Semua Bab Sebatas Pengantin Pengganti: Bab 121 - Bab 130
339 Bab
121). Insecure Lagi
***"Enggak tega ya?"Aludra menoleh ketika sebuah pertanyaan tiba-tiba saja terlontar dari mulut seorang perempuan yang datang sambil menggendong balita di tangannya. Agatha. Dia istri dari terapis yang kini sedang menangani Arka."Eh Kak Agatha," panggil Audra sambil mengukir senyum. "Iya Kak, enggak tega banget. Kaya sakit gitu ya.""Begitulah," kata Agatha. "Semoga cepet sembuh ya, dulu juga Ananta enggak lama.""Aamiin, Mbak."Sesuai kesepakatan di awal, selain jadwal terapi di rumah sakit yang dilaksanakan hari rabu, setiap sabtu sore Arka melakukan terapi tambahan di rumah Adryan karena memang di rumahnya dia sengaja menyediakan beberapa alat penopang yang bisa digunakan untuk berlatih jalan seperti yang sedang dilakukan Arka.Terhitung, hari ini sudah empat kali Arka melakukan terapi di rumah Adryan dan itu berarti sudah satu bulan lamanya Arka tak bisa berjalan.Bagi orang lain mungkin waktu sebulan adalah waktu sebentar, tapi bagi Arka waktu tersebut adalah waktu yang lama n
Baca selengkapnya
122). Laki-laki yang Dicintai Aludra
***"Aku ke dapur dulu ya ambil minum, Bi Minah kayanya di kamar."Setelah mempersilakan tamunya masuk, Aludra berpamitan ke dapur—mengambil minum juga kudapan untuk tamu yang sore ini sengaja datang setelah hampir dua minggu lebih tak pernah main.Damar Agra. Tentu saja pria yang sore ini datang ke rumah Aludra adalah Damar—si pria berjasa yang berhasil membuat Raina berhenti mengganggu Aludra sehingga kehidupan Aludra maupun Arka sebulan terakhir ini bisa dibilang cukup aman dan damai."Jangan lama-lama," kata Arka memperingatkan."Iya, Mas."Aludra pergi, Damar dan Arka sempat dilanda kecanggungan untuk beberapa detik, karena memang sejak kejadian itu—ketika Aludra dan Damar makan siang diam-diam tanpa seizinnya, Arka masih kesal pada sahabat Aludra itu."Gimana sekarang, udah membaik?" Tak suka dengan suasana canggung, Damar buka suara—mengawali pembicaraan dengan Arka yang tetap duduk di kursi rodanya."Seperti yang kamu lihat," kata Arka. "Sampai sekarang saya masih duduk di kur
Baca selengkapnya
123). Damar Melepaskan
***"Ya udah kalau gitu aku pulang dulu ya, udah malam. Enggak enak."Satu jam mengobrol di ruang tamu, Damar akhirnya beranjak lalu berpamitan untuk pulang karena dia harus segera beristirahat sebelum besok pulang ke Jakarta."Buru-buru banget," kata Aludra."Udah malam, Lu. Kamu sama Arka kan harus istirahat," kata Damar."Benar," ujar Arka. "Habis ini aku emang mau istirahat. Capek.""Ya udah kalau gitu aku pamit ya," kata Damar. Dia kemudian melangkahkan kakinya menuju pintu. Namun, ketika tangannya hampir saja meraih handle, Aludra memanggilnya—membuat dia menoleh."Dam.""Ya, Lu?""Mas." Aludra melirik Arka. "Aku boleh antar Damar sampai ke mobil enggak?""Kenapa?" tanya Arka."Pengen aja, boleh enggak?" tanya Aludra.Untuk beberapa detik, Arka memandang Aludra lalu akhirnya mengangguk—mengizinkan perempuan itu mengantar Damar ke atas."Ya udah boleh," kata Arka."Makasih, Mas," ucap Aludra yang terlihat cukup senang karena diberikan izin. "Kamu tunggu di sini, ya?""Iya, jangan
Baca selengkapnya
124). Simbiosis Parasitisme
