All Chapters of Madu Untuk Mantan Mertua: Chapter 21 - Chapter 30
63 Chapters
BAB 21
TING! TONG!Suara bel pintu terus berbunyi yang membuat Anya melihat ke arah jam, ternyata jam sudah menunjukkan pukul enam pagi.“Sial, aku kesiangan karena begadang kemarin.” Gumam Anya.Dia memang tidak bisa tidur kemarin karena terus memikirkan David dan hubungan mereka ke depannya.Ketika bel apartemen terus berbunyi membuatnya langsung bangun dan mengikat rambutnya menjadi satu dan kemudian membuka pintu.Dia cukup terkejut karena yang datang adalah barisan pria berjas hitam dengan earphone di salah satu telinganya dan kaca mata hitam yang menggantung di mata mereka saat ini.“Kalian sapa?” Tanya Anya dengan bingung.“Selamat pagi nyonya besar, saya adalah pengawal pribadi tuan yang sebentar lagi akan menjadi pengawal anda. Kami ingin menjemput anda untuk tinggal di mansion utama.” Ucap salah satu pria yang berdiri paling depan disana.Anya cukup terkejut meskipun kemarin sudah diberitahu oleh David, tapi tetap saja ini membuatnya kaget.“Aku belum siap-siap, tunggu sebentar dan
Read more
BAB 22
“Bagaimana dengan mansion ini? Apakah kamu nyaman?” Ucap David saat mereka berdua tengah makan malam bersama.Anya mengangguk dan tak menjawab lebih.“Bagus, besok akan ada yang datang untuk melatihmu mengurus keuangan rumah tangga dan minggu depan kita akan menikah secara agama maupun negara.” Ucap David yang membuat Anya terkejut.“Negara?” Beo Anya.David mengangguk, menatap Anya dengan serius. "Ya, kita akan menikah secara hukum. Itu akan memperkuat posisi kita dan membuat rencana ini lebih meyakinkan di mata semua orang."Anya merasa sedikit cemas mendengar hal itu. "Tapi bukankah kita hanya perlu menikah secara agama untuk rencana ini?" tanyanya.David menghela napas. "Menikah secara negara akan memberikan kita perlindungan hukum dan kekuatan yang lebih besar. Selain itu, itu akan membuat semua orang yakin bahwa pernikahan kita nyata dan bukan hanya sandiwara. Aku tahu ini mungkin terasa berlebihan, tapi ini penting untuk memastikan rencana berjalan lancar."Anya terdiam, mempro
Read more
BAB 23
Anya terdiam menatap seorang wanita cantik dengan dandanan glamour yang menunjukkan statusnya yang cukup tinggi, terlihat juga auranya begitu kuat yang membuat orang tak bisa mengalihkan pandangannya.Nersa, nama wanita itu. Dia adalah keturunan dari keluarga Pradana, keluarga terpandang yang memiliki aset puluhan triliun rupiah.“Selamat pagi, Nyonya Baskara. Apakah sudah siap untuk pelatihan hari ini?” Ucap wanita itu dengan lembut dan anggun.Dia akan mengajari Anya kelas sosialita yang akan dia hadapi beberapa pelan kedepan.Anya menelan ludah, mencoba menyembunyikan rasa gugupnya di hadapan Nersa. “Selamat pagi, Nyonya Pradana. Ya, saya sudah siap,” jawabnya dengan senyum sopan.Nersa mengangguk anggun. "Bagus sekali. Mari kita mulai. Ada banyak hal yang perlu kita bahas dan persiapkan. Dunia sosialita bisa sangat menuntut, dan kamu harus siap menghadapi segala situasi."Anya mengikuti Nersa ke ruang tamu yang sudah diatur sedemikian rupa untuk sesi pelatihan. Ruangan itu dihiasi
Read more
BAB 24
