Semua Bab Pengantin Pengganti Tuan Muda Lumpuh: Bab 31 - Bab 40
257 Bab
Rahasia di balik pernikahan Gwen
Tenggorokan Roland selalu saja terasa tercekat setiap kali fakta ini dilemparkan kepada nya. Fakta bahwa dia dan Gwen terikat sebuah hubungan, yang tidak memungkinkan mereka untuk bersatu kecuali hubungan itu sudah tidak ada lagi. Hati Roland terasa sesak karena di satu pihak dia merasa bisa, tapi di pihak lain dia juga sadar bahwasa nya ini tidak bisa. "Kenapa kau diam Roland?" Tanya Artur dengan wajah datar dan tenang. "Apakah kau diam karena kau sudah memahami alasan ku melakukan semua ini? Atau kau diam karena kau marah pada ku yang telah menikahkan Gwen dengan pria lain?" Ucap nya lagi pada putra sambung nya itu. Roland tertunduk. Berkali-kali dia menarik nafas dan membuang nya dengan kasar yang memandakan kalau masih ada rasa kecewa dan tidak puas di hati nya dengan apa yang terjadi saat ini. Baik dari sisi takdir yang menjadi nya kan dan Gwen bersaudara. Maupun dari sisi keputusan sang ayah yang sangat Roland sesali. "Kau tahu Roland, walaupun aku bukan lah ayah kandung mu t
Baca selengkapnya
Merasakan Debaran Yang Sama
"Kau siap?" Tanya Aiden pada Gwen saat mereka sudah sampai di depan gerbang kediaman keluarga Meteo. Saat ini mereka sedang berada di dalam mobil sedang mengantri masuk ke dalam area kediaman keluarga Meteo karena di depan mobil mereka ada mobil Theodor dan Angela beserta rombongan nya. Gwen tertawa kecil mendapat pertanyaan seperti itu dari Aiden. Dalam pikiran Gwen jelas-jelas ini adalah rumah nya, tempat di mana dia lahirkan dan dibesarkan. Lantas untuk apa dia dug dig dug ketika pulang ke rumah nya sendiri? " Ada - ada saja!" Ucap Gwen dalam hati. "Hei! Kenapa kau malah tertawa seperti itu?" Tanya Aiden heran tapi juga ikut tertawa walaupun tidak tahu apa yang membuat nya tertawa. Apa jangan - jangan Aiden tertawa karena tertulari Gwen yang tertawa tanpa sebab? Wah sudah seberpengaruh itu kah Gwen dalam hidup nya Aiden? yang jelas-jelas belum genap tiga hari hadir dalam kehidupan Skyaleden Gavin Junior. "Kau tahu tuan Muda Aiden, kau itu sangat lucu." Akhir nya setelah puas t
Baca selengkapnya
She's Crazy but She's Mine
Gwen melihat ke arah ibu nya yang juga melihatnya dari jauh. Margarette, ibu nya Angela telah membuat ibu nya Gwen melayani keluarga Gavin yang telah masuk lebih dulu sehingga Roselyn tidak bisa menyambut ke datangan Gwen. Gwen tersenyum pada ibu nya. Demikian juga sang ibu, hanya bisa tersenyum kepada sang putri yang kali ini tidak datang sendirian, melainkan bersama seorang pria yang telah menjadi menantu Roselyn. Tapi tidak ada yang Roselyn dapat perbuat bahkan untuk menghampiri dan menyapa Gwen dan Aiden pun dia tidak bisa. "Tidak apa-apa bu. Gwen paham." Kira-kira itu lah isi dari senyuman yang Gwen layangkan pada sang ibu. Gwen sangat paham akan situasi ibu nya yang hingga saat ini dimata para istri tuan besar Meteo tidak pernah dianggap setara dengan mereka. Mereka, para istri tuan besar Meteo masih menganggap ibu nya Gwen sebagai pembantu di rumah itu. Sehingga mulai dari istri paling tua hingga istri-istri sirih tuan Meteo yang usia nya jauh lebih muda dari pada ibu nya
Baca selengkapnya
Cemburu!
