All Chapters of Pesona Presdir Posesif: Chapter 81 - Chapter 90
106 Chapters
Cemburu? Itu Konyol
Tidak mungkin Claudia tidak tergoda dengan tawaran Ryuga. Menginap di apartemen mewah dengan fasilitas lengkap serba ada.Claudia sangat tertarik dengan kursi pijatnya. Membayangkan setelah seharian penuh bekerja lalu bisa merilekskan badan di kursi itu sungguh kenikmatan yang tiada tara.‘Haish, sadar diri kamu, Claudia!’Claudia merasa jengah. Matanya memicing ke arah Ryuga. “Berhenti menggodaku, Ryuga,” ucapnya dengan sedikit kesal.Ryuga mendengus tak percaya dengan tingkah Claudia yang jauh lebih berani padanya.“Aku tidak menggodamu, Claudia. Aku serius,” bantah Ryuga. “Kalau kamu butuh tempat untuk istirahat dan tidak ingin diganggu, menginap di apartemenku saja.”Apa-apaan Ryuga ini!? Memang boleh memperlakukan tunangan kontraknya sebaik ini? “Terima kasih sebelumnya, Ryuga,” sahut Claudia seadanya.Pria itu menghela napas. Dia menatap Claudia serius. “Apa yang kamu dengar dari Bella di telepon tadi?” Ryuga mengganti topik pembicaraan. Tidak, sejak awal Ryuga memang ingin men
Read more
Hal yang Ryuga Benci
Sejujurnya Claudia tidak tahu harus merespons Ryuga dengan cara seperti apa. Tapi, seperti yang sudah-sudah refleks respons Claudia selalu buruk.“Apa rasanya nggak berlebihan kamu memberikan bunga–“–Ryuga Ryuga,” potong Claudia seraya menahan tangan Ryuga yang ingin membuang buket bunga tersebut ke tong sampah di dekatnya.“Kamu mau buang bunganya?” tanya Claudia tidak habis pikir.Ryuga mendengus. “Hanya jika kamu tidak menginginkannya, Claudia.”Wanita itu setengah bangkit dan langsung mengambil alih buket bunga di tangan Ryuga. Claudia rasa dia tidak mengatakan tidak mau.“Aku tahu uangmu banyak, Ryuga. Tapi, ini namanya buang-buang uang. Kamu juga nggak menghargai florist kalau gini namanya–Ucapan Claudia terputus kala Ryuga menempelkan jari telunjuk di bibirnya sendiri.“Seharusnya kamu terima bunganya sejak awal, Claudia.”Pria itu memutuskan kembali duduk di kursinya dan mengambil jeruk untuk dikupas kulitnya. Sejenak Claudia hanya memandang buket bunga itu. Dia berpikir pad
Read more
Dipanggil Istri Om
“Selamat malam. Selamat datang di supermarket Impian.”Petugas di kasir memberikan sapaan ketika Claudia dan Ryuga masuk ke dalam supermarket. Claudia membalas dengan senyuman. Dia memutuskan membawa buket bunga pemberian Ryuga dalam pelukannya dibandingkan ditinggal di luar.Saat akan mengambil keranjang, kulit tangan Ryuga dan Claudia tak sengaja bersentuhan kala Claudia dan Ryuga secara bersamaan akan mengambil sebuah keranjang. Pandangan Claudia naik, menatap Ryuga yang lebih tinggi darinya.“Aku saja yang bawa,” tegas Ryuga yang membuat Claudia menurunkan tangannya.“O-oke.” Claudia tak mempermasalahkan. Toh, tangannya juga sedang memegang buket.Lalu langkah Claudia menyusuri lorong kabinet camilan. Dia hanya mengambil empat bungkus dengan varian yang berbeda untuk kedua adiknya itu.Ryuga tak mengatakan apa pun setelah menyadari Claudia sudah selesai mengambil apa yang dibutuhkannya.“Sudah, Claudia?”Kepala Claudia menoleh lantas mengangguk. “Aland Dirga cuma suka camilan yan
Read more
Loh, Kenap Bisa Disini!?
