All Chapters of Aku Juga Keturunan Jenderal: Chapter 91 - Chapter 100
100 Chapters
Bab 91
Intan mengerutkan kening setelah mendengar ucapan ini.Dia sama sekali tidak peduli dengan gosip, tetapi dengan sengaja menciptakan pertikaian di pasukan, menciptakan ketidakadilan dan mengganggu moral tentara adalah hal yang tabu sebelum pertempuran.Linda pernah berada di medan perang, mana mungkin dia tidak mengetahui hal ini? Mungkin dia ingin menggunakan opini publik untuk memojokkan Raja Aldiso, sehingga Raja Aldiso akan membiarkannya untuk menstabilkan pasukan."Sekarang cuma menyebar di antara bala bantuan, 'kan?" Intan bertanya.Amarah Marsila masih belum mereda dan wajahnya yang penuh kerutan terlihat semakin memerah, "Benar, bala bantuan tinggal di kamp dan terpisah dari Pasukan Aldiso yang dulu, jadi Pasukan Aldiso tidak tahu. Kemungkinan besar seseorang pasti pergi ke sana dan berdebat dengan mereka."Kerutan di dahi Intan semakin jelas. Setelah beberapa pertempuran, banyak prajurit yang menghormatinya. Kalau sampai tahu dia ditugaskan dengan cara ini, takutnya itu tidak h
Read more
Bab 92
Intan menancapkan Tombak Bunga Persik ke tanah dan mengikat rambutnya. Angin utara yang dingin membuat pakaiannya berdesir.Dia mengangkat dagunya dan tatapannya sedingin salju, "Cukup mengalahkanmu saja?""Benar!" Samuel berkata dengan lantang, "Selama kamu mengalahkanku, aku akan mengikutimu sampai mati dan tidak pernah mengingkari janjiku.""Kapten Samuel hebat!""Kalahkan dia. Siapa suruh dia memanfaatkan prestasi militer ayah dan kakaknya, serta menginjak pasukan kita untuk naik pangkat.""Tidak peduli seberapa sulitnya prestasi, beraninya dia seorang wanita menggunakan prestasi militer palsu untuk memimpin kami. Kapten Samuel, kami tidak terima. Kalahkan dia!"Samuel berkata dengan dingin, "Jenderal Intan sudah mendengarnya?"Intan melirik ke arah Pasukan Baja yang berteriak, lalu memegang Tombak Bunga Persik, "Oke, ayo serang!"Tatapan Samuel terlihat sinis, "Jangan bilang aku menindas wanita, Jenderal Intan. Aku akan membiarkanmu maju dulu!""Terima kasih!" Intan tersenyum, tah
Read more
Bab 93
Ada jarak antara menara kota dan padang rumput, jadi mereka tidak bisa merasakan kekuatan internal maupun melihat retakan di tanah. Yang mereka lihat hanyalah Samuel berdiri diam dan ditikam oleh Intan.Oleh karena itu, Linda merasa ini sangat konyol. Raja Aldiso benar-benar mengerahkan segalanya demi mempromosikan Intan ke posisinya.Setelah selesai tertawa, nadanya penuh amarah, "Seluruh Pasukan Baja patuh pada Raja Aldiso dan akan menyerahkan siapa pun yang Raja Aldiso inginkan, tapi untuk apa repot-repot membuat keributan seperti itu dan memperlakukan prajurit seperti monyet?"Rudi juga agak bingung. Raja Aldiso tidak bisa membuat pengaturan seperti itu. Seni bela diri Intan memang sangat bagus, tapi kalau benar-benar bertarung, Intan bukanlah lawan Samuel.Mungkinkah Intan hanya mengetahui beberapa jurus dan tidak punya keterampilan lain?Bagaimanapun, apa yang disebut tantangan hari ini hanyalah sebuah lelucon.Rudi juga agak marah. Melakukan penipuan di medan perang dan menumpuk
Read more
Bab 94