Gwen dan Aiden serta rombongan Aiden terus masuk ke dalam ruangan yang besar itu. Tapi seolah invisible (tidak terlihat), tidak ada yang menyapa mereka atau pun sekedar menghampiri mereka. Semua orang terlihat sibuk menjilat pada Theodor dan rombongan."Sepertinya kita salah masuk ruangan nona Gwen."Seloroh Aiden saat melihat tidak ada satu orang pun yang menghampiri mereka padahal mereka juga adalah bintang di acara hari ini."Selera humor tuan Muda Aiden boleh juga!" Balas Gwen terus mendorong kursi roda Aiden."Kau sudah datang Gwen?" Sapa Roland yang baru saja turun dari lantai atas ruangan itu. Tidak lupa Roland juga menyapa Aiden, sahabat nya."Aiden, lama tidak bertemu." ucap nya sambil mengulurkan tangan nya setelah melihat tangan Aiden yang mengenakan sarung tangan berwarna hitam."Lama tidak bertemu dengan mu, Roland." Balas Aiden dengan wajah datar pada Roland, dan menjabat tangan Roland.Dua pria ini pun saling menatap. Tapi bukan tatapan rindu dua orang sahabat yang terg
Baca selengkapnya
Dasar tukang cemburu
"Wah, tuan Muda Aiden! Perlakuan mereka sungguh sangat berbeda pada mu sekarang ini." Ujar Liu Rery sambil berbisik. "Padahal seingat ku dulu, setiap kali kau datang ke rumah ini kau selalu di sambut bak seorang raja. Hanya menjilat jari kaki mu saja yang tidak mereka lakukan." Ucap nya yang sungguh tidak tahan untuk tidak tertawa. Tapi tentu nya tertawa miris maksud nya. "Lihat mantan calon ibu mertua mu itu. Siapa nama nya? Hah, iya! Aku ingat Margarette. Dia bahkan sengaja melihat ke tempat lain saat tanpa sengaja di melihat ke arah kita." Sebut Rery lagi. "Sungguh wanita yang munafik! Dulu dari jauh saja dia sudah meneriaki nama mu! Oh! Menantu ku sudah datang! Menantu kesayangan ku sudah datang untuk mengunjungi ku. Aku sungguh ingin muntah bila teringat zaman-zaman penuh kemunafikan tersebut." Rery sungguh menyampaikan semua isi hati nya dengan cara yang sangat ekspresif. "Dan coba liat dia! Tuan besar Meteo! Astaga! Dia dan istri nya sebelas dan dua belas saja di mata ku. A
Baca selengkapnya
Cerdiklah sedikit Gwen sayang
Saat semua orang telah duduk di posisi nya, salah seorang pelayan nya Aiden datang dan membisikkan sesuatu pada Rery. "Hmm, aku mengerti. Letakan saja di luar kalau memang tidak mungkin untuk membawa nya ke dalam." Sebut Rery pada si pelayan itu. Pelayan itu pun mengangguk dan kembali berjalan keluar ruangan itu. "Sebelumnya saya ucapkan selamat datang kepada dua pasang pengantin baru, yang baru saja menginjakkan kaki di rumah kediaman keluarga Meteo. Saya, Steve mewakili keluarga besar Meteo dengan tangan terbuka dan hati gembira menyambut kedatangan semua rombongan dari pihak keluarga pria." Acara hari itu pun berjalan dengan lancar jaya. Semua orang saling bicara dan tertawa bersama. Suasana yang sedemikian akrab pun terus berlangsung hingga acara makan bersama selesai. Acara yang tadi nya formal, kini sudah bertukar menjadi acara semi formal yang lebih ke informal. Satu persatu anggota keluarga Gavin yang datang menghantar Theodor dan Aiden pun sudah kembali ke kediaman kelu
Baca selengkapnya
Sabar lah Gwen! Tonton hingga akhir.
"Apa kau pernah mendengar kata pepatah lama nona Gwen. Kesabaran itu ada dua macam: sabar atas sesuatu yang tidak kau ingin kan, dan sabar menahan diri dari sesuatu yang kau inginkan. Atau kau ingin aku memberikan kata pepatah yang lain nya?" Aiden pura-pura berpikir sesaat. "Ha! Aku ingat! Di sebuah buku aku pernah membaca. Kata nya begini. Sabar itu tidak ada batasnya, kalau ada batasnya berarti itu ya tidak sabar." Ucapnya yang malah membuat tulisan ZONK besar muncul di wajah Gwen yang menatap Aiden dengan wajah jenuh. "Bisa-bisa nya tuan Muda Aiden bercanda di saat-saat seperti ini. Sungguh tuan Muda Aiden adalah seorang pelawak dalam wujud seorang pangeran tampan." Sebut dengan nada malas. Malas untuk melayani, celetukan tidak berfaedah nya Aiden. "Hei! Kau terlalu dini menilai permainan ini nona Gwen! Tolong segera kondisi kan ekspresi wajah mu yang mirip pantat kepiting itu! dan percayakan semua nya pada ku. Permainan ini belum berakhir, masih hal yang layak untuk kita tungg
Baca selengkapnya
Ini sudah saat nya sayang.
