All Chapters of MISTERI RANJANG SUAMIKU : Chapter 91 - Chapter 100
115 Chapters
SEDIH TAK TERTOLONG
Pria yang memekik karena kepalanya sakit itu kemudian menoleh ke belakang, akan tetapi dia sama sekali tak bisa menemukan siapapun, karena Angga yang menjadi pelaku utama itu sudah bersembunyi terlebih dahulu dan melarikan diri dari sana akibat takut amukannya."Eh, gila aja. Siapa yang udah berani ke kepala orang? Dasar!"Setelah merasa lebih aman, Angga langsung berjalan ke arah lain untuk menghindari pria tersebut dan melarikan diri."Huh, Untung aja deh sama sekali nggak ngelihat aku. Kalau lihat, bisa abis aku!"Angga pun memilih untuk pulang saja saat itu dan menutup hari yang buruk itu dengan rebahan di rumah.***Tiga hari kemudian, Angga memutuskan untuk mencoba berjualan lagi. Dia percaya bahwa rezeki itu sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa, makanya dia sama sekali tidak pernah khawatir tentang kata-kata dan juga upaya orang lain untuk menjatuhkan dirinya."Semoga hari ini nggak ada kejadian yang aneh lagi," pinta Angga, berharap dia tidak akan bertemu dengan masalah hari itu.
Read more
UJIAN HIDUP
"Kamu penjualan bakso tikus yang ada di seberang, kan?""A-apa?"Angga sangat terkejut saat mendengarkan tuduhan si ibu pemilik kontrakan. Padahal, bukan dia yang melakukannya, akan tetapi fitnah yang ditujukan padanya terus saja bertambah.Pemilik kontrakan itu sebenarnya tidak tahu apapun. Namun, karena rumah Angga cukup dekat dari tempatnya berjualan bakso, maka rumor itu pun sampai ke telinganya."Pokoknya kamu cepetan pergi dari sini, yah! Saya nggak mau nanti jadi bulan-bulanan warga karena kamu tinggal di kontrakan saya," sambung si ibu, masih dengan wajah yang penuh dengan emosi dan menatap jijik pada Angga yang berada tepat di tempatnya.Angga yang sama sekali tidak bersalah itu kemudian mulai membuat alasan. "Bu, sebenarnya semua itu cuma fitnah. Saya juga nggak tahu kenapa tikus itu bisa ada di dalam bakso. Tapi bahkan saya berani bersumpah kalau bakso itu sama sekali nggak saya buat pakai daging tikus."Angga membela diri dengan lantang. Tapi, akankah ibu itu percaya denga
Read more
PUTUS ASA
Angga benar-benar terpukul dengan kejadian ini. Padahal, uangnya hanya tersisa itu. Sudah tidak memiliki harta yang lainnya lagi. "Di mana? Ayolah!" ucapnya lagi, penuh harap.Pria itu masih terus berharap sambil membongkar pakaiannya. Tak terasa, beberapa waktu sudah berlalu Angga membongkar-bongkar pakaian, akan tetapi dia sama sekali tak bisa menemukan di manakah dompetnya berada.Angga yang sangat frustasi itu kemudian menumbuk tembok. "Argh! Di mana? Apa benar udah dicuri?" Angga bahkan sampai menangis karena dia sama sekali tak bisa menemukan uangnya lagi.Dirinya yang kalut, mulai membongkar semua tas yang berisikan pakaian. Hingga, tak ada satupun tas lagi yang tersisa yang masih kosong."Aaaaaaaa!" teriak Angga, dengan penuh rasa penyesalan. Angga menjambak rambutnya sendiri. Hingga beberapa saat kemudian, tangisan Angga pun harus berhenti beserta jeritannya karena pintu kost-an itu diketuk orang."Siapa lagi?" Angga terlihat sedikit kesal karena ada saja orang yang datang di
Read more
KEBENARAN MULAI TERUNGKAP
