All Chapters of Terpaksa Menikahi Musuhku: Chapter 31 - Chapter 40
129 Chapters
BAB 31 - But Something Happened for The Very First Time with You
“Kayaknya mending kita pulang ke rumah aja deh.” Dengan berat hati, Ipang mengatakan hal tersebut. “Kemang macet banget ternyata. Nggak apa-apa kan, Jules?”Macet banget, sialan! maki Ipang di dalam hatinya.Ia menatap jalanan dengan gusar, lalu ganti menatap Julie yang masih duduk dengan tenang di tempatnya.“Nggak apa-apa kok.” Julie kemudian meringis. “Aku juga lupa bilang ke kamu kalau Kemang dan malam Minggu itu ahlinya mancing emosi orang.”Percaya atau tidak, mereka sudah terjebak di kemacetan ini selama hampir satu jam. Ipang bukannya tak akrab dengan kawasan Kemang—dulu, rasanya hampir tiap hari dia pergi ke The Clouds, klub malam milik Badai.Tapi hari ini ia benar-benar lupa kalau mereka bahkan bisa
Read more
BAB 32 - Yesterday is History, Tomorrow’s a Mystery
[Tiga hari setelah tawuran. Ipang kelas 1 SMA. Julie kelas 3 SMP] “Kamu tuh nggak bisa ya nggak bikin masalah satu hari aja, Pang?”Ipang memilih membisu, tidak menjawab pertanyaan sang ayah.Kepalanya masih diperban, bekas luka jahit di tangannya masih dapat terlihat jelas. Selain itu, dokter menyuruhnya berada di rumah sakit ini setidaknya seminggu supaya ada yang menjaganya.Ipang tinggal di rumah hanya dengan adik dan ART-nya. Sang ayah sudah sibuk dengan istri barunya dan dokter yang menanganinya, merupakan sang tante dari pihak mendiang ibunya. Jadi beliau tahu, berada di rumah sakit lebih baik untuk Ipang dibanding tinggal di rumah.“Sampai enam bulan ke depan, kamu nggak
Read more
BAB 33 - I Want You For Worse or For Better
Ipang mulai terbiasa mendapati Julie sebagai orang pertama yang ia temui ketika ia terbangun.Televisi masih menyala, tapi hanya menampilkan layar yang didominasi warna gelap karena Netflix di televisi itu otomatis akan terjeda dengan sendirinya kalau sudah tidak ditonton.Jam dinding di ruang tengah menunjukkan hari masih cukup larut, pukul setengah tiga pagi. Ketika Ipang kembali melihat ke arah Julie, lelaki itu mengernyit saat melihat posisi Julie yang tidur menghadapnya dengan satu tangan ia jadikan bantal.Pasti nggak nyaman, pikir Ipang. Pasti tangannya bakal sakit pas bangun nanti.Berbekal pikiran itu, Ipang bangun dari posisinya dan mematikan televisi. Ia bergerak ke pinggir sofa dan menggendong Julie. Akhir-akhir ini ia jadi terbiasa menggendong istrinya. Berat badannya yang sempa
Read more
BAB 34 - Bahagianya adalah Rasa Aman
“Katanya Dewi tadi kamu dicium Mas Ipang di mobil.”“HAH?!”Suri dan Candy bertukar tatap, lalu tertawa heboh melihat ekspresi Julie yang benar-benar priceless. Candy bahkan buru-buru mengambil ponselnya untuk memotret wajah Julie sebelum sahabatnya itu sadar.“Aku posting di Instagram ah nanti,” gumam Candy yang langsung disetujui Suri.“Astaga….” Julie mengacak rambutnya dengan gusar.Beruntung juga hari ini Ipang pergi ke rumah Badai dan Padma untuk mengunjungi para keponakannya selagi menunggu Julie selesai bekerja. Kalau Ipang sampai bertemu dengan Suri dan Candy yang mendadak main ke A Class, habislah ia dan Ipang di tangan mereka.“Jadi beneran?” Suri men
Read more
BAB 35 - Morning Kiss-nya Mana?
