Semua Bab Madu Untuk Mantan Mertua: Bab 51 - Bab 60
63 Bab
BAB 51
Di dapur, Regina tampak sangat sibuk dengan bi Narsih yang sudah pulang dari kampungnya. Mereka seperti sedang membuat sesuatu yang membuat Anya penasaran.Tapi dia tak bertanya dan mengamati mereka, hingga saat David datang Regina langsung mendekati pria itu.“Mas, aku buatkan ayam kecap kesukaanmu.” Ucapnya dengan nada yang begitu manis yang membuat Anya mengerutkan dahinya dengan bingung.David tersenyum tipis menanggapi Regina, tetapi tatapannya beralih kepada Anya yang berdiri di dekat pintu dapur. "Ya. Terima kasih. Tapi aku ingin tahu pendapat Anya juga. Apakah dia sudah mencoba masakanmu?"Anya yang mendengar percakapan itu merasa semakin curiga. Regina yang selama ini tidak pernah mau repot-repot di dapur tiba-tiba menunjukkan perhatian. Namun, dia tetap tenang dan mendekat ke meja."Terima kasih, Regina. Kamu terlihat sangat sibuk di dapur. Apa ada sesuatu yang istimewa hari ini?" tanya Anya dengan nada datar.Regina tersenyum tipis, berusaha menampilkan wajah tanpa rasa ber
Baca selengkapnya
BAB 52
“Mereka dimana, bi?” Tanya Regina yang baru keluar dari kamar tapi tak melihat adanya David dan Anya di rumah.Bi Narsih yang tadinya membereskan rumah langsung berhenti dan berbalik, “Saya kurang tahu, nyonya. Tapi tuan tadi terlihat buru-buru pergi bersama nyonya Anya.” Ucap bi Narsih.Regina mengerutkan kening, merasa penasaran. "Buru-buru pergi bersama Anya? Ada apa?" gumamnya sendiri.Dia berjalan menuju ruang tamu, mencoba menghubungi David melalui ponselnya, tetapi tidak ada jawaban. Dengan perasaan tidak tenang, Regina memutuskan untuk menunggu di rumah, berharap mendapatkan jawaban segera.Sementara itu, David dan Anya sedang dalam perjalanan menuju ke rumah mereka setelah pulang dari rumah sakit.“Aku akan mengatakan pada bi Narsih nanti untuk memasakkan masakan yang sehat untukmu.” Ucap David saat mereka masih di dalam mobil."Terima kasih, Mas. Aku akan sangat berterima kasih untuk itu," balas Anya sambil tersenyum.Mobil mereka melaju pelan memasuki halaman rumah. Ketika
Baca selengkapnya
BAB 53
“Minum ini.” Ucap David dengan lembut saat masuk ke dalam kamar Anya sambil membawakan segelas susu ibu hamil untuknya.Anya menggeleng, “Perutku tidak nyaman, rasanya aku ingin memuntahkan segala makanan yang masuk ke dalam perutku.” Ucap Anya.David duduk di tepi tempat tidur, menatap Anya dengan penuh perhatian. "Aku mengerti, sayang. Tapi kamu perlu nutrisi untuk dirimu dan bayi kita. Cobalah minum sedikit demi sedikit, oke?"Anya menghela napas, tetapi menerima gelas susu itu. "Baiklah, aku akan mencoba," katanya, mengambil sedikit tegukan. Wajahnya meringis sejenak, tetapi dia memaksakan diri untuk minum lebih banyak.David mengusap punggung Anya dengan lembut. Di luar kamar, Regina mengintip dengan rasa cemburu yang semakin membesar. Dia merasa semakin terpinggirkan di rumahnya sendiri. "Aku harus menemukan cara agar bisa tetap di sini tanpa terus-menerus merasa seperti orang luar," pikir Regina dalam hati.David dan Anya tidak menyadari bahwa Regina sedang mengamati mereka.
