All Chapters of Oh, My Lawyer : Chapter 71 - Chapter 80
99 Chapters
71
Sepasang mata sendu menatap jendela. Terlihat gedung-gedung pencakar langit dengan lampu-lampu beraneka warna yang indah dipandang mata. Tangannya mengulur ingin menggapai lampu berbentuk bintang, tapi sayangnya tangan tak sampai dan terhalang kaca jendela.Perasaan Keira bercampur aduk antara bahagia, sedih, kecewa, marah. Kenapa semua harus terjadi dalam hidupnya? Apakah salah jika hanya ingin bahagia? Kenapa dan kenapa ada dalam benaknya tanpa disadarinya kalau semua adalah kesalahan dirinya sendiri.“Sebaiknya aku pulang saja yaa ke rumah Mama,” ucapnya gelisah.Sudah dua hari semenjak pertemuannya terakhir dengan Dean dan dia masih saja di apartemen Ettan. Dia merasa resah dan gelisah sendiri merasa tidak enak menumpang hidup di tempat orang lain. Dia pun berpikir apakah benar yang dilakukannya dengan tinggal di rumah pria yang tidak memiliki ikatan apapun.“Atau aku pulang saja ke rumah Dean untuk mengambil barang-barangku, tapi kalau dipikir-pikir itu kan rumahku sendiri bukan
Read more
72
Keesokan harinyaKeira sudah berada di rumahnya. Dia memandangi setiap sudut rumah yang begitu banyak kenangan-kenangan indahnya bersama Dean. Hampir di setiap tempat pernah mereka lakukan hubungan suami-istri.Tanpa terasa kenangan-kenangan indah tersebut membuat bening-bening kristal keluar dari mata indah Keira. Kenangan bersama Dean begitu melekat erat di dalam pikirannya. Tanpa terasa dia memegang dadanya yang terasa begitu sakit.Kenangan indah bercampur dengan kenangan buruk. Rasa sakit kehilangan anak yang belum sempat lahir ke dunia membuat Keira tidak dapat lagi membendung semuanya. Dia menangis terisak dengan segala kesakitan yang luar biasa menghujam jantungnya.“Maafkan Mama, Nak. Maafkan Mama.”Hanya kata-kata maaf yang mampu terucapkan dari bibir Keira.“Mama salah tidak bisa menjagamu… Mama hanya seorang Ibu yang tidak berguna.”Semua perkataan Keira didengar oleh Dean. Dean juga berada di sana sebelum Keira datang. Air mata Dean menetes saat mendengar betapa sakitnya
Read more
73
Keira terbangun dari tidurnya saat tengah malam. Dia merasakan tangannya dipegang oleh seseorang lalu menoleh untuk melihatnya.“Loh kok Dean di sini?” tanyanya dengan bingung.Dia teringat Dean memaksa membawanya ke rumah sakit. Tapi kenapa dia bisa sampai dirawat? Dia sakit apa? Kemarin hanya mengalami nyeri dan kram di perutnya. Dengan perlahan Keira menarik tangannya, dia tidak ingin sentuh oleh Dean.Secara perlahan Keira turun dari ranjang. Dia ingin pergi dari rumah sakit tanpa sepengetahuan siapapun. Setelah mengganti pakaiannya dia akan segera pergi secara sembunyi-sembunyi.“Eh, ini gelang pasien gimana cara bukanya ya,” ujarnya berusaha untuk melepaskan gelang pasien.“Apa harus pakai gunting? Mana mungkin aku nanya gunting ke perawat.” Keira menghela napasnya, “biarlah aku pakai aja dulu nanti di rumah baru digunting yang penting keluar dulu dari sini.”Keira berjalan keluar kamar rawatnya dengan sembunyi-sembunyi. Saat melihat ada perawat di ruang jaga kamar dia bersembun