***"Rara ayo buruan, Ra! Belnya mau bunyi!""Ra jangan mager dong! Aku gendong ya!""Damar gendong aku dong!""Mageran banget kamu, Ra. Untung cantik.""Aku lebih suka kamu daripada Alula, Ra."Aludra yang sedang melangkahkan kaki menuruni tangga menuju rumahnya kembali berhenti lalu terduduk di tangga ketika bayangan masa kecilnya dan Damar kembali melintas di pikirannya.Setelah perpisahan mereka barusan, entah kenapa Aludra tiba-tiba saja merasa bersalah karena sudah menolak cinta Damar. Selama ini Damar selalu ada untuk Aludra, bahkan Damar juga yang selalu sabar dengan segala sikap absurd Aludra yang pemalas.Namun, malam ini Aludra justru merasa jika dirinya sudah menyakiti hati Damar yang nyatanya banyak berjasa dalam hidup Aludra—termasuk menyingkirkan Raina yang sudah satu bulan ini tak mengganggunya."Rara." Aludra mengusap wajahnya kasar lalu memegangi kepalanya yang tiba-tiba saja pusing. "Kok kamu jahat sama Damar, Ra? Selama ini dia baik lho sama kamu.""Non Lula lagi a
Baca selengkapnya
125). Pengkhianatan
***"Marvel pasti suka."Alula mengukir senyuman manisnya sambil memandangi blackforest berukuran sedang yang baru saja selesai dia buat.Hari ini, pagi sekali Alula sudah sibuk di dapur untuk membuat kue yang akan dia berikan pada Marvel sebagai hadiah aniversary hubungan mereka yang ke satu tahun, karena memang hubungan dia dan kekasihnya itu sudah terjalin jauh sebelum Alula melanjutkan kuliahnya di London."Happy aniversary Marvel ganteng," gumam Alula ketika dia membaca lagi tulisan di atas blakforest tersebut.Cantik. Kue coklat dengan taburan keju di atasnya itu terlihat sangat cantik. Tak hanya wujud, rasa dari kue itu pun tak bisa diragukan lagi karena Alula memang pandai membuat dessert maupun masakan lainnya."Oke deh, Lula. Habis ini kamu mandi terus ke apartemen Marvel deh," ucap Alula sambil melepas celemek yang sejak tadi dia pakai.Bangun pukul lima pagi, kue tersebut selesai dibuat tepat ketika jarum jam mengarah ke angka tujuh pagi.Memastikan kue di atas meja aman,
Baca selengkapnya
126). Pulih Kembali
***"Mas, kamu bisa jalan!"Aludra berseru gembira melihat Arka semakin lancar melangkahkan kakinya di atas matras. Tanpa berpegangan pada besi seperti biasa, Arka berjalan cukup jauh. Tak ada lagi sakit, tak ada lagi kaku.Meskipun, jalannya masih terbilang lambat, tapi setidaknya kedua kaki Arka sudah bisa dipakai kembali setelah dua bulan lebih menjalani terapi."Aku bisa jalan, Lu," ucap Arka. Tak kalah bahagia, dia memandang Aludra yang kini berdiri di depannya dengan jarak beberapa meter saja. "Kaki aku bisa jalan lagi, Lu.""Iya, Mas," ucap Aludra. Terlampau bahagia, secara tak sadar Aludra meneteskan air mata—membuat Arka mengerutkan kening karenanya."Lu, kok kamu nangis?""Aku bahagia, Mas," ucap Aludra.Adryab yang duduk di kursi hanya bisa mengukir senyum melihat Aludra. Tahu bagaimana setianya Aludra menemani Arka menjalani terapi selama dua bulan ini, rasanya dia cukup paham kenapa gadis itu menangis."Lu."Berjalan semakin jauh, Arka keluar dari matras lalu menghampiri
Baca selengkapnya
127). Melepas Rindu
***"Ya udah kalau gitu Mama sama Papa pulang dulu ya. Nanti ke sini lagi.""Iya, Ma."Setelah acara makan siang keluarga tadi terlaksana dengan sempurna, Amanda juga Dirga tak langsung pulang karena keduanya diminta Arka maupun Aludra untuk kembali menghabiskan makan malam bersama.Meskipun hanya berempat—minus Aksa juga Ananta yang ternyata sedang menginap di rumah orang tua Ananta, makan bersama hari ini tetap terasa hangat juga membahagiakan karena Arka yang sudah kembali pulih seperti semula."Hati-hati di jalan, Ma," kata Arka."Iya Sayang, kamu semoga cepetan pulih sepenuhnya ya," kata Amanda."Siap.""Papa sama Mama pulang dulu," ucap Dirga. "Kalau mau ke kantor, kabarin dulu Papa.""Jangan ngomongin kantor dulu! Anaknya baru sembuh juga!" tegur Amanda tak suka."Arka sendiri yang pengen masuk kantor." Dirga membela diri lalu menatap sang putra. "Iya kan, Ar?""Iya, Ma. Enggak tau besok atau lusa, Arka masuk kantor lagi. Bosen juga work from home terus," kata Arka."Jangan ma
Baca selengkapnya