Usai dari supermarket dan Claudia mendapatkan izin dari Ryuga untuk pulang sendiri saja, wanita itu bergegas agar Aland dan Dirga tak mencurigai kepergiannya yang terlalu lama.Tadinya Ryuga bersikukuh ingin mengantarkan Claudia, hanya saja Claudia takut jika Aland dan Dirga melihatnya.‘Ryuga sama aku kayak punya hubungan yang nggak direstui keluarga, jadinya ngumpet-ngumpet,’ pikir Claudia.Saat Claudia hendak membuka pintu rumah, Dirga mengirimkan pesan padanya.[Dirga: Mbak kesasar di supermarket? Gue susulin, ya?]“Cish, yakali aku kesasar. Dirga ada-ada aja,” cibir Claudia memasukan ponselnya ke saku depan sweater Aruna tanpa membalas pesan pemuda itu.Sejurus kemudian Claudia meringis. Sweater Aruna tidak akan dikenali oleh Dirga ‘kan?Baru berpikir demikian, sosok Dirga langsung muncul begitu pintu terbuka dari dalam. Dirga sudah mengenakan hoodie kesayangannya.“Kenapa lama, Mbak?”Mendapati Dirga yang memandang Claudia dengan khawatir malah membuat wanita itu terkekeh. Dia i
Read more
Rencana Berikutnya
Paginya, Claudia sudah bersiap pergi ke kampus. Dia sudah tidak menemukan Aland dan Dirga di seluruh sudut rumah. Hanya ada catatan kecil yang ditempel di pintu kulkas. [Dirga: Gue jemput Aruna.] [Aland: Gue ada kelas pagi, Mbak. Jaga diri dan selalu hati-hati.] “Mbak ‘kan belum kasih uang jajan sama kamu, Al,” gumam Claudia sambil berlalu pergi. Wanita itu hanya perlu mengambil tasnya saja yang ditaruh di sofa. Claudia bisa mengirimkan uang melalui rekening nanti pada Aland. Meskipun uang Claudia sudah sangat menipis, dia tetap ingin memberikan uang saku pada adiknya itu. Maka, setelah selesai mengunci pintu rumah, Claudia melangkahkan kaki ke luar pekarangan. Netra matanya menangkap kehadiran mobil mewah Ryuga yang terparkir tepat di depan rumah Dirga. “Untung saja Aland Dirga sudah pergi.” Claudia menghela napas lega. Pintu belakang mobil sudah terbuka, itu artinya Ryuga membawa sopir. Buru-buru Claudia masuk ke dalam sebelum ada banyak pasang mata yang tak sengaja memperhati
Read more
Dipanggil Nama Akrab
Melalui sentuhan tangan Ryuga, rambut Claudia disulap menjadi model french braid yang membiarkan rambut panjang bawahnya dibiarkan menjuntai setelah mengepang dua bagian atas rambutnya.Melalui cermin kecil miliknya, Claudia tersenyum. Ryuga menarik tubuh wanita itu agar menghadap padanya.Pada akhirnya, Claudia lebih memilih membalik tubuhnya dibandingkan duduk di pangkuan pria itu. Yang benar saja, Claudia masih waras.“Kok kamu jago, sih?” heran Claudia menatap manik hitam Ryuga. Semakin lama Claudia mengenal Ryuga, pria yang tampak dingin dari luar itu punya kelebihannya tersendiri.Claudia memberikan dua jempolnya. “Aku suka. Terima kasih ya, Ryuga.”Ryuga menatap puas melihat hasil pekerjaan tangannya pada rambut Claudia. Dia mendengus, “Terima kasih saja?”‘Ternyata ada maunya,’ keluh Claudia menggelengkan kepala. Namun, karena dia senang, mangkanya Claudia bertanya, “Ya sudah, kamu mau apa Ryuga?”Sejurus kemudian, Claudia terpikirkan satu hal. Buru-buru dia menambahkan, “Bole
Read more
Memastikan Sesuatu
Di sisi lain, Aruna baru ke luar lima menit setelah kedatangan Dirga ke kediamannya. Seperti yang sudah-sudah, Dirga tak pernah mau masuk ke dalam rumah.Siapa coba yang tidak kesal mendapati sikap kekasihnya seperti itu? Untung stok kesabaran yang Aruna miliki sedalam lautan, jadi itu bukan masalah besar.“Pagi, Dirga sayangggg!” sapa Aruna tiba di hadapan kekasihnya. Dalam sekali lihat, perawakan Aruna tampak menarik perhatian. Gadis itu terlihat segar dengan senyum manis yang selalu terpatri di bibirnya juga matanya yang kerap kali berbinar.Dirga hanya menganggukkan kepala tanpa membalas sapaan kekasihnya. Dia menyodorkan helm yang biasa digunakan Aruna.“Ambil,” kata Dirga dengan nada suaranya yang lempeng. Namun, Aruna menggeleng ragu. Dia menaikkan pandangan untuk menatap manik hitam Dirga.“Aku boleh nggak pake helm nggak? Soalnya takut kepangannya berantakan, Dir,” keluh gadis itu seraya meraba dua kepangan di kepalanya.Sontak itu membuat Dirga menaikkan satu alisnya, menatap
Read more
Kebetulankah?