Sudah empat hari Anya mulai melatih skill untuk masuk ke dunia sosial.Nersa tersenyum puas ketika Anya berhasil mempraktikkan semua yang telah diajarkan dengan sangat sempurna. "Kamu belajar dengan cepat, Anya," katanya dengan nada puas. "Aku yakin kamu akan bisa menghadapi dunia sosialita dengan baik."Anya merasa lega mendengar pujian itu. "Terima kasih, Nersa. Semua ini berkat bimbinganmu." Ucapnya, kini wanita itu sudah seperti temannya dan mereka sudah cukup akrab di hari kedua mereka latihan.Nersa mengangguk. "Latihan yang konsisten dan ketekunanmu yang membuat perbedaan. Aku yakin kamu akan tampil luar biasa di acara-acara sosial yang akan datang."Setelah sesi latihan selesai, Anya mengajak Nersa untuk minum teh di rumah kaca untuk menikmati waktu sore itu.Setelah pelayan menyeduhkan teh, Anya dan Nersa menikmati teh hangat itu dengan anggun.“Apakah persiapan pernikahanmu sudah selesai? Aku masih terkejut saat tuan David mendatangiku secara langsung untuk melatih calon ist
Read more
BAB 25
Di bandara, Anya terlihat sangat gugup menunggu pesawat pamannya tiba di jakarta.“David, aku takut paman kecewa denganku karena aku bercerai dengan Dimas tanpa membicarakan pada pamanku.” Ucap Anya pada David yang setia di sampingnya sejak tadi bahkan rela menunda rapat pentingnya untuk menemaninya menjemput pamannya.David meremas tangan Anya dengan lembut, memberikan dukungan dan kenyamanan. "Anya, pamanmu mencintaimu dan hanya ingin yang terbaik untukmu. Aku akan jelaskan semuanya kepadanya dengan jujur. Aku yakin dia akan mengerti."Anya mengangguk, meski rasa gugupnya belum sepenuhnya hilang. Tak lama kemudian, pesawat yang ditunggu mendarat dan penumpang mulai keluar dari gerbang kedatangan. Anya memperhatikan dengan cemas, mencari wajah pamannya di antara kerumunan."Aku melihatnya," bisik Anya saat melihat Handoko berjalan menuju mereka. Dia tampak serius, tapi tidak marah, yang membuat Anya merasa sedikit lega."Paman," sapa Anya dengan suara lembut saat Handoko mendekat.
Read more
BAB 26
“Mas, aku sangat senang liburan ke Bali. Kapan-kapan kita liburan lagi ya.” Ucap Anggun saat mereka menunggu pesawat mereka.Sudah satu minggu mereka menikmati bulan madu di Bali, bahkan sekarang muatan mereka bertambah banyak karena Anggun yang membeli banyak oleh-oleh dan baju disana.“Ya, yang penting kamu dan anak kita bahagia.” Ucap Dimas dengan lembut.Anggun tersenyum saat Dimas mengelus perutnya.“Tapi sayang, bukankah calon bayi kita masih tiga bulan? Kenapa perutmu sudah seperti lima bulan ya?” Tanya Dimas yang menunjukkan kebingungannya.Anggun tersenyum, mencoba menutupi kegugupannya. "Mungkin karena aku makan banyak selama liburan ini. Lagipula, setiap kehamilan berbeda, bukan?" jawabnya dengan nada santai.Dimas tertawa kecil dan mengangguk. "Mungkin kamu benar. Yang penting kamu dan bayi kita sehat."Namun, di dalam hatinya, Anggun merasa cemas. Dia tahu bahwa dia harus menjaga rahasia ini dengan baik.Setelah beberapa saat, panggilan untuk naik pesawat terdengar. Dimas
Read more
BAB 27
“Kamu lebih diam, kenapa? Apa Nersa menyakitimu?” Tanya David dengan datar saat mereka makan malam.“Eh.. Tidak, dia sangat baik. Aku hanya memikirkan sesuatu.” Ucap Anya.“Apa?” Tanya David dengan penasaran.“Bukan apa-apa, ini udang ayo makan.” Ucap Anya mengalihkan perhatian David sambil menaruh lauk di atas piring pria itu.David memandang Anya sejenak, seolah mencoba membaca pikirannya, lalu tersenyum tipis. "Baiklah, kalau begitu," katanya, menerima udang yang diberikan Anya.Mereka melanjutkan makan dalam keheningan sejenak sebelum David berbicara lagi. "Anya, aku tahu ini semua tidak mudah untukmu. Jika ada sesuatu yang mengganggumu, kamu bisa memberitahuku. Kita adalah keluarga."Anya berhenti sejenak, menatap David. "Aku tahu, David.” Ucapnya sambil tersenyum.Hingga akhirnya Anya memutuskan untuk langsung pergi ke kamar setelah makan malam selesai.David yang melihat itu langsung menghubungi Nersa dia perlu tahu apa yang sedang dipikirkan wanita itu.*********Sementara itu
