Semua Bab Sebatas Pengantin Pengganti: Bab 111 - Bab 120
339 Bab
111). Pesan di Ponsel Arka
***"Aman."Setelah menelepon Arka, nyatanya Aludra tak langsung mandi karena yang dia lakukan justru tidur selama satu jam penuh, hingga pukul setengah empat sore, Aludra terbangun.Tak mau membuat Arka menunggu terlalu lama, Aludra langsung pergi mandi lalu setelahnya dia bersiap-siap untuk kembali menemui Arka di rumah sakit sambil membawa pakaian dalam ganti untuk pria itu karena untuk pakaian luar, ditanggung jawab pihak rumah sakit."Semoga Mas Arka enggak lihat," kata Aludra sambil mengusap lengannya yang kini dibalut cardigan rajut berwarna peach agar melindungi luka yang sudah dibalut dengan perban.Tak hanya lengan, dia juga melindungi betisnya dengan memakai celana panjang agar Arka tak bisa melihatnya. Meskipun, sudah menyiapkan jawaban bohong, sepertinya Arka tak tahu itu akan lebih baik.Selesai dengan penampilannya, Aludra mengambil tas jinjing berukuran sedang untuk dibawa ke rumah sakit. Arka masih memerlukan perawatan selama beberapa hari ke depan, Aludra membawa pa
Baca selengkapnya
112). Arka Marah
***"Seriusan langsung pulang?"Aludra mengerutkan kening—memandang wajah Arka yang nampak begitu serius, sementara Aksa yang duduk di sofa hanya memperhatikan keduanya."Iya," jawab Aludra. Mensejajarkan diri, dia sengaja berjongkok di depan Arka agar posisinya sama dengan pria itu yang masih duduk di kursi roda. "Kenapa emangnya?""Kamu masih ingat enggak ucapan aku?" tanya Arka."Yang mana?""Waktu kita jogging," jawab Arka. "Kamu tanya ke aku kan, kesalahan apa yang paling buat aku enggak suka? Aku jawab kalau kesalahan yang paling enggak aku suka itu berbohong. Aku enggak suka dibohongin.""Iya, lalu?" tanya Aludra yang masih tak sadar dengan kesalahan apa yang dia lakukan."Ini apa maksudnya?" tanya Arka. Dia kemudian menunjukkan layar ponsel yang berisi foto Aludra juga Damar tadi siang di restoran.Tak bisa dibohongi lagi, Arka langsung tahu karena baju yang dipakai Aludra sama dengan baju tadi pagi sebelum pulang."Mas ... anu itu, kamu dapat dari mana? Coba aku lihat," kata
Baca selengkapnya
113). You Are My Hero
***"Kakak pulang dulu, kamu sama Arka hati-hati di sini. Kalau ada apa-apa telepon aja. Mama sama Papa kayanya enggak akan nginep, kondisi Mama belum baik.""Iya, Kak. Kakak juga hati-hati di jalan.""Iya, kalau si kembar enggak rewel, malam nanti Kakak ke sini lagi.""Iya, Kak."Beranjak, Aksa berpamitan pada Aludra lalu pergi meninggalkan perempuan itu sendiri di ruangan Arka.Pukul enam sore Aksa memang harus pulang karena di rumah pun Ananta membutuhkan bantuannya untuk merawat si kembar juga Aileen yang nyatanya tak cukup dijaga hanya oleh dua orang."Mas Arka belum ke sini lagi," gumam Aludra sambil melirik jam tangan yang dia pakai. Terhitung sudah satu jam Arka pergi pasca marah dan sampai sekarang tak kunjung kembali.Padahal, Arka harus segera makan malam lalu minum obat sebentar lagi."Aku susulin deh, enggak enak juga dibiarin lama-lama pergi," kata Aludra yang akhirnya beranjak dari sofa lalu berjalan menuju pintu. Namun, tepat ketika dia berniat keluar, Arka sudah berad
Baca selengkapnya
114). Menemui Raina
