All Chapters of JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!: Chapter 251 - Chapter 260
287 Chapters
Nama Benar yang Muncul Tidak Terduga
Setelah mendengar langkah kaki dan teguran itu, Kyoko tahu apa yang dilakukan Ryu adalah usahanya untuk menutupi keadaan mereka yang bicara. berdua di tempat asing. Tapi tetap cara itu memberinya kejutan.“Kalian bisa mencari tempat lain untuk melakukannya bukan? Jangan memamerkannya di depan umum seperti ini!” Teguran yang keras terdengar.“Maafkan kami.” Ryu memasang senyum menyesal, lalu membungkuk dan meminta maaf.Tapi senyum Ryu yang biasanya mampu untuk melelahkan emosi lawan bicaranya, sedikit kehilangan keampuhan karena penyamaran. Orang yang menegur mereka tidak tampak terbujuk.“Aku bisa melaporkan kalian dan membuat kalian dipecat karena melakukan ini saat jam kerja!” serunya.“Tsukino–san! Jangan begitu. Kami hanya iseng. Tidak perlu sejauh itu. Maafkan ka
Read more
Tindakan Benar yang Berbahaya
“Tapi bagaimana dia tahu tentang Ishida? Mungkin dia hanya membahas memori?” Ryu menenangkan kakaknya.“Tidak. Sebelumnya dia membicarakan Nakamura, lalu tiba-tiba menyebut Ishida.”Yui menghampiri meja, tempat dimana laptop dan peralatannya berada, memilih file, lalu memutar salah satu file yang ada di sana. File rekaman suara Abe dan juga Ueda.Ada beberapa file di sana, dan tugas Yui adalah mendengar dan memilih mana yang penting. Tugas Ryu dan Kyoko adalah memastikan alat penyadap berada di dekat Abe, dan itu sangat sulit.Abe selalu waspada, jadi selalu melakukan penyapuan alat penyadap di ruangannya maupun kamarnya setiap dua atau tiga hari sekali.Agar mereka tidak curiga—karena menemukan penyadap di ruang kerja, Ryu dan Kyoko harus bergantian memasang dan melepas penyadap itu setiap kalinya. Untung mereka sudah bisa membaca kebiasaan Ueda yang sangat teratur. Sejauh ini, mereka tidak mengalami kendala. Tapi pel
Read more
Nyaris Salah, tapi Masih Berakhir Benar
Kyoko kurang memperkirakan bagaimana kekuatan Ueda saat mabuk, atau tidak semabuk yang diinginkannya. Ueda masih kuat sekali.Kyoko tentu saja berniat membuat Ueda minum sampai lemas sebelum bisa terjadi pemaksaan seperti sekarang. Ueda saat ini masih bisa bergerak dengan ketepatan yang sangat bagus, sementara Kyoko mulai mengambang di antara sadar dan tidak. Kyoko masih mendorong Ueda untuk melepaskan dirinya, tapi kekuatannya mungkin hanya separuh dari yang biasa.Lebih buruk lagi, Kyoko masih separuh sadar. Jadi masih bisa merasakan ketakutan setiap kali Ueda menyentuhnya. Tidak mampu melawan saat sadar dirinya dalam ambang batas dilecehkan oleh Ueda adalah berkali lipat lebih buruk.“Lepaskan aku, Babi!” Kyoko berteriak sekuat tenaga, saat tak mampu melepaskan kuncian tangan Ueda di samping tubuhnya.“Ken
Read more
Nama Benar yang Penting
“Kau tidak membunuhnya bukan?” Ryu bertanya pada Yui yang ada di kursi belakang membereskan katananya.“Tidak. Posisinya tidak pas. Aku tidak ingin dia menyerang saat tanganku lelah.”Yui bergerak meremas dan menggenggam udara untuk melemaskan otot tangannya. Tangannya benar-benar lelah hanya karena berperang urat dengan Ueda. Keinginannya untuk melepaskan diri memaksa Yui mengeluarkan seluruh tenaganya untuk mempertahankan posisi menyandera“Dia gila. Aku tidak yakin akan menang darinya jika menghadapi dengan normal." Ryu langsung melirik ke arah kakaknya dari spion. Ia jarang mendengar kakaknya mengakui kekuatan orang lain dengan amat jujur seperti itu. Yui bahkan sering menghina Hide meski jelas mereka seimbang.“Dia sehebat itu?” tanya Ryu.“Ya! Dia hebat sekali! T
Read more
Sasaran Benar tapi Berbeda
“Maaf, apa di sini ada sanggar untuk kelas ikebana?”Seorang wanita sambil membawa stroller bertanya setelah mendekati area resepsionis.“Oh, apa Anda peserta baru ingin mendaftar?” Wanita yang menjaga meja depan itu, terlihat gembira.“Benar, tapi saya benar-benar amatir.”“Tidak masalah. Akan ada kelas bagi pemula, dan semua yang ahli juga pernah menjadi amatir dulu pastinya.” Resepsionis itu tetap tersenyum lalu menyerahkan formulir untuk di isi.“Tapi maaf sebelumnya, apa tidak masalah jika saya membawa bayi? Saya tidak ingin meninggalkannya di rumah sendiri.” Pendaftar itu bertanya dengan ragu sambil menunjuk stroller.“Oh, tentu tidak masalah. Akan ada penitipan anak bagi semua peserta. Kami memang sudah menyiapkannya karena hampir se
Read more
Tindakan yang Terlihat Benar
“Memang tidak tampak bengkak, tapi karena Anda kesakitan, lebih baik berhati-hati saat melangkah.”Dokter yang menjelaskan menatap kaki Karin dengan kebingungan. Ia tidak melihat tanda terkilir atau bengkak pada mata kakinya, tapi Karin terus meyakinkan kalau kakinya sakit.Ia tetap membalutnya dengan perban plester sesuai prosedur dan memberi nasehat, walau tidak bisa mendeteksi dari mana sumber rasa sakit itu.“Anda datang lagi saja jika masih sakit saat malam nanti.” Dokter itu memberinya tongkat agar Karin bisa berjalan, saat ia keluar dari klinik itu.Karin tentu tidak lupa membungkuk berterima kasih, sedikit tergesa keluar agar dokter itu tidak semakin curiga ia berpura-pura.“Ken!” Karin mengulurkan tangan pada Ken yang ada dalam gendongan salah satu bodyguard Tanaka.
