Semua Bab Hot Night with Berondong: Bab 51 - Bab 60
71 Bab
Bab 51 - Semanis Kue (Seharian Bersama)
Theo masih memeluk Felicia dari belakang, kini kedua kakinya mengapit tubuh Felicia, menguncinya agar tak bergerak menjauh.Namun, itu justru membuat Felicia tak nyaman. Ia semakin bisa merasakan ereksi dari burung tempur Theo.“The, uhm … agak geser menjauh bisa nggak?” tanya Felicia, terdengar gugup. Ini karena burung tempur Theo terus menusuk pantatnya!“Nggak bisa,” tolak Theo, beralasan, “Sofanya sempit.”“A-aku nggak nyaman …” ungkap Felicia, jujur.Theo yang sedang asyik menciumi leher belakang Felicia langsung menghentikan aksinya.“Kenapa?” tanya Theo.“Kamu terlalu dekat,” jawab Felicia.“Kalau mau aku nggak terlalu dekat, kita pindah ke kasur yang lebih luas. Tapi, kamu menginap di sini, ya?” pinta Theo.“Oke,” angguk Felicia agar cepat.Setelah ini Felicia perlu memikirkan alasan tidak tidur di
Baca selengkapnya
Bab 52 - Ada yang Cemburu
Di saat Felicia masih salah tingkah, Theo malah semakin menjadi. Ia kembali menggoda Felicia, kali ini dengan mengecup bibir Felicia.Cup!Wajah Felicia semakin memerah akibat kecupan itu, wajahnya terasa panas. Ia pun memukul dada Theo.“Iseng banget kamu!” seru Felicia, menutupi wajahnya dengan kedua tangan.Theo terkekeh. “Kita pernah melakukan yang lebih dari itu loh.”“Nggak usah diingatkan!”Felicia masih malu. Tapi, Theo sepertinya tak punya malu, malah sejak tadi lebih banyak tertawa senang seolah terhibur dengan tingkah Felicia.“Nggak usah malu-malu begitu, aku jadi gemas tahu!” kata Theo.Felicia terbelalak. “Ka-kamu gemas sama aku? Aku nggak menggemaskan sama sekali! Kamu yang menggemaskan!”“Aku?” tunjuk Theo ke dirinya sendiri. “Nggak tuh. Aku nggak menggemaskan, tapi kamu.”Mereka nyaris berdebat hanya gara-gara itu,
Baca selengkapnya
Bab 53 - Tenggelam!
“Sophia sepertinya tertarik sama kamu, The,” ucap Felicia.Mereka sedang pulang bersama sore ini. Theo yang awalnya fokus menyetir mobil sampai menoleh singkat ke arah Felicia akibat perkataan sang kekasih.“Nggak ah,” sangkal Theo.“Insting sesama perempuan nggak pernah salah. Aku yakin Sophia tertarik sama kamu, atau malah suka,” kata Felicia.Theo tak langsung menyahut. Ia terdiam selama beberapa menit, memang ia menyadarinya kalau Sophia seperti tertarik dengannya, sejak awal masuk kuliah, tapi ia berusaha mengabaikannya.“Nggak penting mau dia tertarik sama aku atau enggak. Yang terpenting, aku sukanya sama kamu.” Theo tersenyum, menoleh sesaat ke Felicia.Mendengar ucapan Theo membuat senyum Felicia turut merekah. Ia sempat agak risau, tapi sekarang merasa lebih baik setelah mendengar ucapan Theo.“Eh, The. Mampir ke mall sebentar yuk,” ajak Felicia.Theo tampak
Baca selengkapnya
Bab 54 - Dia Pergi ...
