All Chapters of Istri Kecil Presdir Dingin: Chapter 11 - Chapter 20
84 Chapters
11. Serangan Dadakan.
Malam itu, Cesa menggandeng tangan suaminya menuju sebuah Bar terkenal kota tersebut. Jantung Cesa berdetak kencang. Kala melihat Zevin mulai mengeksekusi rekan bisnisnya. Setelah beberapa saat lalu anak buahnya berhasil mendapatkan video syur rekan bisnisnya—Sandoro Adiguna. Zevin masuk menghampiri rekannya yang tengah duduk di meja besar. "Wah, sebuah kehormatan bisa bertemu dengan Presdir Zevin Atmaja!" sapa Sandoro sambil berdiri, "Surprise, ternyata kau punya mainan yang sangat cantik!" lanjutnya sambil melirik Cesa. Cesa hanya diam saja dan merasakan tangannya yang di gandeng menegang. Cesa bisa merasakan jika Zevin tengah marah dan meremas kuat tangannya. "Terima kasih atas sambutanmu, Tuan Sandoro!" ucap Zevin dingin. "Silahkan duduk, T
Read more
12. Kedua kalinya
Cesa terpekik karena sakit di bibirnya yang luar biasa. Setelah itu, Zevin menghentikan serangannya. Darah menetes tadi bibir Cesa yang terluka, membuat Zevin menatap penuh seringai bengis. "Itu hukuman yang sepadan untuk bibirmu!" desis Zevin. Cesa dengan mata menyala menatap Zevin balik. Tak ada ketakutan, hanya kemarahan yang tersirat. Harga dirinya telah jatuh saat Zevin melecehkannya di depan Arga, tak ada lagi yang ditakuti Cesa. "Bapak seperti Binatang!" pekik Cesa marah. Bukannya mengerti, Zevin justru semakin naik pitam pada Cesa. "Kau pikir, Kau cukup menarik untukku? Kamu terlalu berfikir jauh! Jangan-jangan kamu marah karena aku tak melanjutkannya?" sarkas Zevin. Hancur lagi hati Cesa yang baru saja membuncah karena mengetahui Zevin
Read more
13. Hati yang semakin hancur
"Jalang! Kau benar-benar jalang cilik! Kau tidak lagi perawan!" desis Zevin di telinga Cesa. Sontak Cesa tersadar atas keterbuaiannya. Hatinya kembali remuk redam. Membiarkan Zevin memacu tubuhnya dengan cepat dengan hati tersayat bak patung porselen. Bagaimana tidak? Zevin memacunya dengan terus meracau menyebut nama Diandra— istri yang sangat dia cintai. Penghinaan yang luar biasa untuk Cesa! Tak pernah ada dalam khayalan Cesa jika suaminya akan menyentuhnya dengan membayangkan orang lain. Ekspresi wajah Cesa begitu dingin dengan tatapan mata terus mengincar Zevin yang menutup mata. Seolah, Zevin benar-benar tak sudi menatap Cesa. "Ahhh, Di! Oh Shittt ... Ssstt!" racau Zevin Air mata Cesa menetes dari ujung mata sama seperti saat kehormatannya direnggut paksa oleh Zevin. Kali ini jauh lebih s
Read more
14. Memprovokasi
Ucapan Zevin membuatnya menyeringai, "Lantas apa urusan, Bapak? Bukankah saya sudah melayani tamuku juga semalam!" sarkas Cesa. Zevin semakin kuat mencengkeram tangan Cesa. Perkataan Cesa benar-benar membuat Zevin merasa tak diinginkan sebagai suami. Sedang diluar sana banyak tatapan mendamba dari banyak wanita. Dan kini istrinya sendiri, menganggap melayani tamu saat disentuh Zevin. "Lalu berapa bayaran tubuhmu, untuk hari ini?" ucap Zevin dengan penuh seringai dan mulai menjalankan jari telunjuknya mengusap belahan dada Cesa naik turun. Tubuh Cesa meremang sekaligus dikuasai amarah. Cesa muak dengan kata-kata murahan, jalang, atau apapun itu! "Pasti jalang ini sangat nikmat ya, Pak! Hingga bapak menawarnya kembali? Bukankah saya tidak sexy?" ucapnya sambil berdiri. Berjalan menuju kursinya lagi, karena Cesa tidak akan membiarkan dirinya berbuai
Read more
15. Dibully
Suara ketus Zevin membuat Cesa tersadar. Hatinya kembali tersayat. Cesa mengira setelah melakukannya berkali-kali dengan penuh ucapan mendamba, suaminya mulai menerimanya. Ah, Mengkhayal! Tidak menyebut nama Diandra bukan berarti menerima Cesa! 'Mungkin, Zevin benar-benar merasa memakai seorang pelacur' batin Cesa. Cesa bergegas karena hari mulai sore dan waktunya pulang. Mengabaikan Zevin yang masih rebahan entah sambil menatapnya atau menatap siapa, Cesa tidak peduli. Cesa kemudian keluar dari ruangan itu, dan duduk di meja sekertarisnya setelah mencuci wajahnya. Membenahi make up agar tidak menimbulkan prasangka gila para karyawan tentangnya. Walau tubuhnya terasa sangat lengket, Cesa menahan rasa itu. Setelah selesai memperbaiki, Cesa keluar dari ruangan dan pulang tanpa pamit pada Zevin. N
Read more
16. Penganiayaan
Diandra sontak melepaskan tangannya karena terkejut saat mendengar ucapan Zevin. Begitu juga Cesa yang sedikit tersentuh karena dibela suaminya, sekaligus diakui sebagai istri. Namun, sekali lagi Cesa membuang jauh-jauh pikirannya! Terlalu sering Zevin membuatnya tersentuh dan berharap, namun pada akhirnya dijatuhkan kembali pada rasa sakit tak bertepi. 'Dia hanya kesal pada tante Diandra, bukan benar-benar mengakuiku!' batin Cesa kemudian berlalu masuk begitu saja. Meninggalkan Diandra dan Zevin yang masih saling pandang. Tatapan nanar Diandra membuat Zevin merasa bersalah, namun dia juga terlampau kesal dengan wanita ini. Terlalu melunjak! Semua yang Diandra mau sudah Zevin berikan, namun Diandra semakin tak karuan. "Mas! Kau sudah berpaling dariku?" lirih Diandra. Zevin menghela nafas, "Kau yang berpaling dariku!"
