All Chapters of Menikah dengan Mantan: Chapter 131 - Chapter 140
151 Chapters
Don't Worry
"Heum? Mama mau nanya apa?" kata Indi. Ia juga penasaran apa yang ditanyakan oleh mamanya itu kepadanya.Ayu menarik napasnya dalam-dalam kemudian mengeluarkannya kembali. "Kamu ... dulu, kamu hanya pacaran sama Damian, kan?" tanya Ayu dengan pelan.Indi mengerutkan dahi. Bingung dengan pertanyaan yang ditanyakan oleh mamanya itu kepadanya. "Mana aku tahu, Ma. Mama kan, tahu kalau aku amnesia.""Oh iya. Mama lupa, Nak. Maafkan Mama." Ayu tampak merasa bersalah atas pertanyaannya tadi.Indi kemudian mengembuskan napasnya. "Emangnya kenapa, Mama nanya kayak gitu ke aku?" tanya Indi lagi."Tidak ada. Mama hanya penasaran saja. Karena kita tidak tahu di luaran sana saat kalian menjalin hubungan. Banyak yang tidak suka dengan kalian terlebih Damian dulu banyak yang menyukai. Kamu juga sama, ada yang suka sama kamu dan sekarang orangnya tidak pernah muncul apalagi berani mendekati kamu."Mama hanya berpikir kalau Damian pernah dijebak atau memang sengaja ada yang ingin melukai Damian dengan
Read more
Rahasia Damian Terbongkar
Liburan telah berakhir ….Sudah dua minggu lamanya mereka menikmati masa liburan setelah Damian meliburkan diri selama dua bulan untuk penyembuhan pascaoperasi.Saat ini, Indi tengah duduk di sofa kamarnya. Memandang beberapa foto yang sudah dia cetak selama dua minggu berada di luar untuk liburan. Lalu mengulas senyumnya kala melihat beberapa foto tersebut.“Hei!” Damian menghampiri Indi saat setelah menyelesaikan acara mandinya.Indi menoleh kepada sang suami lalu mengulas senyumnya. “Bagus-bagus fotonya. Pengen aku pajang semuanya, jadinya.”Damian tersenyum tipis lalu mengambil beberapa foto tersebut. “Badan kamu, tampak berisi. Makan berapa kali, dalam sehari selama dua minggu ini, heum?” tanya Damian menggoda istrinya itu.Indi mengerutkan keningnya lalu menatap ke bawah. Melihat tubuhnya yang katanya tampak berisi. “Perasaan kamu aja, kali. Perasaan segini-gini aja, deh. Mana ada berisi.”“Memangnya sudah kamu timbang?” tanya Damian lagi.“Belum sih. Tapi, emangnya kenapa kalau
Read more
Asset yang dimaksud Daniel
“Elo tahu, risiko apa yang akan Damian hadapi saat semua orang tahu? ELO PASTI UDAH TAHU APA YANG AKAN TERJADI, DIEGO!” pekik Indi begitu marah kepada sahabat dari suaminya itu.Indi geleng-geleng kepala. Kecewa kepada Diego yang rupanya gampang terhasut hingga akhirnya menyebabkan apa yang selama ini tengah diperjuangkan oleh Damian dan juga Indi, harus ketahuan oleh semua orang yang seharusnya tidak berhak tahu kekurangan itu.“Sekali lagi gue minta maaf, Indi,” ucap Diego dengan sangat pelan. Bahkan matanya tidak sanggup menatap mata Indi yang tengah mengeluarkan sinar laser, begitu tajam dan siap menghunusnya.“Memangnya elo bisa mengembalikan semuanya setelah minta maaf, huh? Orang kayak elo seharusnya diasingkan di Nusakambangan sana! Goblok dipelihara!” umpat Indi kembali.Perempuan itu kemudian menatap Diego kembali. “Jangan goblok jadi orang tuh, Diego. Damian lagi berusaha, lagi berobat. Dia bukan mandul, tapi hanya bermasalah di kesuburannya.”Diego menelan salivanya dengan
