All Chapters of JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!: Chapter 211 - Chapter 220
287 Chapters
Benar tapi Merasa Tidak Benar
Ayu kebingungan. Ia tidak bisa memutuskan apakah harus merasa sedih, panik, takut atau gembira. Situasi yang dihadapinya begitu asing.Ia memandang ke belakang, melihat iring-iringan paling tidak sepuluh mobil—termasuk mobil jenazah yang ada di bagian tengah.Dan yang mengiringi mereka bukan hanya mobil biasa, Ayu tadi melihat mobil polisi berada di bagian paling depan untuk membuka jalan agar mereka bisa lebih cepat sampai, juga ada mobil polisi yang melintas di samping mereka bergantian.Ayu merasa mengecil, merasa tidak berada di tempat yang tepat. Dunia yang bukan miliknya.“Ada apa?” tanya Hide saat melihat Ayu menatap keluar jendela dan juga ke belakang mobil bergantian.Ayu menggeleng lalu tersenyum. “Tidak ada. Aku hanya ingin melihat keadaan."Ayu tidak akan mengeluhkan apapun pada Hide saat ini. Tidak ingin menambah sedikit pun beban untuknya. Hide tidak menyebut apapun semenjak mereka memasuki mobil, dan it
Read more
Masih Bisa Benar
Ayu mengelus mofuku yang dipakainya. Benda itu terasa sangat asing. Kimono berwarna hitam pekat seluruhnya—bahkan obi-nya juga berwarna hitam—itu belum pernah sekalipun dipakai olehnya. Ayu yakin itu. Ia belum pernah menghadiri pemakaman siapapun yang mengharuskannya memakai mofuku.Ayu mematut dirinya di cermin, memeriksa rambutnya. Rambutnya masih terlalu pendek untuk digelung ke atas, jadi Ayu hanya menyisir biasa. Yang terpenting tentu saja menutupi bekas lukanya agar tidak menarik perhatian.Ayu berpaling saat mendengar pintu shoji terbuka. Terlihat Hide yang sudah berganti dengan jas berwarna hitam pekat juga, kemeja putih dan dasi. Pakaian resmi berkabung untuk pria.“Apa kau sudah siap?” tanya Hide, sambil menghampiri Ayu.“Ya, sudah selesai,” kata Ayu.“Kita keluar
Read more
Waktu yang Tidak Benar
“Sandaime … Maaf, tapi siapa …”Hide melirik, menjatuhkan pandangan pada orang yang berani bertanya itu, dan ia langsung diam. “Maaf.”Hide tidak perlu mengatakan apapun, dan ia merasa telah melakukan kesalahan. Dan semua orang kurang lebih bersikap sama. Mereka langsung menunduk atau paling tidak berpura-pura tidak memandang.Hide tentu saja membatalkan niatnya untuk masuk, dan kembali menarik Ayu ke ruangan lain. Untuk sementara ini cukup. Berkabung dan sikap sangar akan mengamankan Ayu, tapi jelas ia harus menjawab pertanyaan semacam itu nanti—paling tidak masih nanti.“Kau tidak perlu menjawab apapun jika ada orang yang bertanya. Aku yang akan mengurus semua itu nanti,” kata Hide, sambil membuka pintu ruangan lain. Dan untung saja tidak ada siapapun di sana. Ruang bac
Read more
Nama Benar yang Terlupakan
“Jangan bertanya tentang itu tadi padaku!” Ayu memberi peringatan dengan panik, saat melihat Kyoko mendekatinya. Jelas saja topik pertengkarannya Hide tadi, tidak untuk dibahas lebih jauh.“Astaga! Siapa juga yang ingin membicarakan apa yang kalian lakukan di ranjang? Aku tadi hanya mencela karena memang dia menyebalkan.” Kyoko bergidik jijik, sambil duduk di hadapan Ayu.“Kau tidak menyukai Hide.” Ayu kemarin tidak terlalu menyadari hal ini, tapi sekarang terlihat jelas jika Kyoko tidak lah menghormat pada Hide seperti yang lain.“Tidak. Untuk apa juga aku menyukai pria kasar semacam itu? Bukan aku ingin mencela pilihanmu—karena ia tergila-gila padamu, tapi aku tidak akan pernah bisa menyukainya.” Kyoko mengulangi hal yang dulu sudah diketahui Ayu.Dan pernyataan itu kini
Read more
Kebenaran dari Masa Lalu
Hide kembali duduk. Kakinya tak bisa lagi menopang tubuhnya. Terlalu lemas karena kejutan ini sungguh diluar dugaan.Tidak mungkin Ia akan mengira bisa mendengar nama Ishida lagi setelah sekian lama melupakan dendamnya. Seperti permintaan Masaki.“Aku sebenarnya tidak ingin membahas hal ini denganmu. Aku hanya ingin kau menerima kedudukan Sandaime itu dengan tenang seperti rencana lalu aku akan pergi. Tapi ternyata darah tetap lebih kental dari air. Ia lebih memilih Ayumi dari pada kau.” Shibata menunduk sambil mengusap lengannya. Sikap pria yang telah gagal.“Tapi itu permintaan mustahil! Ayumi tidak bisa menjadi Sandaime. Ia bahkan tidak tahu apapun tentang Kuryugumi.” Ryu memprotes keputusan absurd itu.Tapi Hide mengangkat tangannya. Menghentikan Ryu, karena ia tidak ingin berpikir ke arah sana&mdas