Baca selengkapnya
BAB 54
Liburan kali ini Anya memilih destinasi wisata di pulau Derawan, meskipun jauh dari tempat tinggal mereka David menuruti keinginan istrinya tersebut.Hamil muda tak membuat semangat Anya menurun, bahkan dia terlihat sangat senang.“Airnya sangat biru, Mas. Aku tidak salahkan memilih tempat?” Ucapnya dengan semangat.David tersenyum melihat kegembiraan Anya. "Kamu tidak salah pilih, sayang. Tempat ini memang indah sekali," katanya sambil memandang laut yang biru jernih di depan mereka.Mereka tiba di resor di Pulau Derawan, di mana pemandangan pantai yang menakjubkan menyambut mereka. David membantu Anya turun dari kapal dan memastikan semua barang bawaan mereka dibawa ke kamar yang telah mereka pesan.Setelah check-in dan beristirahat sejenak di kamar mereka yang nyaman dengan pemandangan langsung ke laut, David mengajak Anya berjalan-jalan di sekitar pulau. "Ayo kita lihat-lihat sekeliling. Pasti banyak tempat indah yang bisa kita kunjungi," ajak David.Anya mengangguk antusias, "Ayo
Baca selengkapnya
BAB 55
“Mas, hati-hati yaa. Semoga penerbanganmu bisa lancar dan selamat sampai jakarta.” Ucap Anya dengan lembut sambil memegang tangan David.David tersenyum meskipun ada sedikit keraguan untuk meninggalkan Anya sendiri disini dengan kondisi hamil muda.“Apa kamu yakin tak ingin ikut ke jakarta? Jujur aku ragu meninggalkanmu sendiri.”Anya mengangguk sambil tersenyum lembut. "Aku yakin, Mas. Aku akan baik-baik saja. Ini hanya beberapa hari, dan aku butuh waktu untuk menyelesaikan rencana ku terhadap Dimas. Kamu tahu ini penting bagiku."David menghela napas, masih merasa cemas. "Baiklah, tapi aku ingin kamu selalu waspada. Jangan biarkan siapa pun mendekatimu terlalu dekat, terutama Regina."Anya mengangguk dengan serius. "Aku mengerti, Mas. Aku akan sangat berhati-hati. Aku juga akan menghubungimu setiap saat untuk memberi kabar."David mencium kening Anya dengan lembut. "Aku akan selalu menghubungimu. Jika ada apa-apa, segera beri tahu aku. Jangan ragu untuk meminta bantuan.""Baik, Mas.
Baca selengkapnya
BAB 56
Di depan pintu rumah sakit, Johan tampak sangat frustasi menunggu hasil pemeriksaan Anya.Bahkan saat perawat mengatakan jika dia juga butuh dirawat intensif tapi dia menolak.“Obati luka saya saja disini.” Ucap Johan dengan dingin.Dia tak bisa tenang jika belum mendengar kabar nyonyanya, bahkan dia belum bisa menghubungi David karena masih dalam penerbangan.Johan duduk di ruang tunggu dengan wajah penuh kecemasan dan rasa sakit yang terus mendera punggungnya. Perawat membersihkan dan merawat lukanya sebisanya di tempat, meskipun mereka berulang kali mengingatkan bahwa Johan seharusnya dirawat secara intensif.Beberapa waktu kemudian, seorang dokter keluar dari ruang pemeriksaan dan menghampiri Johan. "Pak Johan?" panggilnya.Johan segera berdiri meskipun dengan rasa sakit yang luar biasa. "Bagaimana keadaannya, Dokter?"Dokter menghela napas sejenak sebelum menjawab, "Nyonya Anya mengalami benturan yang cukup keras, saya sudah berusaha mempertahankan janinnya. Tapi sayangnya tidak
Baca selengkapnya
BAB 57
