Semua Bab JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!: Bab 241 - Bab 250
287 Bab
Wajah yang Benar
Kaito mencoba untuk lari dengan membuka pintu geser, tapi ada orang yang berdiri tepat di depan pintu itu, yang kini tampak terkejut dengan pintu yang terbuka tiba-tiba. Tapi Kaito lega, tentu berharap pertolongan darinya. Kaito mencengkram tangan pria itu.“Tolong … dia …itu…”Tapi sebelum sempat menyelesaikan permintaan tolong, tubuh Kaito kembali terdorong ke dalam ruangan, dan pintu itu tertutup rapat.Tentu saja Kojima tidak akan berani mengganggu apapun yang akan dilakukan oleh Hide. Ia bukan Ryu yang bisa mencegah Hide untuk membunuh. Bisa jadi dirinya yang akan menjadi sasaran jika terlalu ikut campur.Kaito dengan panik berbalik dan jatuh terduduk karena lututnya lemas, saat Hide semakin dekat. Mata Hide hanya terfokus pada dirinya, tidak ada titik yang lain.“Aku tidak tahu awalnya! Sungguh! Aku tidak tahu! Aku hanya mengetahui itu setelah Ayumi pergi. Aku baru melakukan tes itu setelah Ayumi pergi dari rumah!”Kaito mengangkat tangan, mencoba menghalangi tebasan yang akan d
Baca selengkapnya
Benar Atau Salah
“Apa apa yang terjadi ruang depan?” Ayu bertanya dengan heran sambil memasuki ruang kerja Hide, dan menghampirinya yang tengah duduk di kursi dan menatap laptop.Ayu tentu melihat beberapa orang yang sedang memperbaiki pintu shoji yang tadi terbelah oleh katana tumpul.“Tadi ada kucing liar yang masuk, dan ada sedikit drama saat mengusirnya,” kata Hide, sambil menutup laptop dan mengulurkan tangan. Sesuai kebiasaan, Ayu menyambut tangan itu, dan duduk di pangkuan---salah satu paha Hide.“Di mana kucingnya? Apakah lucu?” Setelah nyaman, Ayu menjulurkan leher ke seluruh ruangan.Hide menyesal melihat semangat Ayu dalam membicarakan kucing. Hide memberi alasan yang pertama muncul di otaknya—alasan paling ringan agar pembicaraan itu cepat selesai, lupa tentang Ayu yang selalu tertarik pada kucing dan hewan berbulu.“Sudah pergi, dan kau jangan mencoba mencarinya.” Hide meraih pipi Ayu, agar perhatiannya tidak terbagi.“Kenapa? Mereka lucu!” protes Ayu.“Aku alergi pada bulunya, jadi jangan
Baca selengkapnya
Menantu Yang Terlihat Benar
“Lepaskan!”Semakin dekat, Ayu mulai mendengar pembicaraan yang terjadi antara Shibata dan pria asing itu.Pria itu tampak memberontak, berusaha melepaskan diri dari Shibata. Tangannya terikat di belakang punggung.Ayu dengan otomatis tidak berani mendekat, karena tidak mengerti apa yang terjadi. Ikatan tali itu adalah masalah, tapi tentu Ayu tetap ingin tahu masalah apa yang terjadi.“Shibata–san, apa yang terjadi?” Ayu berseru sedikit keras agar Shibata mendengarnya.Shibata dan juga orang yang yang bertengkar dengannya menoleh bersamaan dengan terkejut. Ayu awalnya hanya berkonsentrasi pada Shibata—pada orang yang lebih dikenalnya, tapi pria yang asing itu lebih menarik perhatiannya.Ini karena Ayu menyadari bagaimana pria itu menatapnya dengan mata tidak berkedip. B
Baca selengkapnya
Kebenaran yang Sulit Disembunyikan
