All Chapters of DOA KUBUR TAK SEMPURNA : Chapter 71 - Chapter 80
107 Chapters
DAUN KELOR SEBAGAI JALAN
Salimah pun menjawab panggilan. "Iya, Mas. Ada apa lagi?" "Sali, maaf! Mas sama Esti pulang telat. Kami harus berteduh dulu. Sedang hujan deras dan jalan licin, takut motor terpeleset masuk jurang. Kalo sudah ngantuk tidur saja dulu. Tolong kuncinya dicabut, biar Esti bisa buka pintu dari luar." "Mas, kamu gak usah bercanda! Jangan buat aku takut!" Tubuh Salimah seketika gemetar dengan jari-jemari mendadak panas dingin memegang ponsel. "Becanda gimana, Sali? Aku dan Esti memang sedang terjebak. Kamu seperti orang ketakutan. Apa yang terjadi?"tanya Eko bernada panik. Pria ini mengirimkan sebuah video yang menampakkan keadaan di sana yang sedang rawan kecelakaan. Hujan lebat menggelapkan pandangan sekitar dan aspal terlihat licin. Sebagian besar kendaraan menepi untuk cari aman. Ada polisi yang berjaga-jaga mengatur lalu lintas. "Mas, kalau kamu ada di sana. Terus yang barusan datang tadi, siapa? Jadi siapa dia, Maaass?" Keringat dingin meluncur deras dari dahi dan leher Sa
Read more
PROSESI PEMANDIAN JENAZAH
"Diabetes, asam lambung dan lainnya." "Esti baru tahu soal ini,"sahut si tuan rumah dengan ekspresi heran sekaligus senang. Dirinya adalah penderita asam lambung, itu tandanya harapan bisa sembuh dengan memakan daun kelor. Untuk memastikan cara pemakaiannya, Esti pun bertanya,"Caranya gimana, Mas?" "Dimasak sebagai sayur," jawab Eko sambil mulai mengaitkan ranting dengan pisau pada galah. "Kok dimasak? Bukan, Mas! Dahan daun kelornya dipercik-percikan pada sekujur tubuh jenazah," protes Salimah yang telah berada di antara dua bersaudara sambil tersenyum. "Jenazah siapa, Mbak?"tanya Esti kaget dengan ucapan Salimah barusan. "Lah, memang untuk jenazah. Memangnya tadi Mas Eko bilang apa?"Salimah pun balik bertanya. Akan tetapi, sebelum Esti sempat menjawabnya, Eko buru-buru menarik tangan Salimah. "Udah dapat banyak. Buruan siap-siap! Begitu selepas Subuh kita pergi." "Kalian itu gak jadi nginap sini?"protes Esti dengan raut wajah kecewa. "Kami masih ada keperluan penti
Read more
PASAK HITAM GAIB
Pak Markum menaburkan serbuk daun bidara pada air dalam ember. Dia mengaduk perlahan dengan dahan daun kelor seraya mengucapkan Basmallah. Pak Tua ini mengambil dahan daun kelor dari ember lalu menepuk-nepukannya ke seluruh permukaan kedua kaki jenazah. Percikan-percikan air bercampur serbuk bidara membasahi seluruh permukaan kedua kaki. Hawa panas menguar menyelubungi bagian dalam bilik. Hal itu membuat tubuh Pak Markum, Pak Pardi dan yang lain bagai dipanggang. Peluh berkeringat mengucur deras membasahi tubuh mereka. Pak Markum memercikkan air larutan serbuk bidara pada tubuh jenazah. "Tolong rapatkan kedua kaki lalu ikat tungkainya!"perintah Pak Markum yang langsung dilaksanakan oleh asistennya dan Pak Pardi Pak Tua ini sedang fokus berdoa, tiba-tiba telinganya berdenging. Dia merasa suasana seketika sunyi senyap. Tak ada suara tangisan dan doa-doa yang dilantunkan oleh para pelayan. Pak Markum seperti berada di dimensi yang berbeda. Dalam keheningan tersebut pria tua it
Read more
JAMAL KESURUPAN
