All Chapters of JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!: Chapter 191 - Chapter 200
287 Chapters
Kebenaran Untuk Memeras
“Ayumi datang, dan aku tidak mengerti bagaimana caranya, yang jelas Hide mulai menjadi sangat sehat setelah Ayu muncul. Ia hampir terlihat normal seperti manusia pada umumnya. Tapi seperti yang Ryu katakan tadi, ia hanya normal karena Ayumi. Hide masih bisa dengan mudah menjadi brutal saat sedang marah.”Ryu mengangguk, menyetujui penjelasan kakaknya. “Ayumi membuat Hide normal, tapi sekaligus kelemahannya,” kata Ryu.“Saat ini kelemahan, karena ia mudah sekali menjadi membabi buta saat terjadi sesuatu pada Ayumi. Ini kurang lebih sama saat dia membakar rumahku dulu.” Yui kembali mendecak.“Dia membakar rumahmu karena tidak bisa…”“Itu terjadi saat Ayumi menikah dengan Nakamura itu. Aku tidak bisa memberikan apa yang diinginkannya.” Yui memotong pertanyaan Kyoko, malas menjelaskan panjang lebar.Sampai sekarang Yui memang masih mendendam tentang itu. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, dan memang ia mendapat ganti rumah yang lebih bagus. Tapi rumah baru itu tidak bisa mengganti
Read more
Kebenaran yang Hitam
Ayu mendesis saat melihat tangan merintangi jalannya. Ia sedang mencoba untuk pergi ke dapur, hanya mengambil minuman. Tapi penjaga yang ada di depan kamarnya tidak mengijinkan.“Kenapa begini lagi? Aku katanya boleh bebas pergi kemanapun dibagian rumah ini!” protes Ayu.“Maaf, tapi saat ini tidak bisa. Anda baru boleh keluar setelah diizinkan.” Penjaga itu menjelaskan dengan sopan tapi tidak memuaskan.“Apa maksudmu setelah diizinkan? Aku hanya akan pergi ke dapur mengambil minum!” Ayu tidak mungkin mau menerima, terutama jika ke dapur saja harus meminta izin.“Teman saya akan mengambilkan untuk Anda.” Penjaga itu menoleh kepada temannya yang segera mengangguk dan berlalu. Tentu untuk mengambil minuman di dapur.Ayu menghela nafas panjang lalu menarik pintu itu sampai menutup dengan kasar. Hanya bisa menyalurkan ketidakpuasan dengan cara itu.Tadi malam Ayu masih bisa lebih bebas, tapi sejak pagi tadi, tiba-tiba mereka memintanya terus berada di kamar sampai siang hari ini. Ayu sama
Read more
Berani Karena Merasa Benar
Ayu membiarkan mangkuk yang ada di tangannya terlepas dan jatuh ke atas meja. Menghamburkan nasi ke beberapa makanan lain. Masaki tersenyum puas saat melihat itu, sementara Ayu menggeleng.“Tidak! Itu tidak benar! Hide mengatakan ia berteman dengan ayahku!” seru Ayu, menolak kata-kata itu dengan sekuat tenaga.“Oh, ya itu juga benar. Kau boleh menyebutnya begitu. Hide berteman dengan Hayato.”Masaki kembali tersenyum. Ia tidak bodoh, dan menahan diri. Ia akan memilah mana kenyataan yang sekiranya saat ini ini menguntungkan untuk dirinya, dan menyimpan yang lain. Mengatakan Hide membuat Hayato meninggal adalah apa yang diperlukannya saat ini. Ia tidak akan mengkontradiksi pernyataan yang dikatakan Hide pada bagian teman itu.“Dan bukankah itu menjadi lebih kejam lagi? Ayahmu meninggal karena apa ya
Read more
Pekerjaan Benar
“Ini.” Ryu menyerahkan setumpuk kertas pada Hide.“Tidak ada yang tertinggal?” tanya Hide, sambil meraih selembar kertas yang paling atas. Berisi data rumah beralamat di Kyoto, lengkap dengan alamat juga spesifikasinya.Hide membalik kertas berikutnya yang ada di tumpukan. Kurang lebih berisi hal yang sama, hanya tentu menyebutkan alamat dan rumah atau bangunan apartemen yang berbeda. Bangunan apartemen dan rumah yang saat ini dimiliki oleh Kuryugumi.“Sudah semua. Aku sudah memisahkan data bangunan yang sedang dihuni.” Ryu meyakinkan.“Kirim orang yang kau percaya saja, dan periksa semuanya. Satu persatu.” Hide tidak akan mengirim anak buah ayahnya untuk mencari. Hide tidak tahu mereka akan berpihak pada siapa.“Aku sudah meminta pada Kojima untuk mengaturnya. I
Read more
Kebenaran Dendam yang Tertunda
“Sandaime, saya gembira melihat Anda sudah sehat.”Kepala keluarga Takeuchi—Yuta Takeuchi tersenyum gembira saat melihat Hide. Ia pria berumur empat puluh satu tahun. Sudah tiga generasi berada di Kuryugumi, dan dekat dengan Tanaka sejak dulu. Ia datang dengan ramah.Tapi senyum keramahan itu langsung musnah karena tanggapan Hide sama sekali tidak terlihat ramah. Tidak ada senyum maupun kata-kata hangat menyambutnya.Takeuchi menatap katana yang diletakkan Hide dengan mencolok di atas meja, sementara ia duduk. Ryu ikut duduk juga, nyaris menempel di belakang Hide. Agar bisa mencegah jika ada kemungkinan terburuk katana Hide keluar dari sarungnya.“Saya dengar Anda kemarin sakit.” Meski disambut dengan tidak ramah, Takeuchi masih berusaha untuk berbasa-basi sopan.“Aku sud