Silau lampu di rumah sakit membuat Anya yang baru sadar sedikit menyipitkan matanya karena cahaya terlalu banyak masuk di pandangannya.Seluruh tubuhnya terasa remuk hingga ingatannya kembali pada kecelakaan yang dia alami.Saat dia merasakan ada tangan yang terus menggenggamnya, dia langsung menoleh ke belakang dan melihat David yang tidur sambil duduk di sampingnya.“M-mas..” Suaranya sangat serak karena tenggorokannya yang sangat kering.David terbangun mendengar suara serak Anya. Dia segera menatap istrinya dengan penuh kekhawatiran dan kelegaan. "Sayang, kamu sudah sadar," ucapnya dengan lembut, menggenggam tangan Anya lebih erat.Anya mengangguk pelan, mencoba mengingat kejadian terakhir yang dialaminya. "Mas, apa yang terjadi? Aku... aku merasa sakit sekali, seluruh tubuhku seperti akan remuk" ucapnya dengan suara lemah.David menghela napas, berusaha menenangkan dirinya sebelum memberikan penjelasan. "Kamu mengalami kecelakaan, sayang. Rem mobil tidak berfungsi. Kamu terluka c
Baca selengkapnya
BAB 58
“Tuan, saya sudah menemukan pelakunya.” Bisik Johan pada David saat masih di ruang rawat inap Anya.David yang mendengar itu mengangguk sedangkan Johan pergi dari sana.“Ada apa?’ Tanya Anya dengan penasaran.David tersenyum, “Ada urusan pekerjaan, apa kamu tak masalah aku tinggal sebentar?”Anya mengangguk meskipun sedikit cemas. "Tidak masalah, Mas. Pergilah. Aku akan baik-baik saja di sini."David memberikan ciuman lembut di dahi Anya sebelum meninggalkan kamar. "Aku akan segera kembali. Istirahatlah, sayang."David mengikuti Johan ke ruangan yang lebih tenang. "Ceritakan semuanya," perintahnya dengan suara rendah tapi tegas.Johan mengeluarkan beberapa dokumen dan foto. "Ini adalah bukti yang saya temukan, Tuan. Rem mobil itu sengaja dirusak. Pelakunya adalah Dimas dan Anggun. Mereka bekerja sama dengan seorang mekanik yang dibayar untuk merusak rem mobil kita."David menatap foto-foto itu dengan mata yang berkilat marah. "Jadi, mereka benar-benar melakukannya. Mereka mencoba memb
Baca selengkapnya
BAB 59
“Mas, kamu akan pergi lagi?” Tanya Regina saat melihat David keluar dari ruang kerjanya kemudian ingin menuju pintu keluar.David yang mendengar itu langsung menghentikan langkah kakinya dan melirik ke arah Regina, “Setelah ini angkat kakimu dari rumah ini dan bawa anak dan mantumu keluar.” Ucap David dengan dingin.Regina terdiam, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Mas, apa maksudmu? Kamu tidak bisa mengusir kami begitu saja. Ini rumahku juga."David menatap Regina dengan dingin. "Rumah ini milikku, bukan milikmu. Kau sudah melewati batas dengan mencoba membunuh istri dan anakku. Aku tidak akan mentolerir kejahatanmu lagi."“Anak? Anya hamil?” Tanya Regina dengan terkejut karena dia tak tahu tentang hal itu.
Baca selengkapnya
BAB 60
“Wah memang Anj*ng ya tuh nenek-nenek! Besok aku dan Nersa terbang ke kalimantan. Aku akan memberikan apa namanya kesengsaraan!!” Umpat Angel melalui panggilan video saat dia mendengar kabar sahabatnya berada di rumah sakit akibat kecelakaan dan parahnya mengalami keguguran.“Tidak perlu, Ngel. Bukannya kamu akan sidang skripsi besok? Lebih baik kamu fokus aja.” Ucap Anya untuk menenangkan sahabatnya itu.“Setelah sidang, aku dan Nersa akan berangkat. Aku tak perlu izin darimu, Anya. Dia telah menghilangkan calon keponakanku yang lucu!!”Anya tersenyum lemah, mengerti betapa marah dan khawatirnya sahabatnya itu. "Angel, aku tahu kamu peduli padaku, tapi aku tidak ingin kamu melewatkan sidang skripsi. Itu sangat penting. Aku sudah merasa lebih baik sekarang, dan David sudah mengambil tindakan untuk mengatasi semua ini."Angel menghela napas, mencoba menenangkan diri. "Aku tahu, Anya. Tapi aku tidak bisa hanya diam saja setelah apa yang mereka lakukan padamu. Aku ingin memastikan mereka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status