Mudah saja membuat Aruna yang berisik tiba-tiba menjadi pendiam seperti itu. Dirga sampai melirik berkali-kali, menilai ekspresi wajah yang ditunjukkan Aruna.“A-aku lagi salting, Dir. Jangan kamu lihatin terus!” Diam-diam Aruna sadar jika Dirga memperhatikannya. Aruna membawa kedua tangannya untuk menjadi pembatas agar Dirga tak bisa melihat wajahnya.Sisi wajah Aruna panas.Dirga hanya menggelengkan kepala. Begitu saja salting? Dasar berlebihan.Manik hitamnya fokus ke depan. Keduanya sudah berada di kampus. Dirga sedang mencari tempat parkir.“Lo turun. Gue mau parkir di basemen,” suruh Dirga dengan nadanya yang datar. “Dan langsung ke kelas duluan.”“Nggak bareng? Aku bisa nunggu kamu di sini selagi kamu parkir,” sahut Aruna sedikit kecewa. Dia sudah menurunkan tangannya.“Nggak, Aruna,” tolak Dirga. “Kita pisah di sini.” Maksudnya setelah ini pasti Aruna dan Dirga sibuk dengan kehidupan kampusnya sendiri.Meskipun satu kelas, Dirga selalu menghindari satu kelompok atau berdekatan
Read more
Berujung Kenalan
Kedatangan Bellanca Grey tentu membuat orang-orang yang ada di Gymnasium heboh. Namanya sedang diberitakan di platform sosial media. Baik itu soal kejuaraan-kejuaraan yang telah diraihnya maupun soal asmara cintanya.Bu Yuli yang sudah kembali dari kamar mandi juga terkejut melihat sosok Bellanca yang tengah membagikan satu dua tips.“Loh? Mentornya diganti? Kenapa Ibu nggak tahu?” Bu Yuli tampak terkejut sendiri.Perhatian Claudia teralihkan dari yang sedang menyimak Bellanca menjadi menatap Bu Yuli. “Tante … nggak tahu?”Cepat-cepat Bu Yuli menganggukkan kepala ke arah Claudia. Matanya yang sedikit membola menunjukkan kalau Bu Yuli juga sama terkejut. Wanita paruh baya itu tidak berbohong.“Sebentar, Clau, Tante cek group dulu,” ucap Bu Yuli mengeluarkan ponselnya untuk mengecek pesan.Siapa tahu dia melewatkan informasi penting mengenai pergantian mentor yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dan Bu Yuli menaikkan alisnya tinggi-tinggi membaca informasi pergantian itu baru diberitahukan
Read more
Ultimatum
Seharusnya Claudia hanya sebentar saja berada di dalam toilet. Wanita itu sedang mencuci tangannya di wastafel dan berencana kembali ke Gymnasium.Namun, ada panggilan masuk dari Ryuga sehingga mau tak mau Claudia mengangkat panggilan tersebut.Detik setelah Claudia menerima telepon dengan menjepit ponsel di antara pundak dan telinganya, Claudia membatin, ‘Kenapa aku secepat ini terima telepon dari Ryuga!?’“Claudia Mada, di mana kamu?”Suara tegas Ryuga mengudara. Claudia merespons cepat. “Aku di toilet. Kenapa, Ryuga?”“Sendirian?” Ryuga kembali mengajukan tanya.“Iya … sendirian. Masa rame-rame,” sahut Claudia tidak habis pikir. Dia mengeringkan tangannya menggunakan tissue.“Ada apa, Ryuga? Kamu menelepon untuk menanyakan itu?” Samar Claudia mengerutkan dahinya. Rasanya tidak penting saja menurut Claudia.“Tidak, aku dengar Bella jadi mentor di sana.”Ah, sekarang Claudia mengerti. Bibirnya tersenyum lemah. Dia memandang dirinya sendiri di cermin. Kebetulan di toilet ini hanya ada
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status