Intan melatih pasukannya hingga larut malam sebelum kembali ke kota, tetapi diadang oleh Linda di gerbang kota.Api unggun menyala dari kejauhan, menyinari wajah Linda yang marah dan sinis."Setidaknya kamu harus melakukan cukup banyak hal untuk menyelamatkan mukamu. Kamu telah menghancurkan reputasi Keluarga Belima."Intan mengangkat kelopak matanya dan berkata dengan dingin, "Apa hubungan reputasi Keluarga Belima denganmu?"Linda menuduh dengan tegas, "Bisa berhenti bersikap sok tidak? Hari ini aku sudah melihatnya. Kamu cuma butuh satu kata dari Raja Aldiso untuk memimpin Pasukan Baja. Untuk apa kamu menyuruh Samuel untuk maju dan melakukan sebuah pertunjukan? Apa kamu pikir bisa meyakinkan orang lain? Kamu anggap mereka buta?"Intan menatapnya dengan dingin, "Kamu benar, tidak semua orang buta. Ada beberapa hal bisa disembunyikan untuk sementara, tapi tidak selamanya."Linda menyipitkan mata dan auranya jelas melemah, "Apa maksudmu?""Tidak ada maksud apa pun." Intan melewatinya da
Read more
Bab 95
Begitu Jenderal Teddi mendengar apa yang Linda katakan, dia langsung membantahnya sebelum panglima bisa mengatakan apa pun, "Melindungi apa? 15 ribu Pasukan Baja diberikan kepada Jenderal Intan untuk membunuh musuh dan kamu benar, Pasukan Baja memang berfungsi sebagai tim garda depan untuk menerobos kota dan menyerang medan perang."Linda mencibir, "Panglima benar-benar tahu budi. Kalau Pasukan Baja berhasil menerobos kota, itu akan menjadi hasil kerja keras Intan. Apa bedanya antara ini dan memberikan prestasi militer kepadanya secara langsung?"Jenderal Teddi berkata dengan marah, "Apa yang kamu katakan? Kalau dia memimpin Pasukan Baja untuk menghancurkan kota, dia sendiri yang akan mendapatkan pujiannya. Kok bisa disebut pemberian? Mungkinkah Jenderal Linda cuma ingin bertarung sendirian, sementara para prajurit bersembunyi di belakang?"Linda bertanya balik, "Maksud Jenderal Teddi adalah Jenderal Intan juga akan pergi ke medan perang? Bukannya bersembunyi di belakang dan mengambil
Read more
Bab 96
Jenderal Teddi sangat tidak setuju dan berkata, "Awalnya ini adalah masalah yang sudah diputuskan, tapi masih saja ada tantangan yang datang. Ini bukan arena persaingan, melainkan medan perang. Ini tidak baik bagi persatuan pasukan."Setelah mendengarnya, Linda merasa Jenderal Teddi takut Intan akan kalah dan ingin menghentikannya. Keyakinannya langsung meningkat dan dia berkata, "Kalau ada yang mampu, apa salahnya menantang Intan? Apakah Jenderal Teddi takut dia akan kalah? Kalau takut dia akan kehilangan muka karena kalah, kami tidak perlu bertarung lagi. Serahkan saja Pasukan Baja padaku."Jenderal Teddi mendengus, "Indah sekali mimpimu. Setelah memimpin bala bantuan ke medan perang, apa kamu pikir mereka itu bawahanmu? Alasan kenapa aku tidak membiarkanmu menantang adalah demi melindungi mukamu. Karena kamu begitu tidak tahu diri, terserah saja.""Tidak perlu bicara omong kosong lagi, Pasukan Baja tidak bisa jatuh ke tangan Intan kecuali dia mengalahkanku." Setelah mengatakan itu,
Read more
Bab 97
Kata-kata Linda agak menyentuh hati Rudi.Tidak ada yang bisa mengucapkan kata-kata yang menyentuh hati seperti Linda karena Linda bukanlah seorang ibu rumah tangga biasa. Dia adalah seorang jenderal yang memimpin pasukan di medan perang dan merupakan pahlawan yang menandatangani perjanjian perdamaian dengan Kota Uldi.Jenderal wanita yang luar biasa mengatakan tidak masalah merawatnya dan keluarganya. Hati Rudi langsung terasa hangat dan kekecewaan yang dia rasakan terhadap Linda di masa lalu juga hilang.Tantangan dilaksanakan saat matahari terbenam. Alfred hanya mengutus Darius untuk memberi tahu Intan. Intan masih berlatih di padang rumput. Setelah mendengar kabar dari Darius, dia mengangguk dan berkata, "Oke, aku mengerti."Seluruh pasukan mengetahui hal ini, jadi Marsila dan yang lainnya berlari ke padang rumput untuk mencari Intan setelah latihan.Semua orang menepuk pundaknya dan hanya memberinya dua kata, "Hajar dia."Intan tersenyum pada mereka. Dibutuhkan banyak kesabaran un
