Semua Bab MISTERI RANJANG SUAMIKU : Bab 101 - Bab 110
115 Bab
ANGGA DINIKAHKAN DENGAN LALA
Warga yang beramai-ramai telah tiba, hanya bisa terkejut sambil melebarkan pupil mata mereka semua, saat melihat kejadian yang terjadi di hadapan mereka.Bahkan sekali pun, mereka tidak pernah menyangka bahwa orang seperti Angga akan melakukan hal sekotor itu pada wanita.Mereka menatap jijik pada Angga yang saat itu berusaha untuk menjelaskan mati-matian pada mereka. Namun sayang, tatapan buruk mereka itu sudah mendarah daging, dan sama sekali tak bisa diubah."Gimana ini? Mas Angga udah buat apa sama gadis ini?""Eh, dia nangis!""Lihat bajunya sobek kayak gitu! Dasar bejat!"Mereka menuduh Angga yang bukan-bukan. Percekcokan pun terjadi semakin panas, sehingga para warga bahkan ingin menarik Angga dan membawanya ke kantor polisi.Lala yang saat itu sedang dibantu oleh salah seorang ibu untuk ditutupi dengan selimut, kemudian hanya menangis sambil mengatakan bahwa jangan lapor polisi.Dia membuat dirinya seperti orang yang sudah hutang Budi, makanya dia sama sekali tak ingin melihat
Baca selengkapnya
LALA YANG SEBENARNYA
Secepat kilat, Angga langsung melemparkan pertanyaan pada petugas di depannya."Loh, kenapa masukin barang-barangnya ke dalam kontrakan saya? Selama ini saya nggak pernah mesan barang elektronik."Pria yang tengah mengerahkan otot lengannya itu pun, menoleh. "Loh? Kami juga nggak tahu apa-apa, Mas. Kami cuma disuruh buat nganterin dan mindahin barangnya ke sini. Setahu kami yang mesen itu perempuan, Mas.""Perempuan? Perempuan mana yang-" baru saja Angga hendak menyelesaikan ucapannya, Lala yang saat itu berinisiatif keluar pun terkejut saat melihat pemandangan yang terjadi di hadapannya."Loh, ternyata barang-barangnya udah nyampe? Kebetulan banget, langsung aja masukin ke dalam," kata Lala, yang membuat para petugas itu pun melanjutkan apa yang sedang mereka lakukan saat itu. Setelah itu, Lala pun langsung menoleh ke arah Angga yang sudah menjadi suaminya kemudian menyuruh pria itu untuk membayar. "Tuh, Mas, tagihannya sepuluh juta. Mas bayar, gih!"Tanpa pikir panjang, Angga langsu
Baca selengkapnya
PERUSUH DI WARUNG
Angga terlihat telah menyelesaikan sholatnya. Perlahan, dia yang sudah selesai berdzikir itu merasa begitu tenang, karena telah menyelesaikan kewajibannya. Namun beberapa saat kemudian, dia malah kembali merasakan dilema yang berkepanjangan itu.Dengan tatapan matanya yang bimbang dan bertanya-tanya, dia pun mulai meledak lagi."Kenapa sih wanita itu harus datang dalam hidup aku? Bisa-bisanya aku nikah sama perempuan kayak dia? Ya Allah, apa lagi ini?"Angga yang pada awalnya merasa lebih tenang karena telah melaksanakan kewajibannya pada Sang Maha Pencipta, tiba-tiba saja meluap saat ia terduduk dan merenungi apa yang sudah terjadi pada dirinya. Angga manusia biasa. Wajar punya amarah saat dirinya merasa terzalimi, bukan?Semenjak kedatangan Lala dengan memfitnahnya, Angga tidak pernah terlihat damai.Pria itu selalu saja marah-marah, walau hanya dengan perkara kecil saja.Angga sadar, bahwa kedatangan Lala dalam hidupnya itu benar-benar sudah menghancurkan segalanya.Ingin rasanya
Baca selengkapnya
LALA MENYEMBUNYIKAN APA?
