Felicia melongo, tak habis pikir. “Apa kamu nggak mencoba untuk melawan?”Theo menggeleng, dia menatap Felicia dengan mata berkaca-kaca.Felicia membalas tatapan Theo dengan lekat. Bisa dia lihat sorot lemah di mata Theo. Theo yang biasanya ceria saat berada di dekatnya, kini tampak tak berdaya.“Aku … nggak bisa melawan,” ungkap Theo.Felicia mendekat pada Theo. Dia tahu, pasti berat bagi Theo untuk bercerita tentang ini.“Kenapa?” tanya Felicia dengan perlahan.“Aku takut, Feli,” cicit Theo, suaranya memelan. “Karena udah sejak kecil aku mengalami itu, aku takut. Sampai dewasa, ketakutan itu masih ada. Aku udah berusaha berani, tapi tubuhku seolah bertindak sendiri.”Theo melepaskan tangan Felicia, meremas kedua tangannya sendiri yang mendadak gemetar hanya karena mengingat perlakuan buruk Martin padanya.“Kamu lihat? Aku cuma sedang mengingat pun sampai gemetar, ini reaksi alami tubuhku. Aku takut sama Papaku sendiri. Aku … pengecut ‘kan?” tanya Theo, dengan ragu menatap mata Felic
Baca selengkapnya