Semua Bab Pengantin Pengganti Tuan Muda Lumpuh: Bab 21 - Bab 30
257 Bab
Gwen mode detective
"Tunggu !" Tahan Gwen "Pertama bagaimana cara Rery masuk ke dalam kamar kita? Bukan kah semalam aku sendiri yang mengunci pintu kamar dan kau menyuruh ku untuk menggantung kunci nya di atas sana." Tanya Gwen dengan nada penuh selidik. "Kena kalian berdua kali ini." ucap Gwen dalam hati. "Aku punya kunci pintu kamar tuan Muda Aiden nona Gwen. Jadi aku bisa masuk ke kamar ini kapan saja selama anak kunci nya tidak terpasang." Jawab Rery sambil mengangkat anak kunci milik nya. "Ini." ucap nya sambil tersenyum pada Gwen. "Maka nya semalam aku meminta mu untuk mencabut anak kunci itu dan menggangtung nya disana. Hal ini supaya Rery tidak kesulitan masuk ke kamar ini." Tambah Aiden. "Apa mungkin yang masuk ke dalam kamar tadi malam dan berjalan-jalan di dalam kamar adalah Rery? Tapi untuk apa dia masuk ke kamar kami tengah malam?" Di balik wajah datar nya Gwen menyembunyikan sejuta kecurigaan nya terhadap Aiden dan Rery. "Apa masih ada yang ingin kau tanyakan Gwen? Kalau tidak, lekas
Baca selengkapnya
Ini tugas ku sebagai seorang suami
"Aku tidak tahu apa arti pernikahan ini bagi mu, nona Gwen. Tapi aku, Skyaleden Gavin Junior ingin meminta maaf pada mu. Karena nona Gwen menikah dengan ku, pria yang tidak berguna ini, pernikahan mu jadi seperti ini." Ucap Aiden sambil memandang Gwen yang duduk di tepian tempat tidur Aiden usai serangkaian acara pernikahan mereka."Dua upacara terakahir saja aku sudah merasa sangat beruntung tuan Muda Aiden. Aku kira aku malah tidak akan menikah dengan layak seperti itu ibu. Yang hanya sebatas dinikahi begitu saja oleh tuan besar Meteo!" ujar Gwen dalam hati dan tentu saja tidak menyampaikan suara hati nya ini pada Aiden yang duduk di depan nya."Dari sekian banyak rangkaian prosesi adat yang seharusnya kau jalani yang seharusnya menjadi kenangan dalam hidup mu, kau hanya menjadi dua prosesi terakhir saja karena kau menikah dengan ku. Aku Skyaleden Gavin Junior, sungguh -sungguh meminta maaf pada mu." Lanjut Aiden memandang lurus pada Gwen.Dibalik veil yang masih di kenakan nya, Gwe
Baca selengkapnya
Mendadak Mencium nya
"Membuka penutup wajah pengantin wanita itu adalah tugas dari pengantin pria. Aku tidak akan membiarkan apa yang menjadi tanggung jawab ku, dilakukan oleh istri ku." Ucap Aiden lalu menaik kan Veil penutup wajah Gwen ke atas kepala Gwen kemudian menatap mata indah Gwen yang membola saat wajah Aiden semakin dekat dan dekat dengan wajah Gwen lalu sebuah ciuman yang lembut pun Gwen rasakan di bibir nya.Bukan nya menjawab pertanyaan yang Gwen berikan, Aiden malah mencium Gwen. Sebuah ciuman bibir pertama yang mereka lakukan dalam mode serius.Mata Gwen perlahan tertutup, dia membiarkan diri nya menikmati ciuman pertama yang diberikan oleh suami nya di malam pertama mereka.Dua insan ini seolah telah masuk ke dalam dimensi nya mereka sendiri ketika ciuman mereka mengantarkan mereka ke sesuatu yang terasa membakar semua batas-batas yang tadi nya mereka tetapkan sendiri di dalam diri mereka.Batasan-batasan yang mereka buat agar mereka tidak terjebak dengan orang yang ada di hadapan mereka
Baca selengkapnya
Terapi Jantung Pasca ciuman
Di dalam ruang ganti pakaian, Gwen tersandar lemas di balik pintu sambil memegangi dada nya yang berdetap detup tidak karuan. Lalu satu tangan nya menyentuh bibir nya yang dengan semangat empat lima membalas setiap kecupan, lumatan dan esapan yang Aiden berikan. Andaikan tidak ada bunyi-bunyi yang tidak jelas dari luar kamar Aiden, entah apa yang akan Gwen dan Aiden lakukan. Gwen menggigit bibirnya dan ajaibnya bibir Aiden masih terasa disana. "Astaga! Aku pasti sudah gila!!!!" teriak nya yang sudah pasti hanya di dalam pikiran nya saja. "Lagian kenapa dia tiba-tiba menciumku??" Teriak Gwen lagi dan lagi dalam kepala nya. Gwen berjalan menuju meja hias yang ada di dalam ruangan ganti pakaian itu. Sambil berdiri di depan kaca, Gwen mulai berbicara sendiri seperti orang gila. "Dan kau juga Gwen!!" tunjuk nya pada pantulan diri nya sendiri yang ada di cermin besar di depan nya. " Kenapa kau membalas ciuman nya??!!!" Teriak Gwen sambil menunjuk-nunjuk ke arah cermin. "Kalau sudah begi
Baca selengkapnya
Andai ku bisa, akan ku tarik dia ke tempat tidur ku!
