All Chapters of Pendekar Kera Sakti: Chapter 141 - Chapter 150
224 Chapters
141. Bagian 8
"Tolol! Kenapa kau menggeliat terus!" bentak Setan Bodong dengan bola mata melotot."Aku geli! Aku geli! Ada sesuatu yang menggelitik pinggangku!" ujar Pendekar Kera Sakti, membuka kelopak mata. Setan Bodong mengerahkan pandangan ke bawah. Ternyata, pusarnya yang berupa gumpalan daging tampak bergerak-gerak terus, menempel di pinggang belakang Pendekar Kera Sakti."Dasar Bodong!" maki Setan Bodong kepada pusarnya sendiri seraya beringsut mundur. Pendekar Kera Sakti bemapas lega karena tak merasa digelitik lagi. Pemuda remaja itu cuma nyengir kuda saat melihat Setan Bodong menuding-nuding gumpaian pusarnya yang terus bergerak-gerak tiada henti.... -o0o-Permukaan tanah di bawah pohon Itu tiba-tiba bergetar kencang, menimbulkan suara gemuruh keras. Bongkah-bongkah batu menggelinding jauh, sebagian malah berpentalan ke udara. Gumpalan tanah bercampur kerikil turut berhamburan ke mana-mana. Lalu...Brull ...! Wusss...!Tepat di pus
Read more
142. Bagian 9
"Tidak bisa.""Kenapa?""Kekuatan gaib cermin 'Terawang Tempat Lewati Masa' cuma bisa digunakan oleh satu orang saja. Oleh karena itu, salah seorang dari kalian harus tinggal di tempat ini....""Aku saja yang pergi!" cetus Pendekar Kera Sakti."Kau? Kenapa mestl kau?" seildik Setan Bodong."Tak apa-apa...," sahut Baraka seraya nyengir kuda."Kurasa aku lebih mampu....""Huh! Sombong benar kau! Jangan-jangan kau akan berbuat yang tldak-tidak....""Sudahlah, Pak Tua...," tukas Ratu Perut Bumi. "Kalau Baraka sudah menawarkan diri, lebih baik kau mengalah saja. Tinggalah di tempat ini, atau kau boleh pergi ke mana pun kau suka. Blarkan Baraka yang mengejar Banyak Langkir....""Tapi, Ratu....""Ada apa lagi?""Baraka tidak punya ilmu pelacak jejak. Kalau Banyak Langkir menggunakan ilmu 'Dewa Pelanglang Jagat'nya, orang jahat itu bisa pergi ke mana pun dia mau. Bagaimana Baraka bisa mengejarnya?""Itu muda
Read more
143. Bagian 10
"Kau teiah mempunyai ilmu 'Getaran Raga Pelacak Jejak'. Gunakan ilmu itu terlebih duiu untuk mencari di mana Banyak Langkir berada....""Caranya?" tanya Baraka polos.Tersenyum tipis Ratu Perut Bumi. "Kosongkan pikiranmu, lalu munculkan sosok Banyak Langkir dalam Ingatanmu. Kalau hal itu sudah kau lakukan, di mana Banyak Langkir berada akan dapat kau ketahui....""Ya! Ya, Ratu...."Sambil mencekal erat cermin 'Terawang Tempat Lewati Masa', Pendekar Kera Sakti memejamkan mata seraya mengosongkan plkiran. Kemudian dia munculkan sosok Banyak Langkir dalam ingatannya, mengikuti petunjuk Ratu Perut Bumi. Sesaat kemudian...."Aku melihatnya! Ya! Aku melihatnyal" seru Pendekar Kera Sakti, matanya tetap terpejam rapat. "Dia berada di lereng sebuah gunung. Cih! itu Gunung Lawu! Aku juga melihat Perguruan Golok Sakti! Berarti... Paman Barata juga ada disana, berarti..., Banyak Langkir berada dl masa sepuluh tahun sebelum ini!""Bukalah matamu
Read more
144. Bagian 11