Eko langsung menghidupkan mesin lalu mengendarai motor menjauh. Sementara pria kurus tersenyum lebar sambil mengeluarkan selembar uang merah dari dalam saku celana."Gak perlu capek plus buang bensin. Uang pun di tangan,"ucap pria kurus lirih."Temani aku tidur! Di sini gelap!" Terdengar suara almarhum di telinga pria kurus diiringi deru angin dingin."Si-Siapa ka-kamuuu?"tanya pria ini dengan tubuh gemetar. Kedua mata memindai sekitar. Namun, tidak ada siapa pun. Sepi sunyi dan dia sendirian di tengah ladang kosong. Tiba-tiba di hadapannya muncul sosok tanpa kepala. Pria ini ingat betul itu adalah tubuh temannya barusan dikubur. Jaket dan celana yang sama saat si teman ditemukan tewas. Pria kurus ini berdiri terpaku dengan kedua kaki tidak bisa digerakkan. Dia seperti terhipnotis sosok tanpa kepala di hadapannya.Dia ingin lari, tetapi tubuhnya bagai terbelenggu tetap mematung. Keringat deras membanjiri sekujur tubuh. Tiba-tiba terdengar gelegar petir memekakkan telinga lalu diikut
Read more
BU SILVIA SIAP DIKORBANKAN
"Bismillahirrahmanirrahim! Pergilah! Di sini bukan tempatmu,"ucap Pak Ustaz sambil mengusap-usap kening Jamal."Bismillahirrahmanirrahim! La haula quwata illah billah!"ucap kencang Pak Ustaz.Kedua mata Jamal terbuka. Pria kurus ini seperti orang linglung. Dia bingung dengan situasi di sekelilingnya."Assalamualaikum, Mas Jamal," ucap pelan Pak Ustaz."Wa'alaikumsalam, Pak Ustaz," balas Jamal."Tolong buka pintunya agar ada udara segar yang masuk."Jamal yang lemas diajak balik ke rumah Pak Pardi. Pria kurus ini dengan penuh penyesalan mengucapkan kata maaf lalu mengembalikan uang Pak Pardi."Kamu berikan ke Mas Eko! Dia harus dapat uang ini karena telah melarung barang itu ke laut,"ucap Pak Pardi kepada Jamal."Baik, Pak. Uangnya akan saya berikan ke Mas Eko,"balas Jamal dengan kepala menunduk karena malu.****Eko dan Salimah berboncengan menuju laut. Motor yang mereka kendarai begitu berat lajunya, bahkan beberapa kali mogok di jalan."Mas, masih jauh?"tanya Salimah dengan tubuh me
Read more
NIKITA SIAP BERSOLEK
Penguasa Bukit Bajul itu ingin jadi pengicip pertama darah yang keluar. Bu Silvia melihat tali yang dibawa oleh Pak Atmo. Wanita itu langsung paham dengan yang akan dilakukan pria tua terhadap dirinya. Tubuhnya seketika bergidik dan hatinya deg-deg plas. Sosialita ini bergerak cepat dengan berlari untuk menghindari pria tua. Sedari kemarin, Bu Silvia telah berniat kabur dari gudang tua. Namun, dia tidak melihat pintu, jendela atau celah satu pun untuk meloloskan diri. Dia merasa aneh saja karena saat mendatangi gudang kemarin, masih ada pintu dan jendela. Bu Silvia telah berteriak-teriak minta tolong sejak kemarin dan teriakannya seperti tidak ada yang mendengarkan. Gudang ini telah ditutupi selubung ajaib lewat mantra yang dibaca olah Pak Atmo. Bu Silvia dari kemarin telah ditemani arwah-arwah penasaran dari tulang belulang yang berserak. Rasa sedih, ketakutan, marah serta keputusasaan menjadi satu dalam dada sosialita ini. "Apa kabar, Cantik? Ayo mendekat sini!"seru Pak Atm
Read more
TEROR NYI DHIWOT
“Nduk, kamu siap-siap tebar pesona lagi. Habiskan cairan ini!" Kemudian dengan corong kecil, pria tua mulai tuangkan cairan berwarna merah bening ke lubang hingga tandas. Sesaat setelah cairan sudah tak tersisa, tiba-tiba dari lubang keluar aroma wangi bunga. Dari lubang yang sama kemudian keluar asap putih lalu menyelimuti area gundukan. Pak Atmo tertawa bahagia. “Nduk, kamu udah cantik dan wangi kembali. Buruan kejar mangsamu kembali,” ucap Pak Atmo sembari bangkit menatap asap yang mulai menggumpal membentuk sesosok gadis cantik jelita. **** Esti dan Pras telah sampai di dermaga. Demi keselamatan Salimah, akhirnya wanita ini diharuskan menumpang mobil. Sedangkan Eko mengendarai motor mengikutinya. Sepanjang perjalanan, Salimah duduk dengan menyelonjorkan kaki. Dengan mata setengah terpejam. "Mbak, pengen beli sesuatu?"tanya Esti seraya mengamati Salimah dari kaca spion. Salimah hanya menggeleng lemah. Tubuhnya tampak benar-benar tidak ada tenaga. Untuk berucap sepatah