Read more
BAB 28
“Regina?” Gumam Anya dengan wajah terkejut.Dia tak menyangka jika wanita itu akan terbang ke jakarta saat ini.“Anya, kamu tidak apa-apa?” Tanya Nersa yang melihat perubahan hati Anya saat ini.Anya segera menggeleng, dia berpikir mungkin ini adalah waktunya dia menghadapi mantan ibu mertuanya saat ini.Hingga Regina menyadari keberadaan Anya disana.“Oh kamu disini juga?” Suara sinis dan mengejek terdengar jelas disana.Anya menatap datar Regina, sedangkan Nersa bingung dengan wanita tua yang berlaku tidak sopan dengan temannya.Anya menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Ya, aku di sini, Tante. Apa kabar?" tanyanya dengan suara tenang sambil menekan sebutan manan mertuanya dengan kata ‘tante’ disana.Regina mengangkat alisnya, menunjukkan tatapan meremehkan. "Aku baik-baik saja. Hanya terkejut melihatmu di butik ini. Gaun seperti ini mungkin terlalu mahal untukmu, bukan?"Nersa yang mendengar komentar tersebut, merapatkan bibirnya dan menatap Regina dengan tajam.
Read more
BAB 29
“Mas, dimana alamatmu? Aku ingin tinggal disana, aku tidak ingin tinggal di hotel.” Ucap Regina diseberang telepon.David memijat pelipisnya saat melihat Regina yang tampak rewel disana.“Bawahanku akan menjemputmu dan membawamu pulang ke kalimantan malam ini.” Ucap David dengan tegas.Regina mendengus kesal di seberang telepon. "Aku tidak ingin kembali ke Kalimantan, David. Aku ingin tinggal di Jakarta untuk sementara waktu. Tolong, biarkan aku tinggal di rumah kita yang di jakarta."David menghela napas panjang, mencoba mempertahankan ketenangannya. "Regina, Jika kamu masih keras kepala, uang bulananmu tidak akan aku berikan lagi. Besok pagi bawahanku akan membawamu kembali ke kalimantan dan malam ini kamu tinggal di hotel.” Tegas David lalu mematikan sambungan teleponnya.Kemudian dia berbalik untuk menghampiri Anya yang masih disana bersama Kevin dan keluarganya.“Ayo pulang.” Ucap David pada Anya.“Kenapa buru-buru?” Tanya Kevin karena masih ingin mengobrol dengan mereka.David m
Read more
BAB 30
“Mas, kamu lihat apa? Kamu terlihat begitu serius menatap layar ponsel.” Ucap Anggun dengan penasaran sambil menaruh kopi pagi pria itu.Dimas segera mematikan layar ponselnya agar Anggun tak melihat jika dia saat ini sedang melihat akun sosial media Anya.“Tidak, hanya ada pekerjaan penting saja.” Bohongnya.Anggun mengangkat alisnya, sedikit curiga tetapi memutuskan untuk tidak mempermasalahkannya. "Baiklah, kalau begitu. Tapi jangan terlalu tegang, ya. Hari ini kan kita punya rencana untuk pergi ke taman dengan teman-teman."Dimas tersenyum tipis dan mengangguk. "Iya, aku tahu. Aku akan bersiap-siap."Anggun memberikan ciuman di pipi Dimas sebelum beranjak keluar dari ruangan. Setelah dia pergi, Dimas menghela napas dalam-dalam.Lalu melihat kembali story Anya yang tampak sangat cantik dengan gaun yang sepertinya mahal.“Apa dia sudah menemukan pria kaya lain? Dia terlihat semakin cantik.” Gumam Dimas.Sementara itu, di mansion David, Anya sedang menikmati sarapan di teras dengan p
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status