Read more
Kebenaran yang Seharusnya Membuat Benci
Hide lega. Mimpi buruk yang terburuk dalam pikirannya tidak terjadi. Hide tidak tahu apakah dia mampu untuk menerima jika ternyata orang tuanya ternyata tewas di tangan Masaki.Ia langsung merasa tidak mampu seandainya harus menanggung kenyataan jika orang yang selama ini membesarkannya adalah pembunuh kedua orang tuanya. Hide tidak mungkin bisa menerima kenyataan jika tangan Masaki yang membebaskannya dari jasad ibunya yang telah dingin adalah tangan yang juga mencabut nyawa dari tubuh itu.Hide telah melewati banyak hal, tapi kenyataan itu mungkin akan menghancurkan sedikit sisa manusiawi dalam dirinya.“Kenapa kau terlihat lega?!” Shibata menegur Hide, sekaligus Ryu yang rupanya kembali memiliki perasaan yang sama. Ryu bahkan sampai menghela napas yang menunjukkan kelegaan amat sangat.“Kau tidak mendengar
Read more
Kebenaran yang Tidak Akan Mengubah Masa Lalu
“Apa—tentu tidak! Aku marah pada Masaki, bukan Hayato! Aku ingin menjadikanmu Sandaime karena Hayato meninggal, bukan sebelumnya. Sebelum itu terjadi, aku harus memuaskan diri melihatmu bisa bertahan hidup sampai besar tanpa terancam lagi.”Hide memandang wajah Shibata yang mengetuk meja dengan telunjuk, menandaskan jawabannya. Memperlihatkan kesungguhannya.“Kau salah. Aku tidak hidup aman tanpa ancaman. Orang yang membunuh Hayato–aniki, mereka mengincarku bukan?” tanya Hide.“Itu karena Masaki bodoh!” Shibata mendesis.“Maksudmu?”“Saat laporan kejadian orang tuamu dibuat, aku tidak lagi boleh ikut campur menangani kasusnya. Aku terlalu dekat dengan Kenji dan Haruka. Aku tidak boleh melakukan apapun kecuali memakamkan orang tuamu. Karena itu, aku ti
Read more
Perasaan yang Benar
Ayu menggeser pintu sampai membuka dengan sangat perlahan. Berhati-hati agar tidak menimbulkan suara.Menurut pelayan yang tadi bicara padanya—saat mengantarkan nampan sarapan yang saat ini ada di tangannya—Hide ada di ruangan itu, dan sedang tertidur.Ayu tadi kaget karena tidak menemukan Hide di kamarnya. Kamar yang ditempatinya adalah kamar Hide.Ryu yang yang menunjukkannya tadi malam, sekaligus mengatakan Hide akan menyusul setelah urusannya selesai. Tapi ternyata sampai pagi ia tidak juga datang.Ayu tidak marah, tapi tak ayal juga khawatir. Dan kini Ayu lega melihat Hide paling tidak beristirahat, meski posisinya tidak nyaman. Ia bahkan masih memakai jas lengkap yang kemarin.Ayu meletakkan nampan sarapan, dengan masih berusaha tanpa mengeluarkan suara. Ayu lalu berjinjit menghampiri Hide yang ber
Read more
Mencari Orang yang Benar
Hide bersujud untuk yang ketiga kalinya di hadapan altar lalu mundur. Kelompok orang yang ada di belakangnya, melakukan hal yang sama, mengikuti. Mereka semua berdiri di hadapan altar yang telah tertata dengan guci berwarna hijau itu sebagai pusatnya.Guci itu akan berada di atas altar kuil sampai lima puluh hari ke depan, sebelum dibawa ke pemakaman untuk dikuburkan. Itu adalah ritual terakhir dari rangkaian seluruh upacara pemakaman. Selama masa tunggu itu, siapapun bebas untuk mengunjungi dan memberi penghormatan terakhir.Hide menyelesaikan penghormatannya lalu berbalik, dan beberapa orang langsung menghampirinya. Tidak banyak orang yang ikut dalam acara yang ini, hanya pilihan saja. Selain Yui dan Ryu, kepala keluarga dari anggota Kuryugumi, terlihat juga ketua ichizoku yang lain.Tiga yang lain langsung berpamitan, sementara Abe da
Read more
Berita Tidak Benar yang Masih Diingat
“Akan ada acara makan malam resmi malam nanti, apa kau tidak keberatan untuk ikut?” tanya Hide, sambil mencolek pipi Ayu yang tengah menatap pemandangan di luar mobil. Mereka berjalan pulang setelah acara penghormatan di kuil itu.“Makan malam bersama siapa? Apa harus aku ikut?” tanya Ayu, jelas saja sedikit segan.Ia kemarin sedikit merasa kecewa saat Hide tidak memperkenalkannya pada orang-orang yang mereka temui secara jelas, tapi setelah mendengar keterangan dari Kyoko tentang lingkungan hidup Hide, Ayu merasa baik-baik saja tanpa diperkenalkan pada siapapun, tapi sepertinya tidak mungkin dihindari.“Maaf, tapi ini harus. Akan menjadi pertanyaan kalau kau tetap tinggal bersamaku tanpa orang tahu kau siapa.” Hide mengeratkan genggaman tangannya, untuk meyakinkan Ayu.“Tenang saja ak
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
29
DMCA.com Protection Status