“Ada apa denganmu?”Hide menahan tangan Ayu yang baru saja akan menyuapkan potongan besar ikan tanpa membersihkan durinya. Ayu hanya akan memakannya begitu saja.“Oh.” Ayu menatap ikan di ujung sumpit dan meletakkannya kembali.Hide menggeser kursinya agar lebih dekat pada Ayu, mengambil piring itu, lalu memisahkan daging ikan dan tulangnya, baru mengembalikannya. Sudah aman dimakan.“Apa yang kau lamunkan?” tanya Hide.Hide tadi mengira Ayu hanya sedang mengantuk, jadi tidak terlalu memperhatikan makanan di depannya. Tapi Ayu tidak tampak sayu, matanya hanya kosong melamun.“Aku… Ah, tidak.” Ayu menggeleng, lalu melanjutkan sarapannya.“Kalau kau tidak menyukai kegiatan hari ini, batalkan semua dan istirahat.” Hide tidak ingat
Baca selengkapnya
Pembalasan yang Benar
[Untuk berita selanjutnya. Hari ini kami dikejutkan dengan datangnya berita yang membawa sosok tidak terduga. Kami sudah mengkonfirmasi bahwa kasus ini tengah berjalan dalam penyelidikan polisi saat kami menurunkan berita]Pembukaan berita yang membuat Kaito kembali melirik ke arah Hide. Ia tidak mengerti kenapa Hide datang hanya untuk mengajaknya menonton televisi. Tidak mungkin sesederhana itu.Tapi sudah tidak memperhatikannya. Ia terus menatap televisi sambil tersenyum.[Tadi pagi, dilaporkan jika pria berinisial K yang baru-baru ini dilantik menjadi seorang menteri pendidikan, telah melakukan tindak kriminal]Sampai di situ. wajah Kaito pias. Meski orang yang dibahas oleh berita itu hanya memunculkan inisial—belum nama jelas, tapi penyebutan jabatan itu tentu memperjelas identitasnya. Hanya ada sat
Baca selengkapnya
Kedudukan yang Terasa Benar
“Kaito–kun? Kau ada dimana? Apa kau sudah melihat berita? Kau harus melihatnya!”Seruan panik dari Karin itu membuat Hide sedikit kecewa. Karin tidak mengenali suaranya. Ia terus bicara mengira lawan bicaranya adalah Kaito.“Itu Otou–san bukan? Apa yang terjadi setelah ini? Apa jabatan itu akan hilang?” Karin panik, dan tentu Hide tersenyum.Memang lebih baik begitu. Ia tidak bisa mengenali suaranya, karena tidak menduga keterlibatan dirinya atas segala kemalangan yang terjadi. Hide tadi menjawab karena ingin memberi sedikit gambaran pada Karin tentang apa yang datang padanya setelah ini. Tapi mungkin tidak perlu. Kejutan selalu mendatangkan efek yang lebih memuaskan.“Kaito–kun?!” Karin berseru karena tidak mendapat jawaban apapun.Maka Hide lalu berjongkok samb
Baca selengkapnya
Kebencian yang Benar
Ayu memang menemukan pria yang kemarin bersama dengan Shibata, tapi keadaannya tidak terlalu baik.Kemarin Ayu melihat keadaannya berantakan, tapi kali ini lebih buruk lagi. Ayu bisa melihat wajahnya terdapat lebam, hidungnya terlihat bengkok menghitam, dan pakaian pada area dadanya terlihat kotor—bekas injakan kaki Hide.“Ayumi–chan.”Kaito mencoba mendekat, tapi Hide—yang tentu saja ikut masuk. Mencegahnya. Ia menarik tangan Ayu menjauh darinya, sementara berdiri di antara mereka berdua.“Kau ingin melakukan apa?!” bentak Hide.“Minggir.” Ayu menyahut, sambil mendorong Hide ke samping.“Yumi–chan.” Hide tentu terkejut, karena sudah lama Ayu tidak membantahnya dengan terang-terangan seperti ini.Tapi Ayu sedang tidak ingin diam. Dia ingin mengetahui apa rasa arti dari rasa benar yang hadir dalam hatinya itu.Ayu tidak pernah meragukan cintanya pada Hide adalah benar. Tidak ada kebohongan di sana, tapi Ayu tidak bisa mengerti kenapa kata suami yang disebut oleh pria itu juga terasa be