Read more
Pancingan Penuh Ketidakbenaran
“Kau tidak ingin membahas apa yang aku ucapkan kemarin?” tanya Ryu sambil memasang sabuk pengaman.Kyoko yang ada di sebelahnya melakukan hal yang sama, tapi sedikit kesulitan. Ia tidak banyak melakukan penerbangan, dan selalu gugup saat pesawat akan lepas landas.Ryu melepaskan sabuk pengamannya lagi, memiringkan tubuh untuk membantu Kyoko memasangnya dengan lebih cepat. Mereka akan segera lepas landas.“Tidak perlu! Aku bisa sendiri!” Kyoko menepis tangan Ryu yang meraih pengunci sabuk pengamannya.“Aku hanya mencoba membantu, dan sama sekali tidak menyentuhmu.” Ryu dengan santai kembali meraih pengunci itu, dan memasangnya dengan cepat—sebelum Kyoko bisa memprotes lagi.“Kau tidak ingin membahas apa yang aku ucapkan kemarin? Sebelum kita berangkat ke Osaka.” R
Read more
Kisah Benar yang Baru Diketahui
Namun dengan mudah Ryu menemukan jawaban untuk menangkal pertanyaan yang timbul akibat kesalahannya itu.“Ya, saya memang sudah tahu. Hanya sedikit tertinggal pada bagian melahirkan itu.” Ryu tersenyum, memantapkan jawabannya.“Dari mana Anda tahu?” Kaito mengernyit curiga.“Tentu saja saya harus tahu. Saat ini keluarga Nakamura adalah kandidat unggulan untuk salah satu jabatan penting. Kami harus tahu semuanya tentang kehidupan Anda,” kata Ryu,Kaito terlihat masih tidak nyaman dengan jawaban itu.“Maaf jika ini terdengar lancang, tapi menyelidi latar belakang adalah hal yang harus kami lakukan sebagai tindak pencegahan. Tentu kami ingin semua kandidat yang diajukan adalah bersih.”Ryu mengubah wajahnya menjadi sangat serius. Sebenarnya ia tidak ingin memba
Read more
Kenyataan yang Benar tapi Membingungkan
Ayu menjerang air, dan mulai memotong bahan makanan. Untuk pertama kalinya ia memasak hari ini. Setelah berdebat lama dengan Shibata, Ayu akhirnya diperbolehkan untuk memasak.Shibata awalnya menolak, karena tentu ada orang lain yang memasak untuk mereka. Tapi Ayu sama sekali tidak menyukainya. Mereka lebih sering menyajikan sushi dan sashimi.Ayu menduga, Ayah Hide menyukai keduanya. Tapi Ayu sama sekali tidak bisa memakannya. Setelah beberapa hari ini hampir selalu makan dengan telur, Ayu akhirnya punya kebebasan untuk memasak.Ayu hanya membuat masakan sederhana—sup miso favoritnya dan juga karaage udang. Ada banyak bahan lain kulkas rumah itu, tapi Ayu memilih memasak yang sederhana karena tidak ingin repot. Ia juga hanya memasak dalam jumlah kecil, karena akan menikmatinya sendiri.Tidak sudi juga kalau dia
Read more
Langkah Mulus yang Benar
“Sampah!” hardik Hide, melemparkan tumpukan kertas pada Kojima.Inoue yang ada di samping Kojima, dengan gesit bergerak memungut ceceran kertas itu. Kertas itu bukan sampah. Itu adalah laporan yang harus diperiksa Hide. Tapi Hide melemparnya karena tidak ada benda lain yang bisa digunakannya sebagai pelampiasan marah. Kojima beruntung hanya ada kertas itu di dekat Hide, jika benda itu pisau mungkin tubuhnya sudah berdarah saat ini.“Maafkan saya, Sandaime.” Kojima membungkuk.Ia baru saja melaporkan hasil pencariannya di seluruh daftar bangunan milik Kuryugumi, dan sesuai perkiraan, tidak ada jejak Ayu yang bisa terdeteksi.Hide sudah menduga hal ini, tapi menerima berita buruk itu secara langsung tetap membuatnya naik pitam.“Lalu bagaimana dengan Shibata? Apa kau sudah memeriksa asetnya?” tanya Hide. Berharap hasilnya lebih baik.“Sudah, tapi belum secara menyeluruh. Aset yang dimiliki Shibata&ndas
Read more
Suara yang Benar
Ayu menunggu dengan sabar. Ia sama sekali tidak bersuara saat dokter mendekat dan memeriksa keadaan Masaki. Ayu merasa sedikit berdosa saat tanpa sadar berharap dalam hati pria itu tidak akan bangun dalam waktu dekat. Ayu tidak sampai berharap Masaki akan tidur untuk selama-lamanya, tapi berharap ia akan tertidur sampai malam nanti. Paling tidak, ia jangan sampai menyadari ponselnya telah hilang.Dokter yang memeriksanya membutuhkan waktu sedikit lama, tapi dari gerakannya dan minimnya pertanyaan yang timbul, membuat Ayu menyadari jika dokter itu kemungkinan besar adalah dokter yang memang sudah sering merawat Masaki. Seperti Hayashi untuknya.“Saat ini sudah stabil. Saya harap jangan sampai ada serangan seperti ini lagi, Jantung Nidaime semakin lemah. Saya tidak bisa melakukan apapun jika beliau mendapat serangan lagi.” Dokter itu berp
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
29
DMCA.com Protection Status