"Siapa kau, Pak Tua?" uiang pemuda berikat pinggang merah, membentak tagi."Aku tak punya urusan dengan kalian! Kaiian tak perlutahu siapa aku!" sergap Raja Penyasar Sukma, balas membentak."Jangan begltu, Pak Tua...," tegur anak murid Perguruan Golok Sakti lainnya, yang menggunakan ikat pinggang kain hijau. "Kami tidak bermaksud buruk kepadamu. Hanya saja, perlu kau ketahul bahwa sejak tiga bulan yang lalu, ketua perguruan kami, Ki Tunggal Jaladra, telah terbaring di padepokan dalam keadaan sakit Kakak seperguruan kami, Kakang Barata, yang saat ini telah menggantikan tugas-tugas Ki Tunggai memerintahkan kami untuk mencari orang yang dianggap mengganggu ketenangan padepokan....""Hmmm.... Siapa mengganggu! Aku tidak penah berurusan dengan padepokan kalian!" dengus Raja Penyasar Sukma."Mungkin saja Pak Tua tidak merasa mengganggu," sahut pemuda berikat pinggang merah. "Tapi..., menilik dari nada suaramu, aku tahu engkaulah yang sejak tadi malam t
Read more
145. Bagian 12
"Aku.... Ah! Apa perlunya aku memperkenalkan dirl...," tukas Baraka. "Aku sedang mencari seorang kakek berpakaian serba kuning, kulit tubuhnya berwarna kuning pula seperti dilumuri air perasan kunyit. Apakah Tuan Barata melihat orang yang kucarl itu?""Trondol! Ditanya tidak menjawab, malah balik bertanya! Hmmm.... Agaknya, kau teman kakek jahanam itu! Karena dia telah melukai empat saudara seperguruanku, ada baiknya blla kau turut diberi pelajaran!"Usai berkata, Barata memberi Isyarat kepada adik-adik seperguruannya untuk menyerang Baraka. Tentu saja Baraka terkejut. Dia tidak bersalah, kenapa mesti diserang?"Uh! Aku tak punya maksud jahatl Aku hanya mencari seorang kakek berpakaian serba kuning!" seru Baraka sambil berkelit ke sana-sini."Orang yang kau cari pergi ke timur!" sahut salah seorang pengeroyok Baraka. "Kalau ingin mencarinya, terimalah hukumanmu dulu!"Belasan pemuda yang mengeroyok Baraka semakin menyerang ganas. Ketika Barata turu
Read more
146. Bagian 13
Sebagai manusia biasa yang juga punya hati dan perasaan, tentu saja Pendekar Kera Sakti tak sampai hati melihat orang jahat meiukai ibunya. Oleh karena itu, Pendekar Kera Sakti hendak meloncat keluar dari tempat persembunyiannya untuk menyelamatkan jiwa ibunya.Namun mendadak, kata-kata Ratu Perut Bumi mengiang di telinganya.... "Sebeium kau gunakan kekuatan gaib cermin 'Terawang Tempat Lewati Masa', satu pesanku, jangan pernah kau lupakan. Kau jangan mengubah sesuatu yang telah terjadi..."Teringat akan pesan wanita berdarah si uman itu, Pendekar Kera Sakti tak jadi melaksanakan niatnya. Dia Cuma menunduk dengan hati perih teriris-iris...."ibu... Ibu...," desis Pendekar Kera Sakti, berulang kali.Pemuda lugu itu memejamkan kelopak matanya rapat-rapat. Seiain tak kuasa melihat pertempuran yang tengah beriangsung di hadapannya, dia pun berusaha menahan air mata yang hendak tumpah.Dia tak boleh menangis. Kalau sampai menangis, berarti dia tidak tab
Read more
147. Bagian 14
Namun demikian, tendangan itu sudah cukup mampu untuk membuat tubuh Banyak Langkir mencelat lima tombak ke udara, lalu jatuh berdebam di tanah. Malangnya, kepala Banyak Langkir membentur sebongkah batu kasar. Bukan saja kesadarannya jadi hilang, tapi dahinya juga robek sepanjang jari kelingking....Mendadak Raja Penyasar Sukma menjerit lirih. Kakek berperawakan kekar itu tersurut mundur dengan iangkah terhuyung-huyung. Telapak tangan kanannya menekap dahi. Takkala dibuka, ternyata di dahi si kakek telah terdapat bekas luka sepanjang jari kelingking!"Haram jadah!" geram Raja Penyasar Sukma dengan dengus napas memburu, terbawa desakan hawa amarah. Ditatapnya sosok Banyak Langkir muda yang rebah telentang dalam keadaan tak sadarkan diri. Ditatapnya pula sosok Pendekar Kera Sakti yang tengah membopong Baraka kecil."Setan alas...!" geram Raja Penyasar Sukma lagi."Kubunuh kalian semua! Kubunuh. kalian semua...!" Suara yang keluar dari mulut Raja Penyasar Suk