Read more
74
Walau begitu kesal Dean mencoba untuk memahami apa yang terjadi. Kelakuan Keira yang memprovokasinya seakan menguji kesabarannya. Jika tidak mengingat betapa cintanya dia pada Keira mungkin tak sudi dia menerima perlakuan istrinya yang sudah menginjak-injak harga dirinya sebagai seorang pria.“Aku harus sabar. Aku harus segera menemukan cara untuk membongkar kedok Ettan agar Keira sadar kalau selama ini diperalat dan dibodohi,” ucap Dean.Dean melangkahkan kakinya meninggalkan rumah sakit. Dia harus menjaga jarak dengan Keira untuk beberapa saat agar tidak terjadi perselisihan terus menerus. Dia juga akan mengabari Arman dan Rosanna, orang tua agar bisa menjaga dan merawat Keira.Arman yang tertidur di samping istrinya, Rosanna terkejut mendengar dering telepon di pagi ini. Rasanya berat sekali untuk membuka matanya yang masih betah diatas bantal.“Siapa sih ini yang telepon pagi-pagi buta begini. Apa ga tau ya kalau orang lagi tidur, bikin emosi aja,” ujar Arman kesal.“Papa itu dian
Read more
75
Dengan semangat Dean menghubungi Richie Geraldo. Menurutnya ini waktu yang tepat saat subuh di Jakarta, tapi malam di New York. Yaa… Richie bersama kedua anak dan istrinya tinggal di New York.“Hallo Dean,” sapa Richie.“Hallo Richie. Terima kasih yaa semua fasilitas yang kamu berikan selama aku di Jakarta,” ucap Dean.“Namanya pertemanan itu sudah seharusnya saling membantu Bro.”“Aku padamu, Bro.”Dean dan Richie berbasa-basi sebentar tentang segala hal. Richie juga menceritakan dia lagi bahagia istrinya kembali hamil anak ke-3. Dia berharap anak ketiga perempuan setelah anak pertama dan kedua laki-laki. Pusing dia menghadapi anak laki-laki yang suka bertengkar.Mendengar Richie bercerita tentang anak membuat Dean merasa sedih. Seandainya Keira tidak keguguran tentu saja dia juga akan memiliki seorang anak. Rasa di hatinya begitu sakit mengingat semuanya.“Richie, apa aku bisa minta tolong sesuatu ke kamu,” ujar Dean memulai pembicaraan tentang masalahnya.“Selama aku bisa membantu
Read more
77
Dering ponselnya berbunyi dan lagi-lagi dari Dean. Ettan jadi curiga jangan-jangan Dean dibalik semua masalah yang dihadapinya sekarang. Dia ragu untuk mengangkat telepon, tapi juga penasaran.“Angkat atau ga yaa,” ujarnya ragu.Dari pada dia semakin penasaran akhirnya memutuskan untuk mengangkat telepon dari Dean.“Jangan telepon aku terus!” bentak Ettan begitu mengangkat telepon dari Dean.“Woi… sabar kali Tuan Ettan yang terhormat. Jangan suka teriak-teriak nanti urat sarafmu bisa putus, haha.”Ettan mendengus kesal mendengar kata-kata Dean. “Bagaimana Ettan dengan kasusnya apakah sudah mempengaruhi nilai saham Luca Entertaiment?” tanya Dean santai.Mendengar kata saham membuat Ettan melonjak kaget. Dia terlalu fokus untuk mengatasi semua masalah di bagian media, tapi lupa dengan perkembangan saham. Bisa-bisa anjlok nilai sahamnya jika dia tidak segera menyelesaikan semua permasalahan yang ada.“Bagaimana dengan perusahaan-perusahaan lain yang bekerjasama dengan Luca Entertaiment.