128). Tentang Rahasia dan Jodoh
***"Udah kerjanya, Mas?"Arka yang baru saja menyelesaikan laporannya langsung menutup laptop setelah pertanyaan tersebut diucapkan Aludra.Hari ini adalah hari ketiga Arka kembali masuk kantor setelah dinyatakan pulih dari kelumpuhan yang sempat dia derita dan tentunya sudah tiga hari pula—setiap pukul tiga sore, Aludra datang ke kantor bersama Pak Maman untuk menjemput Arka.Kedua kaki Arka memang sudah normal kembali bahkan semakin hari dia sudah bisa berjalan seperti semula. Namun, tentu saja untuk mengemudi dan membawa mobil sendiri, Aludra belum mengizinkan karena dia masih khawatir dengan suaminya itu dan tentunya sebagai ganti, Aludra dengan senang hati mengantar jemput Arka ke kantor."Udah," jawab Arka sambil meminggirkan laptopnya agar dia bisa melihat jelas wajah Aludra yang sejak tadi berada di depannya. "Bosen ya?""Enggak terlalu sih, cuman udah enggak sabar aja," kata Aludra."Enggak sabar apa?" tanya Arka penasaran, sementara Aludra seketika merengut sambil memeluk k
Baca selengkapnya
129). Kabar dari Dewa
***"Mah, pangah!""Hah?"Arka mengerutkan keningnya ketika ucapan ambigu itu dilontarkan Aludra disusul potongan sosis yang tiba-tiba saja loncat dari mulut gadis itu lalu mengenai kemeja putihnya."Lu, kok dimuntahin?!" tanya Arka sambil menyingkirkan sosis itu hingga bernasib malang dan tergeletak di bawah."Panas, Mas!" ujar Aludra. "Kok enggak bilang dulu kalau sosisnya panas?!""Ya kamu enggak tanya," ujar Arka. "Lagian kan itu emang dadakan, jadi emang panas. Ditiup dulu dong harusnya.""Ya enggak tau," kata Aludra. "Duh enggak enak.""Apanya?""Lidah aku," kata Aludra."Coba sini lihat.""Apanya?""Lidah kamu," kata Arka. "Sini lihat, kali aja ada yang luka karena sosisnya panas."Aludra menjulurkan lidahnya lalu tanpa ragu ataupun jijik, Arka meneliti lidah gadia itu sambil menyipitkan matanya."Aman, Lu. Enggak apa-apa," kata Arka setelah dia tak melihat luka di lidah Aludra. Setelah itu dia mengambil sebotol air mineral dingin lalu membuka tutupnya dan memberikan air putih
Baca selengkapnya
130). Rencana Alula
***"Makan.""Apa nih?"Sejak tadi tiduran di sofa ruang tamu sambil menonton televisi, Damar beringsut ketika Alula menyodorkan sebuah mangkuk putih lalu metakannya di meja.Seminggu setelah memergoki Marvel tidur dengan Raina, Alula mulai merasa baik-baik saja dan cuek pada manusia sialan yang kini justru melanjutkan kisah cinta mereka karena ternyata Raina juga Marvel sudah berpacaran di belakang Alula sejak dua minggu lalu.Awalnya Alula akan tetap melanjutkan kuliahnya di London sampai selesai, tapi ternyata dia tak sanggup ketika Raina sengaja mengumbar kemesraannya dengan Marvel.Sebenarnya Marvel masih mencintai Alula, tapi Alula yang kadung kecewa menolak dengan segera pria itu dan pada akhirnya Marvel pasrah bersama Raina yang nyatanya hanya menjadikan dia sebagai objek balas dendam pada Alula."Nora," celetuk Alula sambil duduk di sofa single. "Itu macaroni schotle.""Oh," kata Damar. Sampai dua jam lalu, dia memang masih cukup lelah setelah menempuh perjalanan Jakarta-Lond
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
34
DMCA.com Protection Status