Angga sontak bergegas mendekat. Pria itu mengepalkan tangan, membuat tinju yang sempurna untuk dia lepaskan."Cepat, aku harus cepat!" ujarnya, yang melangkah agresif. Tanpa disadari, baru saja pria itu hendak menyeberangi jalan untuk sampai ke sisi Lala, juga pria misterius yang sedang memegang amplop itu, tiba-tiba saat ia mengangkat kepala mereka pun sudah tak ada lagi di sana."Loh? Mereka pergi ke mana? Kok nggak ada lagi?"Angga mempercepat langkahnya dan mulai menyisir sekitaran situ, namun benar saja, dia sama sekali tak bisa menemukan di manakah keberadaan sang istri dan juga pria misterius itu.Angga hanya bisa menyesal sambil menyimpan kembali rasa penasarannya dalam-dalam. "Hhh. Sebenarnya apalagi yang udah direncanain sama perempuan itu? Apa yang Lala sembunyikan?" Dirinya pun kemudian beralih ke tempat lain.***Malam pun tiba. Tanpa terasa, hal itu masih mengganggu pikiran Angga, sehingga dia terus memikirkannya tanpa henti.Sembari duduk sambil terus memikirkan hal ter
Baca selengkapnya
LEBIH BAIK AKU HIDUP SENDIRI
Angga berlari dengan cepat mengikuti arah suara yang menggema di telinganya. Suara itu berasal dari kamarnya, suara yang sangat familiar, suara yang berasal dari brankas kecilnya yang jatuh. Begitu memasuki kamar, dia melihat Lala berdiri di samping brankas yang tergeletak di lantai. Wajahnya tampak pucat, matanya memandang Angga dengan rasa takut.Angga kemudian berjalan mendekat pada Lala. Brankas itu terlihat sudah berada di lantai, ia masih tidak percaya bahwa wanita ini masih ingin mencuri uang lagi darinya setelah pembayaran lima juta atas ponsel barunya, kini bahkan ia ingin mengambil uang dalam brankas yang selama ini Angga simpan. Angga tidak tahu masalah apa lagi yang diperbuat oleh wanita yang selalu membuat dirinya pusing itu. Angga sama sekali tidak percaya setelah ia menolong perempuan itu dan menikahinya, malah sekarang ia yang tertimpa masalah terus-menerus. Angga sebenarnya ingin melupakan kejadian di masa lalu, di mana Lala memfitnahnya dan kemudian dia harus menika
Baca selengkapnya
AKHIR HIDUP ANGGA
Lala sudah pergi meninggalkan Angga sedari tadi, entah apa benar ia pergi untuk melaporkan tentang yang terjadi pada semua warga. Angga masih duduk dengan lemas, brankas masih berada di lantai rasanya tidak sanggup untuk diri laki-laki itu bangkit saat itu juga. Setelah kepergian Lala, Angga merasa sedikit lega. Laki-laki itu merasa Lala mungkin tidak akan berani memanggil para warga dan melakukan seperti apa yang ia katakan. Angga berharap, ia segera berpisah tempat tinggal dengan wanita seperti itu. Karena pada dasarnya diri pria itu sudah sangat capek apalagi harus tertekan batin setiap hari karena harus tinggal bersama wanita egois dan juga tidak mau bekerja bersama tersebut. Saat Angga sedang berpikir tentang perceraian dan juga kehidupan setelah bercerai dari Lala, terdengar beribu perkataan di luar rumahnya. Vokal itu sangat berisik seperti banyak orang yang sedang berada di depan rumahnya sekarang. “Siapa itu?” batin Angga. Angga melihat dari jendela kamar dan betapa terkeju
Baca selengkapnya
HIDUP TERUS BERJALAN
Beberapa bulan berlalu, lelaki bernama Angga itu kini telah memiliki rumah sendiri dan warung bakso yang berdiri di depan kediamannya. Dia berhasil mengatur hidupnya menjadi insan yang jauh lebih baik. Angga juga masih berusaha untuk menghindari perempuan. Dia masih trauma kejadian bersama Lala dulu terulang kembali. Lagi pula, Angga juga sudah bolak-balik menikah. Angga takut pernikahannya akan gagal lagi dan gagal lagi.Dia tinggal sendiri. Memasak dagangannya seorang diri pula. Sesekali Angga sakit, tetapi dia masih bisa menahan semuanya. Angga lebih bahagia sekarang, meski tak siapapun yang dapat diajak bicara. Terkadang Angga sampai mengobrol dengan tembok mati di kamarnya. Warung bakso Angga selalu dipenuhi pembeli, dari pagi hingga malam, tak pernah sepi. Dia selalu menjaga kualitas dan keramahan dirinya sendiri selaku sang empunya dagang.Suasana hari itu pun tidak berbeda, warungnya penuh sesak dengan pembeli yang antri untuk menikmati bakso buatannya.Di tengah kesibukan it