Angga terlihat mengambil ancang-ancang untuk melompat. ia sudah memperkirakan dan tak peduli lagi dengan rasa sakit jika saja dia melompat dari atas ke bawah, dia telah memantapkan hatinya."Ya Allah, aku minta maaf. Tapi ujian ini terlalu berat buat aku," ucapnya, sudah berada di atas jembatan dan bersiap untuk terjun bebas.Sementara itu pada saat yang sama, ada seorang wanita yang tak sengaja melewati jembatan itu dan melihat apa yang sedang dilakukan oleh Angga.Wanita itu pun menatap tajam dan pada Angga, hingga akhirnya dia menyadari apa yang ingin dilakukan oleh lelaki itu."Eh, eh! Mas!" Wanita itu pada akhirnya berteriak dan langsung menarik turun Angga. Tanpa pikir panjang, Angga yang ditarik turun begitu saja sontak langsung berteriak sambil meronta-ronta dan menangis."Harusnya kamu biarin aja aku mati. Kenapa harus ditahan, sih?"Angga membawa dirinya lagi ke atas jembatan. Pada saat yang sama wanita itu pun menahan Angga bersikeras, meski pada akhirnya pria itu terdorong
Read more
ANGGA KEMBALI BANGKIT
Angga kaget tak tertolong. Cengkraman yang pada awalnya ada di bagian lengan pria tersebut, kini telah berpindah pada kerah bajunya.Angga berteriak dengan wajah yang seram. "Kenapa bisa? Kenapa kamu lakuin hal itu sama aku? Kamu tau, berapa banyak kerugian yang udah aku alami? Berapa banyak waktu yang udah terbuang? Dan berapa banyak penderitaan yang udah terjadi sama aku. Kamu tau, nggak?"Angga histeris. Dia memang sudah menduga hal tersebut. Karena tak mungkin secara tiba-tiba, ada tikus di baksonya. Namun, saat mendengar langsung pengakuan dari orang yang sudah melakukan hal itu, Angga malah lebih tak menyangka."Kok ada, manusia yang iri sampe rela hancurin hidup orang kayak gini?" tanya Angga, masih dengan perasaan yang tak percaya.Orang itu sudah kehilangan muka. Wajahnya yang terus tertunduk tanpa bisa diangkat lagi itu, merupakan buktinya.Pria itu pun kembali meminta maaf pada Angga dan mulai menceritakan apa saja yang terjadi padanya sehingga ia bisa melakukan hal yang se
Read more
ORANG BARU
Pasangan suami istri itu pun panik setengah mati. Mereka terdorong ke belakang sehingga para warga itu bisa menghancurkan setiap dagangan yang mereka miliki.Entah itu mangkok ataupun dagangan bakso yang masih tersisa di dalam panci, para warga menghancurkan semuanya tanpa bersisa.Itu adalah hal yang juga dirasakan oleh Angga, dan semua itu sudah terjadi padanya terlebih dahulu.Angga hanya memperhatikan dari kejauhan bagaimana hancurnya dagangan bakso si pasangan suami istri itu. Tanpa melakukan apapun, pria itu sudah tak mau lagi ikut campur dengan semua hal yang menyangkut si pasangan suami istri itu."Maafkan kami! Maaf!" Pasangan suami istri itu pun meminta maaf pada warga yang masih marah pada mereka. Alih-alih mendapatkan jawaban dari apa yang mereka ucapkan, malah warga semakin marah dengan apa yang sudah mereka dengar."Gara-gara kalian berdua kami udah ngelakuin hal yang buruk sama orang yang gak bersalah. Dasar!"Amukan warga semakin lama semakin buruk. Angga yang saat itu
Read more
ANGGA PUNYA TEMAN BARU
Angga tersenyum mendengar permintaan perempuan itu, ia mengangguk perlahan. “Kamu boleh kok kerja di sini.” Angga merasa kasihan, jika dirinya tidak menerima perempuan itu bekerja di sini.Ia tampak tersenyum dengan senang, mendengar jawaban yang di katakan Angga. “Saya berterima kasih sekali, kamu mau menerima saya di sini,” ujarnya dengan sopan dan santun.“Oh ya, nama kamu siapa?”“Lala.” Angga mengangguk dengan mantap, akhirnya ia juga mempunyai pekerja baru. Mungkin akan menjadi teman Angga, teman di masanya yang sekarang.“Kamu tinggal di mana, Lala?” tanya Angga, namun Lala segera Menundukkan kepalanya membuat Angga bingung.“Aku nggak punya rumah, Mas,” jawabnya dengan nada rendah, membuat Angga menjadi kaget.Angga terdiam, ia kasihan jika Lala tidak mempunyai rumah. Dimana lantas ia berteduh jika hujan? Angga juga sudah tahu rasanya, tidak mempunyai rumah dengan kondisi uang pas-pasan“Baiklah. Nanti kamu ikut aku , ya? Nanti aku akan Carikan kamar di kos. Mungkin masih ada