“Aaaa! Bu Feli tenggelam!” teriak Sophia.Sophia memasang raut panik dan berlari menghampiri tamu yang lain.“B-Bu Feli! Tolong Bu Feli! Beliau tenggelam!” teriak Sophia lagi.Semua yang mendengar itu sontak terbelalak.“Feli? Di mana?” tanya Diana yang bahkan sampai pucat mendengarnya.Karena Felicia tak bisa berenang, tentu saja Diana panik.“D-Di sana! Tadi akan mengambil minum, tapi terpeleset. Maaf, saya nggak bisa renang di kedalaman tiga meter jadi nggak bisa menolong,” kata Sophia dengan raut menyesal.Padahal, Sophia merasa puas di dalam hati. Tentu saja ia bohong. Namun, saat ini ia sedang berakting agar terlihat seperti anak baik-baik.'Rasakan! Ini baru awal,' batin Sophia sambil menatap air kolam.“Bu Feli!” panik Theo.“Feli!” teriak Marcell.Mereka berlari ke arah kolam yang ditunjuk oleh Sophia.Felicia sudah tak
Baca selengkapnya
Bab 55 - Masa Lalu Theo dan Wanita Ular
Felicia masih kepikiran soal Theo, tapi pikirannya buyar ketika teman-temannya malah membahas hal lain yang tak diketahui olehnya.“Pak Marcell tadi gentle sekali saat menolong kamu, Fel!” beri tahu Diana.Felicia terbelalak. “Jadi, Pak Marcell yang menolong aku?”Felicia menatap Marcell yang tadi berjalan keluar untuk membelikan makanan dan minuman hangat untuknya. Felicia tak paham mengapa Marcell begitu baik dan perhatian padanya?“Iya lah! Pak Marcell yang menolong kamu, bahkan Pak Marcell juga memberi kamu napas buatan!” pekik karyawan lain dengan heboh.“Wah, berarti kamu sama Pak Marcell udah ciuman secara nggak langsung.”Mereka meledek Felicia gara-gara insiden itu, Felicia yang mendengarnya pun terkejut, dan tak percaya.“Kata siapa? Aku nggak percaya!” seru Felicia.“Tadi ada yang merekam videonya, mana ya?” tanya Diana.Salah satu anak magang memberikan ponselnya, mengaku telah merekam kejadian tadi dan meminta maaf jika Felicia tak nyaman.Ketika Felicia menonton videonya
Baca selengkapnya
Bab 56 - Felicia Terkejut dan Menangis
Felicia sudah baik-baik saja dan diperbolehkan pulang oleh dokter. Satu per satu teman-teman Felicia pun meninggalkan rumah sakit.Waktu sudah malam, langit menggelap. Sebenarnya mereka masih khawatir kepada Felicia, terutama Diana yang ingin menemani Felicia sampai di rumah, tapi sayangnya ia harus segera kembali karena sudah dihubungi oleh sang suami.Kini hanya tersisa Marcell yang tetap tinggal, duduk di kursi di samping tempat tidur Felicia. Tatapan matanya penuh perhatian.Felicia sedang mengemas barang-barangnya. Ia melirik canggung ke arah Marcell. Masih terlintas di kepalanya mengenai video ketika Marcell memberikan napas buatan ke mulutnya. Ia sungguh malu.“Kamu nggak pulang?” tanya Felicia.“Kamu sedang dalam kondisi seperti itu, Feli. Kalau saya pulang, kamu sendirian di sini,” kata Marcell."Saya nggak apa-apa, Marcell. Kamu bisa pulang dulu," kata Felicia dengan lembut.Marcell menggeleng pelan. "Saya akan tetap di sini dan mengantar kamu sampai ke rumah, Fel. Saya ngga
Baca selengkapnya
Bab 57 - Kekejaman Sang 'Monster'
“Feli?” kaget Theo atas kedatangan sang kekasih, ia bergegas beranjak duduk.Belum sempat Theo bicara lagi, Felicia yang sedang menangis tiba-tiba memeluknya.“Feli, kenapa nangis? Ada yang sakit? Kamu … udah baik-baik aja? Kapan kamu pulang dari rumah sakit?” Theo memberondong Felicia dengan pertanyaan.Felicia menggeleng, tak menjawab dan masih memeluk Theo sambil menangis.Tak tahu mengenai apa yang terjadi pada sang kekasih, tapi Theo tak lagi bertanya lagi dan memilih untuk diam sambil membalas pelukan Felicia.Ketika tangis Felicia reda, barulah Theo melepaskan Felicia. Theo menatap lekat Felicia, mengelap jejak air mata di wajah Felicia dengan ibu jarinya, mengusap lembut pipi sang kekasih.“Kamu kenapa, hm?” tanya Theo dengan lembut.“Kaki kamu, The … siapa yang melakukan itu?” tanya Felicia dengan suara bergetar.Pertanyaan Felicia sontak membuat Theo terbelalak. Akhirnya Theo menyadari kalau bagian betisnya terekspos, ia berniat menutupinya, namun sudah terlambat. Felicia me
