Semua Bab Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan: Bab 91 - Bab 100
166 Bab
Mencoba Jujur
“Apa kamu bilang?” Emily langsung melotot mendengar jawaban Alaric.Alaric hanya menahan tawa melihat istrinya itu emosi. Dia menghela napas kasar lantas mencoba menjelaskan.“Aku sama sekali tidak bermaksud berbohong. Saat itu posisiku sulit. Jika aku jujur, lalu kamu tak terima dan melaporkannya ke polisi, maka posisiku di keluarga dan di mata publik akan terancam,” ujar Alaric akhirnya menjelaskan.Emily diam mendengar ucapan Alaric. Meski alasannya masuk akal, tapi tetap saja baginya menyakitkan.“Kamu lebih mementingkan warisan!” ketus Emily kesal.“Karena banyak yang aku perjuangkan di sini, bukan hanya aku tapi juga Mama. Aku hanya berusaha terlihat baik dan menghindari masalah,” balas Alaric menjelaskan.“Aku benar-benar tak berniat terus berbohong, tapi aku hanya mencari waktu yang tepat. Tapi ternyata sebelum aku jujur, sudah ada tangan jahil yang berusaha menghancurkan kepercayaanmu kepadaku,” ujar Alaric lagi.Emily pun terdiam mendengar penjelasan Alaric, hingga dia menol
Baca selengkapnya
Orangtua Overthinking
“Ceritanya sudah balikan?”Claudia menatap Emily yang sedang mengemas barang lantas melirik Alaric yang duduk di ruang tamu.“Sudah,” jawab Emily tanpa rasa malu sama sekali setelah bertengkar dengan suaminya.“Dih, gitu lho ngapain sampai minggat? Harusnya kamu tuh ga usah pakai acara pergi segala, tinggal bicarakan juga kelar, kenapa harus pakai acara diem-dieman.” Claudia menggeleng kepala setelah bicara karena merasa tingkah sahabatnya itu lucu.“Kamu juga diem-dieman saat bertengkar dengan adikku!” ledek Emily.“Itu beda!” sanggah Claudia.Emily menghela napas kasar. Dia menoleh ke pintu kamar yang terbuka, melihat Alaric yang menunggunya di sana.“Bukan sekadar marah, aku hanya sekadar memberinya shock therapy agar dia tak melakukan hal itu lagi,” ujar Emily menjelaskan.“Shock therapy apanya? Yang ada kamu shick shack shock kalau suamimu cuek,” balas Claudia yang tahu betul kalau Emily tak mau disalahkan atas keputusan yang dibuat.Emily hanya tertawa mendengar balasan Claudia.
Baca selengkapnya
Kerjasama
Farrel masuk ke salah satu private room di klub itu. Dia melihat seorang pria yang sudah duduk di sana. Farrel belum bisa melihat pasti wajah pria yang hendak menemuinya karena ruangan itu begitu gelap. “Duduklah.” Suara pria bernada tegas terdengar, membuat Farrel duduk di salah satu sofa. Farrel pun akhirnya melihat siapa pria yang menghubunginya. “Kupikir kamu takkan percaya dengan pesanku,” ucap Gio sedikit mencondongkan tubuh untuk meraih gelas yang ada di meja. Farrel masih memperhatikan Gio yang sama sekali tak dikenalnya. “Kamu tidak berusaha membohongiku, kan?” tanya Farrel agak waspada. Gio sedang menenggak minumannya saat mendengar pertanyaan Farrel. Pria itu memulas senyum setelah selesai minum, dia bahkan menuangkan minuman berwarna coklat ke gelas kaca yang ada di meja. “Untuk apa membohongimu? Aku benar-benar ingin menawarkan kerjasama,” ucap Gio sambil mengulurkan gelas kaca berisi minuman ke Farrel. Farrel masih menatap tak langsung mengambil gelas dari tangan
Baca selengkapnya
Besar Kepala
