas dalam-dalam, andai saja kecelakaan itu tidak terjadi mungkin saat ini Sita dan Venus akan riuh bergembira merencanakan pesta pernikahan dirinya dan Sita..Bony masih memegang lengan Venus dan tidak melepasnya, gadis itu tersenyum-senyum senang karena merasa Bony memperhatikannya. Pemuda itu tidak menyadari jika beberapa pasang mata menatap ke arahnya karena menggandeng tangan seorang gadis yang tampak asing di kantor mereka.
Read more
Fitnah Video 20 Detik
Sikap Sheira pada Panji tampaknya belum berubah juga, dia masih angkuh seperti biasa, Panji pun tidak ambil pusing meski dia sempat heran jika Sheira tampaknya lebih banyak diam jika mereka bertemu di rumah Terryn.Kali ini sebuah pesta kecil keluarga Terryn tengah berlangsung. Terryn sedang berulang tahun, dia dan Deva sepakat tidak ada pesta karena kesehatan Terryn yang tidak bisa kelelahan. Mereka hanya mengundang oma Imelda makan malam. Tampak anggota keluarga berkumpul lengkap malam ini. Ada Sheira dan Vero, Aluna dan Roby baru saja kembali dari liburannya di Eropa, tentu saja mereka datang dengan putri tomboy mereka Venus. Panji selalu membawa Bony kemana-mana, dia tahu jika Bony sekarang hidup sebatang kara, kedua orang tuanya sudah tidak ada sehingga Panji memperlakukan Bony layaknya saudaranya sendiri.
Read more
Penyangkalan Sheira
Mata Panji membulat ketika video itu mulai berjalan memutar tiap adegan seakan-akan Sheira sedang menikmati cumbuan dari Aldo, detik selanjutnya dia tidak bisa lagi melanjutkannya karena berlanjut pada  adegan tanpa busana itu.“Apa-apaan ini!” Dengan suara tertahan Panji mencoba menahan emosinya. Dia tahu jika seseorang tengah memfitnah Sheira. Panji dan Bony saling berpandangan, lalu bersamaan melihat ke arah Vero yang sedang terlihat gelisah duduk di ujung sofa sambil memegang gelas minuman.Terryn sedang sibuk membagikan kue lalu berjalan ke meja makan hendak mengambil garpu kecil yang tertinggal. Matanya menangkap banyak pesan yang masuk ke ponselnya. Sambil menunggu pesan yang terbuka, Terryn menata piring kecil untuk kue tart yang sudah dipotong tadi.Seketika jantung Terryn ingin berhenti ra
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status