All Chapters of Terpaksa Menikahi Musuhku: Chapter 41 - Chapter 50
129 Chapters
BAB 41 - Inilah Pilihan Hidup Ipang yang Tidak Ditentang oleh Suri
“Cute banget sih,” gumam Ipang tanpa sadar.Ipang menatap istrinya yang masih tertidur bahkan setelah mereka sampai di vila milik keluarganya. Ia tak bisa menahan senyumannya saat melihat jejak kecil di sudut bibir istrinya yang tertidur menggunakan bantal kepala babinya.Ipang mengambil ponselnya dari saku dan langsung mengambil foto Julie yang tengah tertidur dengan mulut terbuka sedikit.“Hng….” Mata Julie yang mengerjap pelan membuat Ipang buru-buru menyimpan ponselnya. Istrinya tersebut akhirnya membuka mata dan menatap Ipang dengan bingung, sepertinya masih disorientasi karena baru bangun dari tidurnya sejak setengah perjalanan Jakarta-Bandung mereka.“Good morning, Jules,” sapa Ipang dengan nada
Read more
BAB 42 - Tell Me Something I Don’t Know
“Kayaknya jarak antara aku sama Raden kurang dari sepuluh meter deh, Mas.”Ipang langsung mendelik begitu mendengar penuturan Julie yang diucapkan dengan polos, tapi ia tahu kalau sang istri tengah meledeknya.Walau begitu, ia tetap melakukan hal yang sejak tadi ia lakukan setiap kali Julie memberitahunya—menahan langkah mereka sehingga posisi mereka semakin jauh dari Raden di depan sana.Pagi ini usai sarapan, mereka berjalan ke sekitar vila, lebih tepatnya ke bukit kebun teh yang asri dan benar-benar hijau. Ayah mertua Julie memimpin di depan diikuti ketiga istri dan anak-anaknya.Ipang dan Julie ada di baris paling akhir. Selain karena Ipang tak sudi dekat-dekat dengan ayahnya, ia juga menjaga jarak antara Julie dan Raden. Raden ia ibaratkan seperti katak yang bisa menyambar mangsanya dal
Read more
BAB 43 - Usaha Julie yang Ipang Sangat Hargai
“Julie mana, Mas?”“Lagi ke toilet, mules katanya.” Ipang hanya bisa menggeleng pelan. “Udah tahu nggak bisa makan yang pedes-pedes banget, malah makan seblak sepedes itu.”Suri langsung nyengir lebar sembari menarik lengan kakaknya menuju ruang tengah vila. “By the way, Mas lucu banget sih! Walaupun kayak bocah, childish banget! Emangnya Mas masih SMA?”“Ngomongin apaan sih?”“Aku liat waktu Mas cium Julie terus ngasih jari tengah ke Raden,” kikik Suri dengan geli.“Oh….” Ipang menggaruk tengkuknya, bingung harus merespons bagaimana.“Inget, Bang, udah menjelang kepala tiga lho. Jangan panasan kayak waktu SMA deh.”
Read more
BAB 44 - Aku Mau Gila Rasanya
Julie memang masih perawan, tapi bukan berarti ia tidak mengerti sama sekali apa yang saat ini ia dan Ipang lakukan.Dan apa yang selanjutnya akan mereka lakukan.Napasnya menderu saat bibir Ipang mulai meninggalkan bibirnya dan beranjak turun lebih ke bawah. Ia bisa merasakan bagaimana hangatnya embusan napas suaminya menggelitik lehernya tersebut.Julie mendongak, memberi keleluasaan kepada suaminya untuk lelaki itu mencium dan mencecap setiap jengkal kulitnya tanpa ada yang ia lewatkan.Ketika dengan perlahan tangan Ipang menelusup masuk ke dalam pakaiannya hari ini, Julie menahan napasnya.Apalagi ketika tangan itu menyentuh dadanya secara sekilas, membuat Julie merinding bahkan hanya dengan merasakan selintas bagaimana kulit suaminya itu bersentuhan dengan anggota tub
Read more
BAB 45 - Maaf Karena Aku Nggak Bisa Ngasih yang ‘Pertama Kalinya’
Julie terbangun dengan tubuh yang pegal-pegal, tapi merasakan kehangatan dari pelukan Ipang.Ia menoleh ke belakangnya dan mendapati Ipang masih tertidur dengan nyaman. Lelaki itu sudah mengenakan kaosnya lagi, sementara Julie memakai piyamanya tanpa bra.Tubuhnya terlalu lelah dan ia hanya menurut saja saat semalam Ipang membantunya membersihkan diri dan memakaikannya pakaian.Dengan hati-hati, Julie mengurai pelukan Ipang di pinggangnya dan beranjak turun dari ranjang. Langkahnya tertatih-tatih, tapi sebisa mungkin ia menguatkan dirinya sampai dapur.Di dapur, Julie segera membuka kabinet dan mencari Pop Mie yang kemarin ia taruh di sana. Beruntung ada dispenser yang galonnya masih terisi penuh, jadi Julie tak perlu menunggu air hingga masak di kompor dan langsung menyeduh Pop Mie-nya saat itu juga.