“Tidak apa-apa jika kalian masih mau menginap di sini. Tapi, kalau memang kurang enak badan atau sakit, jangan disembunyikan seperti kemarin,” ucap Mia ke Emily. “Iya, Emi. Kalau sakit itu bilang, jangan diam-diam saja. Kalau kamu kenapa-kenapa gimana? Biasanya juga kalau sakit selalu manja, kenapa sekarang malah sembunyi-sembunyi?” Aruna ikut menimpali. Emily langsung malu mendengar ucapan sang mami, membuatnya terlihat seperti anak kecil di depan mertua. “Sekarang sudah ada Al, kalian jangan cemas,” balas Emily agar dua wanita itu tidak mencurigai atau mencemaskannya lagi. Emily melirik Alaric yang berdiri di sampingnya, menebak jika pria itu pasti besar kepala karena ucapannya. Mia dan Aruna langsung melirik sambil saling senyum mendengar balasan Emily, mereka pun akhirnya pamit setelah makan malam di apartemen itu. Emily dan Alaric mengantar orang tua mereka sampai di depan pintu, lantas kembali masuk setelah memastikan ibu mereka masuk lift. “Sekarang sudah ada aku yang me
Baca selengkapnya
Mencari Partner
“Sepertinya kamu harus waspada.” Alaric langsung menatap Billy yang baru saja mengatakan itu. “Ada informasi apa?” tanya Alaric karena tahu maksud ucapan Billy. Billy menggoyangkan kursi yang diduduki, dua tangan tampak memainkan pulpen. “Gio merekrut orang untuk melawanmu,” ucap Billy. Alaric diam dengan tatapan tajam mendengar ucapan Billy. “Dia masih ingin melawanku?” Alaric benar-benar tak senang akan hal itu. “Ya, tentu saja.” Billy meletakkan pulpen di meja, lantas memandang Alaric yang terlihat tak senang sama sekali. “Dia takkan menyerah sebelum kamu mundur dari jabatanmu dan melepas semua milikmu. Dia pasti akan melakukan segala cara meski kamu sudah memperingatkan,” ucap Billy sambil menatap Alaric yang terlihat kesal. Alaric mengepalkan telapak tangan. Dia benar-benar tak menyangka jika Gio akan semakin menjadi-jadi setelah dirinya menikah. “Ternyata dia tak mau berhenti meski sudah kalah,” geram Alaric. “Dia takkan berhenti sebelum kamu mati!” timpal Billy yang
Baca selengkapnya
Bisa Badas
“Al, Mama mau bicara sebentar,” ucap Mia saat Alaric baru saja pulang bekerja bersama Emily. Alaric menatap Mia yang agak cemas. Dia menoleh Emily yang berdiri di sampingnya. “Naiklah ke kamar dulu,” kata Alaric ke Emily. Emily mengangguk dengan seulas senyum, lantas memilih meninggalkan suaminya bersama sang mertua. Mia dan Alaric menatap Emily yang pergi menaiki anak tangga, hingga Mia mengajak Alaric duduk lebih dulu. “Apa ada masalah?” tanya Alaric saat melihat sang mama cemas. “Apa kamu tahu soal kabar Gio mau menikah?” tanya Mia. Alaric terkejut mendengar ucapan sang mama, lantas menggelengkan kepala untuk menjawab. “Dia mau menikah? Dengan Aster?” tanya Alaric memastikan. “Entah, mama tidak tahu,” jawab Mia karena tak yakin. “Tadi kakekmu mendapat kabar kalau besok malam Gio akan mengadakan makan malam untuk memperkenalkan calon istrinya, itu berarti bukan Aster,” ucap Mia menjelaskan apa yang diketahuinya dari sang ayah mertua. Alaric pun diam sambil berpikir. Tentu
Baca selengkapnya
Calon Istri
Malam itu Emily sedang bersiap-siap untuk ikut ke acara makan malam yang diadakan keluarga Gio.Meski dirinya malas karena perbuatan Gio yang terus berusaha merusak hubungannya dengan Alaric, tapi Emily harus tetap ikut untuk menjaga nama baik keluarga Alaric.“Kamu sudah siap?” tanya Alaric saat mengecek Emily di kamar ganti.Emily menoleh suaminya. Dia baru saja selesai memakai anting.“Apa penampilanku berlebihan?” tanya Emily meminta pendapat. Dia tak mau mempermalukan suaminya jika berpenampilan buruk.Alaric mendekat ke Emily, lantas memperhatikan gaun hingga perhiasan yang dipakai istrinya itu.“Tidak sama sekali. Bahkan ini sempurna dan sangat cocok denganmu,” jawab Alaric memuji istrinya itu.Emily tersipu malu mendapat pujian itu. Sejak berbaikan, Alaric jadi lebih sering memujinya.“Ayo!” ajak Alaric karena Emily sudah siap.Emily mengangguk lantas menggandeng tangan suaminya itu.Mereka berangkat menggunakan mobil sendiri, sedangkan Bobby dan Mia pergi menggunakan mobil la