Read more
148. Bagian 15
Mendengar pertanyaan Itu, benak Pendekar Kera Sakti jadi keruh. Di lereng Bukit Takeran beberapa waktu tadi, dia kelepasan bicara dan memperkenalkan diri sebagai Baraka. Haruskah sekarang ini dia memperkenaikan dirinya lagi sebagai Baraka , putra pendekar wanita yang hampir dijemput maut itu? Apakah hal itu tidak akan membuat persoalan jadi lebih rumit?"Aku dan Baraka putraku mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas pertolonganmu, Anak Muda..,,"'ujar Dewi Salindri saat melihat Pendekar Kera Sakti diam termenung. "Namun..., agar dl akhir hayatku, aku tak menjadi penasaran..., jawablah pertanyaanku. Siapakah kau Ini sebenarnya? Dan, kenapa kau selalu menyebutku 'Ibu'?"Melihat tatapan Dewi Salindri yang memohon jawaban tak dapat Pendekar Kera Sakti berdiam diri terlalu lama. Tapi, benak pemuda remaja itu diliputi keraguan bercampur bingung. Jika berterus terang, dia takut dianggap berdusta. Keberadaan Pendekar Kera Sakti di tempat itu memang amat sulit untuk diterima
Read more
149. Bagian 16
"Dia tidak boleh lolos.... Aku harus mengejarnya...!" tekat Pendekar Kera Sakti, penasaran.Pemuda remaja itu menarik napas panjang berulang kali. Jantungnya yang berdegup amat kencang terasa menyesakkan dada. Sambil tetap duduk mendeprok di tanah, dia pejamkan keiopak mata. Dikeluarkannya ilmu 'Getaran Raga Pelacak Jejak' yang baru didapat dari Setan Bodong. Pemuda dari Lembah Kera itu berusaha mencari jejak Raja Penyasar Sukma.Setelah mengetahui di mana si kakek berada, Pendekar Kera Sakti membuka kelopak matanya kembali, lalu mengeluarkan cermin 'Terawang Tempat Lewati Masa' dari lipatan baju bagian daiam. Dengan menggunakan kekuatan gaib cermirn milik Ratu Perut Bumi itu, Pendekar Kera Sakti hendak menyusul kepergian Raja Penyasar,Sukma. Dan tak lama kemudian, sosok Pendekar Kera Sakti pun lenyap dari pandangan...-o0o-Gedung Partai Naga Timur....Aji Pamenak yang tengah bersemadi di kamar pribadinya terkesiap kaget. Kelopak matanya
Read more
150. Bagian 17
Di hadapan kakek yang tampaknya tengah ber semadi itu terdapat sebilah pedang terhunus. Ujung pedang berdiri menancap dl tanah sampai seperempat bagian. Anehnya, pedang berukuran besar dan panjang melebihi ukuran pedang biasa itu bilahnya berlekuk-lekuk seperti keris, dan memancarkan sinar merah berkilat! Pedang itu adalah Pedang Naga Kresna.Sementara, Setan Selaksa Wajah sedang membangkitkan kekuatan gaibnya untuk mempengaruhi jalan pikiran empat keturunan Pendekar Naga!Pendekar Naga adaiah pendiri Partai Naga yang pernah berjaya pada masa pemerintahan Darma Saksana, ayah Darma Sagotra, atau kakek dari Yudha Pasulangit!Hampir seluruh perjalanan hidup Pendekar Naga, disumbangkan untuk satu tujuan, yaitu menegakkan keadilan. Sehingga, nama Pendekar Naga kala itu sangat harum dan termashyur. Rakyat Mahespati mengeluelukannya sebagai seorang pendekar sejati yang sangat ringan tangan dalam membela kaum lemah yang tertindas.Saat usia tua datang menggerogot
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
23
DMCA.com Protection Status