“Jules, bangun. Aku mau berangkat kerja.”“Pagi banget?”“Kamu aja yang tidurnya nggak kayak orang normal,” ledek Ipang. Lelaki itu mencium pipi Julie hingga berdecap keras dan meninggalkan bekas liurnya di pipi sang istri.“Ipaaang!” keluh Julie sambil membuka matanya. “Ngantuuuk.”Karena dua sahabatnya mengajaknya hangout kemarin, Julie pulang dengan tubuh remuk redam karena kelelahan menemani sahabatnya yang seperti robot baru di-charge.Ipang yang menyusul ke A Class sore hari pun mengikuti tiga perempuan itu mondar-mandir di mall—dari belanja sampai main di Timezone.“Meskipun kamu kalau kayak lagi bocah kecil nyebelin, tapi kalau kay
Read more
BAB 36 - Efek dari Sentuhannya
“Kita beneran mau ngamar di hotel?”“Emangnya kamu siap kalau kita ngamar sekarang, Jules?”Julie mengedikkan bahunya. “Siap nggak siap. Tapi aku belum cukur bulu kaki, gimana dong?”Ipang tak bisa untuk tidak tergelak begitu mendengar kejujuran dengan khas ceplas-ceplosnya Julie. Kenapa Julie bisa berpikir sampai sana? Padahal Ipang sendiri tak sadar.“Kenapa kamu ngomongin bulu kaki sih?”“Kalau aku ngomongin bulu di area lain nanti kamu langsung beneran booking kamar. Aku belum belajar banyak dari Candy.”Ipang menggamit pinggang Julie dan beranjak masuk ke Merlion Hotel. Iseng, ia menelusuri punggung Julie dengan satu jemarinya dengan sangat pelan dan mampu membuat
Read more
BAB 37 - Emangnya Kamu Nggak Malu?
“Bisa ambilin ponselku nggak, Jules? Dari tadi getar terus kayaknya.”“Ada yang telepon kali,” gumam Julie. “Di mana ponsel kamu?”“Di….” Ipang melihat ke sekitarnya dan menajamkan pendengarannya. Sejak semalam ia memang tidak memegang ponselnya lagi.Setelah makan malam, ia dan Julie pulang kemudian tidur di kamarnya hingga pagi ini dibangunkan oleh getaran ponselnya. Ia tahu itu ponselnya karena Julie selalu menyalakan dering ponselnya setiap saat, berbeda dengan Ipang yang hanya menyalakan mode vibrate.“Di jas kayaknya.”Julie merangkak dari ranjang dan mengambil jas yang disampirkan di tepi meja kerja Ipang. Ia menyerahkannya pada Ipang sambil mengucek matanya. Hari masih sangat pagi. Untuk or
Read more
BAB 38 - Maafkan Ipang yang Dulu, Jules
“Lho, kok kamu belum makan?”“Nungguin kamu,” jawab Ipang dengan kalem. “Kamu udah makan malam?”Julie yang baru saja pulang dan sampai rumah menjelang pukul setengah sepuluh malam pun menggeleng. “Tadinya di jalan udah niat masak Indomie sih, kayaknya enak deh.”“Udah, sini, makan bareng aku.”Ipang yang memang menunggu Julie pulang sambil mencicil pekerjaan sampingannya langsung menggamit tangan Julie. Ipang mendudukkan Julie di kursi selagi ia bergerak cepat menghangat menu makan malam yang dibuatkan Mbak Widi.Bisa saja Ipang meminta ART-nya tersebut untuk kembali ke dapur dan menghangatkan makanan untuk mereka, tapi lebih cepat kalau ia yang menghangatkannya sendiri.&ldqu
Read more
BAB 39 - Hal-Hal yang Hanya Bisa Dilakukan oleh Julie
“Kalau bisa sih sekalian ajak Ipang, Julie. Papanya berharap banget lho Ipang bisa ikut di acara tahun ini.”Julie meringis mendengar permintaan (dengan nada memohon) tersebut dari Sinna, istri ketiga ayah Ipang.Rupanya telepon di pagi buta kemarin adalah karena ayah Ipang ingin mengajak mereka pergi ke vila yang ada di Bandung selama long weekend di minggu ini. Julie sendiri tak tahu kenapa lelaki paruh baya itu menghubungi Ipang pagi-pagi sekali.Mungkin biar Mas Ipang jawab ‘iya’ kalau ditanya pas lagi ngantuk, tebak Julie sambil memainkan pulpen di tangannya.“Ipang belum pernah ikut kumpul-kumpul sama kita selama ini, Julie,” tambah Sinna lagi. “Mama berharap Ipang sama Julie mau ikut di tahun ini. Bukannya apa-apa, tapi papanya sama Ipang tuh
Read more
BAB 40 - Kamulah Alasanku
“Ada lagi nggak yang ketinggalan?”“Kamu nggak bawa meteran, Mas?”“Buat apa?”“Katanya aku sama Raden harus berjarak sepuluh meter, kamu nggak mau ngukur?”Ipang tergelak mendengar sindiran Julie yang telak tersebut. “Biar aku yang ukur pakai mataku.”“Bisa aja ngelesnya,” cibir Julie.Ipang hanya menggandeng tangan Julie dan sambil membawa satu tas di tangan kirinya, mereka keluar dari rumah.Hari ini mereka akan berangkat ke Bandung, terpisah dari keluarganya yang sudah berangkat sejak pagi.Ipang tahu istrinya pasti lelah karena sejak beberapa hari lalu bekerja dengan cepat supaya mereka b
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status