Baca selengkapnya
Bab 58 - Kebenaran Terbongkar
Felicia melongo, tak habis pikir. “Apa kamu nggak mencoba untuk melawan?”Theo menggeleng, dia menatap Felicia dengan mata berkaca-kaca.Felicia membalas tatapan Theo dengan lekat. Bisa dia lihat sorot lemah di mata Theo. Theo yang biasanya ceria saat berada di dekatnya, kini tampak tak berdaya.“Aku … nggak bisa melawan,” ungkap Theo.Felicia mendekat pada Theo. Dia tahu, pasti berat bagi Theo untuk bercerita tentang ini.“Kenapa?” tanya Felicia dengan perlahan.“Aku takut, Feli,” cicit Theo, suaranya memelan. “Karena udah sejak kecil aku mengalami itu, aku takut. Sampai dewasa, ketakutan itu masih ada. Aku udah berusaha berani, tapi tubuhku seolah bertindak sendiri.”Theo melepaskan tangan Felicia, meremas kedua tangannya sendiri yang mendadak gemetar hanya karena mengingat perlakuan buruk Martin padanya.“Kamu lihat? Aku cuma sedang mengingat pun sampai gemetar, ini reaksi alami tubuhku. Aku takut sama Papaku sendiri. Aku … pengecut ‘kan?” tanya Theo, dengan ragu menatap mata Felic
Baca selengkapnya
Bab 59 - Cuddle
Felicia ingin ikut menangis. Ia sungguh tak tega membayangkan Theo disakiti oleh orang-orang itu. Theo mengangkat kepalanya, dan ia terbelalak karena Felicia mengecup bibirnya tiba-tiba,Cup!Felicia sengaja mengecup Theo, niatnya untuk membuat Theo tenang dan merasa lebih baik. Namun, sepertinya Theo tergoda untuk melakukan yang lebih dari sekadar kecupan.Mata Theo bertemu dengan mata Felicia. Menyadari tatapan Felicia yang menunjukkan kasih sayang padanya pun membuatnya tersentuh, tapi tatapan Theo kini mengarah ke bibir Felicia yang sedikit terbuka.“Feli …” panggil Theo dengan suara serak khas orang habis menangis.Theo meraih wajah Felicia, sedangkan Felicia menyentuh wajah Theo untuk mengelap jejak air mata di sana. Tatapan mereka sama-sama lekat.Theo mendekatkan wajahnya ke arah Felicia, kali ini ia yang memulai lebih dulu, mempertemukan bibirnya dengan bibir Felicia, mencium sang kekasih dalam-dalam.Bibir Theo bergerak melumat bibir Felicia, menyesap bibir manis Felicia de
Baca selengkapnya
Bab 60 - Dikurung oleh Wanita Licik
Theo menyeringai, mendekatkan wajahnya ke arah Felicia. Ia hanya berniat jahil, tapi malah melihat Felicia menutup mata dengan bibir agak dimajukan seolah menunggu dicium.Theo terbelalak. Jangan bilang … ‘itu’ yang dipikirkan oleh Felicia adalah hal mesum? Wah, Theo tak menduga.Namun, karena tak mau membuat Felicia menunggu, Theo pun mengecup bibir Felicia. Theo menyentuh pipi Felicia, mencium sang kekasih dengan lembut.Ciuman lembut Theo berlanjut, dan Felicia pun membalasnya dengan senang hati. Pikiran Felicia masih membayangkan hal mesum yang akan terjadi setelah ini.Felicia menyambutnya, mengalungkan tangan ke leher Theo, menarik Theo agar semakin mendekat. Namun, tiba-tiba … Theo malah mengakhiri ciuman mereka!Felicia merasa heran sekaligus agak kecewa. Ia membuka matanya, menatap Theo dengan tatapan bertanya-tanya.“Kenapa berhenti?” tanya Felicia dengan suara lirih.Theo tersenyum melihat raut wajah Felicia. “Ayo kita berlanjut melakukan ‘itu’,” ajaknya.“Melakukan ‘itu’ a
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status