Read more
Menua Bersama
Damian tersenyum miring lalu menghela napasnya dengan panjang. “Kalau dia berani pulang ke Indonesia, sama artinya dengan dia mengantarkan nyawanya. Selama ini gue tahan karena Indi nggak tahu apa-apa. Tapi, sekali lagi dia hancurin gue, jangan harap nyawanya masih ada di kerongkongan!”Mata Damian memicing tajam dengan tangan mengepal. Tidak akan ia biarkan Daniel merusak hubungannya dengan Indi lagi.Damian kemudian menoleh kepada Diego yang kini tengah menatapnya. “Seharusnya Cindy berhenti ngejar gue karena tahu kekurangan gue. Tapi, apa yang dikatakan oleh Indi ada benarnya. Bisa jadi kekurangan ini akan jadi salah satu senjata buat dia melakukan apa yang ingin dia lakukan.”Damian mengusap wajahnya dengan pelan lalu mengembuskan napasnya dengan panjang. “Pulang, Diego. Udah malam. Gue mau makan malam sama Indi. Biar dia bisa sedikit lebih tenang. Gue akan selalu ada di sisinya. Nggak aka nada hal yang bisa buat kami pisah apa pun itu.”Namun, baru saja Diego hendak pamit, Manda
Read more
Seharusnya Datang Bulan
Pagi hari telah tiba ....Kondisi Indi masih sama seperti semalam. Demam itu masih belum turun sehingga membuat Damian enggan untuk meninggalkannya."Damian. Ada Bi Inah, Bi Sumi dan Manda juga yang akan nenemin aku. Kamu ke kantor aja. Lagi pula ini cuma demam doang, bukan apa-apa." Indi meminta Damian agar tetap masuk ke kantor saja dan jangan hiraukan dia meski badannya masih demam."Namanya minum obat baru dua kali sama ini, nggak akan langsung berefek karena bukan makan cabe yang mana langsung kerasa pedesnya," ucap Indi lagi.Damian menghela napas kasar. "Mana bisa fokus kalau kamu masih sakit, Sayang. Aku ingin menemani kamu di sini sampai kondisi kamu membaik." Damian bersikeras untuk menemani Indi di rumah dan libur kembali.Indi lantas mengembuskan napasnya pelan sembari melirik ke arah Damian."Aku akan work from home. Nanti Diego atau Risa akan kirim surel, file yang harus cek," ucap Damian agar Indi berhenti memintanya untuk tetap berangkat ke kantor.Indi menatap Damian
Read more
Kedekatan Albert dengan Indi
Satu minggu berlalu ….Indi yang sudah sembuh dari demamnya akhirnya bisa beraktivitas seperti semula. Kini, perempuan itu tengah memoles wajahnya untuk pergi menemani Damian melakukan pemeriksaan rutin pascaoperasi.“Indi?” panggil Damian menghampiri sang istri.Perempuan itu lalu menoleh kepada Damian. “Kenapa, Damian?” tanyanya kemudian.Damian menghela napas kasar seraya menatap Indi lekat. “Aku sudah baik-baik saja. Sebaiknya aku nggak perlu periksa lagi dan lanjut berobat kesuburan aku.”Indi menghela napasnya dengan panjang. “Kepala atas sama kepala bawah memang sama-sama penting. Tapi, pengobatan kepala bawah masih bisa dilakukan bulan depan, Damian. Tinggal dua kali pemeriksaan lagi kok. Nggak usah banyak tingkah! Aku yang kamu hamilin aja santai kok, nggak usah terburu-buru.“Ingat pesan Mama dulu. Jangan terburu-buru untuk memiliki keturunan. Nikmati saja dulu masa pacaran sebelum nanti ada si buah hati yang akan menjadi prioritas utama kita. Jadi, lebih baik lanjutkan peme
Read more
Jangan pernah Bertemu dengan Rangga lagi!