Roland yang melihat Gwen dan Aiden berinteraksi sedari tadi hanya bisa mengeraskan rahang nya. Apalagi saat Aiden menggenggam tangan Gwen. Padahal Roland pernah mengatakan pda Aiden bahwa diri nya mencintai salah seorang adiknya. Memang saat itu Roland tidak secara detail mengatakan pada Aiden bahwa adik yang dia cintai itu adalah Gwen namun seharusnya Aiden kalau memang pintar pasti bisa mengetahui adik yang mana satu yang Roland maksud kan. Walaupun kalau di pikir-pikir lagi, cukup sulit juga bagi Aiden untuk mengetahui yang mana satu adik Roland yang Roland maksud kan. Mengingat tidak ada nya clue khusus yang Roland berikan. Jumlah adik nya Roland juga tidak sedikit. Total nya ada lima belas saudari yang Roland miliki jika yang berumur setahun hingga lima tahun yang lahir dari istri-istri sirih tuan besar Meteo jika diikut sertakan. Jadi seperti nya wajar-wajar saja kalau Aiden tidak tahu jika Roland menyimpan rasa pada Gwen. Fokus semua orang pun kini kembali ke euforia pem
Baca selengkapnya
Kau ingin memeluk ku? Nanti saja di kamar, sayang
Margarette memasukan tangan nya ke dalam kotak dan merasakan ada tumbuhkan kertas di dalam kotak itu. Karena penasaran, Margarette pun menurunkan kotak itu kembali. Pelan-pelan Margarette menarik tumpukan kertas dari dalam kotak itu. Dan ternyata tumpukan kertas itu adalah.. "Ini?" seru nya dengan wajah terkejut yang tidak terkatakan. "Maaf Nyonya Margaret. Itu seharusnya milik Nyonya Roselyn, ibu nya nona Gwen." Dengan cepat Rery melimpir ke depan dan mengambil kertas-kertas yang ada di tangan Margarette yang merupakan surat kepemilikian sebuah Vila Mewah yang ada di Bali. "Nyonya Roselyn, ini milik mu. Tuan Muda Aiden memberikan ini untuk mu setelah bertanya pada nona Gwen apa yang paling kau sukai." Ucap Rery sambil menyerahkan dokumen kepemilikan vila itu pada Roselyn. "Tuan Muda Aiden, terima kasih banyak." Ucap Roselyn yang hampir saja membungkuk namun dengan cepat di tahan oleh Rery. Sambil menggeleng Rery berkata pada Roselyn, "tidak pernah ada sejarahnya ibu membungkuk
Baca selengkapnya
Kau membuat ku terharu, Aiden sayang.
"Nyonya Margaret, bisa kah anda bergeser sedikit ke sana. Sebab aku sedari tadi ingin memasukkan hadiah-hadiah lain yang tuan Muda Aiden siapkan untuk seluruh keluarga Meteo! Tuang Muda Aiden memang seperti itu Nyonya Margaret! Dia tidak suka berbuat sesuatu yang menimbulkan kecemburuan sosial. Jadi nyonya Roselyn dapat maka semua orang dapat. Walau pun bentuk nya berbeda. Tidak mungkin dapat Vila semua nya kan?" Sarkas Rery, tersenyum sebentar ke Margarette yang masih berdiri mematung di tengah ruangan itu."Bay..Bay!!" Panggil Rery pada salah satu pelayan Aiden yang bertugas menjaga hadiah-hadiah itu tetap berada di dalam mobil yang terparkir di luar."Bay! Hadiah nya sudah bisa di turunkan. Ruangan nya sudah lapang." Teriak Rery sekuat yang dia bisa, agar semua telinga di dalam ruangan itu mendengar kalau hadiah yang tuan Muda nya bawa itu banyak nya sampai memenuhi satu ruangan itu.Dan benar saja, setelah satu persatu hadiah itu di angkat ke dalam ruangan itu, hadiah nya benar-b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
26
DMCA.com Protection Status