Read more
LALA KABUR
Angga menghitung uang hasil penjualan hari ini, setelah susah payah ia melayani pelanggan. Kini ia berkira penghasilan yang ia dapatkan. Guna bisa melihat keuntungan harian.Angga menghitung uang dengan teliti, agar tak ada kesalahan ataupun selip. Sekaligus Angga akan membandingkan penjualan hari ini dengan yang kemarin apakah ada peningkatan atau tidak. “Setelah menghitung pendapatan, aku akan tutup lebih awal. Badan sudah terasa sangat lelah dan aku juga memerlukan istirahat yang cukup,” ujar Angga dengan raut wajah senangnya. Menghitung uang selembar-demi lembar ia kira secara perlahan. Tetapi Angga merasa heran, karena penjualan hari ini tak sebanding dengan penjualan kemarin. Dengan pelanggan yang selalu penuh, membuat Angga menjadi curiga.“Kenapa hari ini lebih sedikit dari hari kemarin?” tanya Angga di ambang kebingungan. Bahkan hari ini pelanggan sangat ramai berdatangan. Tiada kursi yang kosong lama, jika pembeli sudah pulang akan digantikan dengan pembeli lain.“Apa aku
Read more
TERNYATA LALA ADALAH ORANG JAHAT
Angga bersama dengan lelaki itu berlari terus dengan kencang agar tidak kehilangan jejak Lala.“LALA BERHENTI KAMU LALA!” teriak lelaki yang ada disampingnya, namun Lala bak menembus sebuah kegelapan sehingga mereka akhirnya memilih untuk berhenti."Dia hilang!"Angga tidak dapat menemukan Lala. Mereka kehilangan jejak. Lala pergi secepat kilat membuat mereka tidak dapat menemukannya. Angga menjadi heran ke mana perginya Lala dengan secepat itu.Nafas Angga tersengal-sengal, karena berlari jauh untuk mengejar Lala. Ia menjadi bingung ada apa dengan Lala? Dan siapa sosok lelaki di sampingnya yang ikut mengejar kepergian Lala? Kenapa ia tampak marah bertemu dengan Lala? Apa yang terjadi sebenarnya?“Dasar! Cepat sekali perginya Lala!” kesal lelaki tersebut. Angga menatap lelaki itu. Angga baru pertama kali melihatnya. Tampak dari raut wajah lelaki itu gusar tak tertolong. Dia melihat ke sekitar seolah mencari keberadaan Lala.“Maaf, kamu siapa ya? Kamu kenal dengan Lala?” tanya Angga. A
Read more
KEJADIAN TAK TERDUGA
 “Lala! Buka pintu Lala!” teriak Angga, mengedor pintu kost Lala. Ia menunggu Lala untuk membukakan pintu, hingga akhirnya pintu kamarnya pun terbuka. Menampilkan Lala yang dengan wajah takutnya, ia melirik ke sana kemari.“Untung saja kamu yang datang, Mas Angga!” Lala mengelus dadanya dengan lega. Lala masih belum menyadari jika Angga sudah mengetahui semuanya, namun Angga harus bisa bermain-main terlebih dahulu.Ternyata memang benar tebakannya sejak tadi. Jika Lala pasti berada di kost miliknya. Sama sekali ia tidak akan pergi ke mana karena ia tidak tahu tempat apa pun. “Kamu kenapa tahu aku berada di sini, Mas?” tanya Lala merasa heran, padahal ia berlari dengan sangat kencang. Pastinya tidak akan ada yang tahu ke mana ia pergi.“Karena kamu mempunyai tempat ini saja untuk berlindung, kan? Lantas aku harus mencari ke mana selain di sini?” ujar Angga yang sudah tahu pikiran Lala.
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status