Read more
17. Rumah Sakit
Cesa tergeletak pingsan di kamar mandi. Beruntung, sesaat kemudian Vivian yang baru saja pulang arisan mendapati Zevin dan Diandra keluar dari kamar Cesa. Karena sangat khawatir, Vivian ingin memeriksa keadaan Cesa. Betapa terkejutnya Vivian melihat Cesa pingsan dalam keadaan yang mengenaskan. Dengan gigi geraham yang bergemeletuk menahan amarah, Vivian mengurus Cesa terlebih dahulu bersama para maid. Setelah membersihkan tubuh yang penuh tanda merah dan legam, membuat hati Vivian mencelos. Sakit! Yah, dia menyayangi Cesa seperti anaknya sendiri. Begitu dekat bahkan puluhan tahun! Jadi sakit ini juga menyakiti hati Vivian. Dipandangnya wajah cantik menantunya itu, "Maafkan Mama, Sayang! Bertahanlah sebentar lagi! Mama pastikan kau akan menjadi wanita paling bahagia di dunia!" Vivian benar-benar marah kali ini dan ingin s
Read more
18. Mulai Curiga
Dan sudah dua bulan berjalan semenjak hari itu, Cesa menjadi semakin dingin begitu juga dengan Zevin. Keduanya tak banyak saling berinteraksi baik dikantor maupun di Mansion, karena Diandra terus mengekori Zevin. Dia tak Mau lagi kecolongan! Masa magang Cesa sudah berakhir dua minggu lalu dan dirinya mulai fokus mengurus pendaftaran wisudanya. Kebetulan Cesa hanya kurang menyelesaikan magang saja, skripsi sudah dia selesaikan sebelum magang. "Kamu haid, Sa?" tanya Vivian. Cesa mengangguk, "Iya, Mah! Ada apa?" "Tidak ada, kirain Mama tuh jadi yang waktu itu!" candanya. Cesa tersenyum, "Mama bisa aja!" "Sa, jangan didengarkan ucapan Zevin Dan Diandra, kamu jangan banyak pikiran!" ucapan Vivian. "Iya, Mah!" Yah, seperti itu selalu keluhan Vivian saat Cesa haid seperti hari ini. Cesa tak pernah menganggap serius ucapan Mama Vivian, karena bagaimana Cesa tak memikirkan jika penghinaan demi penghinaan masih kenyang dia terima. Beruntung, hati Cesa sudah
Read more
19. Nafkah lahir dari suami
"Ga, selidiki selama ini Diandra bertemu dengan siapa dan melakukan apa! Besok dia akan berangkat ke London!" titahnya lagi. Zevin mulai curiga dengan gelagat Diandra! Apalagi, semalam dia memaksa ingin berangkat setelah dua bulan mengekorinya. Bukan tidak suka! Hanya saja, setelah Cesa tidak magang di kantor, dia langsung kembali ke habitatnya. Hingga Zevin bingung, sebenarnya apa yang Diandra kejar. Kekayaan, barang mewah, branded, semua selalu Zevin turuti. "Baik, Tuan! Seluruhnya?" tanya Arga memastikan. Zevin mengangguk, "Hmm, semuanya!" Apa yang tidak pernah Zevin kabulkan permintaannya? Tidak ada! Kartu tanpa batas dengan pembayaran selalu milyaran tiap bulan! Berbanding terbalik dengan Cesa, istri kecilnya yang tak pernah mendapatkan nafkahnya secara benar. Deg! Zevin baru menyadari itu! "Ga, Siapkan black card atas nama Cesa! berkasnya ada bersama dokumen pernikahanku dan Cesa, segera hari ini juga harus selesai!" titahnya. Zevin meny
Read more
20. Terungkap
Zevin berteriak dengan geram sambil membanting pintu kamar mandi. Suasana hati Zevin menjadi sangat buruk! Kemudian berendam, dan dia bisa mendengar suara koper diseret dan suara pintu tertutup. "Dia benar-benar tetap pergi, tidak perduli aku sedang marah!" desisnya. Dengan cepat Zevin keluar kamar mandi dan memastikan Diandra benar-benar berangkat sambil mengambil ponselnya. Tentu saja menghubungi Arga! Zevin curiga, bagaimana bisa istri pergi dengan tenang saat tau suaminya marah dan melarang. Sebenarnya apa yang dia cari! Hingga bisa melakukan itu semua terhadap suaminya! Zevin kembali berendam sambil melihat mobil istrinya keluar mansion dari balik kaca kamar mandi. [Arga, Diandra berangkat sekarang] Pesan yang sangat singkat dia kirim pada Arga dan memilih melanjutkan mandinya. Namun tiba-tiba Zevin teringat dengan Cesa, dan Zevin mengambil handuk untuk menutupi pinggang sampai lututnya. Berjalan menuju kamar Cesa. Cklek! Zevin tak melih
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status