Mata Gwen langsung mencari keberadaan Aiden begitu pintu ruang ganti pakaian itu terbuka. Karena apa? Karena dia ingat ada sebuah tugas yang menanti nya yakni membantu Aiden mengganti pakaian. Ya! Sesuai perjanjian nya dengan Aiden, Gwen harus membantu Aiden berganti pakaian dikala Rery tidak ada atau sudah tidak mungkin lagi meminta Rery ke kamar mereka.Dan karena baru Aiden mengusir Rery maka sudah pasti tidak mungkin bagi mereka untuk meminta Rery datang kembali.Lagi pula tentu saja akan sangat awkward jika di malam pengantin yang sangat sakral itu ada orang ketika di dalam kamar. Eits! Bukan orang ketiga yang itu ya maksud nya."Tuan Muda Aiden, mari Gwen bantu mengganti pakaian tuan Muda." Ucap Gwen sambil mendekat ke arah Aiden yang sedang menghadap ke balkon kamar nya.Aiden diam. Dia diam karena dia tidak mendengar kalau Gwen memanggil nya. Aiden saat ini sedang fokus mengumpulkan kembali kewarasan otak nya setelah menonton siaran langsung Gwen di dalam ruang ganti pakaian.
Baca selengkapnya
Beruang kutub licik!!
Blush - Seketika itu juga wajah Gwen merona. Seolah baru saja membuka rahasia kecil nya sendiri, Gwen merasa sangat malu saat ini di depan Aiden."Bu-bukan begitu maksudnya." Lidah Gwen sampai terpatah-patah saat ingin mengklarifikasi maksud perkatan nya sebelum nya. Sambil mencoba menarik kedua tangan nya yang dipegang erat oleh Aiden, Gwen mencoba menjelaskan apa maksud perkataan nya sebelum nya."Satu, dua dan tiga kali Gwen memang ada melihat kedatangan tuan Muda Aiden ke kediaman keluarga Meteo. Tapi itu sumpah hanya melihat. Gwen tidak ada memperhatikan. Tuan Muda Aiden pasti paham perbedaan kata melihat dan memperhatikan, kan? Nah Gwen itu hanya melihat. Tidak mungkin selama lima tahun tuan Muda Aiden bolak balik masuk ke kediaman Meteo, tidak pernah terlihat oleh Gwen. Jadi satu, dua atau tiga kali pastilah terlihat." Klarifikasi nya sambil menarik tangan nya yang tetap tidak ingin Aiden lepaskan."Kenapa dia menahan tangan ku?" seru Gwen dalam hati."Satu, dua atau tiga kali
Baca selengkapnya
Wajah mu mengurangi beban pikiran ku
Malam semakin sunyi. Tapi Aiden tidak dapat memejamkan mata nya. Malam ini Aiden yang telah membatalkan pertemuan nya dengan Mr.D untuk sesi terapi berjalan nya, hanya bisa berbaring dengan mata terbuka di atas tempat tidur nya. Pikiran nya terus tertuju pada kecelakaan mobil yang dia alami dua tahun yang lalu. Di saat dia akan pulang ke kediaman keluarga Gavin setelah menghadiri rapat dewan direksi yang menghabiskan waktu hingga tengah malam."Lou mengatakan kalau berdasarkan hasil investigasi nya dan Will, ada orang yang sengaja menyabotase mobil ku malam itu. Tapi permasalahan nya, aku sangat ingat, malam itu mobil ku sudah beberapa kali melewati tanjakan dan turunan serta beberapa kali melewati jalan yang berbelok-belok. Dan semua nya berjalan normal saja. Kalau memang mobil ku telah di sabotase seharusnya dari tanjakan dan turunan pertama sudah ketahuan ada nya kerusakan. Tapi mengapa di kilo meter tujuh belas aku mengalami kecelakaan?! Mengapa setelah berjalan begitu jauh, baru
Baca selengkapnya
Bagian mana dari tubuh mu yang belum aku lihat Gwen