Read more
BAB 46 - Andai Saja Aku Datang Lebih Cepat
“Buka mulutnya, Jules.”“Kenyaaang.”Ipang tertawa dan mengangguk. “Oke, aku yang habisin.”“Tumben kamu dangdut banget, Mas, ngajak makan sepiring berdua.”“Ya nggak apa-apa, biar aku bisa suapin kamu.”“Kayaknya suapin aku jadi hobi baru kamu ya?” tanya Julie sembari mengisi gelas mereka yang sudah kosong.“Iya, anggap aja latihan buat nyuapin anak kita nanti.”Julie tertawa mendengarnya. Hari sudah siang dan mereka hanya berdua di bangunan vila utama, sementara yang lain pergi mengelilingi Bandung karena Nilam dan adik tiri Ipang yang lain ingin berburu kafe-kafe hits nan lucu di sana.
Read more
BAB 47 - Sepenggal Cerita Tentang Masa Lalu
“Kamu kelihatan glowing banget hari ini,” komentar Suri. “Aku mau komentar yang macem-macem tapi kamu kan nikahnya sama masku sendiri. Aneh nggak sih kalau aku ngeledekin kamu yang iya-iya?”Celotehan Suri memancing gelak tawa Julie.Malam ini, Julie ingin ikut makan malam dengan yang lainnya karena tidak enak jika seharian benar-benar menghilang dari semua orang.Ipang setuju saja, meskipun kini usai makan malam, lelaki itu melipir ke teras karena harus menerima telepon dari salah satu sahabatnya untuk membahas mengenai Red House—salah satu usaha sampingan yang ia jalani dengan kelima sahabatnya.“Bakalan aneh kayaknya, jadi sebelum kamu mencoba, lebih baik urungkan niat kamu.”Suri cemberut dan tawa Julie semaki
Read more
BAB 48 - You’re Like a Dream Come True (1)
[Hari kedua Julie menginap di rumah Suri. Julie kelas 1 SMA. Ipang kelas 2 SMA.] “Cowok yang tadi siapa, Ri?”“Yang mana?”“Yang ikut makan malam bareng kita tadi,” jelas Julie. Ia berbalik supaya bisa menghadap Suri yang masih duduk dan tengah memainkan ponselnya, sambil bersandar di headboard ranjangnya. “Aku nggak pernah liat dia sebelumnya.”“Dasar pikun,” ledek Suri. “Itu anak baru Papa. Kamu bulan lalu ketemu dia pas aku ajak temenin dateng ke acara arisan keluarga. Bahkan kuliat kamu nemenin anak itu ngobrol kok.”Ada kernyitan tak suka di wajah Suri saat mengatakan hal tersebut. Julie kembali mengingat hari y
Read more
BAB 49 - You’re Like a Dream Come True (2)
[Hari kedua Julie menginap di rumah Suri. Julie kelas 1 SMA. Ipang kelas 2 SMA.]Lelaki itu meraih pergelangan tangan Julie dan melihat kalau terdapat goresan yang melintang di telapak tangan Julie.“Ke….” Julie panik mencari alasan yang tepat. Ia boleh pintar di akademis, tapi Julie cukup bodoh untuk mengarang alasan. “Kegesek kawat.”“Kawat di mana?”“Di taman.”“H-hei—”Julie dan Ipang menoleh, mendapati Raden yang menatap Julie dengan panik sembari menyembunyikan pisau di belakang punggungnya ketika sadar kalau Julie tengah bersama Ipang.Tapi Ipang sudah melihat benda tersebut. Ia menggeram marah saat sadar
Read more
BAB 50 - Kamu Cemburu sama Dia, Mas?
“Perlu pakai bahasa apa lagi supaya kamu ngerti untuk nggak deket-deket sama istriku?”Ipang yang baru kembali naik ke lantai dua usai menyudahi telepon dadakan dari Ksatria, salah satu sahabatnya, menatap tak suka ketika Ipang duduk di dekat istrinya, Julie.“Maaas,” tegur Julie (yang sebenarnya lebih mirip dengan rengekan), ketika Ipang sudah menunjukkan ekspresi siap berperang dengan Raden.Julie tidak ingin ada baku hantam antara suaminya dan Raden—dan lebih parahnya lagi kalau hal itu terjadi di depan adik tiri Ipang yang lain.“Santai, aku belum bawa kabur istrimu kok,” sahut Raden dengan tenang, seakan tak masalah ditatap sebegitu galaknya oleh Ipang.Ipang ikut duduk di atas karpet tersebut, berdampingan dengan Julie dan ti
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status