Semua Bab Teman Tapi Menikah: Bab 51 - Bab 60
128 Bab
BAB 51 - Bukan Lelaki Terbaik untuk Rinai
“Mbak Rinai nggak nyesel?” Shahia bertanya dengan sangsi. “Ini si Bangsat-nya VIP lho, Mbak. Belum terlambat kok kalau Mbak mau ganti orang.”Dengan dramatis (sepertinya Rinai mulai tertular Ksatria), Rinai menggeleng. “Aku juga pengennya gitu, Sha. Tapi gimana ya….”“Nai!” Tanpa Ksatria sendiri sadari, ia sudah melotot dan merajuk pada Rinai. “Kok kamu gitu sih sama aku?”“Abisnya gimana ya, Sat…. Sebenernya kan yang dibilang Shahia ada benernya.” Rinai sengaja menoleh pada Ksatria yang masih duduk di sampingnya. “Ini Ksatria lho, si Bangsat-nya VIP Club.”Ksatria mendengus pelan. Lama kelamaan kalau ia biarkan Shahia lebih lama lagi bersama dengan Rinai, hubungannya dengan Rinai bisa bubar jalan karena tiba-tib
Baca selengkapnya
BAB 52 - Ini Pertama Kalinya Mereka (Resmi) Berkencan (I)
“Orang kalau mau kencan biasanya pakai baju apa?”“Nggak pakai baju?”“Orang gila!” maki Rinai kepada Shua yang terhubung dengannya melalui sambungan telepon.“Serius, Nai, skin to skin bagus juga lho.”“Ah, capek ngomong sama kamu!” desis Rinai kesal.Panggilan itu sudah terhubung sejak setengah jam yang lalu dan belum ada tanda-tanda akan segera berakhir. Karena malas memegang ponsel sambil mondar-mandir, Rinai mengaktifkan mode loudspeaker.Hari masih cukup pagi, kalau Rinai tak ada janji, ia mungkin masih tertidur sampai sekarang. Tapi hari ini adalah jadwal kencannya dengan Ksatria dan tiba-tiba saja, Rinai tidak tahu harus memakai pakaiannya yang mana.
Baca selengkapnya
BAB 53 - Ini Pertama Kalinya Mereka (Resmi) Berkencan (II)
Rinai hanya memutar kedua bola matanya begitu mendengar ucapan Ksatria dan masuk ke mobil lelaki itu. Ksatria sendiri tertawa melihat reaksi Rinai, kemudian mulai mengemudikan mobilnya keluar dari halaman rumah.Di mobil, Rinai sibuk mengganti stasiun radio dan berhenti di Prambors. Setelahnya, Rina bertanya kepada Ksatria, “Kita mau ke mana emangnya hari ini, Sat?”“Sebenernya aku nggak tahu kita enaknya ke mana, Nai,” aku Ksatria seraya. “Kupikir kita harus ke tempat yang belum pernah kita datengin karena ini kencan pertama kita secara resmi. Semalam aku tidur sampai jam tiga buat nyari ide, nggak ketemu-ketemu.“Aku pengennya hari ini ya spesial buat kamu, tapi ternyata minimnya pengalamanku bener-bener bikin aku nggak bisa kepikiran tempat kencan yang ideal buat kamu.”
Baca selengkapnya
BAB 54 - Lelakinya yang Konyol
“Masih disayangkan juga ya kenapa Rinai mau sama si Bangsat ini.” Kalu mengusap dagunya dengan perlahan, terlihat dramatis apalagi ditambah dengan gelengan kepalanya yang dibuat sepelan mungkin.“Iya, bener. Kayak nggak ada laki-laki yang lebih baik aja. Si Ksatria plusnya juga cuma di tampang doang. Kelakuan sih minus,” imbuh NaraYogas mengangguk setuju atas pernyataan Nara barusan. Tapi sebelum ia bisa membuka mulutnya untuk ikut bicara, Ksatria sudah lebih dulu menjejalkan makanan ke mulut salah satu sahabatnya tersebut.“Kalian tuh kayaknya yang paling sebel aku bisa bareng sama Rinai.” Ksatria memicingkan matanya ketika kembali duduk di sofa, berhadapan dengan Yogas, Nara, dan Kalu.Badai yang duduk di sampingnya hanya tertawa. Hari ini mereka berlima berkumpul di rum
Baca selengkapnya
BAB 55 - Tawaran yang Tidak Menggiurkan
“Kamu mau makan siang sama siapa?”“Al,” jawab Rinai dengan ringan. “Nggak usah pura-pura nggak denger ya. Nanti jadi susah denger beneran, baru tahu rasa.”“Bukan pura-pura nggak denger, tapi susah menerima kenyataan.”“Lebay,” cibir Rinai. “Lagian kamu kan mau ke The Clouds katanya.”“Iya sih, emang kamu nggak mau ikut?”“Nggak deh, aku udah janji sama Al dari Sabtu kemarin. Nggak enak kalau dibatalin.”Ksatria mendengus pelan dan segera menggandeng lengan Rinai padahal mereka masih berada di lorong.“Ih, Sat!” Rinai segera melotot. “Nanti kelihatan yang lain. Lepas, nggak?!”
