Semua Bab JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!: Bab 261 - Bab 270
287 Bab
Asal Tujuannya Benar
“Karin ini. berarti bibiku bukan? Keluarga dari ibuku?” Ayu sampai mengulang, karena sulit membayangkan saudara dari ibunya akan membenci seperti yang dikatakan oleh Hide.“Ya. Dia adik dari ibumu.”“Tapi kenapa dia membenciku?”“Aku tidak tahu. Aku tidak pernah bertanya. Yang jelas dia jahat, kau tidak perlu lagi menemuinya maupun mencarinya.”Setelah ini, sudah pasti Hide akan mengurusnya memastikan Ayu tidak akan menemukannya. Hide berencana mengirimnya ke tempat yang jauh, lebih jauh dari Abe.“Jahat kenapa? Dia bibiku. Kami keluarga.”Menurut bayangan Ayu, keluarga harus saling menyayangi. Ia tidak mau memikirkan kemungkinan dimana akan ada keluarga yang saling membenci. Terutama saat mereka tidak punya lagi anggota keluarga yang lain—
Baca selengkapnya
Alasan dan Bukti yang Benar-Benar Disiapkan
Ishikawa tampak memandang dengan tatapan tajam. Padahal biasanya ia yang paling tenang. Diantara ichizoku lain, Ishikawa terkenal tidak banyak menuntut. Tapi tentu Hide tidak peduli. Ia membungkuk seperti biasa, menghormati yang lebih tua.Hide juga membungkuk kepada orang asing yang baru kali ini ditemuinya secara langsung.Orang yang lebih tua dari Ishikawa itu, mungkin menatap Hide dengan teliti—menimbang, tapi Hide tidak perlu membalas dengan ketelitian yang sama, karena ia sudah tahu siapa pria itu .Pria berkacamata yang memiliki kerutan lebih banyak dari Abe itu adalah Kawamoto. Salah satu keluarga anggota Tensei. Bukan keluarga utama seperti Abe, tapi termasuk yang paling berpengaruh.Hide sudah tahu siapa dirinya, karena memang sudah membuat tebakan—dan mengumpulkan data tentang keluarga dari Tensei yang m
Baca selengkapnya
Istri yang Tidak Benar
Ayu perlahan merapikan selimut yang menutupi tubuh Natsu. Ia tadinya ingin Natsu terkena sedikit sinar matahari, tapi matahari musim semi pagi itu tidak terlalu cerah. Udara menjadi terlalu dingin. Maka Ayu memutuskan untuk kembali menutup merapatkan selimutnya lagi.Natsu menggeliat memprotes, karena merasa tubuhnya kembali terkurung. Tapi ia tidak menangis. Anak itu sangat tenang.Yui mengatakan masih ada waktu beberapa minggu lagi sebelum Natsu benar-benar berubah menjadi pengganggu masa tidurnya yang tenang. Yui menyarankan agar Ayu memuaskan diri beristirahat sebelum hal itu terjadi.Ayu tersenyum melihat Natsu yang membuka mulutnya untuk menguap. Bibir kemerahan itu tampak mengerucut dengan lucu.“Kau tampan sekali,” kata Ayu, sambil memainkan jarinya disekitar bibir Natsu untuk melihat apakah ia lapar atau t
Baca selengkapnya
Keluarga yang Benar
Hide tentu saja panik. Waktu perkiraan melahirkan Ayu masih dua minggu lagi. Karena itu ia kemarin masih ingin bersantai di Utoro. Karena masih ada waktu.Tapi mendengar kabar dari Yui yang mengatakan Ayu siap untuk melahirkan, jelas saja kepanikan menyergapnya. Ia meminta Shibata melanggar semua rambu lalu lintas—tidak dituruti oleh Shibata, agar bisa segera sampai di rumah sakit. Masalahnya pertemuan bersama ichizoku yang lain tadi diadakan di luar kota Osaka. Butuh sekitar dua jam sebelum Hide sampai di rumah sakit.Hide berlari sesuai petunjuk Inoue—karena pikirannya kosong, sampai menemukan kamar yang dijaga oleh Kojima dan Takeda di depan pintu.Hide membuka pintu, dan terlihat olehnya Ayu yang tengah berbaring–tapi dengan senyum yang sangat lebar.Senyum itu mencabut sebagian besar kekhawatiran Hide. Ayu bisa tersenyum berarti keadaannya baik-baik saja.“Kau… Bukankah seharusnya masih dua minggu lagi? K… kenapa sekarang? Apa…”“Tidak ada kalender di dalam kandungan. Jangan mema
Baca selengkapnya
Mimpi yang Dulu Benar
Hide berdiri di samping Ayu, memandang Karin yang perlahan menutup mulut. Matanya memandang Hide dari atas sampai bawah. “Ya, ini aku. Kita bertemu lagi. Akhirnya,” kata Hide. Setelah memikirkannya, Hide mendadak menyadari jika pertemuan terakhirnya dengan Karin sudah amat lama. Semenjak Karin meminta bercerai darinya. Mereka sudah lama tidak bertemu, tapi karena begitu banyak hal yang dilakukan oleh Karin membuat Hide merasa ia tidak pernah pergi. “Kau… Kuryugumi…” Karin bergumam dengan nada tidak percaya. “Ya, benar.” Hide menjawab singkat lalu memberi isyarat dengan tangannya kepada Shibata, yang segera mendekatkan kursi roda pada Ayu. Natsu sudah lebih tenang begitu tidak ada lagi teriakan—Kenzo juga sama. “Kau ke dalam saja,” kata Hide—kepada Ayu dengan tenang, tapi Ayu menolak. “Tidak.” Ayu masih ingin bertanya sesuatu kepada Karin, dan sama sekali tidak memutuskan pandangannya. “Jangan. Kau tidak perlu mendengar apapun darinya.” Hide mengelus kepala Ayu untuk membujuk. I