Baca selengkapnya
RINA
Matahari sudah lama terbenam ketika Angga perlahan membuka matanya, kebingungan menyelimutinya saat dia mencoba memahami di mana dia berada. Kepalanya berdenyut dan sinar lampu yang temaram di ruangan itu tidak membantu. Sambil mencoba mengumpulkan kekuatannya, dia menoleh dan terkejut melihat sosok yang duduk dengan tenang di sisi tempat tidurnya."Mas Angga, kamu sudah sadar?" Rina bertanya dengan suara yang penuh kelegaan. Wajah cantiknya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam."Rina?" Angga berkata dengan suara serak, masih mencoba memproses apa yang terjadi. "Ada di mana kita?""Kita di rumah sakit, Mas. Tadi aku mau beli bakso, tapi pas aku mengetuk pintu rumahmu, tidak ada yang menjawab. Aku minta maaf karena sudah lancang masuk rumah kamu tanpa izin, tapi , aku melihat Mas pingsan," jelas Rina dengan detail, matanya tidak lepas dari wajah Angga.Angga berusaha mengingat kejadian sebelumnya, "Aduh, iya. Aku memang merasa pusing banget. Tapi aku nggak menyangka bakalan pingsan.
Baca selengkapnya
SALAH PAHAM
Degh!Angga yang sedang sibuk melayani pembeli di warung baksonya lantas tunggang langgang menghampiri Rina yang telah dihakimi oleh sosok tak dikenal. Nyaris saja Angga terpelanting ke tanah, karena tersandung oleh kakinya sendiri. Dia ingin cepat-cepat sampai di depan sana demi mempertanyakan Apa yang terjadi.Ia melihat seorang ibu-ibu berkaos ungu yang baru saja turun dari motornya dan tampak sangat marah entah sebab apa sambil menuding-nuding Rina. Angga belum bisa mendengar percakapan mereka sepenuhnya. Dia harus lebih cepat sampai ke sana.Tanpa berpikir panjang, Angga bergegas menyelamatkan situasi. Ia meninggalkan warung baksonya dan berlari menghampiri mereka. "Maaf Bu, kenapa ibu malah marah-marahi teman saya? Ada apa ini? Mungkin kita bisa bicarain dengan tenang," titah Angga mencoba meredakan suasana.Namun, ibu itu tak kunjung reda dan terus memarahi Rina, "Kamu ini guru atau apa, tega sekali memarahi anak saya!"Rina dengan nada cemas menjawab, "Maaf Bu, saya enggak pe
Baca selengkapnya
RINA VS AYU
Dalam cuaca yang diselimuti oleh kegelapan, warung bakso Angga masih ramai dengan suara para pembeli yang datang dan pergi. Lampu yang tergantung rendah di warung itu menambah kehangatan suasana di malam yang sejuk ini. Angga, seorang penjual bakso yang dikenal dengan keramahan dan kejujurannya, sibuk melayani setiap pembeli dengan senyuman lebar."Mas, aku tiga bungkus, ya!""Aku satu mangkuk aja makan di sini, Mas!""Mas, saya dulu, dong! Kasihan anak di rumah sudah kelaparan."Cicitan cicitan para pembeli semakin menguar. Angga merasa senang, meski satu sisi dia kelimpungan."Iya, sabar ya semuanya."Saat sedang mengaduk bakso di dalam panci besar, tiba-tiba seorang anak kecil berlari mendekat ke warungnya. Anak itu, dengan napas yang tersengal, mengulurkan sebuah kotak kecil kepada Angga. Terkejut, Angga menurunkan sendok besar dan menerima kotak tersebut."Untuk om," kata si anak kecil dengan senyum yang manis. Jemari mungilnya terulur memanjang."Eh?"Angga menghentikan aktivita
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status