Baca selengkapnya
Perasaan Benar tapi Tidak Ada
“Tidak ada gejala yang serius, Sandaime. Keadaan istri Anda cukup kuat, dan kandungannya sudah memasuki akhir trimester ke dua. Sangat kuat. Saya harap tidak akan ada masalah sampai hari kelahiran nanti.”Dokter yang memeriksa Ayu tersenyum saat mengabarkan keadaan Ayu. Hide mendengar semua hanya belum merasa teryakinkan. “Kau yakin? Dia pusing tadi!”“Saya yakin. Pusing bisa terjadi karena lelah jika hanya sekali dua kali. Kalau berulang dan sering, baru hal tersebut bisa dikhawatirkan.” Dokter itu sedikit menegur, tapi tidak berani secara langsung. Ia ingin Hide tidak menjadi panik.“Aku akan mengingat ini. Jangan sampai kau salah.” Hide mengancam tentu. Ia tidak ingin ada kesalahan.“Tentu. Pastikan saja Tanaka–san melakukan pemeriksaan rutin yang biasa.” Dokter itu membungkuk, dan Hide menyuruhnya pergi dengan kibasan tangan.Hide lalu masuk ke dalam kamar dimana Ayu tengah berbaring. Memejamkan mata tapi Hide tahu Ayu tidak tidur. Karena begitu langkah kakinya terdengar, kelopak
Baca selengkapnya
Langkah Benar yang Sejak Dulu Harus Dilakukan
Kaito menyumpah dalam hati, saat melihat banyaknya wartawan yang berkumpul di depan pintu rumahnya. Ia tidak berharap akan bertemu mereka, meski tadi sudah mendapat sedikit gambaran dari Karin tentang keadaan rumahnya. Rupanya ada lebih banyak orang, melebihi dari apa dibayangkan olehnya.“Tolong berputar ke arah sana.”Kaito meminta sopir taksi yang dinaikinya untuk tidak berhenti di depan rumahnya. Ia harus memutar mencari jalan masuk yang lain. Lewat pintu belakang yang lebih tidak mencolok. Berharap tidak ada orang yang menunggunya di sana.Tapi kembali kecewa. Setelah sampai di area jalan yang menyambung ke pintu belakang rumahnya, Kaito melihat beberapa orang berdiri di dekat gerbang. Jumlahnya tidak terlalu banyak tapi. Itu masih lebih baik daripada pintu depan.Kaito meminta supir taksi itu untuk berhenti,
Baca selengkapnya
Mencari Kebenaran yang Sulit
“Dasar tolol!"Pria botak yang duduk di belakang meja kerjanya, memaki ke arah televisi yang saat ini menayangkan Kaito Nakamura yang tengah bersujud di hadapan gerbang rumahnya.Ia lalu menoleh pada pria yang ada di belakangnya. “Kenapa Kuryugumi tidak membela mereka? Seharusnya mereka membantu bukan? Mereka yang mengajukan Nakamura.”Pria yang diajak bicara itu membungkuk sekilas, sebagai tanda meminta izin menjawab. “Kemungkinan mereka juga tertipu, Abe–dono*. Tidak tahu keburukan itu dan mengira mereka bersih.”Abe mengernyit, masih menatap bagaimana Kaito yang di matanya tampak malang itu, dengan wajah ragu. Ia sejak tadi juga sudah menduga hal itu, tapi menurutnya tidak tepat.“Tanaka yang ini berbeda dengan Masaki. Dia tidak ceroboh seperti ini. Aku tahu bagaimana kebiasaan mereka saat memilih kandidat untuk diajukan. Sedikit saja hal aneh, mereka akan membatalkan pilihan, mencari yang lain. Cacat Na
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2324252627
...
29
DMCA.com Protection Status