Baca selengkapnya
Hukuman yang Terlihat Lebih Benar dan Manusiawi
Karin sebenarnya ingin membalas bantahan Hide, tapi kalimatnya tertahan di lidah saat melihat gerakan tangan Ayu menenangkan Hide.Gerakan permintaan itu tidaklah mencolok, tapi mata Karin mengikuti dengan detail bagaimana Hide menutup mulut karena sentuhan kecil itu. Nyatanya, gerakan kecil itu lebih menyakitkan dibanding kata-kata Hide, karena membuatnya semakin menyadari kalau sejak awal tidak ada kesempatan untuknya untuk memiliki Hide.Karin menerima pernikahan itu, dengan keyakinan Hide akan berpaling padanya, dan membuatnya bersikap seperti istri yang sempurna di awal pernikahan.Hide tidak pernah berkata kasar atau membentak apalagi menghinanya secara kasar, dan Karin merasa sikap itu adalah awal positif, tapi Karin sekarang sadar kalau Hide saat itu bukan sedang bersikap baik. Hide saat itu hanya tidak menganggapnya cukup pentin
Baca selengkapnya
Penggalan Cerita yang Benar
“Seharusnya memang kita menyelesaikan dia dulu sebelum mengurus Abe kemarin.”Ryu berkomentar setelah mendengar cerita Hide tentang apa yang terjadi di rumah sakit. Ryu baru saja sampai di Osaka—hampir bersamaan dengan Hide dan Ayu yang pulang dari rumah sakit.“Abe lebih berbahaya karena dia mengancam nyawa Yumi. Aku tidak bisa menunda saat dia mulai bertanya-tanya tentang Ishida. Terlalu berbahaya untuk Yumi.” Hide tidak akan merasa salah telah menangani Abe terlebih dulu.“Yah, paling tidak kerusakannya tidak terlalu parah,” kata Ryu. Mengingat Ayu tetap utuh.“Tidak parah karena aku belum bicara pada Yumi semenjak pulang tadi. Keparahan itu akan berubah jika kami bicara.” Hide mengeluh. Ia tahu Ayu akan marah saat mereka bicara nanti.“Pakai saja kartu
Baca selengkapnya
Keluarga Benar Untukku
Ayu membantu mengencangkan kain gendongan Natsu pada bahu Shogo dan tersenyum puas. Natsu sudah ada dalam posisi yang aman. Shogo adalah wanita paling tua di Kuryugumi saat ini. Usianya kurang lebih berjarak tujuh tahun lebih muda dari Masaki.Untuk upacara Omiyamairi—yaitu upacara mengunjungi kuil pertama kali saat bayi berusia seratus hari—seharusnya Natsu berada dalam gendongan neneknya saat nanti dibawa ke depan altar, tapi tentu hal itu mustahil. Karena itu Ayu meminta Shogo untuk menggantikan. Ia sangat gembira, dan sejak tadi terus menggoda Natsu dan membuat matanya melebar girang.“Matanya mirip sekali dengan Nidaime. Sandaime tidak terlalu mirip, tapi Natsu–chan memiliki wajah Nidaime juga.”Ayu hanya bisa tersenyum saat mendengarnya, dan sengaja menghindar agar Shogo tidak melihat matanya dengan lebih jelas. Ayu tahu mata Natsu sangat mirip dengannya. Akan merepotkan untuk menjelaskan hubungannya dengan Masaki jik
Baca selengkapnya
Extra 1 - Salah Situasi
“Kita itu ada dimana?!” Kyoko mendengus kesal, sambil menyingkirkan cabang pohon menghalangi jalan setapak yang dilewatinya.“Aku tidak tahu. Kau yang lebih lama tinggal di sini. Aku harap kau yang lebih tahu.”Ryu di belakangnya menjawab dengan santai. Ia tidak tampak marah maupun susah. Jauh berbeda dari Kyoko.“Jangan coba menyalahkanku! Kau yang tadi berbelok ke arah jalan setapak! Kau yang membawaku ke sini!” bentak Kyoko, sambil berbalik dan menunjuk Ryu.Sudah jelas ia tidak akan menerima tuduhan bersalah itu.“Membawa? Apa tadi aku memaksamu untuk mengikutiku? Kau mengikuti dengan rela. Jangan membuatku terdengar seperti orang yang menculikmu.”Ryu juga tidak ingin disalahkan. Ia memang memiliki ide agar mereka berbelok ke arah jalan setapak saat mer
Baca selengkapnya
Extra 2 - Salah Pria Itu
“Tidak seharusnya kau meminum sebanyak ini.” Ryu mengeluh sambil mengangkat kotak itu agar jauh dari Kyoko.“Eh? Jangan! Aku masih mau!” Kyoko menahan bagian bawah kotak itu sambil mengernyit marah.“Ini minuman untuk menghangatkan tubuh. Bukan untuk mabuk. Kau sudah meminum banyak, jadi cukup. Tidak lagi.” Ryu melepaskan tangan Kyoko dari kotak sementara membawanya menjauh.“Jangan… Aku masih mau… Kau jahat sekali!” Tadi Kyoko membentak, kini merengek sambil menarik tangan Ryu. Persis anak kecil yang tengah meminta mainan.“Boleh ya? Ini enak… Pokoknya enak sekali.” Kyoko mengentakkan kaki ke lantai beberapa kali, dan itu membuat Ryu panik. Ia tidak tahu seberapa kuat lantai kayu kuil tua itu. Kalau rapuh maka kaki Kyoko akan mampu menjebol lanta
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
242526272829
DMCA.com Protection Status