Read more
Lawan yang Benar
Begitu mendengar Ryu menyebut kakak, Abe melepaskan kepala Yui.“Ishida hanya punya satu anak.” Abe mengernyit memandang Ryu.“Jangan katakan kau masih percaya dengan omong kosong itu. Astaga!” Hide tertawa mengejek.“Istrimu, dia Ishida. Kau…”“Siapa yang kau sebut istri? Siapa yang mau menikah dengan Batu Hitam itu? Jijik!” Yui menyahut, memotong kalimat Abe sambil menyeringai. Setelah tidak perlu lagi berpura-pura menjadi Ayu, ia tidak ingin mendengar ada yang menyebutnya sebagai istri Hide. Terlalu menjijikkan menurutnya.Hide tampak ingin membalas, tapi Ryu menyenggol pinggangnya. Ini bukan saatnya mereka bertengkar.“Dia bukan istriku, jadi jelas bukan Ishida. Kau salah sama sekali.” Hide menjelaskan agar Abe lebih mudah mencerna. Me
Read more
Rumah Benar dan Aman
“MINGGIR!”Hide berseru pada satu orang yang nekat menghadang—satu-satunya anak buah Abe yang tersisa, menghalanginya keluar dari bangunan terbengkalai itu. Tapi pria itu nekat, maka Hide memberi apa yang diinginkannya.Sekali ayunan, Hide menangkis serangan pria itu, kedua kali Hide menebas, luka besar melintang dari bagian bahu kiri, terus sampai ke perut. Darah menyembur dan ia langsung terkapar.Bukan halangan besar, tapi Hide menjadi lebih lambat. Ryu melewatinya dan berlari lebih dulu keluar. Target pengejaran mereka, kini sudah hampir mencapai mobil.“Jangan kabur!” Ryu berseru panik, karena terlihat Abe sudah memasuki mobilnya. Tapi Abe tidak langsung mencoba untuk kabur. Begitu duduk di belakang kemudi, ia tampak mengambil sesuatu lalu menjulurkan tangannya.Mata Ryu melebar sa
Read more
Waktu yang Benar
Ayu awalnya tidak ingin menyusul keluar karena malas bergerak, tapi setelah beberapa menit menunggu tanpa hasil, ia akhirnya berdiri dan berjalan keluar.Terdengar percakapan ribut dari arah luar. Tapi Ayu hanya melihat Kyoko dan Shibata yang berdiri menatap ke arah mobil yang baru datang.Ayu mengenali mobil itu, dan senyum cerah merekah. Ayu bergerak maju dan melihat Hide berdiri di samping mobil.Ayu ingin memanggil, tap urung saat melihat wajahnya terlihat canggung dan jelas tengah memaksakan diri untuk tersenyum. Ayu langsung tersenyum geli, karena langsung tahu siapa yang ada di hadapannya. Miura, sedang bicara padanya.Masih sambil menahan tawa, Ayu menghampiri, karena tahu kemungkinan besar Hide memerlukan bantuan untuk menghadapi Miura yang mengomel.Selama dua bulan ini, Hide beberapa kali datang ke rumah
Read more
Kisah yang Benar
“Ishida? Siapa Ishida? Siapa Abe?”Ayu mengernyit mendengar beberapa nama asing yang keluar dari mulut Hide.“Ishida… Sebentar.” Keraguan kembali menerpa Hide. Terutama saat ingatan bagaimana Ayu begitu kesakitan setiap kali membicarakan tentang orang tuanya.“Bagaimana?” Ayu yang tidak sabar berusaha duduk, tapi Hide menahan bahunya dengan pelukan dan mengelus kepalanya.“Terus begini saja. Aku memerlukan kau berada dekat denganku,” kata Hide. Ia sedang ingin berpikir sejernih mungkin.“Kau itu ingin bicara tentang apa? Menceritakan apa?” Ayu tidak jadi bergerak, tapi tetap penasaran dengan nama-nama asing itu.“Semua nama itu adalah bagian dari janjiku. Aku telah berjanji untuk menceritakan padamu apa yang terjadi sebenarnya—
Read more
PREV
1
...
242526272829
DMCA.com Protection Status