***Terdiam untuk beberapa detik, pria bersweater army itu akhirnya berbalik badan—kembali batal untuk menjenguk Arka setelah melihat sweet kissing scene di ruang rawat.Tak langsung pergi, pria tersebut menghampiri perawat yang kebetulan berjaga di pos yang tak jauh dari ruangan rawat Arka."Suster, permisi.""Ya, Pak. Ada apa?" tanya seorang perawat yang sedikit terkesiap melihat Damar menghampirinya.Damar Agra Kesuma. Tentu saja pria yang baru saja memergoki Aludra juga Arka adalah dia. Untuk yang kedua kalinya dia batal menjenguk Arka karena tak mau terjebak momen awkward.Jika kemarin dia menitipkan keranjang buah pada Dewa juga Aurora, maka kali ini dia akan menitipkan kue untuk Arka pada perawat."Bisa tolong anterin kue ini ke ruangan itu?" tanya Damar sambil mengarahkan jari telunjuknya ke pintu ruangan Arka. "Bisa, Pak.""Ya sudah tolong kasihin ya, Sus. Kalau pasien atau yang tunggunya tanya, bilang aja dari Damar," ungkap Damar. "Bilang juga saya enggak bisa jenguk karen
Baca selengkapnya
115). Sensitif
***"Buka mulutnya yang gede."Untuk yang kesekian kalinya, Aludra mengulurkan sendok berisi ayam balado pada Arka yang saat ini duduk bersandar untuk menyantap makan malam sebelum meminum obat.Arka memang marah besar setelah Aludra berbohong, tapi nyatanya marah itu tak mampu bertahan lama karena setelah ciuman mereka beberapa menit lalu yang dipergoki perawat, Aludra dan Arka kembali berdamai.Tentunya dengan syarat; Aludra tak boleh lagi berbohong seperti tadi. Sesepele apapun masalahnya, Aludra harus bilang pada Arka karena sekali lagi Arka menegaskan jika kejujuran adalah kunci utama sebuah rumah tangga bisa berjalan dengan mulus.Yeah, Arka sangat marah ketika Aludra berbohong dengan tak bilang yang sebenarnya tentang makan siang dia dan Damar, tanpa tahu jika di balik semua itu nyatanya ada kebohongan yang bahkan jauh lebih besar.Bukan hanya Arka, semua orang pun tertipu dengan kelakuan Aludra dan Alula, kecuali Damar yang tahu semuanya.Dan tentu saja—setelah mengetahui baga
Baca selengkapnya
116). Pengalihan Dendam
***"Jadi maksud kamu, yang selama ini Kakak aku incar itu bukan Alula?"Damar menganggukkan kepalanya ketika pertanyaan tersebut dilontarkan Raina—setelah dirinya menjelaskan semua yang terjadi diantara Aludra dan Alula.Tak peduli Aludra akan marah karena dia membongkar semuanya pada Raina, yang jelas Damar ingin melindungi sahabat sekaligus orang yang dia cintai.Demi apapun, kalau sampai terjadi sesuatu pada Aludra, Damar akan merasa sangat bersalah."Yes, of course," jawab Damar. Tak lagi duduk di depan Raina, sejak beberapa menit lalu Damar sudah berpindah tempat—duduk di sebuah sofa single yang berada di samping kanan Raina agar mudah menunjukkan bukti jika perempuan yang selama ini diserang Rania juga sedang coba dicelakai Raina adalah Aludra, bukan Alula yang mereka cari.Dan sejauh ini Damar cukup bersyukur karena selama menunjukkan bukti, Raina terlihat cukup percaya dengan apa yang dia katakan."Dia Aludra Raveena Pratama, gadis yang bahkan enggak tahu apa-apa dengan semua
Baca selengkapnya
117). Jaminan Aman
***"Kalau begitu saya pamit. Good luck dan jangan salah orang lagi. Yang terpenting, enggak ada serang Aludra. Sekali lagi kamu buat dia lecet kaya tadi siang, saya bakar apartemen kamu.""Hm, thank you buat informasinya."Damar memandang Raina. "Jadi kapan kamu berangkat?" tanyanya."Ke London?" tanya Raina. "Tentu aja secepatnya. Aku bukan orang yang suka menunda.""Ya sudah," jawab Damar. Satu jam lebih mengobrol bersama Raina di ruang tamu, dia akhirnya beranjak dari sofa empuk yang sejak tadi didudukinya. "Saya pamit pulang.""Silakan," kata Raina. Ikut beranjak, dia mengantar Damar sampai ke pintu."Saya bantu kamu bukan berarti saya menghalalkan kamu menyakiti Alula secara fisik," kata Damar sebelum benar-benar pergi. "Jangan lukain Alula juga di sana.""Hm." Raina bergumam pelan. "Sana pulang.""Ck, tidak tahu berterima kasih," celetuk Damar.Alih-alih menyauti ucapan Damar, Raina justru menutup pintu apartemennya lalu masuk dan menghempaskan tubuh di sofa, sementara Damar be
Baca selengkapnya