Baca selengkapnya
Pandai Akting
Anggota keluarga lain mengucapkan selamat dan senang dengan kehadiran Selena, tapi tidak dengan Emily.“Apa maksudnya ini?” Emily benar-benar tak memprediksi semua ini.“Kecurigaanku benar, pasti ada sesuatu,” gumam Alaric sambil menoleh Emily.Emily pun tak menyangka jika Selena akan menikah dengan Gio padahal rivalnya itu baru merebut Farrel darinya.“Dia benar-benar busuk, kan? Dia selalu berusaha mengambil apa pun yang aku miliki, apakah ini salah satu rencana untuk mendapatkan apa yang aku miliki?” Emily menoleh Alaric hingga keduanya saling tatap.Alaric mengajak Emily berdiri, lantas berbisik, “Tetaplah tenang.”Emily mencoba tenang meski rasanya berat karena yang ada di hadapannya sekarang adalah musuh yang terus berusaha menjatuhkannya.Alaric dan Emily terpaksa menemui Selena karena menjaga nama baik Mia.Saat Emily dan Alaric berjalan mendekat ke Selena yang sedang menerima selamat dari anggota keluarga lain, wanita itu menatap Emily sambil tersenyum tipis.“Kamu pasti tida
Baca selengkapnya
Obsesi ke Emily
“Kamu yakin mau makan di tempat seperti ini?” tanya Alaric sambil menatap heran ke Emily.“Iya, memangnya kenapa?” Emily melepas sabuk pengaman ingin segera turun dari mobil.Alaric tak bisa mencegah keinginan Emily. Dia pun akhirnya turun mengikuti Emily yang ingin makan di tenda pinggir jalan daripada di restoran mewah.“Dulu waktu masih kuliah, aku sama Claud sering makan di pinggir jalan. Nyari suasana baru, ga melulu di retoran atau kafe,” ucap Emily sambil mengulurkan tangan ke Alaric untuk mengajak suaminya itu.Alaric menatap Emily yang terlihat senang, tiba-tiba saja terbesit sebuah kerinduan dalam pancaran matanya.“Ada apa?” tanya Emily keheranan karena tatapan suaminya agak berbeda.Alaric tersenyum tipis sambil menggeleng kepala pelan. Dia pun meraih tangan Emily, lantas keduanya berjalan menuju warung tenda bersama.“Kamu alergi seafood, ga?” tanya Emily saat akan memesan.“Tidak,” jawab Alaric.“Oke,” balas Emily lantas memesan menu tanpa bertanya apa yang diinginkan Al
Baca selengkapnya
Membuat Rencana Licik
“Jika Emily benar hamil, maka bisa jadi semua orang akan semakin menyayangi dan melindunginya.”Selena menggigit ujung kuku setelah mengatakan itu. Dia mendadak cemas jika tak bisa menggeser posisi Emily.Gio melirik Selena yang terlihat cemas. Dia sedang menuang minuman ke gelas, setelahnya mendekat ke wanita itu sambil membawa dua gelas berisi minuman.Mereka pergi ke apartemen milik Gio setelah makan malam selesai, tentu saja keduanya ke sana untuk membahas rencana mereka setelah mendeklarasikan pernikahan mereka.“Itu tugasmu. Kamu harus memikirkan cara agar bisa membuat Emily tak memiliki posisi di keluarga,” ucap Gio sambil menyodorkan salah satu gelas ke Selena.Selena menatap pria itu, lantas menerima gelas yang disodorkan.“Kamu wanita cerdas. Jika kamu bisa merebut apa pun darinya, kamu juga pasti bisa membuatnya tersingkirkan dari posisinya sekarang,” ucap Gio lagi lantas menenggak minuman yang ada di gelas.Selena terdiam sejenak, lantas membalas, “Jika aku hamil, dia tida
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status