“Heuh?” Damian tampak bingung dengan ucapan Rangga mengenai Indi. “Kenapa bisa begitu?” tanyanya ingin tahu.Rangga menoleh kepada Damian dan menatapnya lekat. ‘Mana mungkin aku beri tahu bagaimana dulu kami menjalin hubungan,’ ucapnya dalam hati.Rangga dan Indi yang memiliki hubungan luar biasa saat masih menjadi sepasang kekasih lantas tidak akan pernah memberi tahu apa yang mereka lakukan meski Damian sudah tahu. Namun, detailnya tidak akan pernah ia beri tahu.“Saat tahu gue nikah sama Zoya pun Albert nggak suka. Memang kayaknya Albert nggak mau punya mama baru. Makanya nggak pernah ada yang dia sukai termasuk Indi,” tutur Rangga akhirnya mendapat alasan logis mengapa Albert tidak menyukai Indi.Damian manggut-manggut dengan pelan seraya menatap Rangga. “Begitu rupanya. Tapi, sekarang kayaknya mereka bersahabat.”Rangga terkekeh pelan. “Mungkin karena dia tahu kalau gue dan Indi udah nggak bersama lagi.”Damian tersenyum tipis mendengar jawaban Rangga. Selalu ada saja jawaban yan
Read more
Kasih Sayangnya tidak ada Sama Sekali
Hari di mana Damian harus pergi ke Bandung telah tiba. Damian harus menyelesaikan pekerjaannya di sana bersama dengan Diego yang kini sudah taubat dan tidak mau lagi mabuk di depan banyak orang. Akan menjadi masalah besar dan Indi akan semakin marah kepadanya.“Elo udah dapat izin dari Indi, bakalan ke Bandung?” tanya Diego yang tengah menyiapkan berkas-berkas yang akan dibawa ke Bandung.“Udah gue kasih tahu dari seminggu yang lalu. Indi udah sehat lagi, udah ke butik juga. Tadi udah pamit juga, nanti Manda bakalan nemenin Indi di rumah. Hanya dua hari, nggak lama.”Diego menganggukkan kepalanya. “Nanti Rangga juga ikut ke Bandung. Anaknya dititip ke neneknya, karena nggak percaya sama mantan bininya.”Damian mengerutkan keningnya. “Kenapa begitu? Elo tahu, alasan mereka bercerai karena apa?”“Karena Rangga suka sama Indi.” Diego lalu tertawa setelah menjawab pertanyaan Damian.“Gue serius, Diego!” ucap Damian datar.“Eh, tapi beneran. Indi dulu pernah deket sama Rangga. Tapi, waktu
Read more
Bisakah Kita Bercinta di Malam ini?
Dua hari berlalu ....“Pulangnya malem? Kok gitu? Kenapa nggak sekarang aja? Nggak tahu apa, kalau aku lagi kangen banget sama kamu.”Indi tengah kesal kepada Damian karena tiba di Jakarta pada tengah malam sebab masih banyaknya pekerjaan yang harus dia selesaikan di sana.“Sayang. Nanti aku bawakan moci kesukaan kamu. Tapi, janji jangan ngambek. Okey?” Damian membujuk sang istri agar jangan merajuk.Indi kemudian mengembungkan pipinya lalu menganggukkan kepalanya. “Ya udah.”Damian lantas terkekeh di seberang sana. “Sudah makan siang, heum?”“Nggak. Nafsu makan aku lagi berkurang dan nggak tahu penyebabnya apa. Apa karena kelamaan diet?”“Makanya nggak usah diet-diet. Pokoknya nggak mau tahu, kamu harus makan! Jangan sampai nanti sakit lagi, Indi. Bisa nurut nggak, sama suami?”Indi lantas memutar bola matanya pelan. “Tapi, udah makan buah-buahan banyak banget tadi. Makanya nggak mau makan nasi. Entar malam aja deh, makannya.”“Makan buah apa?” tanya Damian ingin tahu.“Banyak. Mangg
Read more
Perut Indi Sakit
Indi lalu menolehkan kepalanya dengan pelan kepada Damian. "Heuh?" ucapnya dengan pelan.Damian menghentikan sentuhan lembut itu lalu menghampiri Indi. Duduk di samping sang istri seraya menatapnya dengan lekat. "I miss you. Dari atas sampai bawah."Indi terkekeh pelan. "Hanya rindu bercintanya aja, atau memang rindu ke orangnya juga?""Kalau bisa keduanya, kenapa harus memilih satu?"Indi terkekeh pelan. "Aku juga, sih. Kangen."Damian mengulas senyumnya. Ia lalu melanjutkan apa yang ingin dia lakukan sedari tadi—menggerayani tubuh Indi yang sudah sangat ia inginkan.Damian kemudian membuka handuk yang melilit di pinggangnya itu. Setelahnya, ia membuka celana serta kaus yang ia kenakan hingga kini hanya tersisa celana dalam saja."Aku tidak akan melepaskanmu malam ini, Honey!" bisik Damian kemudian membuka bra yang dikenakan oleh istrinya itu.Detik berikutnya, Damian menyesapi kedua pucuk merah muda itu dengan penuh. Satu persatu ia mainkan hingga membuat Indi memekik serta membusun
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status