"Lihat lah! Jam segini dia belum bangun?" Aiden berujar dalam hati sambil memperhatikan wajah Gwen yang masih tertidur pula di dada nya. Tangan Aiden ingin sekali mengelus pipi Gwen tapi Aiden tahu hal itu terlalu berbahaya. Oleh karena itu dia pun menahan diri nya agar tidak melakukan hal bodoh yang dapat membongkar rahasia nya. "Hm.." Tubuh Gwen mulai bergerak. Tangan nya mulai mengucek ngucek mata nya lalu- "Dia tidur lagi?" seru Aiden dalam hati yang masih memperhatikan gerak gerik Gwen. Dan tiba-tiba Aiden langsug menutup mata nya sebab mata Gwen mulai bergerak-gerak menandakan mata itu akan segera terbuka. Satu Dua Dan tiga! Mata Gwen pun terbuka. Dan dengan kepala mendongak ke atas Gwen dapat dengan jelas melihat wajah tampan Aiden yang sedang pura-pura tertidur pulas. "Skyaleden Gavin Junior?!!!" Teriak nya dalam hati sambil menutup mulut nya dengan tangan nya. "Apa yang aku lakukan disini?" Seru nya lagi-lagi dalam hati."ASssh! Pasti semalam aku tidur berjalan dan nai
Baca selengkapnya
Apa? Gwen sudah menikah?
Di tempat lain, terlihat keluarga Meteo sedang mempersiapkan kedatangan dua pasang pengantin ke kediaman kelurga Meteo. "Nyonya! Ini kursi untuk siapa??" tanya salah seorang pelayan pada Margarette, ibu nya Angela. "Kursi itu tentu saja untuk Angela dan suami nya. Kursi untuk Gwen dan suami nya yang itu saja." Tunjuk nya pada sebuah kursi jati bisa. "Dan cukup satu saja. Karena suami nya Gwen tidak memerlukan kursi." Ucap nya sambil tersenyum mengejek ke arah Roselyn- ibu nya Gwen, yang juga sedang berada di dalam ruangan itu untuk membantu persiapan penyambutan kedua pasang pengantin yang akan datang pagi ini. Roselyn hanya diam saja mendapati menantu nya secara tidak langsung dihina oleh Margarette. Karena memang melawan pun Roselyn tidak bisa. Posisi nya yang lemah di rumah itu sudah mengekang semua gerak gerik dan perkataan nya. Roselyn pun hanya bisa meneruskan pekerjaan nya dan tidak memperdulikan Margarette yang pergi meninggalkan tempat itu. "Bibi? Apa yang bisa aku bantu?
Baca selengkapnya
Jangan Gila!
"Gwen menikah dengan Skyaleden Gavin Junior. Mantan tunangan nya Angela dahulu." Jawab Roselyn apa ada nya. "Aiden?!!" seru nya dengan wajah terkejut yang tidak dapat dia tutupi. "Lantas kalau Aiden menikah dengan Gwen, Angela menikah dengan siapa?" Tanya nya lagi. "Angela menikah dengan Theodor. Adik sepupu nya Aiden yang saat ini merupakan pewaris utama keluarga Gavin setelah Aiden mengalami kecelakaan dan lumpuh. "Apa? Aiden lumpuh?" Teriak Roland. Roland yang sudah tidak bisa menahan dirinya lagi, langsung pergi meninggalkan Roselyn yang masih heran melihat Roland yang tidak tahu apapun yang terjadi di keluarga Meteo. Bukan kah sebagai tuan Muda keluarga Meteo, seharusnya dia tahu mengeni hal ini? *** "Ayah! Apa maksud semua ini!" Teriak Roland pada ayah nya yang sedang duduk bersama ibu nya dan beberapa orang paman nya dan bibi nya Roland. "Kau ini kenapa Roland! Datang-datang teriak-teriak?!" Berang Margarette pada putra nya. Tuan besar Meteo menatap lurus ke arah Rolan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
26
DMCA.com Protection Status