Baca selengkapnya
BAB 56 - Sejak Dulu Hingga Saat Ini, Hanya Ada Rinai di Hidupnya
 “Aku akan cepet-cepet cari cara untuk buktiin kalau emang Aleah dalangnya.”Melihat tekad di mata Ksatria, Rinai malah menjadi khawatir. “Iya, tapi kamu juga harus hati-hati lho.”“Aku akan selalu hati-hati, tapi keselamatan kamu kan lebih penting, Nai,” timpal Ksatria seraya meraih tangan Rinai dan menggenggamnya. “Mau mampir McD nggak? Katanya bosen sama makanan The Clouds.”“Mau!” Rinai segera menjawab dengan antusias begitu ditawari drive thru McD oleh Ksatria. “Aku kan sering ke The Clouds karena kamu, wajar dong aku bosen sama makanannya. Bertahun-tahun ke tempat yang sama, Sat….”Saking seringnya menemani Ksatria ke The Clouds, Rinai bahkan sampai hafal semua yang ada di menu The C
Baca selengkapnya
BAB 57 - Your Wish is My Command
 “Hari ini aku akan ngewujudin salah satu bucket list kamu.” Ksatria bicara dengan antusias. “Tapi jujur deh, Nai, kamu bikin bucket list bukan karena lagi sekarat atau apa kan?”“Mulutmu bener-bener butuh dicuci pakai deterjen ya, Sat,” keluh Rinai sambil terus berjalan menelusuri area parkir basement tersebut.Hari ini entah kenapa Ksatria meliburkan Pak Anwar dan ialah yang menyetir sepanjang perjalanan ke kantor. Maka dari itu mereka keluar di basement gedung kantor hari ini, bukan di pelataran lobi seperti biasanya.“Aku kan khawatir.” Ksatria memeluk pinggang Rinai seperti biasa.Rinai sudah hampir menyikut Ksatria supaya lelaki itu melepaskannya, tapi Ksatria sudah lebih dulu m
Baca selengkapnya
BAB 58 - Cuma Ksatria yang Bikin Papa….
 “Semalam kamu pulang jam berapa? Kayaknya Papa udah ketiduran pas kamu pulang.”Rinai mengelap sumpit yang akan mereka gunakan ketika nanti ramen mereka datang. Sebenarnya hal itu hanya salah satu caranya untuk mengulur waktu menjawab pertanyaan sang ayah.Tetapi, dipandangi terus seperti ini membuat Rinai akhirnya tak bisa bertahan diam lebih lama lagi.“Jam sebelas baru sampai rumah, Pa,” jawab Rinai seraya melirik ayahnya takut-takut. “Abis dari Subtitles, mampir makan dulu soalnya.”“Oh….”“Maaf ya, Pa, aku malah bikin Papa nungguin aku sampai ketiduran.”“Nggak apa-apa. Pergi sama Ksatria kan?”
Baca selengkapnya
BAB 59 - Dia yang Menyatakan Perang
   “Ternyata kalian beneran cocok pacaran ya.”Rinai sudah lelah mengoreksi bagaimana orang-orang menyebut hubungannya dan Ksatria sebagai pacaran. Toh label hanyalah label.Jadi ia tidak akan mengoreksi Shua bagaimana perempuan itu menyebut hubungannya dan Ksatria.“Cocok dari mananya?” tanya Rinai penuh rasa ingin tahu.Sudah siang tadi Rinai ke Plaza Indonesia, malam ini ia kembali ke sini untuk menemani Shua belanja keperluannya dan Janar.Kata Shua di telepon tadi, ia sedang suntuk dan lagi tak ada ide. Padahal waktunya untuk mempersiapkan koleksi yang akan ia tampilkan di Jakarta Fashion Week sudah benar-ben
Baca selengkapnya
BAB 60 - Kalau Kamu Berani Menyentuh Dia....
   Seumur hidup, Rinai hanya pernah dua kali ke kantor polisi.Yang pertama adalah ketika menjelang masa-masa terakhirnya di SMA ia dan Ksatria terciduk polisi di area balap liar, padahal mereka hanya menyemangati salah satu teman sekelas mereka yang akan balapan terakhir sebelum fokus Ujian Nasional.Tapi memang dasarnya mereka sedang apes saja.Yang kedua adalah ketika mereka ikut demo di depan gedung DPR dan terjebak di kerusuhan yang terjadi di tengah demonstrasi seluruh BEM universitas se-Jabodetabek.Kini Rinai menorehkan sejarah baru di hidupnya dengan datang yang ketiga kalinya ke kantor polisi.“Perempuan kurang ajar,” maki S
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status