Read more
78
Dean tersenyum puas tidak percuma dia menggunakan uang hampir 1 milyar demi mendapatkan informasi dari Devi. Terkadang sekretaris bahkan orang terdekat adalah musuh yang bersembunyi dalam kedok kepercayaan.“Sebentar lagi aku akan menemui Ettan dan pasti orang itu akan memohon-mohon untuk dibantu. Saatnya Keira tahu siapa sebenarnya Ettan. Yang dikiranya malaikat tak ubah sama seperti Iblis,” ucap Dean tersenyum puas.Kris menghubungi Dean memberitahukan kalau Ettan membawa-bawa nama Dean sebagai dalang semua masalah yang dihadapinya. Dean hanya santai menghadapinya dia yakin semua tuduhan yang dialamatkan padanya akan dengan mudah diserang balik.Dean yang seorang pengacara atau advokat juga tidak bisa dituntut ada dalam jika menjalankan profesinya, advokat tidak dapat dituntut secara pidana maupun perdata. Hak imunitas advokat termaktub jelas dalam ketentuan Pasal 16 UU No.18 Tahun 2003 tentang Advokat yang belakangan diperluas oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Akan tetapi bisa juga di
Read more
79
Keira memikirkan semua yang dikatakan Dean dan Vio. Jika benar semua masalah yang terjadi dalam hidupnya merupakan perbuatan Ettan berarti selama ini pria yang dianggapnya sebagai sahabat merupakan orang yang paling bersalah dalam hidupnya.“Aku ingin bertemu dengan Ettan,” ujar Keira.Dean bersorak gembira dalam hatinya. Tanpa dia menyuruh Keira untuk bertemu Ettan malah istrinya yang ingin bertemu laki-laki sialan itu.“Kamu lagi sakit Kei. Jangan banyak bergerak dulu.” Cegah Dean. Dia sangat mengetahui sifat Keira. Jika semakin dilarang wanita itu akan semakin penasaran.“Kenapa melarang aku? Apa kamu takut kalau Ettan malah mengatakan hal yang sebenarnya tentang hubungan kalian?” tanya Keira kesal.“Yaa sudah jika itu memang keinginanmu. Aku hanya melarang demi kebaikanmu saja bukan hal lain. Kamu aja harus banyak istirahat,” ujar Dean lembut.“Aku ga peduli. Aku lelah jika harus dibohongi terus.”“Siapa yang membohongimu. Kamu nya saja yang tidak mau mempercayai.”Keira menatap D
Read more
80
Seorang pria berpenampilan setelan jas rapi berjalan tergesa-gesa menuju rumah sakit. Dia adalah Kris dengan raut wajah gusar tidak memperdulikan siapapun melihatnya aneh bahkan ada yang tersenggol olehnya dia tidak dihiraukannya yang penting harus segera menuju ruang rawat tempat istri atasannya berada.“Aku minta maaf Keira. Aku sebenarnya melakukan kesalahan yang benar - benar ku sesali seumur hidupku kalau aku pernah dengan Vio melakukan —”“Maaf Pak, saya mau memberikan kabar,” ujar Kris langsung membuka pintu kamar rawat Keira.Dean menatap Kris dengan kesal bahkan sangat kesal. Asisten baru nya ini malah mengganggu.“Ada apa?” tanya Dean.“Kris… apa kamu, Kris Adinata?” tanya Keira terkejut melihat Kris.“Eh, apa kamu si senggol bacok Keira Mawar berduri?” tanya Kris mendekati Keira.“Yaa ampun Kris apa kabar Jeng?” ujar Keira dengan suara riang gembira.“Astaga mawar berduri ku yang cantik. Aduh aku seneng banget deh bisa ketemu kamu lagi. Kabar aku tuh baik-baik aja loh,” uca
Read more
81
Kris melirik ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada yang mendengarkan mereka.“Ada apa dengan Ettan Lucas, Kris?” tanya Dean dengan suara tegas.“Ettan Lucas mati Pak,” ujar Kris berbisik.“Apa! Ettan mati?” teriak Dean tidak percaya.“Aduuh Pak jangan keras-keras.” Kris berbicara berbisik dan dengan spontan menutup bibir Dean dengan sebelah tangannya.Dean dengan kesal menghempaskan tangan Kris.“Kamu dasar kurang ajar! Iih gila tanganmu bau banget!” Dean membentak tapi dengan berbisik juga.“Maaf Pak. Masa sih bau,” bisik Kris sambil mencium tangannya.“Ooh ini bau terasi Pak. Tadi saya makan sambal terasi pak.”“Kita ke kantor polisi sekarang,” ajak Dean.“Baik Pak.”Walau sebenarnya Dean bersyukur Ettan mati, tapi dia juga merasa ada yang aneh. Tidak mungkin Ettan bisa mati dengan begitu mudah. Pasti ada sesuatu di balik kematian Ettan.“Bagaimana Ettan mati?” tanya Dean penasaran pada Kris.“Dari desas-desus yang saya dengar Ettan Lucas mati bunuh diri Pak,” ucap Kris.“Mati b
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status