118). Tiba-tiba Memikirkan Arka
***"Ish, kamu kenapa sih Alula?"Jarum jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi di London hari ini. Alih-alih bersiap untuk segera ke kampus, Alula justru masih sibuk bergelut dengan selimutnya.Bangun sejak setengah jam lalu, Alula rasanya enggan beranjak meninggalkan kasurnya setelah mimpi aneh tiba-tiba saja menghampirinya semalam.Dua bulan tak pernah bertemu setelah pesta pernikahan waktu itu, malam ini—untuk kali pertama, Alula tiba-tiba saja memimpikan Arka, suaminya.Di dalam mimpi itu, Alula yang memakai gaun selutut pergi makam malam bersama Arka yang tampan dengan tuxedonya. Mereka makan bersama bahkan berdansa lalu berciuman.Alula tak paham kenapa mimpi itu tiba-tiba saja menghampirinya. Namun, yang jelas sekarang jantungnya tak aman. Sejak bangun tidur sampai sekarang Alula terus memikirkan Arka bahkan mulutnya beberapa kali menggumamkan nama pria itu."Aneh, kenapa sih aku tiba-tiba mimpiin Arka?" tanya Alula sambil memandangi putihnya langit-langit kamar apartemen yang
Baca selengkapnya
119). Semakin Akrab
***"Ganteng banget kamu, Mas. Makin ke sini makin ganteng."Sekali lagi pujian itu dilontarkan Aludra pada Arka yang hari ini memang terlihat berbeda dari biasanya.Seminggu lebih selalu memakai pakaian pasien, siang ini Arka terlihat cukup modis dengan sweater coklat yang dia pakai juga celana jeans yang melekat di tubuhnya. Sebagai pemanis, Aludra bahkan sengaja memakaikan topi untuk Arka."Gombal?" tanya Arka."Aku serius," kata Aludra. Dia yang sekarang duduk di sofa—berhadapan dengan Arka yang duduk di kursi roda, sekali lagi mengalihkan perhatiannya ke arah pintu. "Kak Aksa lama ya.""Mungkin antri."Kondisi membaik, hari ini Arka bisa pulang dan melanjutkan pemulihannya di rumah lalu minggu depan dan seterusnya harus rutin ke rumah sakit untuk menjalani terapi bersama terapis handal di rumah sakit tersebut yang kebetulan sahabat Aksa bahkan bertetangga dengan Arka di perumahan.Adryan namanya. Terapis muda yang dulu juga pernah menyembuhkan Ananta dari kelumpuhan dalam jangka
Baca selengkapnya
120). Alula dan Rindu Arka
***"Ya udah kalau gitu Lulu bawa Mas Arka ke kamar dulu ya, Ma. Kata dokter harus banyak istirahat.""Iya, Lu."Setelah mengobrol sambil makan bersama di pinggir kolam renang, Alula kini mendorong kursi roda yang diduduki Arka masuk ke dalam rumah karena memang hari sudah mulai sore dan sejak pulang dari rumah sakit, Arka belum sempat beristirahat."Kamar kita untuk sementara waktu di sini ya, Mas," kata Aludra ketika dia membuka pintu kamar di lantai satu yang letaknya berada di dekat tangga. "Nanti kalau kamu udah sembuh, kita pindah lagi ke atas.""Iya, Lu."Sebenarnya Arka bisa saja tetap tidur di kamar atas dengan bantuan Joe yang siap menggendong Arka naik atau turun tangga karena badan pria itu memang besar.Namun, tentu saja Aludra memikirkan perasaan Arka. Dia takut suaminya merasa risih karena memang Arka selalu berkata jika dia tak mau terlalu merepotkan orang lain."Minum obat dulu," kata Aludra setelah dirinya duduk di pinggir kasur sementara Arka duduk di depannya. "Mau
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
34
DMCA.com Protection Status