Read more
Bab 98
Suara Linda terdengar oleh para jenderal dan Pasukan Baja yang hadir.Dia bangga pada dirinya sendiri karena blak-blakan dan berbicara tanpa menghindar dari orang lain.Akan tetapi, kalimat ini membuat mereka yang sudah meremehkan Intan semakin membencinya.Suara diskusi berangsur-angsur berubah menjadi caci maki yang membuat Intan kewalahan.Marsila dan yang lainnya sangat marah hingga wajah mereka memucat. Kalau bukan karena terikat oleh peraturan militer, mereka akan melangkah maju untuk mengajari Linda bagaimana harus bersikap.Saat melihat Intan, mereka malah lebih marah lagi. Orang-orang itu sangat provokatif, tetapi Intan sama sekali tidak marah. Dia menatap Linda dengan tenang tanpa mengucapkan sepatah kata pun sebagai balasan.Intan tidak menjawab dan raut wajahnya sama sekali tidak berubah, hanya sorot matanya yang menjadi lebih gelap."Intan!" Alfred mengambil tongkat panjang dari tangan Darius dan melemparkannya kepada Intan, "Jangan pakai Tombak Bunga Persik, pakai tongkat
Read more
Bab 99
Linda panik dan menatap sepasang mata gelap Intan, kemudian melihat ternyata tongkat kayu di tangannya sama sekali tidak memiliki bekas tebasan dan diam-diam terkejut.Mungkinkah ini bukan tongkat biasa? Benar, Raja Aldiso bersikeras untuk melindunginya, jadi mana mungkin dia memberinya tongkat kayu biasa?Pasti ada yang tidak beres.Memikirkan hal ini, Linda mencibir, "Takutnya tongkat kayu ini bukan tongkat biasa. Sepertinya panglima telah memilih senjata terkuat untukmu."Tongkat itu sama panjangnya dengan Tombak Bunga Persik. Pada dasarnya itu adalah tiang kayu yang digunakan untuk membangun kemah. Selama Linda mengamatinya dengan saksama, dia bisa melihat itu hanyalah tongkat kayu biasa.Akan tetapi, Linda yakin Raja Aldiso memihak Intan dan tidak mungkin memilih tongkat kayu biasa untuk Intan dalam tantangan seperti itu.Para prajurit tidak bisa melihatnya dengan jelas karena jaraknya yang jauh. Setelah mendengar kata-kata Linda, mereka mengira itu adalah senjata yang sangat bagu
Read more
Bab 100
Linda memuntahkan seteguk darah. Tendangan itu seolah hampir membuat organ dalamnya tergeser. Rasa sakitnya begitu luar biasa hingga membuatnya tidak bisa mengeluarkan suara untuk waktu yang lama.Wajah Linda memucat dan dia tanpa sadar mengulurkan tangan untuk menyentuh lehernya. Jari-jarinya berlumuran darah dan seluruh tubuhnya gemetar tak terkendali. Bukan karena takut, melainkan karena dia tidak bisa menerima akhir seperti itu.Linda menatap Intan dengan tidak percaya. Dia belum pernah melihat seni bela diri seperti itu seumur hidupnya.Akan tetapi, bagaimana Intan bisa memiliki seni bela diri yang begitu kuat? Saat pergi karena cerai sebelumnya, Kak Rudi berkata dia bisa menerbangkan bunga, memetik daun dan menyerang orang. Saat itu Linda hanya menganggap itu lucu, tapi sekarang dia sudah mengerti. Hatinya tiba-tiba dipenuhi dengan kecemburuan seolah digigit ribuan semut.Kekalahan yang begitu cepat menghancurkan reputasinya. Sebelumnya dia memberi tahu para bala bantuan bahwa In
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status