Read more
DENDAM TAK TEPAT
"Astaghfirullah!" "Ini gangguan dari makhluk tak kasat mata!" "Audzu billah himinasyitonirrojim!" Mereka berteriak karena merasa mengkhawatirkan keselamatan kelima penghuni rumah yang terjebak dengan pusaran angin. Sebagian dari warga memanggil bantuan. Tak berapa lama kemudian terdengar suara sirine polisi, mobil damkar dan ambulans. Mobil bala bantuan tersebut menerobos masuk halaman. Mereka bahu membahu mencari cara untuk menyelamatkan kelima orang. Sementara itu, Pak Toyib meminta yang lain duduk dan berdoa untuk memohon pertolongan keselamatan kepada Allah. Lima mobil bala bantuan siaga di pinggir halaman. Mereka sedang mengamati arah pergerakan pusaran angin. Sementara itu Pak Toyib mengajak yang lain mengambil wudhu secara bergantian. Kemudian mereka salat sunah dua rakaat lalu diakhiri dengan zikir dan selawat. Pelan tapi pasti pusaran angin mulai mereda. Ketiga orang masih khusyuk berdoa. Secara mengejutkan Salimah berteriak kesakitan. "Panas! Panaaas!" Tubuh
Read more
RUMAH PERLU DIRUQYAH
"Tanyakan itu pada temanmu yang di sana!" Selesai berucap tubuh Ersi lenyap tak berjejak. Pras kaget dan berdiri. Pria ini mendekat ke tempat istrinya menghilang. "Eh, siluman! Apa urusan kami dengan kamu? Kembalikan istriku!"teriak Pras yang marahnya telah sampai ke ubun-ubun. Salimah yang panik, berteriak histeris. "Mas Eko, tolooong!" Eko bersama beberapa petugas damkar berlari menuju teras. Pras marah tidak terkendali. "Kembalikan istriku! Kami tidak ada urusan dengan kalian! Berdebah!" "Pras, sadar! Ada apa ini?"tanya Eko yang segera menepuk bahu iparnya tersebut. "La haula quwata illah billah!" Pria ini berdiri terpaku tanpa kata. Eko membimbingnya untuk duduk di kursi. Salah satu anggota damkar berkata,"Mas, bagaimana kalau tempat ini kami bantu ruqyah? Bisa jadi gangguan tadi masih ada yang tersisa." "Kalian bisa lakukan ruqyah juga?"Eko terkejut dengan tawaran pimpinan tim damkar barusan. "Kebetulan anggota tim damkar yang muslim rutin melakukan pendalaman aga
Read more
WANITA MISTERIUS
"Silakan masuk!" Terdengar suara seorang wanita dari dalam. "Itu pasti adek Pak Toyib,"jelas Pras. "Anak istrinya?"tanya Salimah penasaran. "Meninggal dalam kecelakaan kereta api saat pulang kampung,"balas Pras. "Dia orang baik. Gak usah dimintain tolong, sudah peka sendiri. Orang yang ringan tangan dan taat dalam beribadah. Coba gak sakit, dia yang akan memimpin doa ruqyah." Bertiga pun masuk kamar. Namun alangkah terkejutnya mereka, dalam kamar hanya ada Pak Toyib yang sedang terbaring dengan alat bantu pernapasan. "Yang tadi suara siapa?"tanya Salimah. "Baca doa saja! Moga saja gak ada gangguan lagi,"ucap Eko sambil mendekat ke ranjang. Tampak Pak Toyib sedang tidur pulas. Pria berbadan kekar ini memegang tangannya sambil membaca Ayat Kursi. Pras pun ikut berdoa. Salimah hanya menunduk karena dia tidak mengenal doa seperti itu. "Aku mau cari perawat. Bisa-bisanya pasien dibiarkan sendiri tanpa penjagaan,"kata Pras seusai berdoa. Pria ini beranjak keluar kamar. "Bi
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status